23/09/08

Pendeta Menghujat Muallaf Meralat

MUKADDIMAH

Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah menjadikan
Islam sebagai agama yang paling sempurna dan unggul di atas segala agama. Shalawat dan
salam kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad saw beserta keluarga, para sahabat dan
pengikut beliau yang setia. Amien.
Adalah Drs. H. Amos yang nama aslinya Drs. Agam PoernamaWinangun. Setelah pindah iman
(murtad) dari Islam ke Kristen pada usia 58 tahun, dia berubah menjadi seorang Kristen Fanatik.
Dengan sangat agresif dia berusaha agar kaum muslimin lainnya mau mengikuti jejaknya untuk
pindah agama.
Ditulisnya buku "Upacara Ibadah Haji" yang sangat mengelabuhi umat Islam. Dengan wajah
Islam dan kutipan-kutipan Al-Qur'an dan Hadits Nabi, terkesan seolah-olah buku tersebut ditulis
oleh umat Islam untuk kalangan Islam. Padahal isinya murni melecehkan dan menyerang
sekaligus menantang agama Islam dan umat Islam.
Dikatakannya dalam kata pengantar halaman i bahwa buku "Upacara Ibadah Haji" tersebut
disusun sebagai tambahan informasi bagi masyarakat yang akan menunaikan ibadah haji atau
yang sudah menunaikan ibadah haji tetapi belum mengetahui tentang makna upacara ibadah
haji.
Sementara itu dalam seluruh uraiannya dari Bab I sampai Bab V, semuanya murni melecehkan
Islam dan umat Islam. Akhirnya, di bagian penutup (hal. 84), H. Amos berharap agar tambahan
informasi bermuatan pelecehan itu dapat diterima dengan baik oleh para pembaca.
Sehingga, H.Amos yang mengaku-aku pernah menunaikan Ibadah Haji tahun 1983, menghimbau
agar umat Islam menyadari dan tidak menutup-nutupi kekeliruan dalam hal menyembah Allah
serta bertanggungjawab memperbaiki kekeliruan itu. Alasannya, karena pada dasarnya umat
Islam itu menyembah setan, sesuai dengan Al-Qur'an suratYasin 60.
Pokoknya, umat Islam yang membaca buku "Upacara Ibadah Haji" tersebut pasti akan berontak
dan tersulut amarahnya. Kecuali jika yang membacanya adalah muslim abangan, tentu mereka
hanya tinggal diam saja, masa bodoh.
Sebagai muallaf mantan Kristen yang benar-benar sudah pernah menunaikan Ibadah Haji, kami
menyambut baik risalah 'tambahan informasi' dari Bpk. Drs. H. Amos tersebut. Sebab risalah itu
semakin membuktikan kebenaran firman Allah;
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak senang kepadamu sampai kamu mengikuti agama
mereka" (Al Baqarah .120).
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al
Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kemu beriman"
(Ali 'Imran 100).
Sebagai timbal-baliknya (give and take), kami susun buku ralat yang ada di tangan pembaca ini,
agar Drs. H. Amos dan para missionaris lainnya menyadari betapa parah dan rusaknya alam
pikiran H. Amos setelah murtad dari Islam ke Kristen.
Dengan menyadari pemahaman yang sudah korslet tentang Islam, kami berharap kepada Drs. H.
Amos cs. agar mulai mengkaji Islam dan membandingkannya dengan Kristen secara
proporsional yang kami paparkan dalam buku ini.
Perlu diketahui sebelumnya, bahwa buku ini kami susun jauh dari sifat emosional, melainkan
terdorong oleh perasaan iba dan kasihan kepada Drs. H. Amos yang sudah tidak bisa berpikir
sehat lagi. Sebab setelah murtad, beliau dicuci otaknya oleh para pendeta dan missionaris.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 8/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Mudah-mudahan buku ini banyak manfaatnya.
Jakarta, Juni 1999
(H. Insan LS Mokoginta)

B Pendeta Menghujat Muallaf Meralat
Dialog 1 : Hujat dan Ralat tentang "Rukun Iman" Murtadin vs Muhtadin
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Upacara Ibadah Haji adalah salah satu kewajiban yang ditetapkan dalam rukun Islam yang
kelima. Sebab itu sangatlah penting dan berguna untuk diketahui, apa itu rukun Islam.
Untuk mengetahui rukun Islam ada baiknya perlu terlebih dahulu memahami rukun Iman yang
merupakan dasar prinsip keimanan dari agama bangsa Arab. (hal. 3).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Dalam tiga kalimat tersebut terdapat dua kesalahan istilah yang mendasar dan sengaja dipakai
dalam semua uraian dalam buku karangan H. Amos.
Pertama, menyebut Ibadah Haji (rukun Islam yang kelima) dengan istilah 'Upacara Ibadah Haji',
ini adalah penghinaan yang nyata kepada umat Islam. Jutaan umat Islam Indonesia dilecehkan
H. Amos dengan mengatakan bahwa Ibadah Haji adalah satu bentuk 'upacara'. Jadi, ibadah haji
dikonotasikan seolah-olah bukan dari ajaran Allah, melainkan tata cara ritual buatan manusia.
Hanya umat Islam dan jamaah haji yang lemah iman saja yang diam tanpa reaksi terhadap
penghinaan murtadin Amos tersebut.
Kedua, mengganti istilah nama 'Agama Islam' dengan 'Agama Bangsa Arab', ini pun penghinaan
yang sangat jelas dan menantang iman kepada umat Islam seluruh dunia. Dengan istilah 'Agama
Bangsa Arab' ini, murtadin Amos menekankan seolah-olah Islam bukan agama untuk seluruh
dunia, melainkan agamanya orang yang ada di Arab saja.
Oleh sebab itu, sangat tidak wajar jika Kedutaan Arab Saudi tidak melaporkan pelecehan agama
ini kepada pjhak yang berwajib --dalam hal ini pemerintah Indonesia-- karena hal ini jelas
merupakan pelecehan secara terang-terangan terhadap bangsa, agama dan nabi mereka. Dan
jika mereka mengadukan hal ini kepada pihak yang berwajib, umat Islam pasti akan mendukung.
Dari dua point tersebut, jelaslah bahwa 'tambahan informasi' yang dimaksudkan H. Amos dalam
kata pengantarnya adalah tambahan informasi untuk menyulut api permusuhan antar agama.
Buku Amos yang beredar sejak tanggal 25 Desember 1997 itu, sampai saat ini sudah dua tahun
beredar kepada puluhan ribu pembaca. Berarti, sudah dua tahun pula Drs. H. Amos menantang
umat Islam secara umum.

Bab 1-1
RUKUN IMAN KE-1: PERCAYA KEPADA YANG GHAIB
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Dalam agama bangsa Arab, ada enam prinsip keimanan, yaitu: percaya kepada yang ghaib,
percaya kepada malaikat, percaya kepada wahyu yang diturunkan Allah, percaya kepada adanya
akhirat/kiamat, percaya kepada nabi-nabi dan percaya kepada qadar atau takdir. (hal. 3).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Di sini terlihat jelas betapa picik dan tololnya Drs. H. Amos. Tolol dan piciknya besar sekali.
Tolol besar, karena tidak tahu kalau dirinya masih belum paham Islam dan tak punya iman di
dada, tapi sudah nekad mengajarkan Islam dan Iman dalam bukunya.
Picik besar, karena sengaja memilih kata-kata dan kalimat yang negatif untuk menggambarkan
Islam. Mengganti kata iman dengan kata percaya, jelas sangat keliru. Kata iman jauh lebih luas
dibandingkan kata percaya.
Iman adalah kepercayaan yang ada dalam sanubari, yang diikrarkan secara lisan dan diamalkan
dalam bentuk rukun-rukun.
Kemudian H. Amos mengatakan bahwa rukun iman yang pertama dalam Islam adalah "percaya
kepada yang ghaib", ini adalah kesalahan besar yang disengaja untuk menimbulkan kesan yang
jelek tentang Islam. Seolah-olah, umat Islam harus beriman kepada hal-hal yang bersifat ghaib,
misalnya: setan, dhemit, gendruwo, mak lampir, jailangkung, dan lain-lain. Padahal bukan
demikian ajaran Islam.
Susunan rukun iman yang benar dalam Islam adalah sesuai dengan ajaran hadits shahih riwayat
Bukhari dan Muslim. Suatu hari Jibril bertanya kepada beliau tentang iman. Maka beliau
menjawab dengan sabdanya sebagai berikut:
"Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya,
kepada para rasul-Nya, kepada Hari Kiamat dan beriman kepada Qodar (takdir) yang baik
maupun yang buruk" (HR. Muslim dari Umar bin Khatthab).
H. Amos adalah Himar Amos
Dengan terlalu minimnya wawasan Amos tentang Islam, maka kami tidak yakin bahwa nama H.
Amos berarti Haji Amos. Sebaliknya, kami yakin bahwa H. Amos adalah kependekan dari Himar
Amos.
'Himar' dalam bahasa Arab berarti binatang sejenis keledai tunggangan. Binatang jenis ini
termasuk binatang yang paling bodoh. Makna filosofi himar dilukiskan Al Qur'an dalam ayat-ayat
di bawah ini: "Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara himar (keledai)." (Qs. Luqmaan 19).
Dalam ayat lain dikatakan: "Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan Taurat kepadanya,
kemudian mereka tidak memikulnya, adalah ibarat keledai (himar) yang mengangkut kitab-kitab
yang tebal. Itulah seburuk-buruk perumpamaan bagi mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah.
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim" (Qs. Al Jumu'ah 5).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 11/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Contoh yang paling mudah dipahami, seandainya himar itu disuruh menarik gerobak, maka
langsung ditariknya tanpa peduli apa isinya. Diisi emas atau berlian dia tarik, diisi pasir dia tarik
pula. Bahkan diisi sampah atau kotoran pun dia tarik juga. Dia tidak pemah tahu dan tidak pernah
mau tahu apa yang dia tarik. Yang penting narik, dapat makan, yah... sudah, Haleluyah. Itulah
himar.
Terhadap orang yang menghina Nabi Muhammad dan ajaran Islam yang mulia, tentu tidak
pantas bagi sarjana murtadin memakai titel Haji. Yang paling pantas adalah titel Himar, sebab
hanya manusia yang seperti himar itulah yang cocok untuk penghujat dan penjual ayat-ayat
Allah.
Iman dalam Kristen
Dalam Kristen, masalah iman tidak dijelaskan secara rinci seperti dalam Islam. Bahkan ayat-ayat
tentang iman dalam Bibel, bila dikritisi akan tampak tidak masuk akalnya, tidak mungkin bisa
diterapkan pada zaman modern. Semakin dipikir, semakin tak masuk akal. Perhatikan iman
dalam Bibel berikut:
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi
saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini
akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu" (Matius 17:20).
Bila ayat tersebut diterapkan, maka dunia akan kacau. Tanpa alat-alat transportasi modern,
gunung-gunung bisa pindah-pindah tempat dengan mudah. Mungkin gunung-gunung, gedunggedung
dan bangunan-bangunan akan pindah sekian ratus kali sehari oleh iman yang dimiliki
oleh umat Kristen. Lucu, bukan !?
Tetapi, sampai saat ini tak ada umat Kristen yang mengaku beriman kepada Yesus (baik
pendeta, pastur, evangelis atau paus) yang mampu memindahkan gunung dengan imannya yang
sebesar biji sawi.
Ajaran iman dalam ayat Bibel yang lain adalah berikut: "Tanda-tanda ini akan menyertai orangorang
yang percaya (beriman, ed.): mereka akan mengusir setan-setan demi namaku, mereka
akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan
sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan
meletakkan tangannya di atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Markus 16:17-18).
Ayat tersebut, bila diterapkan, maka sepanjang sejarah di dunia modern takkan pernah ada ilmu
kedokteran, ilmu bahasa dan sastra.
Sebab cukup dengan percaya kepada Yesus, umat Kristen mampu berbicara dalam segala
bahasa apapun tanpa harus belajar terlebih dahulu di Akademi Bahasa Asing. Juga dapat
menyembuhkan segala macam penyakit tanpa kuliah dulu di fakultas kedokteran. Cukup dengan
menumpangkan tangan di atas pasien, langsung sembuh. Langsung enaak....!!!
Karena ajaran iman dalam Bibel itu tidak benar, maka sampai saat ini tak ada orang Kristen yang
bisa membuktikan ayat Bibel tersebut. Sampai saat ini, belum ada seorang pendeta pun yang
berani minum racun untuk membuktikan kebenaran imannya sesuai ajaran Injil. Bahkan, Paus
tertinggi di Vatikan pun belum pernah minum racun untuk membuktikan kebenaran ayat tersebut.

Bab 1-2
RUKUN IMAN KE-2: PERCAYA KEPADA MALAIKAT JAHAT DAN BAIK
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
2. Percaya kepada Malaikat
Dalam iman Islam, pembantu Allah adalah malaikat-malaikat, yaitu makhluk yang tidak tampak
dan masing-masing mempunyai fungsi tertentu, yaitu terdiri dari dua kelompok, yakni malaikat
yang baik dan malaikat yang jahat.
a. Malaikat yang baik terdiri dari:
- Malaikat Penghulu, yaitu: Jibril (malaikat yang menyampaikan wahyu), Mikhael (malaikat
pemelihara), Israfil (malaikat malapetaka), Izrail (malaikat kematian), Malik (malaikat penjaga
neraka), Ridwan (malaikat penjaga surga).
- Malaikat yang memerintah, yaitu: malaikat pencatat, pemakai-pemakai mahkota dan penanya
orang mati (malaikat Munkardan Nakir).
b. Malaikat yang jahat terdiri dari:
Iblis atau setan yaitu malaikat jatuh dan Jin, yang tergolong dua, yakni muslim dan jin Kafir (surat
72 Al Jin ayat 14). Adapun Jin Muslim dianggap baik karena mengakui Muhammad sebagai
rasul. Tetapi baik jin Muslim maupun jin kafir kedua-duanya adalah iblis (surat 6 Al Anaam ayat
128, surat 18 Al Kahfi ayat 50). (hal. 5).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Dari uraian itu.jelas sekali nampak bahwa Himar Amos sedang atraksi memamerkan
ketololannya. Kalau memiliki pengetahuan Islam atau Al Qur'an, tidak mungkin dia menulis uraian
yang keliru semacam itu. Sebab pendapat semacam itu hanya bisa dilontarkan oleh orang yang
betul-betul awam dan buta datam hal Islam. Maka sungguh pantas bila penulis semacam itu
disebut sebagai Sarjana Murtadin Himar Amos.
Dalam Islam tidak ada ajaran yang mengatakan bahwa malaikat itu ada yang jahat. Menurut
Islam, malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang terpelihara dari segala kesalahan dan dosa,
karena malaikat tidak diberi nafsu. Semua malaikat tunduk dan patuh kepada perintah Allah.
Tidak ada istilah malaikat pembangkang dalam Islam. Tidak ada satu pun keterangan dalam Al
Qur'an yang mengatakan bahwa malaikat itu ada yang jahat.
Semua malaikat itu tunduk, patuh dan taat kepada segala perintah Allah tanpa tawar-menawar
sedikit pun, sesuai dengan ayat-ayat berikut ini:
- An Nahl 49-50 yang menyatakan bahwa malaikat tidak sombong, melainkan takut kepada Allah
serta patuh melaksanakan perintah-Nya. - Al Anbiyaa 19-20 dan 27 yang menyatakan bahwa
malaikat patuh kepada Allah. - At Tahrim 6 yang menyatakan bahwa malaikat tidak mendurhakai
perintah Allah.
Lebih konyol lagi, Drs. Himar Amos menerangkan bahwa jin adalah bagian dari malaikat yang
jahat. Ini sama sekali tidak benar. Menurut Islam, jin itu tercipta dari api, sedangkan malaikat dari
cahaya (nur). Dari segi penciptaannya saja sudah berbeda. Perhatikan hadits berikut:
"Dari Aisyah r.a. dinyatakan, sesungguhnya Nabi saw. pernah bersabda: "Malaikat itu diciptakan
dari cahaya (nuur) dan jin itu diciptakan dari percikan api (naar), sedang Adam diciptakan dari
sesuatu yang sudah engkau kenal." (HR. Muslim).
Malaikat masuk neraka dalam ajaran Kristen
Setelah kami selidiki, ternyata Himar Amos keliru paham terhadap Islam tersebut berangkat dari
pemahaman akan keterangan Bibel yang diajarkan oleh para pendeta dan evangelis seniornya.
Sebab dalam Alkitab atau Bibel disebutkan bahwa malaikat itu ada yang baik dan ada yang jahat.
Mari perhatikan ayat-ayat berikut ini:
1. Malaikat pembangkang dan tidak taat ? "Dan bahwa ia (Yesus. ed.) menahan malalkatmalaikat
yang tidak taat pada batas-batas kakuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat
kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada
hari besar" (Yudas 1:6).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 13/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
2. Iblis bisa menyamar jadi malaikat gadungan? "Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis
pun manyamar sebagai malaikat Terang." (II Korintus 11:14).
3. Malaikat diadili manusia? "Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan manghakimi malaikatmalaikat?
Jadi apa lagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari." (I Korintus 6:3).
4. Malaikat masuk ke neraka berkumpul jadi satu dengan ibils. "Dan Ia akan berkata juga kepada
mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang yang
terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk iblis dan malaikatmalaikatnya."
(Matius 25:41).
Ayat-ayat Alkitab di atas mengajarkan bahwa malaikat ada yang tidak taat dan ada iblis yang bisa
menyamar jadi malaikat. Bahkan malaikat akan diadili oleh manusia. Lucunya, malaikat akan
masuk neraka bersama-sama dengan iblis.
Kalau melihat malaikat saja belum pernah, bagaimana mungkin ada manusia yang akan menilai,
kesalahan dan menghakimi malaikat??!! Justru malaikatlah nanti yang akan menghakimi
manusia, sebab selama hidupnya manusia senantiasa diawasi oleh malaikat.
Kalau begitu, fungsi malaikat Tuhan dalam kepercayaan Kristen itu macam apa ? Apakah umat
Kristen harus mengadakan ujian/testing terhadap malaikat yang diutus Tuhan ?
Apakah kalau malaikat pencabut nyawa yang datang kepada mereka, mesti ditanya, dites dan
dibuktikan dulu apakah dia itu benar-benar malaikat yang diutus oleh Tuhan atau iblis yang
menyamar jadi malaikat ? Lucu, bukan ??
Demikianlah ajaran Bibel tentang malaikat yang sangat kacau dan meragukan.

