11/09/08

Gerakan Mahasiswa; Perjuangan Politik Yang Malu-Malu

Gerakan mahasiswa—dengan tidak menafikan kelebihan dan kelemahannya, telah menjadi salah satu kekuatan signifikan dalam konteks perubahan ekonomi-politik di Indonesia. Beberapa proses politik kekuasaan di Indonesia tidak terlepas dari buah tangan gerakan mahasiswa, baik dalam aktifitas lansung maupun dengan bentuk-bentuk solidaritas. Agaknya, dalam membicarakan gerakan mahasiswa Indonesia perlu di lihat konteks sosial-histori (baca; kurun sejarah) dan dinamika politik yang membentuknya. Karena gerakan mahasiswa secara objektif digerakkan oleh kondisi-kondisi material baik dalam lingkungan sosial kampus, maupun lingkungan ekonomi –politik sekitarnya yang menyesaki dada para mahasiswa. Maka, sudah seharusnya pilihan tindakan yang diambil merupakan ukuran-ukuran politis dalam kaitan dengan Negara (State). Penjelasan ini sekaligus membenarkan kesimpulan bahwa sebenarnya sejak awal gerakan mahasiswa Indonesia sudah mengambil bentuk perjuangan politik. Kalaupun ada periodeisasi terhadap gerakan mahasiswa, itu hanya dalam kepentingan seberapa jauh dan mendalam pengaruh tindakan politik mahasiswa mempengaruhi struktur kekuasan politik yang menindas.

Setidaknya, tindakan-tindakan yang merendahkan perjuangan mahasiswa dalam batasan-batasan perjuangan moral ataupun semacam reaksi spontan terhadap keadaan adalah sebuah pandangan ahistoris, dan tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Demikian pula, dengan upaya-upaya untuk membatasi perjuangan-perjuangan politik mahasiswa hanya sebagai agen koreksi, atau ekstra-parlemen ansich, hanyalah sebuah bentuk pengkhianatan besar terhadap proses perjuangan mahasiswa Indonesia. kami (LMND) sudah sejak awal menegaskan dan memposisikan perjuangan politik sebagai bentuk perjuangan pokok gerakan mahasiswa Indonesia untuk saat ini.
Memaknai Perjuangan Politik Mahasiswa!
Perjuangan politik sebagai bentuk pokok bermaksud menjelaskan bahwa semua bentuk-bentuk perlawanan sporadis, spontan, ekonomis, dan sektoral sekalipun harus bermuara pada bentuk perjuangan politik. Perjuangan –perjuangan dalam perhitungan masih rendah, masih awal, dan ekonomis sudah harus diberi perspektif politik yakni pergantian system ekonomi-politik yang menindas dengan bangunan ekonomi-politik baru yang berkarakter; Demokrasi-Kerakyatan. Perjuangan politik dengan demikian memberi pengertian sebagai upaya dari massa mahasiswa yang sudah terpolitisasi dengan beraliansi dengan klas-klas tertindas yang lain untuk menghancurkan bentuk ekonomi-politik yang menindas dengan system ekonomi-politik yang baru. Dengan ukuran-ukuran seperti ini, maka bentuk perjuangan politik mencerminkan kontradiksi tajam antara- klas-klas sesuai dengan tahapan perjuangannya. Masing- masing klas yang eksis menemukan saluran mengekspresikan kepentingan ekonomisnya lewat perjuangan politik, mengingat bangunan supra-struktur yang bernama Negara merupakan cerminan dari basis struktur yang melahirkan klas-klas. Klas borjuis dengan sadar memahami bahwa kekuasaan politik akan menjadi instrument mengawetkan posisi klas berkuasa secara ekonomi, dan memudahkan dalam proses akumulasi capitalnya.
Kesadaran massa memang berangkat dari bentuk kesadaran yang paling rendah; awalnya berwujud kebencian tertentu terhadap individu borjuis, kemudian lewat pengalaman sosial, menyadari bahwa ada kepentingan yang berbeda antara dirinya dengan klas borjuis yang ada. Lompatan kemajuan dalam kesadaran massa sangat di tentukan oleh gambaran-gambaran material yang terekam dalam ingatan, pengalaman-pengalaman perjuangan, dan masukan-masukan berupa agitasi-propoganda kaum revolusioner. Namun kesadaran sendiri bukan sesuatu yang statis (baca;absolute) tetapi merupakan konsep yang sangat dinamis bergerak dengan hukum perkembangan sosial dan perjuangan klas. Sehingga, dalam perjuangan politik, tingkat-tingkat kesadaran hanyalah merupakan bentuk penyesuaian kebutuhan agitasi-propoganda yang tempat untuk mempercepat proses penyadaran. Jadi bukan maksud memberikan tahapanisasi dalam perjuangan, tetapi bagaimana memanfaatkan kapasitas pengetahuan dan kesadaran diolah untuk tujuan-tujuan yang lebih tinggi.
Dalam situasi normal klas-klas tertindas akan dengan mudah terpengaruh dan terbawa dalam hegeomini ideology klas borjuis. Namun, segalanya akan cepat berubah jika situasi ekonomi-politik menunjukkan gejala tidak seimbang, klas pekerja pun mengalami kegoyahan dengan ikatannya dengan klas berkuasa. Ketika kesadaran massa masih didominasi oleh pemikiran-pemikiran borjuis, maka gerakan revolusioner dibenarkan untuk selalu mengambil bentuk perjuangan apapun (moderat dan radikal) untuk menyingkirkan dominasi faham klas borjuis di tengah massa. Teori Marxisme mengajarkan bahwa politik adalah arena perjuangan kepentingan semua klas-klas sosial. Dengan demikian, politik merupakan kutub yang menjadi pusat pertarungan, semua kekuatan-kekuatan klas. Menghindari ruang politik sama saja dengan menghindari kepentingan klas-klas tertindas memperjuangkan kepentingan klasnya. Ini sangat erat berhungan dengan pendapat Marx Dalam The German Ideology diterangkan bahwa tahap pertama revolusi komunis adalah pengambilalihan kekuasaan politik oleh proletariat. Lebih jelasnya:
“setiap kelas yang ingin menegakkan dominasinya atau juga pada saat kaum proletariat sudah mendominasi dan hendak menghapuskan masyarakat lama secara keseluruhan segala bentuk dominasi pada umumnya, sebelum semuanya itu dicapai maka yang pertama-tama harus dilakukan adalah merebut kekuasaan politik”.

0 komentar:

Template by: Abdul Munir
Website: 99computercity