11/09/08

Gerakan Mahasiswa UII

Dinamika yang sangat tinggi
terjadi, misalnya, pada 1967-
an. Saat itu, mahasiswa UII
sangat peduli dengan persoalan
nasional dan juga perkembangan
universitas. Mahasiswa sibuk
mengurusi permasalahan sosial
kemasyarakatan yang terjadi di luar
kampus dan bergabung dengan
teman-teman dari berbagai kampus
lain. Dinamikanya sangat tinggi,
karena perjuangan saat itu kental
sekali dengan nuansa ideologis,
dalam hal ini Islam versus nasionalis.
Namun demikian, mahasiswa juga
tetap bisa selalu aktif mengikuti
kebijakan universitas.
Peningkatan atau penurunan .
meski penggunaan istilah ini tidak
sepenuhnya tepat. gerakan
mahasiswa UII sangat tergantung
pada tantangan. Kalau terpaksa akan
dipetakan, maka pemetaan fluktuasi
tersebut bisa dimulai pada saat
hangatnya isu PKI. Ketika itu
mahasiswa begitu dinamis dan
perjuangannya lebih banyak di luar
kampus, benar-benar terjun, dan
terlibat bersama masyarakat. Setelah
PKI mereda, dinamika mahasiswa
dalam aktivitas kampus pun
lumayan mereda, minimal tidak
seperti sebelumnya. Dinamika pun
beralih ke dalam kampus.
Gerakan kembali meningkat
pada saat heboh kasus Malari
(Malapetaka Lima Belas Januari),
1974. Saat itu dimanika mahasiswa
UII kembali ke luar .kandang,.
bergabung dengan mahasiswa dari
berbagai universitas lainnya untuk
berjuang bersama. Dinamika
gerakan mahasiswa lumayan terlihat
sedikit mereda (paling tidak, secara
formal) ketika pemerintah Orde
Baru melakukan .penertiban. dan
.pembatasan gerakan. melalui
kebijakan NKK/BKK.