Bab 1-3
RUKUN IMAN KE-3: PERCAYA KEPADA BIBEL YANG DITERJEMAHKAN
DAN DIMASUKKAN KE DALAM AL QUR'AN
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Percaya kepada Wahyu yang diturunkan Allah
Umat Islam mengakui ada 4 kitab yang diwahyukan yaitu Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur'an. Oleh
sebab itu penganut agama bangsa Arab harus percaya kepada empat kitab suci tersebut.
Mengapa Taurat, Zabur dan Injil harus diimani oleh penganut agama bangsa Arab? Hal ini
disebabkan sebahagian dari ayat-ayat Taurat, Zabur (Mazmur) dan Injil yaitu kitab-kitab
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang disebut Alkitab telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab dan dimasukkan ke dalam ayat-ayat Al Qur'an. Hal ini dikonfirmasikan pada ayat-ayat Al-
Qur'an sebagai berikut:
"Dan sesungguhnya Al-Qur'an dalam induk Alkitab di sisi Kami adalah tinggidan penuh hikmat."
(Az Zukhruf 43:4). (hal. 6-7).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Tuduhan murahan seperti itu sudah sejak lama dan terlalu sering dilontarkan pihak Kristen untuk
mengguncang kemuliaan Al-Qur'an. Kuno!! Karena mereka kurang memahami isi kandungan
Alkitab/Bibel dan buta akan Al Qur'an, ditambah lagi dengan kebencian dan antipati terhadap
Islam dalam hati dan pikiran mereka.
Kalaupun dikatakan bahwa Al-Qur'an mengandung unsur Taurat, Zabur dan Injil, itu bukan
masalah. Tetapi itu bukan berarti bahwa Nabi Muhammad saw yang memasukkan unsur-unsur
tersebut dalam Al Qur'an, sama sekali bukan. Yang memasukkan unsur-unsur Taurat, Zabur dan
Injil kedalam Al Qur'an adalah Allah Swt. sendiri melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
saw.
Adanya persamaan ayat antara Al Qur'an dengan ketiga kitab tersebut, tentu saja bukan berarti
Al Qur'an menjiplak dari ketiga kitab itu. Tapi karena memang sumbernya sama, yaitu samasama
dari Allah Swt. Tentu saja yang masuk ke dalam Al Qur'an itu adalah firman-Nya yang
benar dan belum diubah oleh umat Yahudi dalam ketiga kitab sebelumnya. Sebab ayat-ayat
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 14/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
tersebut merupakan wahyu yang diwahyukan kembali oleh Allah Swt. kepada baginda
Muhammad saw.
Oleh sebab itu semua keterangan tentang kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya itu telah
tercakup dalam satu kitab saja yaitu Al Qur'an.
Tentu saja yang dimaksud dengan Taurat, Zabur dan Injil di sini bukan Perjanjian Baru dan
Perjanjian Lama dalam Bibel milik umat Kristen seperti sekarang ini. Kitab yang ada sekarang ini
sudah tidak asli lagi, melainkan sudah dikotori oleh tangan-tangan jahil manusia.
Tertiadap kitab Taurat, Zaburdan Injil yang ada sekarang ini, Rasulullah berpesan agar jangan
percaya keseluruhannya dan jangan pula ditolak keseluruhannya. Itu berarti di dalamnya masih
mengandung kebenaran, walau sedikit.
Ayat-ayat yang masih benar dan asli itu misalnya dalam Kitab Ulangan 6:4 tentang keesaan
Tuhan, ini tidak bertentangan dengan Al Qur'an dan bisa diterima. Sedangkan kitab Roma 10: 9
yang menyatakan bahwa Allah telah membangkitkan Yesus sebagai Tuhan, ini jelas ditolak umat
Islam karena bertentangan dengan Al Qur'an.
Tentang mana ayat yang benar, mana ayat yang tidak benar, mana yang ditambah, dikurangi,
dirobah dan lain-lain, itulah tugasnya para Kristolog dalam rangka membuktikan kebenaran Al
Qur'an. Sebab dengan banyak menemukan kesalahan, pertentangan, kekeliruan, penambahan,
pengurangan dan lain-lain dalam Alkitab/Bibel, hal ini justru menambah keyakinan akan
kebenaran Al Qur'an sebagai wahyu Allah.
Korelasi Al Qur'an dengan Taurat, Zabur dan Injil
Antara Al Qur'an dengan kitab-kitab wahyu sebelumnya (Taurat, Zabur dan Injil), masih ada
korelasi, antara lain:
1. Kitab-kitab terdahulu sudah tidak orsinil karena dirobah oleh tangan-tangan jahil manusia yang
tidak bertanggung jawab.
"Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka
sendiri, lalu dikatakannya, "Ini dari Allah", karena mereka hendak memperoleh keuntungan yang
sedikit dengan perbuatan itu" (Qs. Al Baqarah 79).
Maka Al Qur'an sebagai kitab penggantinya, dijamin keotentikannya sepanjang zaman oleh Allah
Swt.
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur'an dan sesungguhnya Kami pula yang benarbenar
memeliharanya." (Qs. Al Hijr 9).
Dalam hal ini, Al Qur'an berfungsi sebagai kitab pengganti untuk menguji ayat-ayat yang telah
dirubah tersebut.
"Sesungguhnya Al Qur'an ini menjelaskan kepada Bani Israel sebagian besar dari (perkaraperkara)
yang mereka berselisih tentangnya." (Qs. An Naml 76).
Maka tak heran apabila terdapat persamaan antara Al Qur'an dengan Taurat dan Injil. Sebab
sisa-sisa kebenaran dalam Taurat, Zabur dan Injil, diwahyukan kembali oleh Allah Swt. ke dalam
Al Qur'an melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw.
2. Kitab-kitab suci sebelumnya banyak yang disembunyikan kebenarannya.
"Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya tatkala mereka
berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia". Katakanlah, "Siapa yang
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 15/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia,
kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan
(sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya. Padahal telah diajarkan kepadamu
apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui ?" (Qs. Al An'aam 91).
Maka Nabi Muhammad diutus Allah untuk menjelaskan isi Alkitab yang disembunyikan tersebut.
"Hai Ahli Kitab, sungguh telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan kepada kamu
banyak dari isi Alkitab yang kamu sembunyikan dan (pula yang) dibiarkannya. Sungguh telah
datang kepada kamu cahaya dari Allah dan Kitab yang terang." (Qs. Al Maa-idah 15).
3. Nabi Musa as. dengan Tauratnya dan Nabi Isa as. dengan Injilnya adalah khusus untuk Bani
Israel saja.
"Dan Kami jadikan Al Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil." (Qs. As Sajdah 23).
"Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan
Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil." (Qs. Az Zukhruf 59).
Maka Al Qur'an sebagai kitab suci pamungkas diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, untuk
seluruh alam semesta, termasuk orang-orang sebelumnya (pengikut Nabi Isa as).
"Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya ? Katakanlah. "Datangkanlah
keterangan-keterangan kamu. Al Qur'an ini adalah pengajaran bagi orang-orang yang bersamaku
dan pengajaran bagi orang-orang sebelumku". Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui
kebenaran, karena itu mereka berpaling." (Al Anbiyaa' 24).
"Dan tiadalah ia (Al Qur'an) melainkan pengajaran untuk semesta alam." (Al Qalam 52 dan At
Takwiir 27).
"Dan Al Qur'an ini diwahyukan kepadaku (Muhammad), supaya dengannya (Al Qur'an itu) aku
memberi peringatan kepada kamu dan kepada orang-orang yang sampai (Al Qur'an)
kepadanya." (Al An'aam 19).

Bab 1-4
RUKUN IMAN KE-4: PERCAYA KEPADA HARI KIAMAT
YANG AKAN DIADILI OLEH YESUS KRISTUS
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Percaya kepada adanya akhirat/kiamat.
Menurut agama bangsa Arab kehidupan akhirat adalah kelanjutan dari kehidupan dunia ini.
Semua orang yang berbuat baik dan mengikuti ajaran agama bangsa Arab dijanjikan mendapat
pahala untuk masuk surga pada hari penghakiman. Sedangkan yang berbuat jahat akan disiksa
dalam neraka.
Oleh karena penghakiman adalah awal dari kehidupan sebenarnya, maka perlu untuk diketahui,
siapakah sesungguhnya yang menjadi hakim yang adil pada waktu hari penghakiman ini ?
Menurut Hadits Shahih Bukhari, Hadits Shahih Muslim dan Al Qur'an maka yang menjadi hakim
yang adil pada waktu hari penghakiman ialah Isa Almasih sebagaimana tertera berikut ini:
1. Hadits Shahih Muslim 127 dan Shahih Bukhari 1090
"Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw. Bersabda: "Demi Allah yang jiwaku di tangan-
Nya, sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 16/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya
pajak, dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang pun lagi bersedia menerima
pemberian." (HR. Muslim No. 127).
"Dari Abu Hurairah r.a, katanya Rasulullah saw. bersabda: "Demi Allah yang diriku dalam
genggaman-Nya. Sesungguhnya akan turun kepadamu Ibnu Maryam (Isa Almasih) menjadi
hakim yang adil. Maka dipecahnya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak, dan harta
kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang jua pun yang menerima." (HR. Bukhari
No. 1090).
2. Surat 43 Az-Zukruf ayat 61:
'Dan sesungguhnya dia (Isa Almasih) adalah suatu tanda bagi kiamat, maka janganlah kamu
ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutlah Aku, inilah jalan yang lurus".
3. Surat 4 An Nisaa ayat 159:
"Dan tidak ada seorang pun dari ahli kitab melainkan akan beriman kepada Isa Almasih sebelum
matinya, dan pada hari kiamat dia menjadi saksi terhadap mereka".
Dengan demikian menurut ayat-ayat tersebut di atas, Isa Almasih adalah hakim yang adil pada
waktu hari penghakiman karena dialah yang berkuasa dan yang mempunyai kedudukan yang
paling tinggi di dunia dan akhirat. (hal. 7-10).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Dengan uraian yang sangat ngawur, Himar Amos ingin membuktikan bahwa keselamatan semua
manusia di akhirat nanti hanya ada di tangan Yesus. Sebab dialah satu-satunya Hakim Akhir
Zaman Yang Maha Adil.
Dengan kengawuran itu, Himar Amos merasa bahwa dirinya adalah pahlawan besar pembela
ajaran Yesus. Padahal, kalau dia menyadari, dia akan malu besar dengan tulisannya itu. Sebab
tulisan itu justru menunjukkan bahwa Himar Amos tidak punya agama dan dasar pijak berpikir
yang jelas.
Islam bukan, Kristen pun tidak! Sebab dia tidak mengikuti ajaran Al Qur'an maupun Bibel yang
sama-sama mengatakan bahwa Hakim AkhiratYang Maha Adil itu hanyalah Allah Swt. saja,
sesuai dengan ayat Al Qur'an berikut:
"Maka patutkah aku mencari hakim selaln Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al
Qur'an) kepadamu dengan terperinci?" (Qs. Al An'aam 114).
"Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan
dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya" (Qs. Yunus 109).
"Sesungguhnya janji-Mu itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya"
(Huud 45).
"Bukankah Allah adalah Hakim yang seadil-adilnya ?" (Qs. At Tiin 8).
Ayat-ayat Bibelnya sebagai berikut:
"Tetapi Allah adalah Hakim, direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain" (Mazmur
75:8).
"Sebab Engkau (Allah, ed.) membela perkaraku dan hakku, sebagai Hakim yang adil Engkau
duduk di atas takhta." (Mazmur 9:5).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 17/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
"Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat" (Mazmur 7:12).
"Tetapi, TUHAN samesta alam, yang menghakimi dangan adil, yang menguji batin dan hati,
biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan
perkaraku" (Yeremia 11:20).
"Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah Hakim" (Mazmur 50:6).
Dari keterangan Al Qur'an maupun Bibel, ternyata hanya Allah saja satu-satunya Hakim Yang
Adil yang akan menghakimi semua manusia, tidak ada yang lain.
Kalau Himar Amos masih tegar tengkuk mempertahankan keyakinan bahwaYesus adalah Hakim
Yang Adil pada hari Kiamat, maka dia tidak bisa disebut sebagai umat pengikut Yesus, apalagi
sebagai umat Islam. Sebab dia sudah berani melawan aturan Al Qur'an dan Bibel.
Lebih tegas lagi, Yesus berkata dengan sejujur-jujurnya bahwa dia bukan datang untuk
menghakimi dunia seperti ayat di bawah ini:
"Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan
untuk menyelamatkannya oleh Dia." (Yohanes 3:17).
Yang dimaksud menyalamatkan dalam konteks ayat ini adalah mengajarkan petunjuk dan ajaran
yang benar kepada Bani Israel untuk memperoleh keselamatan sorgawi. Jadi bukan untuk
menyelamatkan dalam arti menebus dosa semua manusia di bumi ini, tidak !!
Jelaslah bahwa yang benar-benar menjadi hakim dan penyelamat di akhirat nanti hanya Allah
Swt., tidak ada yang lain. Bahkan Nabi Isa as. (Yesus) itu sendiri diselamatkan oleh Allah.
Tentang penyelewengan Himar Amos terhadap Hadits Shahih Muslim 127, Shahih Bukhari 1090,
Az Zukhruf 61 dan An Nisaa 159, pembaca dapat membandingkan jawaban kami dalam tiga
buku kami terdahulu yaitu: 1. Pembelaan Seorang Muallaf 2. Muallaf Meluruskan Pendeta 3.
Muallaf Membimbing Pendeta Ke Surga

Bab 1-5
RUKUN IMAN KE-5:PERCAYA BAHWA YESUS ADALAH NABI YANG
PALING DITONJOLKAN DAN DITINGGIKAN AL QUR'AN
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Rukun Iman yang kelima: Percaya kepada nabi-nabi
Agama bangsa Arab mengakui adanya 25 nabi yaitu nabi-nabi 1). Adam, 2). Idris, 3). Nuh, 4).
Hud, 5). Shaleh, 6). Ibrahim, 7). Luth, 8). Ismail, 9). Isak, 10).Yakub, 11). Yusuf, 12). Ayub, 13).
Zulkifli, 14). Syuaib, 15). Musa, 16). Harun, 17). Daud, 18). Suleiman, 19). Ilyas, 20). Ilyasa,
21).Yunus, 22). Zakaria, 23). Yahya, 24). Isa Almasih, 25). Muhammad, (hal. 11).
Sudah tentu dari 25 orang nabi tersebut di atas maka yang paling ditonjolkan dan ditinggikan oleh
Al Qur'an hanyalah nabi Isa Almasih, sedangkan ke 24 nabi lainnya diceriterakan hanya secara
sepintas saja. Bukan hanya dalam Al Qur'an Isa Almasih ditonjolkan dan ditinggikan, tetapi juga
dalam Hadits Shahib Bukhari dan Hadits Shahih Muslim.
Simaklah bukti-bukti di bawah ini untuk mendukung kebenaran pernyataan di atas:
- Isa Almasih dilahirkan dari seorang perawan suci Maryam (surat 3 Aali Imraan ayat 42). - Isa
Almasih dilahirkan dari Roh Allah (surat 4 An Nisaa ayat 171). - Isa Almasih diperkuat dengan
Roh Kudus (surat 2 Al Baqarah ayat 253). - Isa Almasih menciptakan burung yang identik dengan
Allah menciptakan manusia (surat 5 Al Maidah 110, surat 3 Aali Imraan ayat 49). - Isa Almasih
adalah manusia suci oleh sebab itu tidak berdosa (surat 19 Maryam ayat 19). - Isa Almasih yang
tertinggi kedudukannya didunia dan akhirat (surat 3 Aali Imraan ayat 45). - Isa Almasih langsung
berbicara firman Allah sejak bayi (Maryam 19:30-32). - Isa Almasih dilahirkan, diwafatkan dan
dibangkitkan hidup kembali (Maryam 19:33). - Isa Almasih disamakan kejadiannya seperti
kejadian Adam (Aali Imraan 3:159). - Isa Almasih menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan
orang mati (Aali Imraan 3:49). - Isa Almasih adalah orang yang paling kudus oleh sebab itu tidak
bisa disentuh setan (Hadits Shahih Bukhari 1493). - Isa Almasih lahir firman Allah oleh Roh Allah
dan firman kalimahNya (Hadits Shahih Bukhari nomor 1496). - Isa Almasih adalah hakim yang
adil pada akhir zaman (Hadits Shahih Bukhari nomor 1090 dan Hadits Shahih Muslim nomor
127). (hal. 12-14).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Apa yang dipaparkan Himar Amos tersebut sebenarnya bukan pemikirannya sendiri, melainkan
murni menjiplak tulisan penginjil seniornya, Dr. Ev. Suradi Ben Abraham. Sebelumnya, Suradi
telah menulis ayat-ayat tersebut dalam brosur Kristen yang berwajah Islam "Dakwah Ukhuwah"
dua seri. Pembaca bisa membaca jawaban tuntas kami dalam dua buku kami sebelumnya, yaitu:
"Muallaf Meluruskan Pendeta" dan "Muallaf Mambimbing Pendata Ke Sorga".
Memang, ada kecenderungan baru dalam dunia penginjilan. Para pendeta, evangelis dan
missionaris lebih suka mengutip ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits Nabi yang dianggap mendukung
doktrin Kristen tentang ketuhanan Yesus. Dengan demikian, mereka berharap agar kaum
muslimin akan dapat ditarik ke Kristen dengan mudah.
Tetapi, usaha ini akan sia-sia saja. Buang-buang energi percuma saja. Sebab umat Islam sudah
memiliki dasar tauhid yang pasti dan mantap. Dalam hal iman kepada para nabi Allah, umat
Islam tidak membeda-bedakan semua nabi Allah (Qs. Al Baqarah 285). Sebab semua nabi
sama-sama mengajarkan tauhid dan menentang syirik (Qs. 21:35).
Apapun gelar dan titel yang dipikul oleh Yesus (Nabi Isa as), semua bisa diterima umat Islam,
kecuali gelar bahwa Yesus Tuhan, Yesus Anak Tuhan, Yesus Penjelmaan Tuhan, Yesus Juru
Selamat Penebus dosa, dll.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 19/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Jadi, usaha Himar Amos dan Ev. S. Ben Abraham untuk membuktikan bahwa Yesus adalah
Tuhan berdasarkan Al Qur'an dan Hadits, sernuanya akan sia-sia tak bermakna dengan alasan:
Pertama, banyaknya mukjizat Yesus sama sekali tidak menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan
atau penjelmaan Tuhan. Sebab semua mukjizat yang ditunjukkan itu terjadi atas izin Allah (bi
idznillah), bukan atas kehendak Isa as. sendiri. Tanpa izin Allah, tidak ada satu pun mukjizat
yang bisa dia lakukan. Jadi yang hebat itu bukannya Isa as. tapi Allah Swt.
Tentang mukjizat yang aneh-aneh dan ajaib tersebut, tidak usah terlalu diistimewakan. Sebab
Allah memberikan berbagai mukjizat kepada para nabi yang diutusnya sesuai dengan kebutuhan
zaman masing-masing nabi.
Jadi, mukjizat yang dimiliki Yesus tidak menunjukkan bahwa dia memiliki unsur ketuhanan. Lagi
pula, setelah Yesus tidak ada di dunia, semua mukjizatnya punah tanpa ada seorang pun yang
mewarisinya.
Semua kehebatan Yesus hanya tinggal kisah saja, tak ada pengikut beliau yang mewarisi.
Sampai detik ini, tak ada pendeta ataupun pastur yang bisa berjalan di atas air, mendatangkan
makanan dari langit, menghidupkan mayat, serta menyembuhkan orang buta sejak lahir, dll.
seperti yang dilakukan Yesus.
Inilah yang membedakan antara Nabi Isa (Yesus) dengan Nabi Muhammad saw. Yesus pergi
menjnggalkan dunia tanpa meninggalkan kitab suci, sedangkan Nabi Muhammad wafat dengan
mewasiatkan pusaka peninggalan Al Qur'an wahyu Allah.
Hebatnya, mukjizat Nabi Muhammad yaitu Al Qur'an, sampai saat ini masih dapat disaksikan dan
diwarisi oleh umat Islam. Sampai kapanpun Al Qur'an tidak akan pernah mengalami perubahan.
Hebat, bukan ?
Kedua, semakin banyak dan semakin hebat bin aneh mukjizat Yesus, justru semakin
membuktikan bahwa Yesus bukanlah Tuhan. Dalam hal ini, yang hebat bukanlah Yesus selaku
penerima/diberi mukjizat, melainkan Allah yang mencipta dan memberi mukjjzat.
Tanpa karunia hadiah dari Allah, mustahil Yesus dapat menunjukkan mukjizat. Jangankan
membuat mukjizat, menguap saja, Yesus tidak bisa bila tanpa karunia Allah. Yesus tidak dapat
berbuat apa-apa.
"Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang
aku dengar, dan penghakimanku adil, sebab aku tidak menuruti kehendakku sendiri, melainkan
kehendak Dia yang mengutus aku." (Yohanes 5:30).
Usaha Himar Amos untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dengan mencari-cari ayat Al
Qur'an dan Hadits Nabi tidak akan membuahkan hasil, sia-sia belaka. Bahkan merugikan Kristen
sendiri.
Sebab hal itu berarti Himar Amos tetah mengkebiri kitab sucinya sendiri. Dalam Bibel tidak
terdapat satu pun ayat yang menyatakan bahwaYesus bersabda: "Akulah Allah, sembahlah aku".
Tidak ada! Justru banyak sekali bukti dalam Bibel bahwa Yesus adalah manusia, bukan Tuhan.
Buktinya:
a. Segala kehendak Yesus disetir Tuhan "Aku tidak dapat beruat apa-apa dari diriku sendiri. Aku
menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan panghakimanku adil, sebab aku tidak
menuruti kehandakku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku" (Yohanes 5:30).
b. Yesus bersyukur kepada Tuhan "Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-
Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak
dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang barkenan
kepada-Mu." (Matius 11:25).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 20/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
c. Yesus leblh kecil dari Tuhan "Kamu telah mendangar, bahwa aku tetah berkata kepadamu:
Aku pergi, tetapi aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi aku, kamu tentu
akan bersukacita karena aku pergi kepada Bapaku, sebab Bapa lebih besar dari pada aku."
(Yohanes 14:28).
d. Yesus pergi menghadap Tuhan "Sekarang aku pergi kapada Dia yang telah mengutus aku,
dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepadaku: Ke mana engkau pergi?"
(Yohanes 16:5).
Segala kehendak Yesus disetir Tuhan, Yesus bersyukur kepada Tuhan, Yesus lebih kecil
daripada Tuhan dan Yesus pergi menghadap Tuhan. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Yesus
bukanlah Tuhan, Yesus tidak sama dengan Tuhan dan bukan satu pribadi dengan Tuhan.
Jadi, sekali lagi, usaha Himar Amos untuk mengelabuhi dan membujuk halus kaum muslimin
agar mau mempertuhankan manusia Yesus tidak akan pernah berhasil. Sebab umat Islam tidak
akan mempertuhankan Yesus karena takut dikatakan sebagai 'orang kafir' dan diancam dengan
hukuman neraka oleh Al Qur'an surat Al Maa-idah 72.
"Sungguh kafirlah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhnya Allah itu adalah Al Masih putra
Maryam", padahal Al Masih sendiri telah berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu'. Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya Allah
haramkan surga atasnya, dan tempatnya di neraka, dan tidaklah ada penolong bagi orang-orang
yang zalim."

Bab 2
RUKUN ISLAM VS. RUKUN KRISTEN
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Rukun Islam
Rukun Iman harus diamalkan dan untuk mengamalkan rukun Iman ini ditetapkan kewajibankewajiban
yang disebut rukun Islam.
Rukun Islam terdiri dari 5 Kewajiban: mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, puasa dalam bulan Ramadhan dan melakukan upacara ibadah haji. (hal.
15).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Kelima rukun Islam yang disebutkan oleh Amos tersebut, diatur secara rinci dalam Hadits shahih
berikut:
"Islam itu didirikan atas lima dasar, yaitu: (1) Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah Utusan Allah; (2) Mendirikan shalat; (3) Mengeluarkan zakat; (4) Puasa
Ramadhan; dan (5) Beribadah Haji." (HR. Muslim dari Umar bin Khatthab).
Adanya rukun Islam itu adalah satu bukti nyata bahwa Islam lebih unggul dibanding Kristen.
Rukun Islam memberikan kemudahan bagi umat Islam sejagat untuk mengabdi dan beribadah
kepada Tuhan dengan tata cara dan pedoman yang sama, seragam.
Sedangkan Kristen, tidak memiliki rukun agama yang jelas dan pasti dari Bibelnya, sehingga
kesulitan untuk mengabdi kepada Tuhan. Bahkan rasul palsu Paulus dalam Bibel mengatakan
bahwa untuk mengabdi kepada Tuhan supaya selamat dunia dan akhirat, manusia cukup dengan
beriman saja, tanpa perbuatan. Perhatikan ucapan Paulus berikut:
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi
pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
(Efesus 2:8-9).

Bab 2-1
RUKUN ISLAM KE-1: SYAHADAT BERSAKSI
BAHWA ALLAH ADALAH SEBUAH ZAT ATAU BENDA
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
1. Mengucapkan dua kalimat Syahadat
Syarat untuk menjadi pengikut agama bangsa Arab ialah diwajibkan membaca dua kalimat
Syahadat sebagai berikut: "Asy hadu allaa ilaaha illalaah, wa asy hadu anna Muhammadar
rasuulullaah", yang artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi
bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah".
Kalimat yang pertama ialah suatu pernyataan yang hanya mengakui dan mempercayai kepada
Allah yang Esa.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 22/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Adapun mengenai definisi daripada Allah itu, Al Qur'an mempunyai penafsiran tersendiri. Siapa
yang dimaksud dengan Allah dalam hal ini?
Menurut surat 1 Al Faatihah ayat 1 dalam foot note-nya kitab Al Qur'an terjemah Indonesia
terbitan PT Sari Agung berbunyi demikian:
"Ayat ini dinamakan 'Basmalah' diutamakan membacanya pada tiap-tiap akan memulai
perkerjaan yang baik. 'Allah' ialah zat yang maha suci yang disembah dengan sebenarnya".
Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia karangan Audi C, maka zat berarti asal sesuatu
benda.
Dengan demikian yang dimaksud dengan 'Allah' di sini ialah zat atau asal sesuatu benda atau
sebuah benda. (hal. 15-17)
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Dalam Islam, Allah itu tidak boleh diterjemahkan apalagi disamakan dengan benda apapun.
Maka mengatakan Allah itu sama dengan suatu zat berupa benda, apalagi sebagai benda padat,
itu sangat keliru.
Allah adalah nama pribadi dari Tuhan itu sendiri. Kita mengetahui nama-Nya sebab Dia sendiri
yang memperkenalkan bahwa nama-Nya adalah Allah.
"Sesungguhnva Aku ini adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (Thaahaa 14).
Jadi, Allah itu adalah suatu ZatYang Maha Suci, Yang Maha Mulia, Maha Tinggi, yang lebih
besar dari apa yang dikuasai oleh akal manusia, unik tidak terjangkau oleh pikiran-pikiran
manusia.
Allah Swt. menguasai segala batas yang membatasi akal pikiran manusia. Karena itu akal pikiran
manusia tidak akan pernah mampu mengetahui Zat Allah.
Allah Swt. mempunyai nama-nama yang baik, yang tidak ada celanya yang disebut 'Al Asmaa-ul
Husna'. Allah dalam Islam mempunyai sifat Maha atas segala sesuatu. Dan kemahaan-Nya tidak
ada batasnya, meliputi atas segala-galanya.
Adapun kata zat dalam sebutan "Allah adalah Zat Yang Maha Suci", ini tidak dapat disamakan
dengan zat cair, zat padat, zat gas, zat arang, zat lemas, zat pembawa warna, dan zat lainlainnya
yang semuanya adalah ciptaan Allah.
Sebutan 'zat' yang dirangkai dengan sifat kemahaan Allah, dipaka! untuk menyebut kepada Allah,
pencipta jagad raya. Sedangkan hakikat daripada Allah, tidak dapat ditangkap dengan indera
makhluk-Nya. Allah tidak sama, berbeda dengan zat-zat apapun yang diciptakan-Nya. Sebab
Allah memiliki sifat mukhalafatu lil hawaditsi (berbeda dengan makhluk).
"Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Dia (Allah). Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat." (Qs. As Syuuraa 11).
"Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (Allah)." (Qs. Al Ikhlash 4).
Allah versi Bibel
Jika dia menganggap bahwa Allah itu Tuhannya orang Arab, atau Tuhannya Muhammad,
mengapa dalam Alkitab (Bibel) memakai nama Allah? Mestinya kalau mau konsekwen, dalam
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 23/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Alkitab/injil jangan memakai nama Allah, tapi Elohim atau Eloah atau Yahweh atau Kuryos atau
Yehovah.
Kalau Himar Amos mau teliti dan jujur, seharusnya dia malu menghujat keberadaan Allah dalam
Islam. Sebab konsep Alkitab (Bibel) tentang Allah sangat kacau balau. Disebutkan di dalamnya
bahwa Allah itu milik suku Bangsa Israel, sebagaimana ayat-ayat sebagai berikut:
"Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah
mereka kering kehausan; tetapi Aku, TUHAN, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah orang
Israel Aku tidak akan meninggalkan mereka." (Yesaya 41:17).
"Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah orang Israel." (Yeremia 31:23).
"Ia mendirikan maezbah disitu dan dinamainya itu: "Allah Israel ialah Allah." (Kejadian 33:20).
"Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman
TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagiKu di padang
gurun." (Keluaran 5:1).
"Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai
dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah." (Keluaran 24:10).
"Pada waktu itulah Yosua mendirikan mezbah digunung Ebal bagi TUHAN, Allah Israel" (Yosua
8:30).
"Sekarang aku bermaksud mengikat perjanjian dengan TUHAN, Allah Israel, supaya murka-Nya
yang menyala-nyala itu undur daripada kita" (II Tawarikh 29:10).
Karena Tuhan dalam Bibel itu milik orang Israel, maka sangat pantas jika Tuhan umat Kristen
punya banyak kelemahan yang menunjukkan kurang Maha atas segala sesuatu. Perhatikan ayatayat
di bawah ini:
a. Tuhan mikir-mikir "Berpikirlah TUHAN: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham
apa yang hendak Kulakukan ini?" (Kejadian 18:17).
b. Tuhan mengerang kesakitan seperti perempuan hamil "Aku membisu dari sejak dahulu kala,
Aku berdiam diri, Aku menahan hati-Ku; sekarang Aku mau mengerang seperti perempuan yang
melahirkan, Aku mau mengah-mengah dan megap-megap." (Yesaya 42:14).
c. Tuhan pikun, lupa alas kaki-Nya ketika marah "Ah, betapa Tuhan menyelubungi puteri Sion
denga awan dalam murka-Nya! Keagungan Israel dilemparkan-Nya dari langit ke bumi. Tak
diingat-Nya akan tumpuan kaki-Nya tatkala Ia murka" (Ratapan/Nudub Yeremia 2:1 ).
Itulah sebagian ayat-ayat Bibel mengenai Allah yang diimani oleh Drs. H. Amos. Masih terlampau
banyak ayat-ayat aneh tentang Tuhan dalam Bibel. Namun tidak kami muat seluruhnya, kasihan
nanti Bapak Amos jadi pusing.

Bab 2-2
BERSAKSI BAHWA MUHAMMAD NABI KHUSUS UNTUK BANGSA ARAB
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Selanjutnya, kalimat yang kedua dari syahadat ialah suatu pernyataan bahwa Muhammad adalah
utusan Allah.
Sesuai surat 3 Aali lmraan ayat 164 dan surat 62 Al Jumu'ah ayat 2, maka Muhammad diutus
sebagai nabi untuk bangsa Arab. Renungkanlah ayat-ayat berikut ini:
"Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin, ketika Allah mengutus
kepada mereka seorang rasul dari kalangan meraka sendiri (Arab), dia membacakan kepada
mereka ayat-ayat Allah dan mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan
hikmah, sesungguhnya keadaan mereka sebelum itu adalah dalam kesesatan yang nyata" (Surat
3 Aali Imraan ayat 164).
"Dia (Allah) yang membangkitkan di antara orang-orang ummi seorang rasul dari kalangan
meraka (Arab) yang membacakan kepada mereka ayat-ayatnya, mensucikan mereka dan
mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya adalah
dalam kesesatan yang nyata." (Surat 62 Al Jumu'ah ayat 2). (hal. 19).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Permainan istilah dalam tulisan itu amat lihai meski licik. Mungkin roh jahat sedang berdiam,
bekerja dan melakukan pekerjaannya dalam diri Himar Amos. Sehingga dia tidak bisa
mernfungsikan akal sehatnya.
Sebaiknya, kalau sedang kerasukan roh jahat, jangan coba-coba menulis buku, supaya tidak
memalukan diri sendiri. Bahkan menjatuhkan titel sarjananya dari doktorandes menjadi
doktorambles.
Al Qur'an surat Aali lmraan ayat 164 dan Al Jumu'ah ayat 2 yang menyatakan bahwa Nabi
Muhammad saw. semasa hjdupnya diutus Allah untuk mengajarkan Islam kepada kaumnya
(bangsa Arab). Ayat ini, oleh Himar Amos dipahamkan bahwa kalau begitu, Nabi Muhammad itu
diutus khusus hanya untuk bangsa Arab saja, bukan kepada yang lain.
Itulah penafsiran modern sarjana primitif Himar Amos.
Jika karena Nabi Muhammad itu dari bangsa Arab dan memakai bahasa Arab, lalu diambil
kesimpulan bahwa Nabi Muhammad adalah rasul untuk bangsa Arab dan Islam juga hanya untuk
bangsa Arab, ini jelas sangat keliru. Picik sekali alam pikiran Drs. Himar Amos.
Dua ayat yang dianggap menyudutkan Islam dikutip terjemahannya lalu dikomentari secara
negatif. Sementara ayat-ayat lain yang jumlahnya sangat banyak yang mendukung kebenaran
Islam, sengaja ditutup-tutupi. Kelihatan dengan sangat mencolok kebencian dan sentimen Himar
Amos terhadap Islam.
Sebagai contohnya, ayat-ayat yang mendukung kerasulan Nabi Muhammad saw. Dan Al Qur'an
untuk segenap alam, itu sengaja tidak dikutip, seperti:
"Dan Kami tiada mengutusmu (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam." (Al
Anbiyaa 107).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 25/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
"Dan tiadalah Kami mengutus angkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Qs. Saba' 28).
"Al Qur'an adalah suatu peringatan untuk semesta alam" (Qs. At Takwiir 27 dan Al Qalam 52).
"Dan Kami turunkan Al Qur'an kepadamu (Muhammad) supaya engkau jelaskan kapada umat
manusia, apa-apa yang diturunkan kepada mereka, supaya mereka berpikir." (Qs. An Nahl 44).
"Muhammad bukanlah bapak salah seorang dari laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah utusan
Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Qs. AlAhzaab
40).
Lima ayat tersebut, menyatakan bahwa Nabi Muhammad beserta Al Qur'an bukan hanya untuk
Bangsa Arab saja, melainkan untuk semua manusia dan seluruh makhluk di alam semesta ini.
Ayat-ayat tersebut sengaja tidak dikutip oleh Drs. Himar Amos.
Dan kalau mau teliti dalam membaca Alkitab (Bibel) milik umat Kristen, justru Nabi Isa (Yesus)
beserta Injilnya itulah yang hanya dikhususkan bagi suatu bangsa tertentu, yaitu untuk Bani Israel
saja.
Sebab kedatangan Yesus ke dunia ini untuk meneruskan risalah Nabi Musa as. kepada Bani
Israel.
Jadi, kitab Injil dan Taurat merupakan kitab suci yang berisi petunjuk dan pengajaran, tapi hanya
ditujukan bagi Bani Israel saja, sebagaimana kesaksian Yesus sendiri bahwa dia diutus untuk
Bani Israel. Simak sabda Yesus berikut:
"Jawab Yesus: 'Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius
15:24).
"Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu
menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah
kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Matius 10:5-6).
Dua ayat tersebut membuktikan bahwa yang dimaksud dengan surat Al Maa-idah 46 isinya
meginformasikan bahwa kitab Taurat dan Injil memang merupakan pengajaran dan petunjuk bagi
orang-orang yang bertakwa dari Ahli Kitab, yaitu Yahudi dan Nashara saja. Penjelasan ini
diperkuat dengan sabda Yesus di bawah ini:
"Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia aku berdoa, tetapi untuk mereka (Bani Israel)
yang telah Engkau berikan kepadaku, sebab mereka adalah milik-Mu" (Yohanes 17:9).
Jelaslah bahwa misi Yesus itu bukan untuk seluruh dunia, tapi khusus untuk Bani Israel saja.
Sebaiknya, Himar Amos lebih rajin lagi membaca buku-buku kaliber dunia internasional, supaya
tidak ketinggalan zaman. Sebab jauh sebelum Amos menulis buku picisan, para tokoh ilmuwan
dunia yang non muslim sudah mengakui dengan jujur dan ilmiah tentang kemuliaan nabi
Muhammad saw kelas dunia:
a. Muhammad adalah Pahlawan kebaikan sepanjang masa "Mohammed was the soul of
kindness and his influence was left and never forgotten by those around him" "Muhammad
adalah jiwa bagi seluruh kebaikan dan pengaruhnya terasa serta tidak pernah terlupakan oleh
orang yang berada di sekelilingnya". (Diwan Chans Sharma, The Propets of the East, Calcutta
1935, hal. 122.)
b. Muhammad adalah tokoh dunia pelopor anti rasialis "FourYears after the death or Justinian,
A.D. 569, was born at Mecca, in Arabia the man who, of all men exercised the greatest influence
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 26/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
upon the human race, Mohammed" "Empat tahun setelah kematian Justinian, 569 M, lahirlah di
Makkah, jazirah Arabia, seorang yang kemudian mempunyai pengaruh sangat besar terhadap
ras manusia, yaitu Muhammad". (John William Drapper, M.D. LL.D.A., History of Intelectual
Development of Europe, London 1875, vol. I, hal. 329).
c. Muhammad adalah pejuang harkat dan emansipasi untuk wanita sejagad "That his
(Mohammed's) reforms enhanced the status of women in general is universally admitted"
(Dobrakan "Muhammad yang telah mengangkat kedudukan wanita dalam skala yang luas diakui
secara universal") (H.A.R. Gibb, Mohammedanism, London, 1953, hal. 33).

Bab 2-3
BERSAKSI BAHWA MUHAMMAD MENGAJARKAN AL QUR'AN
KHUSUS UNTUK BANGSA ARAB
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Oleh karena ayat-ayat di atas tadi menyatakan bahwa Muhammad adalah nabi untuk bangsa
Arab maka kitab Al Qur'an hanya ditulis dalam bahasa Arab. (hal. 20).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Memang Al Qur'an itu berbahasa Arab dan diturunkan di negara Arab. Tapi tidaklah berarti
bahwa Al Qur'an itu hanya untuk Bangsa Arab saja. Ini pemahaman yang keliru.
Setiap menurunkan wahyu kepada suatu kaum, Allah menggunakan bahasa kaum itu juga.
Sebab kalau memakai bahasa lain, tentu tidak mungkin dimengerti oleh mereka. Bagaimana
Rasul itu akan menerangkan kepada umatnya, bila bahasa yang dipakai tidak dimengerti oleh
bangsa itu, tentu mustahil. Anak kecil juga paham akan hal ini.
Karena Al Qur'an itu diwahyukan di negara Arab dan nabi yang menerima wahyu itu juga orang
Arab, jelas dong... bahasa yang digunakan tentunya Bahasa Arab ! Lha, mana mungkin wahyu
Allah diturunkan di Arab, lalu bahasa yang dipakai adalah bahasa Jepang ? Tentu harus Bahasa
Arab juga agar dapat dimengerti dan dipahami oleh mereka, bukan?
Demikian juga dengan Nabi Isa ketika menerima wahyu. Apakah beliau menerima wahyu dalam
bahasa Indonesia ? Mustahil ! Wahyu yang beliau terima ketika itu pasti menggunakan bahasa
yang berlaku menurut suku bangsanya, yaitu Bahasa Ibrani.
Maka seharusnya Injil yang tertua pun ditulis dalam bahasa Ibrani. Tapi sayangnya bahasa Injil
yang asli ketika Nabi Isa as. menerimanya sudah tidak ada lagi. Naskah Injil yang tertua dan
dianggap asli saat ini justru ditulis dalam Bahasa Yunani. Padahal Yesus tidak pernah tour ke
Yunani.
Sebenarnya, kalau Himar Amos mau sedikit lebih teliti dan kritis, justru Alkitab/Injil itulah yang
dikhususkan bagi golongan tertentu saja, yaitu Bani Israel, bukan untuk seluruh dunia. Hal ini
tidak diketahui oleh penulis kitab tersebut, disebabkan minimnya ilmu tentang agama Kristen itu
sendiri, apalagi ilmu tentang Islam.
Bukti lain bahwa Al Qur'an adalah kitab suci untuk seluruh manusia sejagad adalah adanya
seruan dan peringatan yang memakai kata 'wahai manusia', misalnya:
"Wahai manusia, makanlah olah kamu apa-apa yang ada di bumi, segala yang halal lagi baik."
(Qs. Al Baqarah 168).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 27/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
"Wahai manusia, sudah datang kepada kamu seorang Rasul (Muhammad saw) dengan
membawa kebenaran dari Tuhan kamu"(Qs. An Nisaa 170).
"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu bukti kebenaran dari Tuhanmu,
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya (Al Qur'an) yang
terang benderang" (Qs. An Nisaa 174).
"Wahai manusia, sesungguhnya aku ini adalah Rasul untuk kamu semua (manusia sejagad)"
(Qs. Al A'raaf 158).