Ketika pemerintah Orde Baru
menerapkan kebijakan NKK/BKK,
mahasiswa di manapun tidak ada
yang bisa menerima sepenuhnya
kebijakan tersebut. Demikian juga
mahasiswa UII. Pada saat
diterapkannya kebijakan NKK/BKK,
Syafaruddin Alwi tengah menerima
amanah sebagai Pembantu Rektor
III UII, yang menangani Bidang
Kemahasiswaan. Beliau membantah
bahwa pada era tersebut dinamika
mahasiswa UII mati. Mahasiswa UII
tetap menunjukkan dinamikanya,
hanya saja bentuk dan fokus
perjuangannya berbeda.
Namun ketika melihat
pemerintah Orde Baru sudah sangat
bobrok, maka gerakan mahasiswa
bangkit kembali. Kebangkitan ini
terjadi dalam skala yang sangat
besar, sebab hampir semua daerah
menunjukkan gejala sama. Gerakan
ini terus menguat, sampai kemudian
Soeharto jatuh.
Demikianlah dinamika gerakan
mahasiswa, khususnya mahasiswa
UII, yang dari waktu ke waktu tidak
pernah mati. Tanpa mengabaikan
salah satu, terkadang perjuangan
lebih banyak di luar kampus, tapi
terkadang juga lebih terfokus pada
apa yang terjadi di kampus sendiri,
tergantung bagaimana tantangan
yang ada.
Khusus dinamika di dalam
kampus, mahasiswa UII juga bisa
dibilang sangat dinamis. Mereka
selalu merespons kebijakan kampus.
Mahasiswa seringkali berperan
dalam proses .pembuatan
keputusan. (decision making). Ini
bisa dilihat, misalnya, ketika gerakan
mahasiswa berperan untuk
menghidupkan kembali Badan
Wakaf pada 1969/1970 ataupun
mengoreksi sistem perkuliahan.
Yang belum lama terjadi, mahasiswa
menunjukkan dinamikanya dalam
kebijakan Semester Pendek.
Tentang konsep keterlibatan
yang ideal mahasiswa, menurut
Syafaruddin Alwi, tergantung
sistemnya. Yang jelas, sistem selama
ini selalu memberikan peran yang
kuat pada mahasiswa, namun tetap
tidak sampai taraf mendikte
kebijakan. Khusus dalam konteks
Pilrek UII, keterlibatan mahasiswa
Syafaruddin Alwi tentang
Gerakan Mahasiswa UII
DARI dulu sampai sekarang, secara umum, dapat dikatakan
bahwa mahasiswa UII selalu berada dalam kultur yang dinamis,
dengan perubahan dari satu waktu ke waktu lain. Perubahan
tersebut bisa pada fokus, style, maupun materi, yang
kesemuanya menyesuaikan tantangan yang dihadapi.
4 Edisi 3, Februari 2006
diatur mengikuti sistem pemilihan
yang dipakai. Berkaitan Pilrek secara
langsung yang melibatkan
mahasiswa, beliau menegaskan
bahwa hal itu tergantung bagaimana
sistem mengatur. Sistezm tersebut
bisa saja berubah, tergantung apa
yang dipandang terbaik untuk
digunakan berdasarkan
pertimbangan situasi dan kondisi.
Sebagai perbicangan akhir,
Syafaruddin berpesan yang
mungkin bisa dijadikan acuan. Yang
ideal, dalam konteks internal, karena
merupakan bagian sivitas
akademika, maka mahasiswa harus
diberi ruang dan harus punya
kontribusi, pemikiran, dan harapan
terhadap proses akademik di
uiversitas dengan segala tantangantantangannya.
Mahasiswa harus
benar-benar matang di UII, sebab
merekalah .iron stock. (cadangan
keras yang nanti akan memimpin)
masa depan bangsa ini. Sedangkan
dalam konteks eksternal, mahasiswa
harus selalu tanggap dan aktif dalam
merespons kondisi sosial yang
terjadi di luar, dengan berfungsi
sebagai .agent of social change.
dan .social control.. Namun dalam
implementasinya, Syafaruddin
menekankan agar mahasiswa tidak
boleh lupa untuk menampilkan corak
yang Islami, sebab yang mereka
bawa adalah nama UII.
Bagaimana konsep .student government. dalam
sistem kelembagaan UII?
Student government dalam pengertian baku adalah
bagaimana lembaga mahasiswa mengurus aktivitas
kemahasiswaan sendiri tanpa ada instruksi atau
intervensi dari rektorat maupun dekanat.
Pada aspek apa saja mahasiswa bisa mengatur
dirinya sendiri?
Jadi Keluarga Mahasiswa (KM) punya Peraturan
Dasar, di situ ada yang relevan dengan visi-misi UII
seperti rahmatan lil.alamin, beraktivitas yang
berorentasi keislaman, kompetensi akademik, juga
kreativitas kemahasiswaan lainnya.
Termasuk masalah anggaran kemahasiswaan,
apa lembaga memiliki otoritas penuh?
O-ya, sudah sejak periode sebelumnya, keuangan
dikelola sendiri dengan rektorat sebagai pengumpul
dana dari mahasiswa. Sedangkan kesepakatan
nominal uang yang akan ditarik ditentukan bersama
dengan pihak rektorat, tapi atas dasar kepakatan dari
teman-teman lembaga.
Apa sih semangat student government itu,
terutama yang berlaku di kelembagaan
mahasiswa UII?
Semangatnya adalah independensi. Tidak ada
intervensi terhadap kebijakan kelembagaaan dari
rektorat.
Posisi student government dalam konteks Pilrek
kaitannya dengan jumlah suara 355 untuk
mahasiswa, bagaimana Anda menjelaskan?
Student government itu .kan menuntut adanya
partisipasi mahasiswa. Kita ingin terlibat dalam
pengambilan kebijakan di UII. Dalam pengertian posisi
mahasiswa, dalam konteks sekarang, ingin menjadi
subjek, dalam pengertian mahasiswa itu kita
asumsikan masih memiliki pemikiran yang ideal. Oleh
karenanya untuk keberlangsungan UII ke depan,
tentang apapun kebijakan UII yang menyangkut
kemahasiswaan, seharusnya melibatkan lembaga
mahasiswa. Dalam konteks itu, momentum Pilrek
secara konstitusi, ada di statuta menjadi bagian dari
sivitas akademika yang diinterpretasi dalam lembaga
kemahasiswaan. Maka sesungguhnya keinginan kami
sebenarnya tidak hanya dilibatkan sebatas memilih
Rektorat, .tapi pada kebijakan selanjutnya. Dengan
begitu posisi mahasiwa benar-benar dijadikan sebagai
entitas UII secara keseluruhan.
Keterlibatan mahasiswa dalam ranah politik
praktis oleh Said Tuhuleley dianggap ahistoris,
dianalogikan mahasiswa seperti orang yang
shopping di mall, sehingga menjadi aneh jika
mahasiswa punya hak menentukan manajer
mall. Komentar Anda?
Tergantung perspektif yang digunakan. Bagi saya,
mahasiswa sudah dewasa, sudah bisa membedakan
mana yang ideal. Saya yakin mahasiswa dalam
konteks ini tidak memiliki kepentingan apapun selain
bagaimana aspirasi-aspirasi mahasiswa diakomodir.
Jadi kalau ada pernyataan seperti itu, saya tidak sepakat
karena kita merupakan bagian UII sendiri, yang tidak
hanya sekadar .shopping..

0 komentar:

Template by: Abdul Munir
Website: 99computercity