Bab 2-4
BERSAKSI BAHWA MUHAMMAD CELAKA DI AKHIRAT
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Karena tidak tampak adanya penjelasan yang menyatakan bahwa Muhammad akan
diselamatkan setelah dia meninggal dunia, maka Allah dan setiap pengikut agama bangsa Arab
harus bershalawat yaitu memohon kepada Allah semoga Allah melimpahkan berkah dan
kesejahteraan kepada Muhammad sebagaimana yang disebut dalam Surat 33 Al Ahzaab ayat 56
yang berbunyi:
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas nabi: Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kepadanya dan berilah salam dengan sungguh-sungguh."
Dengan demikian bukan pengikut agama bangsa Arab saja yang harus bershalawat atas nabi
Muhammad, tetapi juga Allah harus bersalawat yaitu memohon kepada Allah semoga Allah
melimpahkan berkah dan kesejahteraan bagi Muhammad.
Sudah pasti hal ini sangatlah aneh, sebab itu tentu menjadi pertanyaan bagi para pembaca
mengapa Allah harus memohon kepada Allah untuk berkat dan kesejahteraan bagi Muhammad?
Juga menjadi suatu keanehan jikalau Allah harus memohon kepada Allah, yang berarti hal itu
menyatakan bahwa Allah lebih dari pada satu.
Apakah memang demikian? Menurut logika Allah adalah yang paling tinggi kedudukannya. Oleh
sebab itu mungkin ada alasan lain mengapa Allah harus memohon berkat kesejahteraan bagi
Muhammad, kepada Allah, (hal. 23-24).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Jika ada orang berpendapat seperti itu, meskipun dia seorang sarjana, jelas menunjukkan betapa
minim pengetahuannya tentang Islam. Penafsiran demikian itu amat kacau, hanya berdasarkah
harfiah saja.
Tapi anehnya, dengan modal pengawuran seperti itu, sarjana murtadin Himar Amos malah
dikagumi oleh umat Kristen. Mestinya umat Kristen menolak tulisan yang sepenuhnya tidak
berbobot, tidak ilmiah, tidak rasional dan tidak bisa dipertanggung-jawabkan. Bahkan hanya
memalukan umat Kristen saja.
Apabila terjadi tuntutan dari umat Islam kepada pihak yang berwajib, maka yang repot dan rugi
adalah umat Kristen, bukan? Apalagi jika ada kelompok Islam yang terpancing emosinya. Gawat
lagi, bukan?
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 28/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Supaya situasi tidak semakin keruh, kami tetap menjawab sekaligus meluruskan hujatannya,
dengan harapan agar Himar Amos dan umat Kristen lainnya dapat mengetahui makna dan
filosofi shalawat nabi.
Shalawat artinya kemuliaan atau kesejahteraan. Shalawat Allah kepada Nabi Muhammad bukan
berarti bahwa Allah memohonkan kemuliaan atau kesejahteraan kepada Allah yang lainnya untuk
Muhammad, melainkan Allah memberikan rahmat, kesejahteraan dan kemuliaan atas beliau.
Maksud malaikat bershalawat kepada Nabi yaitu malaikat turut memohon ampunan kepada
Allah. Sedangkan shalawat orang-orang beriman kepada Nabi maksudnya mendoakan agar
diberi rahmat dan kesejahteraan atas Nabi Muhammad saw. Dan kesemuanya itu bukan berarti
karena Nabi Muhammad saw. belum selamat atau tidak mendapat keselamatan dari Allah Swt.
Tujuan Allah bershalawat kepada Nabi Muhammad ialah agar umat Islam seluruhnya menaruh
rasa hormat kepada beliau. Sebab beliau adalah pilihan-Nya untuk menjadi nabi terakhir dan
penutup para nabi, yang membebaskan manusia dari kehidupan jahiliyah yang bagaikan
binatang. Atas perjuangan beliau, umat manusia bisa dihantarkan ke alam yang terang
benderang. Beliaulah yang mengantarkan umat manusia dari kehidupan hewani menjadi
kehidupan yang manusiawi. Jika tidak ada beliau, entah kebejatan moral apa yang dilakukan oleh
umat manusia.
Oleh sebab itu, sebagai orang yang tahu diri, umat manusia sangat wajib untuk mensyukuri jasa
beliau. Untuk mengabadikan rasa syukur dan jasa beliau inilah maka 'shalawat serta salam'
dijadikan sebagai salah satu rukun dzikri, yaitu suatu bacaan rukun bagi umatnya setiap
mengerjakan shalat.
Tetapi harus diingat bahwa pembacaan shalawat terhadap Nabi Muhammad tersebut bukan
berarti bahwa beliau tidak selamat di akhirat. Tanpa ada satupun umat Islam yang bershalawat,
beliau tetap mendapatkan keselamatan dari Allah Swt. Sebab beliau telah dijamin masuk sorga
oleh Allah Swt.
Meskipun Rasulullah sudah pasti masuk sorga, umat Islam masih saja mengirim bacaan
shalawat kepada beliau, sebab pahala doa shalawat itu kembali lagi kepada umat yang
bershalawat. Dengan bershalawat kepada Nabi berarti telah tunduk dan patuh kepada perintah
Allah Swt. pada ujung surat Al Ahzaab 56 tersebut:
"Wahai orang-orang yang beriman, barshalawatlah kepadanya (Muhammad) dan berilah salam
dengan sungguh-sungguh".
Kalau diperhatikan, perintah pada ayat tersebut dimulai dengan perintah atau suruhan 'Wahai'.
Ditujukan kepada siapa perintah 'Wahai' ini? Jelas ditujukan kepada orang-orang yang beriman.
Apa perintah dan suruhan Allah tersebut ? Tiada lain untuk 'bershalawat dan mengucapkan
salam'. Kepada siapa ? Jelas kepada 'Nabi Muhammad saw'. Caranya bagaimana ? Yaitu
dengan 'bersungguh-sungguh mengikuti perintah dan aturan Allah.
Seandainya Allah tidak memberikan contoh dan petunjuk tentang tata cara mensyukuri karunia-
Nya yang telah diberikan melalui baginda Nabi, tentu akan terjadi bermacam-macam cara dalam
mensyukuri nikmat tersebut. Misalnya, dengan memberikan sesajian, tumbal, korban hewan dan
lain-lain menurut selera dan keinginan masing-masing.
Oleh karena Allah memberikan petunjuk Al Qur'an dalam hal etika menghormati manusia pilihan-
Nya itu, maka umat Islam mematuhi perintah tersebut agar tidak terjadi kekacauan dalam
beribadah kepada-Nya.
Kemudian dalam satu hadits disebutkan sebagai berikut:
"Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw.: "Barangsiapa yang
bershalawat kepadaku satu kali saja, niscaya Allah akan memberikan sepuluh kesejahteraan
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 29/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
kepadanya dan dihapuskan darinya sepuluh kesalahan dan diangkat baginya sepuluh derajat."
(HR. Bukhari, Nasa'i, Ibnu Hibban dan Hakim).
Atas dasar hadits di atas, maka umat Islam di manapun berada selalu membacakan shalawat
kepada Rasulullah setiap waktu shalat maupun setiap kali mendengar namanya disebut. Sebab
dengan membacakan satu kali shalawat kepada Rasulullah, maka balasannya adalah mendapat
sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh keburukan. Nah, siapa yang tidak mau mendapat
pahala sebanyak itu?
Dengan demikian, keberadaan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah sungguh membawa
berkah dan rahmat bagi umatnya. Sebab dengan bershalawat kepadanya satu kali saja, akan
memperoleh pahala sepuluh kebaikan dan menghilangkan sepuluh keburukan. Subhanallah,
sungguh beruntung menjadi pengikut beliau.
Analogi yang mudah dipahami, bayi yang meninggal dunia sebelum berbuat dosa, dia pasti akan
langsung masuk sorga. Apakah karena dia pasti akan masuk sorga lantas orangtuanya langsung
menguburkannya tanpa harus mendoakannya? Tidak !! Bahkan lebih dari itu, sebagai manusia
yang berakhlak mulia umat Islam juga memohon kepada Allah agar bayi tersebut diberi tempat
yang layak di sisi-Nya. Pahala dalam mendoakan dan memohon kepada Allah untuk anak bayi
yang tersayang itu, kembali lagi kepada orang yang mendoakan.
Kalau terhadap anak bayi yang belum memberikan jasa saja, perlu mendoakan kepada Allah
tempat yang layak di sisi-Nya, mengapa terhadap seseorang yang telah begitu besar jasanya
bagi umat manusia sejagad raya ini, tidak kita doakan dan mohonkan kepada Allah tempat yang
layak di sisi-Nya? Tentu lebih pantas, bukan?
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Lebih lengkap lagi pertanyaan menjadi: "Mengapa Allah dan pengikut agama bangsa Arab harus
bersalawat atas nabi Muhammad?"
Hal ini disebabkan karena Muhammad memang belum memperoleh keselamatan karena dia
tidak diberi kuasa apapun oleh Allah.
Setiap pengikut agama bangsa Arab harus terus-menerus bershalawat untuk Muhammad
dengan pengharapan agar Muhammad memperoleh keselamatan. Kenyataan ini dapat dilihat
dari ayat-ayat Al Qur'an berikut:
Katakanlah, "Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat dan tidak pula kuasa menolak mudarat
untuk diriku, kecuali dikehendaki Allah … " (Surat 7 Al Araaf ayat 188).
"Katakantah, "Aku tidak kuasa menolak mudarat dari diriku dan tidak mendatangkan manfaat
kecuali dikehendaki Allah. ................." (Surat 10 Yuunus ayat 49). (hal. 25-26)
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Surat Al A'raaf 188 dan Yunus 49 itu justru menunjukkan kejujuran Muhammad saw. Beliau
mengatakan apa adanya tanpa menyombongkan diri dan menyadari bahwa beliau hanyalah
seorang rasul, bukan Tuhan. Beliau mengakui tidak bisa mendatangkan manfaat dan tidak kuasa
menolak mudharat baik untuk dirinya maupun orang lain, kecuali atas kehendak Allah Swt.
semata.
Beliau menyampaikan apa adanya sesuai dengan yang diwahyukan oleh Allah swt., agar
umatnya tidak tersesat. Sebab jika tidak demikian, maka dikhawatirkan umatnya akan selalu
meminta dan memohon lewat beliau, atau paling tidak menjadikan beliau sebagai perantara.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 30/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Inilah yang tidak dikehendaki oleh Allah. Jika memohon sesuatu hendaklah langsung kepada
Allah tanpa perantara.
Kalau mau pakai pikiran yang jernih, justru itulah bukti bahwa Nabi Muhammad saw. adalah
seorang manusia yang super tinggi kejujurannya. Beliau tidak mau disamakan dengan Tuhan,
disembah dan dipuja-puja melampaui batas.
Di sinilah letak perbedaan antara Nabi Muhammad dalam pandangan Islam dengan Nabi Isa as.
(Yesus) menurut pandangan Kristen. Menurut Kristen, Yesus bukan manusia biasa seperti Nabi
Muhammad. Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pusat meminta dan beribadah. Padahal
Yesus tidak pernah mengajarkan demikian. Ajaran Yesus adalah ajaran Tauhid, sama seperti
ajaran Nabi Muhammad saw. Perhatikan sabda Yesus pada ayat-ayat berikut ini:
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang
benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3).
Pada ayat tersebut Yesus mengajarkan Tauhid kepada umatnya, yaitu mengenal Allah Yang Esa
dan dirinya sebagai seorang utusan-Nya.
Ayat di bawah ini menunjukkan bahwa hanya kepada Allah sajalah tempat menyembah dan
berbakti, bukan kepada manusia dan juga bukan terhadap Yesus sendiri. Perhatikan sabda
Yesus di bawah ini:
"Berkatalah Yesus kepadanya: 'Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah
Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti' …" (Matius 4:10).
Karena umat Kristen menjadikan Yesus sebagai Tuhan yang menjelma jadi manusia, maka jelas
menurut mereka Yesus itu adalah Allah itu sendiri. Keyakinan ini justru menjadikan mereka
tersesat, karena mereka menganggap dia itu Tuhan, maka di mana-mana mereka memohon dan
meminta serta berbakti tertuju kepada Yesus. Padahal Yesus sendiri ternyata tidak bisa juga
mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat yang menimpa pada dirinya sendiri. Yesus
juga tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, karena dia hanyalah manusia biasa,
bukan Tuhan.
Buktinya, ketika Yesus ditangkap oleh pasukan yang disuruh oleh tua-tuaYahudi yang bekerja
sama dengan salah seorang muridnya sendiri sebagai penghianat, Yesus tidak bisa menghindar
(Matius 26:47-48). Juga ketika orang-orang memperlakukan seenaknya, Yesus tidak bisa
menghindar. Perhatikan ayat berikut ini:
"Lalu mereka meludahi mukanya dan meninjunya, orang-orang lain memukul dia" (Matius 26:67).
Bahkan lebih parah lagi -menurut cerita Bibel- ketika Yesus disalibkan, dia benar-benar tidak
berdaya, tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, sehingga dia berteriak histeris minta
pertolongan kepada Allah. Perhatikan ayat di bawah ini:
"Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani ?"Artinya:
Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" (Matius 27:46).
Sampai soal musim saja Yesus tidak tahu, perhatikan ayat di bawah ini:
"Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas muridnya meninggalkan Betania, Yesus
merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk
melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak
mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka katanya
kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" (Markus 11:12-
14).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 31/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Hal-hal yang ghaib pun Yesus tidak tahu, buktinya Yesus tidak tahu kapan hari kiamat.
Perhatikan ayat di bawah ini:
"Tetapi tentang hari atau saat itu (kiamat, ed.) tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di
sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja" (Markus 13:32).
Itulah beberapa kelemahan Yesus sebagai bukti bahwa dia manusia biasa dan sama sekali
bukan Tuhan. Maka pantas sekali jika dia tidak bisa mendatangkan manfaat maupun menolak
mudharat yang menimpa dirinya maupun orang lain. Yesus juga tidak tahu hal yang ghaib, sebab
dia bukan Tuhan.
Jadi bukan hanya Nabi Muhammad saja yang tidak bisa mendatangkan manfaat maupun
menolak mudharat, tapi demikian juga dengan Nabi Isa as. serta nabi-nabi lainnya, kecuali atas
izin Allah atau hanya Allah Swt.

Bab 2-5
BERSAKSI BAHWA MUHAMMAD KONSULTASI
KEPADA ORANG YAHUDI DAN KRISTEN
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Lain dari itu ada satu hal yang penting dan patut disimak, yaitu di mana Muhammad
diperintahkan oleh Allah agar selalu belajar dan bertanya kepada orang-orang Kristen ataupun
orang-orang yang beragama Yahudi, terutama pada waktu nabi Muhammad berada dalam
keadaan ragu-ragu.
Hal itu membuat orang Kristen mengambil kesimpulan, bahwa Nabi Muhammad harus percaya
kepada orang-orang Kristen dan orang yang beragamaYahudi, karena merekalah yang membaca
dan menguasai Taurat dan Injil yang benar, original dan sempurna serta relevan walaupun Al
Qur'an telah diturunkan dan Muhammad diutus sebagai nabi yang terakhir menurut umat Muslim,
(hal. 26)
Hal ini dapat dilihat dari ayat-ayat Al Qur'an sebagai berikut:
"Maka jika engkau (Muhammad) dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan
kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum engkau (Orang
Kristen dan Orang Yahudi). Sungguh telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu
janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang ragu" (Surat 10 Yuunus ayat 94). (hal.
27).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Dalam ayat tersebut Allah mengingatkan kepada Nabi Muhammad, apabila beliau ragu terhadap
wahyu yang diterimanya, agar bertanya kepada orang-orang yang membaca kitab sebelumnya.
Yang dimaksud dengan "orang-orangyang membaca Kitab sebelumnya" yaitu orang-orang jujur
yang mengerti dan memahami kebenaran dalam kitab-kitab suci sebelum Al Qur'an. Orang
seperti ini tidak banyak, di antaranya adalah rahib Waraqah bin Naufal.
Perlu dicatat bahwa Waraqah bin Naufal ini bukan beragama Kristen pengikut Paulus. Beliau
adalah rahib Nasrani yang yang setia dan jujur mengikuti Nabi Isa as. Rahib saleh seperti
Waraqah inilah yang menjelaskan kepada Rasulullah tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan kenasranian yang asli sesuai dengan ajaran Nabi Isa as. Misalnya,
mengenai nubuat Nabi Musa dan Isa as. tentang tanda kerasulan Nabi Besar Muhammad saw.
dalam Taurat dan Injil.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 32/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Ketika Siti Khadijah menceritakan kepada Waraqah tentang peristiwa turunnya wahyu pertama di
Gua Hira, maka spontanitas dia berkata: "Quddus, quddus! Demi Tuhan yang jiwa Waraqah ada
dalam tangan-Nya. Jika engkau membenarkan aku, ya Khadijah, sesungguhnya telah datang
kepada Muhammad namus akbar (petunjuk yang maha besar), sebagaimana yang pernah
datang kepada Musa as. Sesungguhnya dia akan menjadi Nabi bagi umat kita ini".
Orang Nasrani yang seperti Waraqah bin Naufal yang benar, jujur dan terpercaya itu sekarang
sudah tidak ada lagi.
Yang ada saat ini adalah umat Kristen yang tidak taat kepada Nabi Isa, melainkan taat kepada
Paulus, pendiri Kristen.
Kemudian yang dimaksud dengan kata 'Al Kitab' pada ayat tersebut adalah kitab Taurat dan Injil
yang masih asli sebelum dikotori oleh tangan-tangan jahil manusia.
Salah besar jika yang dimaksud kata 'Al Kitab' oleh Himar Amos itu adatah Alkitab (Bibel), kitab
agama Kristen yang berjumlah 66 kitab, antara lain:
a. Taurat = 5 kitab b. Kitab Para Nabi besar/kecil = 34 kitab c. Injil = 4 kitab d. Kisah Para Rasul =
1 kitab e. Surat-Surat Paulus = 13 kitab f. Surat kepada jemaat Ibrani = 1 kitab g. Surat Yakobus
=1 kitab h. Surat Petrus = 2 kitab i. Surat Yohanes = 3 kitab j. Surat Yudas = 1kitab, dan k. Mimpi
Yohanes = 1 surat.
Dari keterangan tersebut, jelas sekali bahwa Al Kitab yang dimaksud dalam surat Yunus 94
bukanlah Alkitab (Bibel) milik orang Kristen seperti sekarang ini. Dan Nabi Muhammad saw. tidak
pernah bertanya kepada orang Kristen, tapi kepada orang Nasrani yang terpercaya. Sebab
agama Nasrani tidak identik dengan agama Kristen seperti sekarang ini.

Bab 2-6
BERSAKSI BAHWA MUHAMMAD MEMPERKOSA GADIS DI BAWAH UMUR
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Menurut Hadits Shahih Bukhari nomor 1557 Muhammad kawin dengan Aisyah sewaktu Aisyah
masih jauh di bawah umur yaitu berusia 6 tahun dan tinggal serumah pada waktu Aisyah
berumur 9 tahun. (hal. 30)
"Dari Hisyam r.a. katanya: Siti Khadijah wafat tiga tahun sebelum nabi s.a.w. pindah ke Medinah.
Beliau tidak kawin selama dua tahun kurang. Dan beliau mengawini Siti Aisyah ketika ia berusia
enam tahun. Kemudian beliau serumah dengan dia setelah Aisyah berusia sembilan tahun
" (Hadits Shahih Bukhari nomor 1557).
Pada zaman modern sekarang ini jika seorang laki-laki mengawini anak perempuan di bawah
umur maka laki-laki tersebut dianggap memperkosa anak perempuan dan dapat dikenakan
sanksi hukuman.
Oleh sebab itu di banyak negeri termasuk negara Republik Indonesia, orang yang dinyatakan
dewasa ialah yang berumur 17 tahun ke atas, sehingga orang yang telah dinyatakan dewasa
dianggap layak dan syah melaksanakan perkawinan (hal.31).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Memang sebagian besar negara memberlakukan batas umur perkawinan pada umur sekitar 17
tahun ke atas. Tetapi itu bukan berarti bahwa wanita baru bisa menikah pada urnur 17 tahun ke
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 33/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
atas. Buktinya banyak juga wanita yang kawin jauh di bawah urnur, bahkan sebelum umur 17
tahun ada yang sudah jadi janda. Kenyataan ini banyak dijumpai di negara kita sendiri,
Indonesia. Tapi masalah seperti itu merupakan kasus, bukan keharusan.
Dan perlu digarisbawahi, bahwa undang-undang perkawinan yang menetapkan batas minimal
nikah umur 17 tahun itu adalah buatan manusia dengan pertimbangan kondisi fisik dan
kedewasaan berpikir wanita sesuai suatu daerah tertentu. Soal kawin harus 17 tahun ke atas
tidak ada dalilnya sama sekali baik dalam kitab suci.
Oleh sebab itu tidak boleh dijadikan suatu keharusan yang mutlak harus dipatuhi. Dalam Islam,
wanita dianggap sudah cukup dewasa apabila telah baligh, yang ditandai dengan
haid/menstruasi. Terhadap orang yang telah baligh inilah dianggap telah dewasa dan wajib
melaksanakan ajaran agama, dan berdosa bila mengabaikan ajaran agama.
Pada umur sembilan tahun, umumnya wanita Indonesia belum haid, sebab kondisi atau postur
tubuhnya kecil. Sehingga wanita di Indonesia kebanyakan baru haid pada umur 12 tahun atau
lebih .Tapi wanita keturunan Arab, mereka memiliki postur tubuh yang besar, sehingga pada usia
9 tahun sebagian besar sudah haid. Maka wanita Arab tempo dulu sudah layak nikah pada umur
9 tahun, karena sudah dewasa.
Memang Rasulullah menikah dengan Siti Aisyah ketika berusia 6 tahun. Tetapi beliau baru
bercampur dengan Siti Aisyah pada usia 9 tahun. Pernikahan seperti ini disebut 'Nikah Gantung'.
Oleh sebab itu jika dikatakan Nabi Muhammad saw. memperkosa Aisyah, itu hanyalah tuduhan
atas kebencian yang luar biasa terhadap Nabi Muhammad saw. untuk menjatuhkan nama beliau,
agar misi Kristen dapat diterima. Cara-cara mereka memang licik, curang, dan tak terpuji
menghalakan segala cara.
Jadi tuduhan seperti itu tidak punya alasan yang pasti, sebab umat Kristen tidak bisa menujukkan
satu dalil pun dalam kitab suci mereka tentang batasan umur perkawinan.
Seharusnya Himar Amos tahu diri jika benar bahwa dia itu sarjana. Jangan selalu mencari-cari
dan mengada-ada dalam melecehkan agama lain, sementara ajaran agama sendiri yang
memang sudah leceh dianggap baik.
Orang type seperti itu oleh Yesus dicap sebagai orang munafik yang ceroboh dan tidak tahu diri.
Kesalahan orang saleh dicari-cari, sedangkan kesalahan besar pada diri-sendiri dipiara subur.
"Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu
tidak engkau ketahui?" (Matius 7:3).
Seharusnya, Himar Amos malu menuduh Rasulullah pernah melakukan perzinahan, padahal
kenyataannya tidaklah demikian. Justru dalam Bibel, kitab suci Kristen, bertebaran ayat-ayat
panas yang mengekspos skandal seksual:
a. Yesus tidak menghukum WTS yang ketangkap basah sedang melakukan hubungan zinah,
bahkan membebaskannya tanpa syarat (Yohanes 8:1-11). Padahal, pada zaman modern ini,
seseorang yang terbukti melakukan perbuatan zinah, pasti dijatuhi hukuman berat. Dan orang
yang melindungi pezinah pun bisa dijatuhi hukuman yang sangat berat, karena berarti dia telah
mendukung tindak perzinahan. Apakah dengan demikian Himar Amos berani mengatakan bahwa
Yesus telah berkomptot dengan pezinah, sehingga perlu dipecat dari jabatannya, disidang,
didenda dan dipenjara sesuai dengan hukum modem ??
b. Tuhan berkata-kata porno dalam Bibel "Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan
Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal (pelacur)
dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi
TUHAN" (Hosea 1:2).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 34/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
c. Tuhan menyukai pelacur "Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan
yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun
mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis" (Hosea 3:1).
Langsung enaaaakkk...... seorang nabi disuruh bermain cinta dengan pelacur dan pezinah oleh
Tuhan.
d. Tuhan yang romantis "Engkau bersundal juga dengan orang Asyur, oleh karena engkau belum
merasa puas; ya, engkau bersundal dengan mereka, tetapi masih belum merasa puas. Engkau
memperbanyak lagi persundalanmu dengan negeri perdagangan Kasdim, tetapi dengan itu juga
engkau belum merasa puas. Betapa besar hawa nafsumu itu, demikianlah firman Tuhan ALLAH"
(Yehezkiel 16:28-30).
Wahai Himar Amos, siapakah sesungguhnya yang pro zinah, dan siapa pula yang anti zinah?
Jangan sekali-sekali menuduh Islam mengajarkan perzinahan. Sebab dengan tegas Islam
melarang segala tindak perzinahan.
"Dan janganlah kamu mendekati zinah. Sesungguhnya zinah itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk" (Qs. Al Israa 32).

Bab 2-7
BERSAKSI BAHWA MUHAMMAD HOBY KAWIN-CERAI
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Mengapa Muhammad begitu mudah dapat kawin lagi atau menceraikan isteri-isterinya ?
Muhammad dapat dengan mudah menceraikan isteri-isterinya karena jika Muhammad
menceraikan isterinya maka menurut surat 66 At Tahrim ayat 5, Tuhan akan memberi
Muhammad pengganti isteri yang lebih cantik dan lebih baik budi pekertinya baik pengganti isteri
itu seorang janda maupun seorang perawan.
"Jika dia menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri
yang lebih baik daripada kamu, (yaitu) yang muslimat, yang mukminat, yang taat, yang bertaubat,
yang beribadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan" (Surat 66 At Tahrim ayat 5)
Oleh sebab itu para isteri Muhammad tidak boleh menyusahkannya, karena jika isteri-isterinya
menyusahkan Muhammad maka Muhammad dapat langsung menceraikan isteri-isteri yang tidak
lagi dia ingini atau sukai. (hal. 32)
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Menurut Himar Amos, sang murtadin, surat At Tahrim ayat 5 di atas berarti bahwa Tuhan telah
menjamin Rasulullah dengan istri-istri baru yang lebih cantik, apabila beliau mau menceraikan
istri lamanya. Sehingga, dengan jaminan itu maka Rasulullah menjadi hoby kawin-cerai berulangulang.
Itu menunjukkan bahwa Amos yang Himar itu tidak mengerti gaya bahasa.
Ketahuilah, bahwa ayat tersebut berkaitan sangat erat dengan tugas dan risalah yang diemban
oleh Rasulullah. Mengingat beratnya tugas dan amanat beliau, yaitu memimpin umat manusia
keluar dari gelap gulitanya alam yang penuh dengan syirik dan budaya jahiliyah menuju alam
tauhid yang terang benderang di bawah naungan cahaya ilahi.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 35/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Sehubungan dengan itu, maka Allah memberikan peringatan kepada para istri Nabi agar tidak
sombong dan merasa dirinya paling penting, seolah-olah Nabi tidak bisa berjuang di jalan Allah
tanpa adanya mereka.
Maka Allah memberikan ancaman kepada para istri Nabi dengan At Tahrim ayat 5 yang
mengatakan bahwa dengan sangat mudah Allah dapat mengganti posisi mereka dengan istri lain
yang jauh lebih baik, lebih salehah dan lebih taat.
Dengan peringatan tersebut, maka para istri Nabi saling berlomba-lomba untuk memiliki sifat-sifat
utama, menjadi mar'atus salehah, ummahatul muslimin.
Jadi, sama sekali tidak benar tuduhan Himar Amos bahwa Rasulullah hoby kawin cerai, begitu
mudah menceraikan dan menikah lagi terus-terusan. Tuduhan ini, selain tidak ilmiah, juga tidak
sesuai dengan fakta dan data. Sepanjang sejarah, tidak ada bukti bahwa beliau kawin-cerai
dengan istrinya

Bab 2-8
RUKUN ISLAM KE-2: SHALAT MENYEMBAH
ALLAH YANG BERTEMPAT TINGGAL DI DALAM KA'BAH
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Mendirikan Shalat
Shalat adalah cara sembahyang agama bangsa Arab yang pada waktu melakukannya yaitu ruku'
dan sujud harus menghadap ke Ka'bah di Mekkah. (hal. 33)
Orang-orang yang bodoh di antara manusia akan berkata: "Apakah gerangan (sebabnya) mereka
(orang Islam) beralih dan kiblat mereka semula (dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram?)
Katakanlah Timur dan Barat kepunyaan Allah. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus. (Surat 2 Al Baqarah ayat 142). (hal. 34).
Mengapa shalat agama bangsa Arab harus mengahadap ke arah Ka'bah di Mekkah? Karena
Ka'bah adalah tempat tinggal Allah yaitu rumah Allah sebagaimana yang disebut dalam Surat 22
Al Hajj ayat 26.
"Dan (ingatlah) ketika Kami tempatkan Ibrahim pada tempat Baitullah (dengan firman): janganlah
engkau menyekutukan Aku dengan sesuatu, dan sucikanlah rumahKu (Ka'bah) untuk orangorang
yang tinggal (itikaf) dan orang-orang yang ruku dan sujud (shalat)". (Surat 22 Al Hajj ayat
26). (hal. 35).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Dengan mengatakan bahwa shalat adalah ruku' dan sujud menghadap Ka'bah, membuktikan
bahwa Himar Amos belum pernah belajar Islam dengan baik. Mungkin pengakuannya bahwa dia
adalah mantan muslim yang pernah menunaikan ibadah haji tahun 1983 adalah kebohongan
yang besar, untuk mengelabuhi umat Islam. Tujuannya, agar kaum muslimin mudah
dipengaruhinya sehingga mengikuti jejaknya murtad ke Kristen.
Ibadah shalat itu bukan hanya ruku' dan sujud saja, seperti anggapan Himar Amos. Shalat
adalah ibadah umat Islam kepada Allah yang terdiri dari bacaan-bacaan dan amalan-amatan
tertentu sesuai dengan tuntunan Al Qur'an dan Hadits, yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam. Inilah definisi shalat yang benar. Sekali lagi, shalat bukan hanya ruku' dan sujud
saja.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 36/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Selanjutnya, dengan disebutkannya kata 'Ka'bah Baitullah (rumah Allah)', Himar Amos menuding
bahwa umat Islam shalat menghadap Ka'bah karena Ka'bah adalah rumah tinggal Allah. Ini
membuktikan bahwa dia tidak mengerti 'gaya bahasa'.
Kata Baitullah (bait Allah/rumah Allah) dipahami oleh Amos bahwa kalau begitu, Allah itu punya
rumah tempat tinggal. Karena disebutkan dalam Al Qur'an bahwa Ka'bah adalah Baitullah, maka
Amos memahamkan bahwa kalau begitu, Allah itu bertempat tinggal, makan, minum dan tidur
dalam Ka'bah di Mekkah. Inilah pemahaman orang yang sangat tidak cerdas. Mungkin Legion
(roh-roh jahat) sedang merasuki Himar Amos.
Dalam Al Qur'an ada istilah abdullah (hamba Allah), aduwwullah (musuh Allah), ansharullah
(penolong Allah), dan tain-lain. Kalau sistem berpikir Himar Amos dipakai untuk memahami
Istilah-istllah tersebut, pastilah akan negatif jadinya.
a. Abdullah (hamba Allah)
Adanya istilah hamba, berarti ada pula istilah tuan atau juragan. Tapi, adanya Istilah hamba Allah
bukan berarti bahwa Allah itu juragan/boss yang memperkerjakan makhluk-Nya karena tenaga
dan kemampuan Allah sangat terbatas. Hamba Allah berarti para nabi dan orang-orang saleh
yang berbuat kebajikan dengan ikhlas (Qs. 4:172, 19:30, 37:40,74,128 dan 72:19).
b. Aduwwullah (musuh Allah)
Adanya istilah 'musuh Allah' bukan berarti bahwa Allah itu sumber keonaran yang selalu
membuat permusuhan, bukan! Sebab istilah 'musuh Allah' berarti orang-orang musrik, kafir dan
pengkhianat yang mempersekutukan Allah dengan yang lain (Qs. 8:60 dan 9:114).
c. Ansharullah (penolong Allah)
Istilah ini juga bukan bearti bahwa Allah itu serba kekurangan sehingga perlu bantuan dari regu
penolong dari manusia. Sebab Istilah 'penolong Allah' berarti orang-orang beriman yang
memperjuangkan agama Allah (jihad fii sabiilillah) (Qs. 3:10 dan 61:14).
Kembali kepada istilah Baitullah (rumah Allah). Istilah ini terbatas kepada satu pengertian 'rumah
ibadah kepunyaan Allah' saja, bukan rumah tempat tinggal Allah.
Istilah Baitullah (rumah Allah) dipakai untuk membedakan rumah ibadah dengan rumah-rumah
lain milik manusia, seperti: rumah sakit, rumah bersalin, rumah makan, rumah kontrakan dan lainlain.
Baitullah (rumah Allah) adalah rumah suci untuk beribadah kepada Allah. Karena rumah yang
suci ini digunakan untuk beribadah kepada Allah, maka tidak boleh dikontrakkan, diperjualbelikan
dan dibisniskan.
Beda Islam dan Kristen
Dalam Islam, ditegaskan ajaran Tauhid kepada Allah, bahwa Allah itu Maha Esa, tidak
dipengaruhi dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Ajaran tauhid inilah yang membedakan
Islam dengan Kristen.
Dalam Bibel, Tuhan masih dibatasi oleh ruang dan waktu, bisa dilihat, diajak ngobrol, makanmakan,
bisa disiksa dan dibunuh sampai mati teler di tiang salib.
Dijelaskan dalam Bibel (Alkitab), kilab suci Kristen, bahwa Tuhan adalah Roh (Yohanes 4:24)
yang menjelma menjadi Yesus (Yohanes 1: 14). Dalam penjelmaan (inkarnasi) ini, Tuhan
berubah ujud menjadi janin yang dikandung oleh Maria (Siti Maryam), lalu dilahirkan melalui liang
kemaluan Maria.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 37/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Kemudian Tuhan Yesus dilahirkan, lalu dibesarkan oleh lingkungannya. Setelah dewasa, Tuhan
(Yesus) dicobai oleh iblis (Matius 4:1 dan Lukas 4:2). Setelah lulus dari permainan iblis, Tuhan
Yesus ditangkap oleh penguasa Romawi lalu dianiaya tiada berdaya. Akhirnya, Tuhan Yesus
menghembuskan nafasnya yang terakhir di atas gantungan tiang salib dengan memakai secarik
kain yang menutupi auratnya dengan ditonton oleh massa yang sangat banyak.Tragis sekali!!
Itulah konsep Bibel tentang ketuhanan.TuhanYesus Juru Selamat mereka masih dibatasi oleh
ruang dan waktu, sehingga mati disalib.

Bab 2-9
WAKTU SHALAT SANGAT KACAU
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Shalat Fardhu (shalat wajib).
Menurut Surat 17 Al Israa ayat 78 maka shalat wajib ditentukan 2 kali sehari, tetapi menurut
Surat 11 Huud ayat 114, maka shalat wajib ditetapkan sebanyak 3 kali sehari.
Dan dirikan shalat pada kedua tepi siang dan sebahagian dari malam (3 kali sehari). (Surat 11
Huud ayat 114).
Dirikanlah shalat diwaktu tergelincir matahari sampai gelap malam, dan (dirikanlah) shalat subuh,
sesungguhnya shalat subuh disaksikan (2 kali sehari). (Surat 17 Al Israa ayat 78). (hal. 38)
Menurut Hadits Shahih Bukhari nomor 211, maka Allah menetapkan bahwa shalat dilakukan
sebanyak 50 kali sehari.
Kemudian atas perintah Musa kepada Muhammad maka terjadilah tawar menawar antara Allah
dan Muhammad mengenai banyaknya jumlah shalat per hari yang harus dilaksanakan.
Adapun proses tawar menawar antara Allah dan Muhammad adalah sebagai berikut: - Dari
jumlah shalat sebanyak 50 kali sehari, menjadi 25 kali sehari. - Dari jumlah shalat sebanyak 25
kali sehari, menjadi 12 kali sehari. - Dari jumlah shalat sebanyak 12 kali sehari, menjadi 5 kali
sehari. (hal. 39)
Dengan demikian jumlah kewajiban shalat yang ditentukan dalam Al Qur'an terdapat tiga versi,
yaitu menurut surat 17 Al Israa ayat 78 ditentukan 2 kali sehari. Menurut Surat 11 Huud ayat 114
ditentukan 3 kali sehari, sedangkan yang ditentukan dalam Hadits Shahih Bukhari nomor 211,
adalah 5 kali sehari yang terdiri dari: 1. Shalat Subuh; dimulai fajar sebelum matahari terbit. 2.
Shalat Zhuhur; setelah matahari mulai turun. 3. Shalat Azhar; setelah matahari turun sebelum
terbenam. 4. Shalat Maghrib; pada saat matahari terbenam. 5. Shalat Isya; pada saat warna
merah di langit lenyap. (hal. 40)
Ternyata dalam hubungan ini kedudukan Hadits Shahih Bukhari lebih tinggi dari pada kedudukan
Al Qur'an, karena pelaksanaan shalat yang diikuti adalah apa yang disebut dalam Hadits Shahih
Bukhari dan bukan dari apa yang disebut dalam Al Qur'an. (hal. 41).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Memang, kalau dibaca atau diterjemahkan secara harfiah sesuai dengan yang tertulis dalam
terjemahan dua ayat Al Qur'an tersebut, maka akan terkesan bahwa sebenarnya shalat itu hanya
dua atau tiga kali sehari.
Itulah sistem berpikir orang awam setingkat anak TK.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 38/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Nah, kalau shalatnya umat Islam dituduh kacau, justru otaknya Himar Amos itulah yang kacau.
Maklum saja, namanya saja Himar. Berarti otak dan pikirannya baru sebatas seekor himar.
Oleh sebab itu kalau ada umat Kristen yang mau percaya dengan bualan si Himar Amos
tersebut, maka mereka akan jadi lebih himar daripada Himar Amos.
Hanya umat Kristen yang punya akal sehat dan hati yang bersih saja yang tidak mau ikut-ikutan
dibodohi oleh penjelasan tersebut.
Pengertian dua ayat yang diselewengkan Himar Amos itu adalah sebagai berikut:
1. Al Israa' 78
"Dirikanlah shalat di waktu tergelincir matahari sampai gelap malam, dan (dirikanlah) shalat
subuh, sesungguhnya shalat subuh disaksikan".
Jumlah waktu shalat yang dimaksud ayat ini adalah lima waktu, bukan dua waktu seperti
penafsiran Himar Amos. Lima waktu tersebut adalah:
a. Waktu tergelincir matahari yaitu waktu untuk dua shalat, antara lain:
- Shalat Zhuhur, ketika matahari baru mulai tergelincir, kurang lebih jam dua belas siang. - Shalat
Ashar, ketika matahari sudah lebih tergelincir kearah barat sebelum terbenam.
b. Waktu 'sampai gelap malam', yaitu dua waktu shalat:
- Shalat Maghrib, ketika mulai gelap - Shalat Isya', ketika sudah gelap malam.
c. Kemudian bunyi ayat terakhir sudah jelas dikatakan shalat Subuh.
Kalau dihitung, jelas sekali yang dimaksud ayat tersebut yaitu untuk shalat lima waktu (2 + 2 +1 =
5). Kepada Drs. Himar Amos kami sarankan agar belajar matematika lagi di SD supaya tidak
mengatakan 2+2+1=2.
2. Huud 114
"Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang dan sebagian dari malam" (Huud 114).
Yang dimaksud dengan shalat pada 'dua tepi siang' tersebut adalah:
a. Tepi yang pertama, yaitu shalat di waktu pagi (Shubuh) dan lepas tengah hari (Zuhur) dan
setelah tergelincir matahari (Ashar).
b. Tepi yang kedua, yaitu bagian terdekat dari malam: .
- Shalat Maghrib, ketika matahari terbenam. - Shalat Isya', yaitu waktu terdekat dengan malam.
Dengan demikian jelas bahwa maksud ayat tersebut adalah juga untuk shatat lima waktu, bukan
tiga waktu seperti tuduhan Himar Amos.
Dia lupa atau memang tidak tahu bahwa waktu siang itu memang ada dua tepi atau ada dua
waktu pembagian. Dunia internasional pun mengakui bahwa waktu atau hari itu dibagi dalam dua
tepi juga. Pertama sebelum pagi disebut dengan istilah a.m. = ante meridiem (before noon). Dan
setelah lewat zhuhur yaitu ketika matahari mulai tergelincir, mereka sebut dengan istilah p.m. =
post meridiem (between noon and midnight; afternoon).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 39/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Dengan keterangan di atas, maka jelas bahwa surat Al Israa' 78 dan Huud 114 tidak
bertentangan, keduanya sama-sama menunjukkan adanya shalat lima waktu, bukan dua atau
tiga. Oleh sebab itu Al Qur'an tidak bertentangan dengan Hadits Shahih Bukhari nomor 211 yang
mengatakan bahwa perintah shalat kepada Nabi Muhammad saw. adalah lima kali. Jadi,
keterangan hadits maupun Al Qur'an tidak bertentangan atau tidaklah kacau, yang kacau adalah
cara berpikir Drs. Himar Amos sendiri.
Mudah-mudahan saja kekeliruan Bapak Amos itu bukan kesengajaan, tapi karena ketololan dan
kepicikan serta minimnya ilmu Al Qur'an. Maka pantas sekali dia memakai nama Himar Amos.
3. Hadits Shahih Bukhari nomor 211
Kemudian tentang permohonan Rasul kepada Allah agar perintah shalat 50 waktu diringankan
menjadi 5 waktu, ini bukan tawar-menawar antara Allah dan nabi-Nya.
Permohonan Nabi tersebut tidak sama dengan tawar menawar, melainkan perjuangan beliau
bagi umatnya, sebab beliau tahu bahwa sangat sulit bagi umatnya untuk melaksanakan shalat
lima puluh kali sehari.
Itu pun hanya ujian Allah bagi Nabi, apakah beliau punya kepedulian dalam membela umatnya
atau tidak. Ternyata beliau orang yang cerdas dan penuh tanggungjawab. Beliau bisa
membayangkan kalau sehari saja harus shalat lima puluh kali, lantas kapan umatnya bisa
mencari nafkah? Bukankah masih banyak hal-hal lain yang penting dalam mengisi waktu dalam
kehidupan demi untuk beribadah kepada Allah? Yang namanya ibadah itu bukan hanya shalat
saja.
Terjadinya permohonan Nabi Muhammad kepada Allah itu bukan main-main, tapi dilakukan Nabi
Muhammad saw. dengan penuh pengharapan dan sungguh-sungguh sebagai manusia biasa dan
untuk umatnya yang juga manusia biasa yang sudah barang tentu punya banyak kelemahan.
Alhamdulillah, ternyata permohonan beliau dikabulkan oleh Allah Swt. yattu kewajiban shalat lima
kali dalam sehari.
Sebenarnya permohonan Nabi Muhammad kepada Allah Swt. tidaklah aneh, sebab manusia
yang sifatnya serba lemah, wajar saja jika dia memohon keringanan kepada Allah. Setiap
manusia, siapapun dia, pasti selalu menginginkan keringanan dari Allah Swt. Umur yang sudah
ditetapkan oleh Allah Swt. batasannya, tetap saja setiap kita berdoa kepada Allah, selalu
memohon umur panjang.
Seandainya Himar Amos diberi tahu oleh Allah Swt. bahwa dia akan mati tepat pada usia 64
tahun, dia pasti terus berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk diberikan umur yang lebih
panjang lagi, malah kalau bisa hidup 1000 tahun lagi. Apalagi umur bapak saat ini sudah 63
tahun lebih beberapa bulan, tentu tinggal beberapa tahun atau beberapa bulan lagi waktu yang
tersisa untuk hidup di dunia.
Apakah Himar Amos diam seribu bahasa dan masa bodoh saja tanpa memohon kepada Tuhan
supaya jangan dimatikan dulu pada usia 64 ? Barangkali setiap hari bisa 100 kali dia mohon
keringanan kepada Tuhan agar umurnya diperpanjang.
Apakah lucu jika Amos memohon keringanan kepada Tuhan untuk diberikan umur panjang,
walaupun Tuhan sudah katakan bahwa Amos akan mati tepat umur 64 tahun ? Tentu tidak,
bukan ? Walaupun Amos yakin bahwa Yesus akan menebus segala dosa, tapi kami yakin Amos
tetap saja akan memohon keringanan kepada Tuhan untuk diberikan umur panjang bukan ?
Oleh sebab itu tuduhan Himar Amos kepada Islam tidak beralasan, selain hanya karena
kebencian kepada Islam serta karena kebodohan dan ketololan tentang ajaran Islam saja.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 40/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Yang jelas hikmahnya Allah menginginkan agar manusia selalu mempergunakan akal sehat dan
ilmu dalam mengkaji segala sesuatu. Dan setiap kali mendengar sesuatu informasi, hendaklah
dipikir dahulu sebelum memutuskan baik-buruk dan untung-ruginya.
Lucu: Tawar-menawar Tuhan dalam Bibel
Kalau mau membaca kitab Bibel milik Himar Amos, tawar menawar seperti itu justru lebih tidak
masuk akal sehat. Karena dalam Bibel, Tuhan justru dinasihati oleh manusia. Tawar menawar
versi Bibel milik Himar Amos itu terkesan main-main antara Allah dan Abraham. Coba simak
tawar-menawar dan nasehat-menasehati antara Tuhan dan manusia dalam kitab Kejadian 18:22-
33 berikut:
"Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap
berdiri di hadapan TUHAN. Abraham datang mendekat dan berkata:
Abraham: Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?
Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar di dalam kota itu ? Apakah Engkau akan
melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar
yang ada di dalamnya itu ? Jauhlah kiranya daripada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh
orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama
dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian daripada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi
tidak menghukum dengan adil?
Tuhan: Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh
tempat itu karena mereka.
Abraham: Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada-Mu, Tuhan, walaupun aku
debu dan abu. Sekiranya kurang lima orang dari lima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan
memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?
Tuhan: Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana.
Abraham: Sekiranya empat puluh didapati di sana ?
Tuhan: Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu.
Abraham: Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh
didapati di sana ?
Tuhan: Aku tidak akan berbuat demikian, jika Aku dapati tiga puluh di sana.
Abraham: Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua
puluh didapati di sana ?
Tuhan: Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu.
Abraham: Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya
sepuluh didapati di sana.
Tuhan: Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu.
Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham. Dan kembalilah Abraham
ke tempat tinggalnya".
Ayat-ayat Bibel di atas jelas menunjukkan keganjilan yang mencolok. Janggal dan mustahil untuk
diimani oleh manusia yang berakal waras. Namun, demikian itulah kenyataan yang ada dalam
Bibel yang diimani oleh Himar Amos, murtadin penghujat agama Islam.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 41/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Setelah membandingkan ayat Al Qur'an dan Bibel tersebut, pembaca pasti bisa membedakan
mana ajaran yang rasional dan mana ajaran yang tidak masuk akal.

Bab 2-10
KUMANDANG AZAN MELANGGAR AL-QUR’AN
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Dalam banyak hal memang apa yang disebut dalam Al Qur'an diabaikan oleh pengikut agama
bangsa Arab, bahkan dianggap tidak berlaku.
Tidak memperdulikan ayat-ayat Al Qur'an atau mengabaikan ayat-ayat Al Qur'an oleh pengikut
agama bangsa Arab dapat dijumpal di mana-mana terutama di Indonesia, misalnya menurut
Surat 7 Al A'raaf ayat 205 yang berbunyi:
"Dan sebutlah Tuhanmu dalam hatimu dengan penuh kerendahan dan rasa takut dan dengan
tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang, dan janganlah engkau termasuk orang-orang
yang lalai".
Itulah bunyi ayat dalam Al Qur'an, akan tetapi dalam kenyataannya sebahagian besar pengikut
agama bangsa Arab melalui mesjid-mesjid dengan sengaja mengeraskan suara sekuat-kuatnya
dengan pengeras suara pada waktu menyebut nama Tuhan justru di pagi hari dan petang
menjetang malam tanpa memperhatikan keadaan sekitarnya dan sama sekali mengabaikan apa
yang diperintahkan dalam Al Qur'an. (hal. 41-42)
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Surat Al A'raaf ayat 205 tersebut mengatakan bahwa apabila menyebut nama Tuhan, hendaklah
dilakukan dengan kerendahan hati, penuh rasa takut dan tanpa mengeraskan suara. Tapi
maksudnya dalam konteks berdoa atau berzikir kepada Allah.
Dalam ayat tersebut Allah memberikan tuntunan tentang etika zikir atau mengingat akan Allah, di
antaranya adalah:
1. Senantiasa mengingat Allah dalam hati serta merenungkannya. Sebab bila selalu kita
renungkan yang mendalam, maka akan memperkuat rasa ikhlas dalam beramal.
2. Senantiasa merendahkan diri dan tidak sombong, sebab di hadapan Allah yang Maha Mulia,
Maha Kaya dan Maha Kuasa, manusia tidak lebih hanyalah seorang hamba yang berasal dari air
yang hina dina saja.
3. Senantiasa merasa takut akan Allah, sebab apabila pertolongan dan nikmat-Nya dicabut,
niscaya manusia tidak kuasa menggantikan-Nya.
4. Tidak boleh bersorak-sorak atau berteriak-teriak (mengeraskan suara) dalam menyebut nama
Allah, sebab Allah itu tidak tuli dan dekat dengan manusia.
5. Setiap saat senantiasa mengingat Allah di waktu pagi dan petang, agar jangan termasuk
orang-orang yang lalai.
Jadi, surat Al A'raaf ayat 205 tersebut jelas melarang berzikir dengan suara yang keras. Hal ini
sesuai pula dengan penjelasan Hadits Nabi:
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al Asy'ari ra. berkata: "Seseorang mengangkat suaranya tinggitinggi
ketika berdoa dalam suatu perjalanan. Maka Rasulullah menegur mereka: "Hai sekalian
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 42/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
manusia! Tahanlah diri kalian, karena kalian tidak menyeru orang tuli dan tidak pula Dia Ghaib.
Yang kamu seru itu Maha Mendengar lagi sangat dekat, bahkan lebih dekat dari tempat dudukmu
sendiri!"
Hadits tersebut melarang bersuara keras-keras dalam berzikir kepada Allah, sebab suara yang
keras dan gaduh bisa merubah keadaan menjadi tidak khusyu'. Oleh sebab itu Al Qur'an dan
Hadits Nabi tidak bertentangan, sama-sama melarang bersuara keras-keras apabila berzikir
dalam mengingat Allah.
Rupanya yang dimaksud oleh Himar Amos dengan suara yang keras pakai pengeras suara di
masjid-masjid adalah suara Azan saat masuk waktu shalat. Sebab dalam azan memang
menyebut nama Tuhan beberapa kali dengan keras bahkan pakai pengeras suara. Sehingga
menurut dia, hal itu bertentangan dengan surat Al A'raaf ayat 205. Akhirnya disimpulkan bahwa
umat Islam Indonesia suka mengabaikan Al Qur'an.
Maka kami berkesimpulan bahwa Himar Amos, penulis buku 'Upacara Ibadah Haji' benar-benar
tidak bisa membedakan mana yang boleh dikeraskan dan mana yang tidak boleh dikeraskan
suaranya.
Dari sini dapat dilihat sejauh mana ilmu dan wawasan Ors. Himar Amos. Selama 58 tahun
beragama Islam, dia tidak bisa menbedakan antara zikir dan azan. Padahal bedanya sangat
mencolok. Yang namanya zikir, pasti dengan suara pelan dan yang namanya Azan, pasti dengan
suara keras. Lucu sekali kalau ada azan yang menyeru kaum muslimin, mengingatkan masuknya
waktu shalat dan mengajak orang shalat jamaah, lalu harus berbisik-bisik ?
Jangan-jangan selama beragama Islam Himar Amos ini tidak pernah berzikir kepada Allah,
sehingga tidak tahu bagaimana berzikir itu. Pantas saja kalau dia sampai pindah agama menjadi
murtadin, membedakan antara zikir dan azan saja tidak becus!!
Oleh sebab itu untuk menjawab tulisan dia yang sangat tidak bermutu, tidak perlu harus dari
seorang ustadz, kiyai atau sarjana muslim, dengan kami yang muallaf mantan Kristen dan baru
punya sedikit ilmu Islam saja sudah lebih dari cukup.

Bab 2-11
RUKUN ISLAM KE-3: ZAKAT SYARIAT ZAKAT MENIRU AJARAN BIBEL
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Mengeluarkan Zakat
Menurut Surat 9 At Taubah ayat 60 setiap orang muslim harus memberikan zakat atau sedekah
kepada fakir miskin pengurus zakat, muallaf (orang yang condong menjadi muslim) musafir, fie
sabilillah (keperluan agama, pesantren dll). Besarnya zakat atau sedekah yang dikeluarkan ialah
2,5% dari kekayaan yang tertimbun dalam satu tahun.
Memberikan zakat atau sedekah sebagaimana yang diwajibkan dalam Taurat dan Injil berupa
perpuluhan dan persembahan, juga diterapkan dalam rukun Islam yang ketiga ini. Dengan
demikian rukun Islam yang ketiga pun mengandung unsur-unsur Taurat dan Injil. (hal. 42-43)
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Seperti yang pernah kami jelaskan terdahulu, bahwa kalaupun dalam Al Qur'an terdapat
persamaan dengan apa yang ada dalam Taurat dan Injil, itu tidak berarti bahwa Al Qur'an
menjiplak dari Alkitab (Bibel) milik Himar Amos. Persamaan itu karena sumbernya satu, yaitu
sama-sama berasal dari Allah Swt. Barangkali di sinilah letak kekeliruan pemikiran Himar Amos
yang buta akan Al Qur'an maupun Bibel, kitab sucinya sendiri.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 43/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Mengingat kondisi Alkitab (Bibel) belum sempurna, bahkan telah dirobah, ditambah dan
banyaknya kebenaran yang disembunyikan di dalamnya, maka diturunkantah Al Qur'an untuk
menyempurnakan sekaligus mengganti kitab tersebut.
Zakat dalam ajaran Al Qur'an, berbeda dengan persepuluhan dalam Bibel. Jika berbeda, tentu
salah satu dari dua pasti lebih baik, lebih unggul dan lebih sesuai dengan kemajuan zaman.
Untuk itu, mari kita uji.
1. Zakat dalam Al Qur'an
Dalam Al Qur'an, zakat diwajibkan hanya setahun sekali atas barang-barang yang telah dimiliki
selama satu tahun penuh, yang nilainya telah mencapai batas-batas ukuran yang disebut nisab.
Jenis yang harus dizakati antara lain, emas dan perak (At Taubah 34), hasil pertanian (Al An'aam
141), laba perniagaan (Al Baqarah 267), tambang (Al Baqarah 267) dan ternak.
Besarnya zakat, hampir semuanya berlaku 2,5 % saja, itupun jika sudah sampai nisab dan
haulnya. Jadi segala sesuatu sudah ada aturan mainnya. Yang diberlakukan zakat 10% hanya
dari hasil pertanian saja, itupun masih bersyarat.
2. Persepuluhan dalam Bibel
Persepuluhan yaitu mengeluarkan 10 % (sepuluh persen) dari hasil pertanian dan peternakan
sebagaimana ayat berikut:
"Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah
maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi
TUHAN. Tetapi jikalau seseorang mau menebus juga sebagian dari persembahan
persepuluhannya itu, maka ia harus menambah seperlima. Mengenai segala persembahan
persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah
tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi
TUHAN" (Imamat 27:30-32).
Dari bunyi ayat di atas, jelas bahwa persepuluhan itu hanya untuk jenis pertanian dan peternakan
saja. Apabila kesulitan dalam menyalurkan persepuluhan tersebut karena tempatnya jauh, maka
boleh diberikan berupa uang senilai barang yang dihitung menurut persepuluhan, sesuai dengan
ayat berikut:
"Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang
tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun. Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan
dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau memakan persembahan
persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung
lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan TUHAN,
Allahmu. Apabila, dalam hal engkau diberkati TUHAN, Allahmu, jalan itu terlalu jauh bagimu,
sehingga engkau tidak dapat mengangkutnya, karena tempat yang akan dipilih TUHAN untuk
menegakkan nama-Nya di sana terlalu jauh dari tempatmu, maka haruslah engkau
menguangkannya dan membawa uang itu dalam bungkusan dan pergi ke tempat yang akan
dipilih TUHAN. Allahmu" (Ulangan 14:22-25).
Jadi dalam Bibel tidak ada yang mengatur soal persepuluhan dari uang tunai baik berupa gaji,
deposito, emas, perak serta barang dagangan lainnya selain daripada hasil pertanian dan
peternakan. Selama ini, persepuluhan itu diberlakukan pada segala penghasilan berupa apapun,
sehingga gaji pegawai juga dipotong 10 % sebelum diterima oleh yang berhak. Bagi pedagang,
diwajibkan menyetor sepersepuluh dari penghasilan mereka kepada pimpinan mereka.
Akibatnya, dewasa ini di negara Amerika dan Eropa yang mayoritas beragama Kristen
menyatakan keluar dari agama Kristen supaya gaji mereka tidak dipotong 10% lagi. Oleh sebab
itu jangan heran jika di negara-negara Eropa seperti Belanda dan Amerika, ternyata 51 %
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 44/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
warganya tidak punya agama. Sebab persepuluhan itu ternyata memberatkan mereka, padahal
mereka tidak aktif ke gereja. Itulah yang terjadi di negara Eropa dan Amerika.
Setelah memperbandingkan ajaran zakat dalam Islam dengan persepuluhan dalam Kristen,
terbukti bahwa umat Islam jauh lebih patuh dari umat Kristen dalam hal zakat dan persepuluhan.
Apakah Himar Amos pernah mendengar ada orang Islam yang berhenti jadi orang Islam atau
keluar dari Islam hanya karena takut bayar zakat? Tidak ada, bukan? Bahkan umat Islam sendiri
yang menghitung besar zakatnya untuk dikeluarkan demi membersihkan hartanya. Umat Islam
tidak merasa terpaksa dalam hal mengeluarkan zakatnya.
Rasanya sangat jarang ada orang Kristen yang punya penghasilan besar, lalu mau
mengeluarkan sepersepuluh dari penghasilannya. Sangat disayangkan, hanya sekedar
menghindar dari perpuluhan, sebagian umat Kristen di Eropa dan Amerika keluar dari agama
Kristen. Ini tentu sangat tragis sekali, padahal mestinya mereka harus patuh, jika ajaran
persepuluhan itu benar-benar wahyu Allah.
Jika tidak percaya silahkan Himar Amos cek ke Eropa, apakah benar atau tidak bahwa
persepuluhan itu sudah ditinggalkan oleh mereka sendiri. Bahkan banyak yang sudah beralih
pindah ke Islam, sebab menurut mereka Islam agama yang rasional.

Bab 2-12
RUKUN ISLAM KE-4: PUASA RAMADHAN
SYARIAT PUASA DIGALI DARI AJARAN BIBEL
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Puasa dalam bulan Ramadhan
Puasa yang dianjurkan dalam Taurat dan Injil juga diterapkan dalam rukun Islam yang keempat.
Menurut Surat 2 Al Baqarah ayat 183 setiap orang muslim harus berpuasa dalam bulan
Ramadhan selama 29 hari atau 30 hari.
"Hai sekalian orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu puasa sebagaimana telah
diwajibkan kepada orang-orang yang terdahulu dari kamu supaya kamu bertaqwa." (Surat 2 Al
Baqarah ayat 183).
Dengan demikian rukun Islam yang keempat ini, juga mengandung unsur-unsur Taurat dan Injil.
(hal. 43-44).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Antara Al Qur'an, Injil, Zabur dan Taurat memang terdapat persamaan, disamping perbedaanperbedaan
yang jumlahnya tidak sedikit.
Persamaan tersebut terjadi bukan karena Muhammad saw. menjiplak kitab-kitab sebelumnya.
Melainkan karena Allah yang pernah mewahyukan Taurat dan Injil, mewahyukan kembali kepada
beliau dalam Al Qur'an.
Jadi, dalam hal ini tidak perlu dipersoalkan. Umat Kristen tidak perlu memandang rendah Al
Qur'an gara-gara ada persamaan dengan Taurat dan Injil. Sebab umat Islam pun tidak pernah
menuduh Yesus sebagai orang yang menjiplak Taurat, meskipun banyak terdapat persamaan
antara Taurat dan Injil.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 45/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Dalam surat Al Ahzaab 40 dijelaskan bahwa Rasulullah adalah nabi terakhir (khataman nabiyyin)
di antara seluruh nabi yang ada terdahulu. Sebagai nabi yang terakhir, beliau telah berhasil
menyempurnakan bangunan dienullah yang telah mulai dikerjakan oleh para nabi dan rasul
sebelumnya. Sehingga sekarang bangunan agama yang indah dan sempurna itu telah selesai.
Perumpamaan itu diberikan sendiri oleh Rasulullah saw
"Perumpamaan antara aku dan seluruh nabi-nabi lainnya adalah seperti seorang yang
mendirikan sebuah bangunan. Dia telah manyempurnakan dan memperindah bangunan-Ku
kecuali hanya sebuah batu bata yang belum dipasang di salah satu sudut bangunan itu. Orangorang
mengelilingi dan mengagumi bangunan itu berkomentar: "Alangkah bagusnya kalau batu
bata itu diletakkan di tempat yang kosong itu". Ketahuilah, akulah batu bata itu. Dan akulah
penutup para nabi (Muttafaqun 'alaih).
Sebagai nabi yang terakhir dengan 'bangunan dinullah' yang indah dan sempurna, Muhammad
diutus oleh Allah untuk seluruh umat manusia sepanjang zaman sampai hari kiamat.
Puasa dalam Al Qur'an dan Bibel
Jika memang ada anjuran puasa menurut Taurat dan Injil, justru kami yang bertanya kepada
Himar Amos, mengapa anda tidak menjalankan puasa seperti yang diajarkan oleh Taurat dan Injil
itu? Apakah puasa yang dianjurkan tersebut juga dijalankan oleh umat Kristen dewasa ini? Kalau
ya, bagaimana caranya, berapa lamakah puasa dan sejak kapan memulainya?
Bapak Himar Amos yang terkasih, coba simak apa kata kitab suci Bapak tentang puasa berikut
ini:
Menurut Perjanjian Lama, Nabi Musa berpuasa selama 40 hari 40 malam:
"Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam
lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan
perjanjian, yakni Kesepuluh Firman" (Keluaran 34:28).
Menurut Perjanjian Baru, Yesus juga berpuasa selama 40 hari 40 malam:
"Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus"
(Matius 4:2).
Menurut Injil Lukas, Yesus disunahkan berpuasa setiap minggu dua kali, yaitu setiap hari Senin
dan Kamis. Perhatikan ayat di bawah ini: "Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan
sepersepuluh dari segala penghasilanku" (Lukas 18:12).
Yang menjadi pertanyaan adalah, Kenapa Himar Amos beserta umat Kristen lainnya tidak
berpuasa seperti teladan Nabi Musa dan Isa (Yesus) ? Jawaban yang pasti, karena mereka tidak
sanggup, sebab kalau Himar Amos melakukannya, tidak makan dan tidak minum selama 40 hari
40 malam, pasti akan mati, bukan ?
Tapi pernahkah Himar Amos dengar kalau ada umat Islam yang mati karena berpuasa selama 30
hari (bukan 30 hari 30 malam)? Tidak ada, bukan ? Nah, inilah yang namanya ajaran puasa yang
rasional, disempumakan dalam kitab suci Al Qur'an oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad
saw.
Kenapa Himar Amos dan umat Kristen lainnya tidak berpuasa seminggu dua kali seperti dalam
Injil Lukas 18:12? Bukankah justru umat Islam yang memelihara puasa seminggu dua kali
tersebut? Dalam Bibel sekarang ini, hari Senin dan kamis sudah dihilangkan yang ada hanya
seminggu dua kali. Tapi dalam Ensikiopedi Alkitab, ternyata yang dimaksud dengan puasa
seminggu dua kali tersebut, jatuh pada hari Senin dan Kamis.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 46/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Nah, karena dalam Bibel sudah dirobah dan dihilangkan, maka Allah wahyukan kembali kepada
Muhammad dalam Al Qur'an segala yang benar yang pernah diwahyukan-Nya itu, termasuk
puasa pada bulan Ramadhan.

Bab 2-13
RUKUN ISLAM KE-5: HAJI
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
5. Melakukan Upacara Ibadah Haji
Upacara Ibadah Haji ini diuraikan di dalam bab tersendiri yaitu Bab III, karena Upacara Ibadah
Haji merupakan puncak daripada penyempurnaan pernyataan agama bangsa Arab yang
menentukan tingginya derajat seorang dalam kehidupan masyarakat muslim. (hal.44).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Kami pun menjawab secara tuntas dalam Dialog ke-3 dengan judul 'Hujat dan Ralat tentang
Ibadah Haji'. Tekad perjuangan kami sudah bulat. Gayung bersambut, kata berjawab. Pendeta
menghujat Islam, muallaf datang meralat dengan kasih dan buku jawaban balik. Selamat
membaca.

Bab 3
HUJAT & RALAT TENTANG HAJI & KA’BAH
Bab 3-1
DIHALALKAN MENCURI DAN KORUPSI UNTUK HAJI
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Maka tidak heranlah jika orang-orang miskin yang tidak mampu pun berlomba-lomba mencari
uang untuk biaya metaksanakan upacara ibadah haji ini.
Untuk mencari dana atau uang untuk biaya ibadah haji ini orang tidak segan-segan menjual
seluruh harta bendanya yang jumlahnya sudah terbatas.
Bahkan ada orang yang sampai melakukan penipuan demi memperoleh uang untuk biaya
melakukan upacara ibadah haji tersebut. Ada sementara orang bahkan mencuri atau berkorupsi
agar memperoleh uang untuk biaya upacara ibadah haji. (hal. 52)
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Tuduhan itu sama sekali tidak benar, hanya mengada-ada saja. Fitnah!! Tidak mungkin ada
orang Islam yang mau menipu, mencuri dan korupsi demi untuk bisa menunaikan ibadah haji.
Sebab ibadah haji hanya diwajibkan bagi orang yang mampu saja.
Kalau konsekwen dengan ajaran Islam, tidak mungkin ada orang yang menjadi penipu, maling
dan koruptor, dengan alasan apapun. Sebab Al Qur'an melarang dengan tegas segala tindak
kriminal tersebut, lengkap dengan sangsi yang cukup berat dunia dan akhirat.
a. Allah mewajibkan umat manusia untuk berlaku adil dan amanat (Qs. An Nisaa 58 dan Al
Anfaal 27). b. Allah melarang keras perbuatan curang dan korupsi (Qs. Al Muthaffifiin 1). c. Allah
melarang keras tindakan dusta dan tipuan (Qs. Al Muthaffifiin 10). d. Seorang yang terbukti
melakukan pencurian dihukum potong tangan/qishash (Qs. Al Maa-idah 38). e. Dan lain-lain.
Jangan-jangan Himar Amos pernah melakukan korupsi dan penipuan untuk biaya hajinya tahun
1983, kalau benar bahwa dia itu sudah haji.
Dengan memahami dan mengamalkan ayat-ayat Al Qur'an tersebut, mustahil ada umat Islam
yang menjadi penipu, pencuri dan koruptor seperti yang dituduhkan oleh Himar Amos.
Justru, orang akan menjadi penipu super kawakan apabila mau mengamalkan ajaran Bibel.
Sebab masalah tipu menipu, dusta dan kebohongan sudah menjadi tradisi yang diyakini dapat
mendatangkan berkat dan rahmat Tuhan. Perhatikan ayat-ayat berikut:
a. Rasul Paulus mengajarkan bahwa semakin dosa berlimpah, maka karunia Tuhan semakin
melimpah ruah.
"Dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah" (Roma
5:20).
"Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku
masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?" (Roma 3:7).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 48/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
b. Yakub diberkati Tuhan setelah menipu ayahnya dan merampas hak milik kakak kandungnya
sendiri.
Dalam Bibel kitab Kejadian 27: 1-40 diceritakan bahwa Ishak, putra Ibrahim yang kedua
mempunyai seorang Istri (Ribkah) dan dua orang putra yaitu Esau dan Yakub.
Ribkah yang adalah menantu Ibrahim itu pilih kasih kepada anaknya. Dia lebih mengasihi Yakub
daripada Esau, anak sulungnya.
Karena Ishak sudah tua dan sudah tidak bisa melihat, maka sesuai dengan tradisi turun-temurun,
dia harus memberkati anaknya yang sulung, yaitu Esau. Tetapi, dengan sangat liciknya Ribkah
dan Yakub menyusun rekayasa jahat agar yang diberkati oleh Ishak adalah Yakub itu.
Maka dengan satu tipuan ulung, Yakub dapat mengelabuhi Ishak yang sudah buta, sehingga dia
dianggap sebagai Esau, akhirnya Yakublah yang diberkati oleh Ishak sebagai anak sulung yang
istimewa, leluhur bangsa Yahudi, nenek moyang Yesus.
Penipuan anak kepada bapaknya dan pengkianatan ibu terhadap anak kandungnya dan
sentimen adik kepada kakak kandungnya itu diceritakan dengan jelas tanpa malu-malu dalam
Bibel (ingat, bukan datam Al Qur'an).
Yang lebih tidak tahu malu lagi adalah para ahli tafsir Bibel LAI yang dengan bangganya
menyebut perikop ayat tersebut dengan judul 'Yakub diberkati Ishak sebagai Anak Sulung".
Padahal, judul yang lebih tepat adalah:
- Ishak ditipu oleh anak dan istrinya, - Esau dikhianati oleh adik dan ibu kandungnya, - Anak dan
ibu yang durhaka kepada ayah dan adiknya, - Pemberkatan yang salah alamat kepada penipu,
pengkianat dan durhaka.
Demikianlah sekilas info teladan perbuatan tipu-tipu dalam Bibel. Supaya Himar Amos menyadari
bahwa ajaran tipuan tidak ada dalam Al Qur'an, justru yang ada adalah dalam Bibel.

Bab 3-2
ISLAM AGAMA TAUHID YANG MENYEMBAH SATU BUAH BERHALA
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Jika kita perhatikan dalam Al Qur'an surat 1 Al Faatihah ayat 1 yaitu ayat Basmalah yang
menyatakan bahwa Allah ialah zat atau asal mula benda yang maha suci yang disembah dengan
sebenarnya, maka benda yang dimaksud adalah benda batu hitam Hajar Aswad yang oleh
bangsa Arab disembah dan dipuja sejak jaman dahulu sebelum Islam disiarkan oleh Muhammad.
Hanya pada waktu itu Hajar Aswad disembah dan dipuja bersama-sama dengan 359 berhala
lainnya termasuk berhala-berhala perempuan Laata, Manaata dan Uzza.
Pada waktu itu agama bangsa Arab sifatnya polytheisme yaitu menyembah banyak Tuhan
sampai jumlahnya 360 patung berhala yang didewakan sebagai Tuhan-Tuhan.
Tetapi setelah agama bangsa Arab disiarkan oleh Muhammad maka 359 patung-patung berhala
disingkirkan dari Ka'bah (Hadits Shahih Bukhari nomor 832) kecuali Hajar Aswad yang tetap
tinggal, karena agama bangsa Arab yang baru mengajarkan hanya menyembah satu Tuhan
sehingga agama bangsa Arab yang bersifat polytheisme dirubah menjadi monotheisme yaitu
hanya menyembah satu Tuhan yang didalam hal ini menyembah satu berhala batu hitam yang
bernama Hajar Aswad. (hal. 60-61).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 49/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
"Manis serasa madu, pahit serasa empedu", kata-kata yang manis tetapi menyakitkan hati. Itulah
pepatah yang tepat bagi perkataan orang munafik.
Demi tercapainya misi pemurtadan, tidak tanggung-tanggung Himar Amos bersikap mendua. Di
satu tempat dilecehkannya Islam, sementara di tempat lain dipujinya Islam. Sambil merangkul,
Amos memukul Islam. Liciknya Amos setelah sering diundang ke gereja-gereja untuk ceramah.
Himar Amos memuji keberhasilan Nabi Muhammad yang sukses merubah agama bertuhan
banyak (politheisme) menjadi bertuhan satu (monotheisme).
Tapi sayangnya, dikatakan lagi bahwa Rasulullah melenyapkan sebanyak 359 berhala dengan
menyisakan sebuah berhala. Dan berhala yang disisakan satu itu, adalah batu hitam
'HajarAswad' yang dikatakan sebagai Tuhannya orang Islam atau Allah-nya Agama Bangsa
Arab. Dan ini tentunya sangat menghina umat Islam Indonesia, bahkan dunia.
Hadits Shahih Bukhari nomor 832 yang tidak dilampirkan teksnya, setelah kami cek, ternyata
tidak benar. Dalam hadits tersebut tidak ada keterangan yang menyebutkan bahwa Hajar Aswad
bagian dari 360 berhala dalam Ka'bah. Selengkapnya, Hadits tersebut sebagai berjkut:
Dari Ibnu Abbas ra., katanya: "Ketika Rasulullah saw. mula-mula tiba di Mekkah, beliau enggan
hendak masuk Ka'bah karena di dalamnya banyak patung. Beliau memerintahkan supaya
mengeluarkan patung-patung itu di dalamnya, maka dikeluarkan mereka semuanya termasuk
patung Nabi Ibrahim dan Ismail yang sedang memegang azlam (alat untuk mengundi). Melihat itu
Rasulullah saw. bersabda: "Terkutuklah yang membuat patung itu! Demi Allah! Sesungguhnya
mereka tahu bahwa keduanya tidak pernah melakukan undian dengan azlam, sekali-kali tidak".
Kemudian beliau masuk ke dalam Ka'bah, lalu takbir di setiap pojok dan beliau tidak shalat ketika
itu di dalamnya" (Shahih Bukhari nomor 832).
Dari teks lengkap hadits tersebut, jelas bahwa Hajar Aswad bukanlah salah satu dari berhala
yang disisakan oleh Nabi Muhammad. Ini membuktikan bahwa berhala yang ada di dalam Ka'bah
semuanya dikeluarkan atas perintah Nabi Muhammad tanpa terkecuali, termasuk patung Nabi
Ibrahim dan Ismail as.
Jadi, refrensi Hadits Bukhari nomor 832 yang disebutkan tanpa memuat teksnya oleh Murtadin
Himar Amos tersebut, jelas tujuannya untuk mengelabui umat Islam yang awam. Inilah kelicikan
dan kebohongan yang sengaja dilakukan untuk misi Kristen, walaupun dengan cara-cara yang
tidak halal.
Yang benar yaitu semua berhala disingkirkan oleh Nabi Muhammad tanpa menyisakan satu pun.
Dan Islam tidak menyembah berhala apapun. Islam tidak menyembah tuhan apapun, selain
kepada Allah Swt. Inilah yang disebut ajaran Tauhid, Laa llaaha illallaah (tiada Tuhan yang
disembah selain Allah).
Sebaliknya, kalau mau jujur, justru sangat banyak berhala di dalam gereja. Buktinya, dalam
gereja banyak terdapat patung-patung maupun gambar-gambar Yesus, Maria, dua belas rasul
(murid Yesus) dan lain-lain.
Nah, ini ibarat pepatah "Gajah dipelupuk mata tiada tampak, kuman di seberang lautan tampak".
"Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu. sedangkan balok di dalam matamu
tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku
mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang
munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk
mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu" (Matius 7:3-5).

Bab 3-3
AL QUR'AN SUDAH TIDAK RELEVAN DAN KETINGGALAN ZAMAN
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Adapun tempat-tempat yang menjadi lokasi dari upacara ibadah haji ialah kota Mekkah dan
sekitarnya yaitu Muzdalifah, Mina, padang pasir Arafah.
Menurut Surat 2 Al Baqarah ayat 125 maka tempat-tempat tersebut di atas adalah tempat yang
aman untuk manusia berkumpul.
"Dan (ingatlah) ketika kami menjadikan rumah ini (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan
tempat yang aman dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumahKu untuk orang-orang yang thawaf,
yang itikaf yang ruku dan yang sujud" (Surat 2 Al Baqarah ayat 125).
Pada masa kini apakah tempat-tempat yang harus dikunjungi dalam rangka melaksanakan
upacara ibadah haji masih aman untuk manusia berkumpul? Dalam kenyataannya keamanan
sudah tidak lagi bisa dijamin.
Karena banyaknya terjadi malapetaka di sekitar Mekkah, misalnya sering terjadi kebakaran,
demikian pula stampede, yaitu banyak jemaah haji yang mati terinjak-injak oleh jemaah haji
lainnya.
Dengan demikian Surat 2 Al Baqarah ayat 125 pada saat ini sudah tidak tepat lagi karena tidak
sesuai dengan kenyataannya. (hal. 64-66).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Tudingan Himar Amos itu, sepintas kelihatan benar bagi anak TK. Dia mengaitkan antara Al
Qur'an dan peristiwa yang terjadi di Mekkah dan sekitarnya yang setiap tahun banyak jemaah
haji yang meninggal dunia, baik karena sakit, atau karena musibah seperti terinjak-injak,
kebakaran dan lain-lain. Sehingga terkesan seolah-olah ayat Al Qur'an surat Al Baqarah 125
tersebut sudah tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga tidak tepat dan tidak relevan.
Dasar pemikirannya hanya terletak pada potongan ayat yang berbunyi 'tempat yang aman'.
Itulah penafsiran yang sesat dan menyesatkan, disebabkan karena rasa sentimen terhadap Islam
ditambah dengan wawasan Islamnya yang baru setingkat anak TK. Dengan modal yang tidak
cukup, tidak mungkin bisa menafsirkan Al Qur'an dengan baik dan benar.
Agar Himar Amos paham dan umat Kristen lainnya mengerti, baiklah kami jelaskan di sini makna
kalimat 'tempat yang aman' pada surat Al Baqarah 125, paling tidak ada dua makna, antara lain:
Pertama, aman dalam arti sebagai tempat berlindung. Siapa saja yang masuk atau berada di
kawasan Baitullah di Masjidil Haram, maka terjaminlah keamanannya. Hal ini dijelaskan dalam
surat Ali Imraan ayat 97. Bukan hanya manusia saja, bahkan binatang buruan pun tidak boleh
disakiti apalagi dibunuh di dalamnya. Namanya saja Tanah Suci, berarti daerah itu adalah daerah
yang dihormati. Musuh sekalipun, tidak boleh ditangkap dan dianiaya dalam Masjidil Haram,
kecuali bila berada di luar areal Baitullah tersebut.
Kedua, aman dalam arti bebas dari segala macam penyembahan berhala dan bersih dari segala
bentuk syirik.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 51/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Ayat ini sangat erat kaitannya dengan sejarah perjuangan Nabi Muhammad dalam menegakkan
ajaran Tauhid. Ketika ayat ini turun, pada waktu itu ka'bah memang tidak aman, karena pada
waktu itu di sana tetah ditegakkan penyembahan terhadap 360 berhala. Kaum musyrikin
mengerjakan thawaf dengan kotor. Ada yang bersorak-sorak, ada yang bertepuk-tepuk tangan
dan bahkan ada laki-laki perempuan yang telanjang ketika thawaf.
Untuk membangkitkan dan menegakkan kembali kesucian Baitullah itu, maka Rasulullah
memerintahkan menghancurkan dan meruntuhkan semua berhala tanpa menyisakan satupun.
Kemudian beliau juga melarang, tidak boleh ada lagi yang thawaf telanjang mengelilingi Ka'bah.
Jadi jelaslah bahwa makna potongan ayat 'tempat yang aman' adalah aman dalam segala bentuk
peribadatan syirik. Keliru besar jika ayat tersebut ditafsirkan oleh Himar Amos bahwa di kawasan
Baitullah bebas dari kematian, musibah dan stampede.
Secara utuh, ayat ini merupakan perintah Allah kepada Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail untuk
mendirikan Baitullah sebagai tempat berkumpul semua umat manusia, menjadikannya sebagai
tempat yang aman untuk beribadah dan membersihkannya dari berbagai macam bentuk
penyembahan berhala dan amalan syirik, sehingga menimbulkan ketentraman bagi yang thawaf,
itikaf, ruku maupun yang sujud menyembah kepada Allah Swt.

Bab 3-4
MISSI MUHAMMAD MEMBENARKAN BIBEL
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Perubahan agama bangsa Arab dengan landasan Alkitab
Muhammad telah berhasil mengubah agama bangsa Arab yang bersifat polytheisme yaitu agama
yang berketuhanan banyak sampai sejumlah 360 Tuhan yang berbentuk patung-patung berhala
menjadi agama yang bersifat monotheisme yaitu agama yang berketuhanan satu.
Dalam proses perubahaan agama bangsa Arab ini, Muhammad melalui isterinya Khadijah dan
pamannya Waraqah bin Naufal yang adalah seorang pendeta Kristen dan menguasai bahasa
Ibrani, telah berhasil memasukkan sebagian dari ayat-ayat Taurat, Zabur dan Injil ke dalam Al
Qur'an. Oleh sebab itulah dapat kita lihat pernyataan dari Al Qur'an yang membenarkan
berlakunya Taurat dan Injil sebagalmana yang disebut dalam Surat 2 Al Baqarah ayat 41, 89, 91
dan 97. Surat 3 Ali Imraan ayat 3, Surat 12Yuusuf ayat 111, Surat 35 Faathir ayat 31, Surat 46 Al
Ahqaaf ayat 30, Surat 10 Yuunus ayat 37, Surat 4 An Nisaa ayat 47, 136. Surat 6 Al Anaam ayat
92. (hal. 67).
Untuk jelasnya kami kutipkan beberapa ayat-ayat tersebut di atas yang membenarkan
berlakunya Taurat dan Injil sebagai berikut:
"Dia menurunkan Kitab (Al Qur'an) kepadamu (Muhammad) dangan sebenarnya; membenarkan
kitab yang diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil" (Surat 3 Aali Imraan ayat 3).
"Dan inilah Kitab (Al Qur'an) yang telah Kami turunkan lagi berkahi membenarkan kitab-kitab
sebelumnya (Taurat, Injil)" (Surat 6 Al An'aam ayat 92).
Dan sebelum Al Qur'an, telah ada kitab Musa sebagai ikutan dan rahmat. (Surat 46 Al Ahqaaf
ayat 12). (hal. 68).
Tidaklah Al Qur'an ini diadakan oleh siapapun selain Allah, bahkan membenarkan kitab-kitab
yang sebelumnya (Taurat, Injil) dan menerangkan kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya
dari Tuhan semesta alam. (Surat 10 Yuunus ayat 37). (hal. 69).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 52/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Ayat-ayat tersebut memang menceritakan tentang keberadaan kitab yang turun sebelum Al
Qur'an. Dinyatakan bahwa Al Qur'an mambanarkan adanya kitab yang turun sebelumnya yaitu
Taurat, Zabur dan Injil, bukan seperti tulisan Himar Amos bahwa Al Qur'an membenarkan
berlakunya kitab tersebut.
Tetapi tidak benar bila dikatakan bahwa Al Qur'an membenarkan berlakunya Taurat dan Injil,
apalagi untuk selamanya. Di sinilah letak kesalahan H. Amos. Dia menekankan kata
'membenarkan berlakunya' untuk mencari legalitas Al Qur'an guna menjunjung derajat Taurat
dan Injil. Padahal Al Qur'an tidak mengatakan demikian.
Sebelum Al Qur'an diturunkan oleh Allah, Islam tidak mengingkari berlakunya Taurat dan Injil
yang masih orisinil untuk Bani Israel pada zaman Nabi Musa dan Isa as. pada waktu itu. Tetapi
setelah Al Qur'an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, maka Taurat dan Injil yang sudah
dirobah-robah sudah tidak berlaku lagi. Sebab Al Qur'anlah sebagai penggantinya sudah
diturunkan Allah.
Salah satu bukti bahwa Taurat dan Injil yang asli --bukan seperti milik Kristen saat ini-- hanya
berlaku selagi Al Qur'an belum diturunkan, adalah firman Allah berikut:
"Dan sesungguhnya di antara orang-orang Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah dan apa
yang di turunkan kepadamu, dan apa yang telah diturunkan kepada mereka, sedang mereka
merendahkan diri kepada Allah dan mereka tidak menjual ayat-ayat Allah, dengan harga yang
sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat
perhitungan-Nya" (Ali Imraan: 199).
Penjelasan:
1. Yang dimaksud dengan Ahli Kitab di sini adalah Yahudi dan Nasrani (bukan Kristen).
2. Maksud apa yang di turunkan kepadamu yaitu Al Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad
saw.
3. Apa yang telah diturunkan kepada mereka, maksudnya: Taurat yang diturunkan kepada Musa
untuk kaum Yahudi dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa untuk kaum Nasrani, bukan kepada
pengikut Paulus.
4. Tidak menjual ayat-ayat Allah, maksudnya: istiqomah di jalan Allah dengan mengikuti petunjuk
yang benar dari kitab mereka saat itu.
5. Beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepadamu dan yang diturunkan kepada
mereka, maksudnya, beriman kepada satu-satunya Allah yang benar, beriman kepada apa yang
sedang diturunkan kepada Muhammad (Al Qur'an) dan beriman kepada kitab suci mereka
(Taurat dan Injil) yang masih asli pada saat itu.
6. Mereka memperoleh pahala, maksudnya, mereka yang diperhitungkan oleh Allah Swt. karena
telah mengenal satu-satunya Allah yang benar untuk disembah, mengimani kitab Taurat dan Injil
yang sebenarnya, dan percaya kepada Al Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Dan
setelah Al Qur'an genap diturunkan, mereka semua mengimani Al Qur'an sebagai pengganti
kitab yang sudah dirusak oleh tangan-tangan jahil manusia. Itulah yang disebut golongan yang
selamat.
Jelasiah bahwa Al Qur'an hanya membenarkan adanya kitab sebelumnya, yaitu Taurat dan Injil
yang asli. Al Qur'an tidak membenarkan berlakunya Taurat dan Injil milik umat Kristen yang
sudah tidak orsinil, justru Al Qur'anlah yang menjadi kitab pengganti atas kitab-kitab suci yang
turun sebelumnya.

Bab 3-5
MUHAMMAD MENGAJARKAN PENYEMBAHAN SETAN DALAM UPACARA
HAJI
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Oleh sebab itu pada waktu Umar bin Khaththab mengucapkan doa talbiyah yaitu "Aku penuhi
panggilan-Mu ya, Allah" sambil berjalan menuju batu hitam Hajar Aswad, kemudian setelah
sampai di hadapan batu hitam tersebut, dia harus membungkuk menyembah dan mencium batu
tersebut, timbulah dalam hatinya suatu pertentangan yang tidak ingin menyembah dan mencium
batu tersebut sebagai tanda selamat datang sebelum melakukan thawaf qudum.
Tetapi karena Nabi Muhammad telah memberi contoh sebelumnya bahwa batu hitam itu harus
disembah dan dicium, maka Umar bin Khatthab pun taat melaksanakannya sebagaimana
dicontohkan oleh Muhammad, walaupun dalam hatinya sangat menentangnya. Oleh sebab itu
beliau terpaksa mencium dan menyembah batu hitam tersebut disertai dengan bersungut-sungut
dan bersumpah. (hal. 71).
Sesungguhnya pada saat itu Umar bin Khaththab sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah
perbuatan syirik, karena dia telah percaya kepada Allah yang benar sesuai yang disebutkan
dalam Alkitab tetapi sekarang harus menyembah berhala pula.
Dia pun mengetahui bahwa Muhammad telah menurunkan Surat 4 An Nisaa ayat 117 dalam Al
Qur'an yang menyatakan bahwa penyembahan berhala adalah sama dengan menyembah setan.
Oleh sebab itu Umar bin Khaththab sadar bahwa apa yang dia lakukan yaitu menyembah dan
mencium batu hitam Hajar Aswad dan mendewa-dewakannya sebenarnya dilarang, karena
menimbulkan murka Allah.
Yang mereka sembah selain dari Allah tidak lain hanyalah berhala perempuan dan tiadalah yang
mereka sembah kecuali setan yang durhaka. (Surat 4 An Nisaa ayat 117). (hal. 72)
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Himar Amos menuduh Nabi Muhammad telah mengajarkan dan memberi contoh untuk
menyembah berhala batu hitam (Hajar Aswad). Karena itu, menurut Himar Amos, umat Islam
adalah penyembah setan, sebab menyembah berhala sama artinya dengan menyembah setan.
Jadi, berarti Nabi Muhammad saw. telah mengajarkan penyembahan setan kepada umat Islam,
itulah tantangan iman dari Himar Amos.
Hujatan itu sangat tajam.Tapi sayang, tidak berdasarkan fakta dan ilmiah sama sekali. Hanya
didasari oleh semangat anti Islam yang meledak-ledak. Emosional tidak obyektif.
Sebaliknya, secara ilmiah terbukti bahwa orang yang menghujat itulah yang pantas disebut
sebagai manusia setan. Tubuhnya berujud manusia, tapi perilaku dan otaknya seperti setan yang
selalu berbuat jahat, munkar dan berani melecehkan Allah. Orang seperti itu sudah dilukiskan Al
Qur'an:
"Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu untuk berbuat jahat dan keji. Dan setan
mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui" (Qs. Al Baqarah 169).
Karena senantiasa menebarkan bibit-bibit kejahatan dan kesesatan, maka setan dan orangorang
yang berjiwa setan itu dilaknat Allah dan akan dicemplungkan ke dalam neraka jahannam.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 54/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
"Setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. Mereka itu tempatnya di
Neraka Jahannam. Dan mereka tidak akan mendapatkan tempat pelarian daripadanya" (Qs. An
Nisaa 120-121).
Menuduh umat Islam telah menyembah setan dengan mendewa-dewakan berhala, itu adalah
kekeliruan yang sangat salah. Sebab satu-satunya agama yang paling berani memproklamirkan
diri sebagai musuh utama setan hanyalah Islam. Perhatikan tuangan ayat-ayat berikut:
"Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Karena sesungguhnya setan itu adalah
musuh yang nyata bagimu" (Qs. Al Baqarah 168,208 dan Al An'aam 142).
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu" (Qs. Yuusuf 5).
"Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu. Maka anggaplah setan itu sebagai
musuh" (Qs. Faathir 6).
"Janganlah kamu menyembah setan, sebab setan itu adalah musuh yang nyata bagimu" (Qs.
Yaasiin 60).
"Dan janganlah sekali-sekali kamu dipalingkan oleh setan. Sebab setan itu adalah musuh yang
nyata bagimu" (Qs. Az Zukhruf 62).
Tentang tuduhan Himar Amos bahwa Nabi mengajarkan dan memberi contoh menyembah Hajar
Aswad dengan menciumnya, jelasnya, itu tidak benar. Ini adalah fitnah yang sangat memojokkan
dan menghina Nabi Muhammad saw. Seolah-olah beliau telah memberikan contoh untuk
menyembah batu itu. Dan seolah-olah Umar bin Khatthab pun tidak setuju dengan perbuatan
yang dicontohkan Nabi.
Kalau kita perhatikan, dengan sengaja Amos menekankan kata 'menyembah' sebagai perbuatan
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Konotasi kata 'menyembah' tersebut sangat tidak
etis, sebab Nabi Muhammad tidak pernah menyembah atau menyuruh, apalagi mewajibkan
umatnya untuk menyembah pada batu hitam Hajar Aswad tersebut, kecuali menciumnya. Beliau
tidak pernah menyembah kepada suatu apapun kecuali kepada Allah swt.
Jadi, tambahan kata 'menyembah' tersebut sengaja dilakukan untuk mendiskreditkan Nabi
Muhammad.
Kemudian perbuatan Umar bin Khaththab untuk menyembah dan mencium Hajar Aswad itupun
tidak benar. Yang benar Umar bin Khaththab hanya mencium batu tersebut, tidak
menyembahnya. Hal ini sesuai dengan Hadits Bukhari nomor 830 yang bunyinya sebagai berikut:
Dari Umar ra, katanya: "Bahwasanya dia datang mendekati Hajar Aswad (batu hitam) lalu dia
manciumnya. Katanya, "Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau ini batu yang tidak memberi
mudharat dan tidak pula memberi manfaat. Jikalau tidaklah karena saya melihat Nabi saw.
mencium engkau, niscaya aku tidak akan menciummu pula".
Dalam hadits tersebut jelas tidak ada kata 'menyembah'. Yang ada adalah kata 'mencium' saja.
Oleh sebab itu kata 'menyembah' merupakan tambahan yang sengaja ditekankan agar terkesan
Nabi Muhammad telah menyuruh melakukan demikian. Ini merupakan fitnah terhadap Nabi
Muhammad saw. beserta ajarannya.

Bab 3-6
YANG TIDAK MENYEMBAH BERHALA BATU HITAM
DIKAFIRKAN OLEH MUHAMMAD
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Pada umumnya bangsa Arab yang beragamaYahudi dan yang beragama Kristen yang pada
waktu itu sudah ada dan hidup di Mekkah dan Madinah, tidak mau menyembah dan mencium
batu hitam Hajar Aswad karena mereka tahu bahwa hal ini bertentangan dengan kententutan
yang berada dalam Tauratnya agama Yahudi dan Injilnya agama Kristen.
Tetapi anehnya orang-orang yang tidak mau menyembah dan mencium batu hitam Hajar Aswad
tersebut oleh Muhammad dinyatakan sebagai orang musyrik dan orang kafir. (hal. 73-74)
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Himar Amos menuduh bahwa Rasulullah memvonis orang yang tidak mau menyembah dan
mencium Hajar Aswad sebagai orang kafir dan musyrik. Dengan tuduhan ini, Amos ingin
memutarbalikkan fakta kebenaran. Dijunjungnya Kristen sambil menginjak dan merendahkan
Nabi Muhammad. Pencuri berteriak maling. Thief cry thief, itulah ciri khas Himar Amos.
Himar Amos tidak tahu dan musti tahu bahwa tak satu pun umat Islam yang menyembah Hajar
Aswad. Sekali lagi, tidak ada dan tidak pernah ada dari 14 abad yang lalu sampai kapan pun.
Umat Islam sejak SD sudah diajarkan arti ikhlas lillahi ta'ala. Bahwa ibadah akan diterima Allah
dengan syarat dilakukan dengan ikhlas hanya karena dan untuk Allah Ta'ala saja.
Tentang siapa yang kafir serta musyrik, dan siapa yang bukan, perhatikan dan ingat baik-baik:
1. Musyrik, adalah orang yang mempersekutukan Allah dengan menyembah dan beribadah
kepada selah Allah (Qs. 2: 165, 10:18,19:81). Dalam Islam, syirik adalah dosa yang besar dan
tak berampun (Qs. 4:48). Islam bukanlah agama yang syirik, sebab Islam tak kenal toleransi
sedikit pun terhadap hal-hal yang berhubungan dengan syirik.
2. Kafir, adalah orang yang ingkar atau durhaka kepada Allah. Siapapun orangnya, asalkan
durhaka dan ingkar serta berpaling dari ayat-ayat Allah, maka dia telah menyimpan sifat kafir
(Qs. 6: 12-13).
- Orang Yahudi disebut kafir, karena ingkar kepada ayat-ayat Allah, durhaka melampaui batas,
bahkan membunuh nabi Allah (Qs. 2:61).
- Orang Kristen juga disebut kafir karena meyakini ajaran Trinitas (Tritunggal), bahwaYesus
adalah oknum Tuhan (Qs. 5:17,72,73).
Jelaslah bahwa orang Kristen disebut kafir karena meyakini Trinitas. Karena Himar Amos
meyakini Trinitas, maka dia adalah kafir. Orang kafir semacam ini dicap Allah sebagai binatang
yang paling buruk.
"Sesungguhnya binatang yang paling buruk di sisi Allah adalah orang-orang kafir, karena mereka
itu tidak beriman" (Qs. Al Anfaal 55).
Semua amalan orang kafir itu seperti fatamorgana. Mereka mengira akan mendapatkan sorga,
tetapi sorga yang ditunggu-tunggu itu tak pernah kunjung tiba. Bahkan sebaliknya, mereka akan
dicemplungkan ke dalam neraka.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 56/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
"Dan orang-orang yang kafir, segala amal mereka itu laksana fatamorgana di tanah yang datar,
yang disangka air oleh orang-orang yang haus, tetapi bila didatanginya air itu, tidak didapatinya
sesuatu pun" (Qs. An Nuur 39).
Baik kafir maupun musyrik, keduanya sama-sama tidak menghendaki kebaikan dari Allah (Qs.
2:105).
Akhirnya, di hari yang kekal nanti orang-orang kafir dari Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) dan orang
musyrik akan diazab di neraka Jahannam selama-lamanya.
"Sesungguhnya orang-orang kafir yakni Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) dan orang-orang musyrik
akan masuk ke neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk
makhluk" (Qs. Al Bayyinah 6).

Bab 3-7
HAJI ADALAH PENYEMBAHAN BERHALA YANG TERTUTUP
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Pengikut agama bangsa Arab selain Umar bin Khatthab, menyadari tentang kekeliruan ini, oleh
sebab itu kekeliruan ini mereka tutupi dengan cara bahwa setiap orang yang bukan pengikut
agama bangsa Arab dilarang datang ke Ka'bah Mekkah, agar praktek penyembahan berhala ini
tidak terlihat keluar dengan harapan kekeliruan ini tidak akan diketahui oleh umum. Larangan ini
khususnya ditujukan kepada pengikut-pengikut agama Yahudi dan agama Kristen, karena
merekalah yang mengetahui Tuhan yang sebenarnya yang digambarkan dalam Taurat serta Injil
dan yang telah diterapkan ke dalam Al Qur'an. (hal. 76)
Oleh sebab itulah Muhammad mengeluarkan ketentuan bagi pengikut agama Yahudi dan
pengikut agama Kristen bahwa mereka termasuk orang-orang musyrik yang tidak boleh masuk
ke Masjidil Haram di mana Ka'bah berada di dalamnya.
Larangan ini tertuang dalam Al Qur'an sebagai berikut:
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis, maka janganlah
mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. (Surat 9 At Taubah ayat 28).
Segala usaha dilakukan agar pengikut agama yahudi dan pengikut agama Kristen tidak bisa
memasuki tempat-tempat di mana upacara ibadah haji dilakukan yaitu Mekkah dan sekitamya
agar praktek penyembahan berhala di Ka'bah tidak diketahui oleh orang luar. (hal. 77)
Bahkan jika kita berkendaraan mobil menuju ke kota Mekkah, maka sebelum kita memasuki kota
tersebut, akan kita lihat adanya tanda petunjuk jalan yang besar di persimpangan jalan yang
membagi jalan menjadi dua jurusan yaitu satu arah untuk orang-orang muslim yang dapat
langsung memasuki kota Mekkah dan satu arah lagi bagi orang-orang yang bukan muslim yang
tidak diperkenankan masuk ke kota Mekkah dan harus kembali lagi atau pergi ke arah lain. (hal.
78)
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Pengikut agama bangsa Arab selain Umar bin Khatthab, menyadari tentang kekeliruan ini, oleh
sebab itu kekeliruan ini mereka tutupi dengan cara bahwa setiap orang yang bukan pengikut
agama bangsa Arab dilarang datang ke Ka'bah Mekkah, agar praktek penyembahan berhala ini
tidak terlihat keluar dengan harapan kekeliruan ini tidak akan diketahui oleh umum. Larangan ini
khususnya ditujukan kepada pengikut-pengikut agama Yahudi dan agama Kristen, karena
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 57/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
merekalah yang mengetahui Tuhan yang sebenarnya yang digambarkan dalam Taurat serta Injil
dan yang telah diterapkan ke dalam Al Qur'an. (hal. 76)
Oleh sebab itulah Muhammad mengeluarkan ketentuan bagi pengikut agama Yahudi dan
pengikut agama Kristen bahwa mereka termasuk orang-orang musyrik yang tidak boleh masuk
ke Masjidil Haram di mana Ka'bah berada di dalamnya.
Larangan ini tertuang dalam Al Qur'an sebagai berikut:
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis, maka janganlah
mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. (Surat 9 At Taubah ayat 28).
Segala usaha dilakukan agar pengikut agama yahudi dan pengikut agama Kristen tidak bisa
memasuki tempat-tempat di mana upacara ibadah haji dilakukan yaitu Mekkah dan sekitamya
agar praktek penyembahan berhala di Ka'bah tidak diketahui oleh orang luar. (hal. 77)
Bahkan jika kita berkendaraan mobil menuju ke kota Mekkah, maka sebelum kita memasuki kota
tersebut, akan kita lihat adanya tanda petunjuk jalan yang besar di persimpangan jalan yang
membagi jalan menjadi dua jurusan yaitu satu arah untuk orang-orang muslim yang dapat
langsung memasuki kota Mekkah dan satu arah lagi bagi orang-orang yang bukan muslim yang
tidak diperkenankan masuk ke kota Mekkah dan harus kembali lagi atau pergi ke arah lain. (hal.
78)

Bab 3-8
HAJI ADALAH PEKERJAAN SYIRIK KEPADA ALLAH
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Pada kenyataannya sebagian besar pengikut agama bangsa Arab tidak mengetahui dan tidak
menyadari bahwa yang disembah dan dipuja adalah pada hakekatnya batu hitam Hajar Aswad.
Penyembahan pada batu Hajar Aswad ini baru disadari pada waktu pengikut agama bangsa Arab
ini melakukan rukun Islam yang kelima yaitu pergi ke Ka'bah di Makah dan harus menyembah
dan mencium batu hitam HajarAswad tersebut.
Pada saat mencium batu hitam Hajar Aswad ini barulah orang tersadar bahwa yang dilakukan
tidak lain adalah pekerjaan syirik yaitu mempersekutukan Allah dengan batu hitam tersebut. (hal.
83)
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Pada kenyataannya, justru umat Kristen yang keliru menilai Islam. Mereka keliru karena dibodohbodohi
oleh para penginjil dan evangelis macam Himar Amos, dr. Suradi Ben Abraham dan Pdt.
M. Matius cs. dengan mengatakan bahwa umat Islam melakukan perbuatan syirik karena
menyembah Hajar Aswad. Alasannya, karena umat Islam mencium Hajar Aswad dalam ibadah
haji.
Mereka tidak bisa membedakan kata 'menyembah' dengan kata 'mencium'. Karena menyembah
disamaartikan dengan mencium, maka mereka menganggap bahwa umat Islam melakukan
perbuatan syirik dengan mencium atau menyembah Hajar Aswad.
Padahal mencium Hajar Aswad itu bukan untuk menyembah, melainkan semata-mata sebagai
ritual dan karena kepatuhan pada perintah Allah. Karena Allah memerintahkan untuk
menciumnya, maka umat Islam mematuhi.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 58/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Dan perlu diingat, bahwa mencium Hajar Aswad bukanlah kewajiban atau keharusan, melainkan
hanya sunnah saja.
Rahasia dan keistimewaan Hajar Aswad
Yang menarik untuk dikaji adalah pertanyaan mengapa Rasulullah menyuruh meraba/memegang
batu Hajar Aswad, bahkan kalau bisa menciumnya?
Sejarahnya, batu hitam Hajar Aswad tersebut sudah ada ribuan tahun sebelum Nabi Muhammad
dan Nabi Isa lahir ke dunia. Bermula ketika NabiYakub dalam suatu perjalanan dari Bersyeba
menuju Paran. Karena merasa lelah, dia beristirahat pada suatu tempat sambil mengambil
sebuah batu menjadi bantalnya. Saat itu Tuhan memberikan mimpi kepadanya, bahwa dari bumi
tempat dia bermalam itu ada didirikan tangga yang ujungnya menjulang sampai ke langit. Dan
pada tangga tersebut para malaikat Tuhan naik-turun. Ketika Nabi Yakub terbangun dari tidurnya,
ia merasa takut dan berkata: "Sesungguhnya Tuhan berada di tempat ini tanpa aku ketahui, dan
sungguh dahsyat tempat ini. Tempat ini pasti rumah dari Allah, dan pasti daerah inilah pintu
gerbang menuju sorga".
Ketika Nabi Yakub bangun pagi-pagi, diambilnya batu tersebut, dituangkan minyak wangi pada
batu itu, kemudian diambilnya batu tersebut, lalu mendirikannya sebuah tugu tanda peringatan
sebagai rumah Allah. Maka tempat itu dinamakannya Bethel (Baitullah) yang artinya rumah Allah.
Apa yang dialami oleh NabiYakub hampir 40 abad yang lalu adalah mukjizat besar, sebab batu
hitam yang dituangi minyak tersebut sampai saat ini masih tetap wangi.
Karena tempat NabiYakub bermimpikan tersebut adalah pintu gerbang menuju sorga, maka Nabi
Ibrahim as. mewajibkan umatnya untuk berziarah ke sana setiap tahun bagi yang mampu. Sebab
dengan berziarah ke tempat tersebut, akan bisa dilihat langsung kebesaran Allah, antara lain:
a. Ka'bah (Baitullah), merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang dibangun oleh Nabi
Ibrahim as.
b. Sumur Zam-Zam, bukti kebesaran Allah atas Nabi Ismail.
c. Batu hitam Hajar Aswad yang masih tetap wangi sampai sekarang sebagai bukti kebesaran
Allah atas nabiYakub as.
d. Maqam (tanda telapak kaki) Nabi Ibrahim ketika membangun Baitullah.
e. Makam (kuburan) Rasulullah saw. bersama sahabat-sahabatnya yang masih terpelihara
sampai sekarang dll.
Haji itu sama artinya dengan ziarah. Maka umat yang melakukan ibadah haji itu sama artinya
mereka melakukan ziarah ke tempat-tempat yang bersejarah dalam rangka melakukan perintah
agama, sekaligus melihat langsung kebesaran Allah yang ada di sana.
Khusus terhadap batu hitam Hajar Aswad, Nabi Muhammad saw. menciumnya, karena dengan
mencium bau wangi dari batu tersebut, memberikan kesan akan kebesaran Allah swt., karena
atas kehendak Allah swt. batu hitam tersebut tetap wangi sampai saat ini. Dengan bisa
memegang dan mencium harumnya batu hitam tersebut, yang tadinya hanya 'ilmul yaqin, maka
sekarang menjadi 'ainul yaqin, bahkan haqqul yaqin.
Oleh karena itu memegang atau meraba dan mencium batu hitam Hajar Aswad oleh Nabi
Muhammad saw. disunnahkan saja, bukan wajib.

Penutup dan Himbauan
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Demikianlah telah digambarkan secara singkat makna dari upacara ibadah haji dengan
pengharapan agar informasi tulisan ini dapat diterima dengan baik oleh para pembaca yang
budiman. Di dalam hubungan ini ingin penyusun mengajak para pembaca untuk ikut
merenungkan.
Dari renungan hal-hal tersebut di atas itulah, maka dihimbau agar setiap pengikut agama bangsa
Arab ini mempelajari dengan sungguh-sungguh isi daripada Al Qur'an dan Hadits-Hadits shahih
yang ada, serta berdoa agar memperoteh hikmat pengetahuan tentang penyembahan Allah yang
benar sehingga tidak berjalan ke arah yang keliru.
Wassalammu'alaikum Wr. Wb. (hal. 84-86)
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Sebenarnya itu bukan himbauan, melainkan penghinaan dan tantangan terbuka kepada seluruh
umat Islam.
Pada kata pengantar, Himar Amos menyebutkan bahwa buku 'Upacara Ibadah Haji'
dimaksudkan sebagai tambahan informasi bagi semua orang beriman yang ingin mengetahui arti
dan makna ibadah haji yang benar. Sementara itu dalam seluruh uraiannya dari Bab I sampai
Bab V, semuanya tak pernah tidak melecehkan Islam dan umat Islam. Kini di bagian penutup,
Amos berharap agar tambahan informasi bermuatan pelecehan itu dapat diterima dengan baik
oleh para pembaca.
Kami teringat akan kasus Arswendo Atmowiloto dengan tabloid Monitor yang dipimpinnya. Hanya
mendudukkan Nabi Muhammad pada ranking ke-11 di bawah nama dia sendiri, kok dia bisa
diseret ke meja hijau, bahkan divonis penjara beberapa tahun.
Dibandingkan kasus Drs. H. Amos ini, kasus Arswendo tersebut jauh tidak ada apa-apanya.
Seharusnya, sanksi terhadap H. Amos ini juga jauh lebih berat daripada Arswendo.
Maka kami menghimbau, seyogianya Himar Amos, penulis kitab tersebut diadili untuk
mempertanggungjawabkan isi bukunya. Jika dia tidak bisa mempertanggungjawabkan, tentu
sangat pantas untuk menerima resiko sesuai dengan hukum negara yang berlaku. Semuanya
kami serahkan sepenuhnya kepada yang berwajib.
Kami sekedar hanya bisa meluruskan semua kekeliruan yang dia tulis, agar umat Islam tidak
terpancing dan tidak diperdayakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang sengaja
menulis buku-buku penghujatan untuk mendangkalkan aqidah umat Islam, agar mau menerima
ajaran Kristen.
Menyikapi tantangan tersebut, maka sudah selayaknya apabila para tokoh Islam dari MUI, DDII,
Muhammadiyah, NU, Al Irsyad Al Islamiyah, KISDI, Jam'iyatul Wasliyah dan para ulama lainnya
merasa tertantang dan mengambil tindakan yang sesuai dengan jalur hukum yang berlaku.
Kalau tidak mengambil tindakan antisipasi secepatnya, kami khawatir kalau-kalau umat Islam
tidak bisa menahan emosi lalu melakukan pengadilan ilegal.
Kepada pihak Kristen, kami ingatkan agar melaksanakan apa yang tertulis dalam kitab sucinya,
termasuk dalam menghadapi Himar Amos, sesuai dengan ayat berikut:
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 60/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
"Siapa yang menghujat nama TUHAN, pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh
seluruh jemaah itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama TUHAN,
haruslah dihukum mat!" (Imamat 24:16).
Himbauan
Kemudian, Himar Amos yang beragama Kristen menghimbau agar umat Islam mempelajari lagi
Al Qur'an dan Hadits dengan sungguh-sungguh, serta minta petunjuk dengan berdoa, agar Allah
memberi hikmat pengetahuan tentang penyembahan yang benar terhadap Allah.
Menurut kami, isi himbauan Drs. Himar Amos tersebut ibarat pepatah yang mengatakan
"menggarami air laut" atau "mengajari ikan barenang". Justru dialah yang harus belajar Islam lagi
dari awal, supaya bisa membedakan zikir dengan azan, supaya tidak menyamakan kata
mencium dengan menyembah, dan supaya tahu beda Tuhan Pencipta dengan benda dan
makhluk yang diciptakan Tuhan.
Bapak Amos yang terkasih, sebaiknya Bapak pensiun saja secepatnya dari aktivitas menulis
berbagai buku yang menghujat Islam, sebab sama halnya Bapak membuka aib diri sendiri. Kalau
hanya Amos yang rugi, itu masih tidak seberapa. Tapi Bapak harus ingat bahwa semua orang
Kristen akan turut malu atas ulah Bapak tersebut.
Oleh sebab itu, Bapak H. Amos yang terkasih, segeralah bertobat sebelum ajal tiba. Apabila ajal
tiba sementara Bapak belum bertobat, Bapak akan menyesal.
Bapak H. Amos mengira bahwa Yesus akan menebus dosa Bapak. Padahal sebaliknya, Yesus
akan mengusir Bapak di sorga, sesuai dengan Injil Matius 7:22-23 berikut:
"Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi namamu, dan mengusir setan demi namamu, dan mengadakan banyak mujizat
demi nama-mu juga? Pada waktu itulah aku (Yesus) akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripadaku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Oleh sebab itu kami menghimbau agar Bapak Amos segera sadar, bertobat dan kembali ke jalan
yang lurus. Sebab Allah dalam Islam itu Maha Pengampun, Maha Penyayang dan Maha
menerima tobat.
Asalkan Bapak Amos sungguh-sungguh bertobat, berjanji tidak akan mengulanginya dan
mengerjakan amal sholeh untuk menutupi kesalahan-kesalahan masa lalu, Allah akan
mengampuni segala dosa Bapak. Kecuali dosa syirik. Itulah ajaran Islam yang tidak bertentangan
dengan fitrah manusia, termasuk Bapak sendiri. Saat ini Bapak telah syirik kepada Allah, karena
telah mempertuhankan manusia Yesus.
Apabila Bapak sudah bertobat, maka titel 'Himar' untuk Bapak akan kami cabut. Kami tidak akan
memanggil Bapak dengan sebutan 'Himar Amos' lagi.
Bapak Amos yang terkasih, walaupun Bapak telah menghina agama dan nabi kami, namun
dengan segala kerendahan hati, kami tetap tekun berdoa selalu, mudah-mudahan Bapak diberi
hidayah oleh Allah Swt, menyadari segala kesalahan masa lalu dan kembali kepada jalan yang
benar.
Itulah ajaran 'kasih' yang hakiki dalam Islam. Karena ajaran 'kasih' itu sangat diutamakan dalam
Islam, asal Bapak benar-benar mau mempelajari ajaran Islam yang sebenarnya.
Terakhir, kami berdoa agar Allah mengaruniakan hidayah dan hikmat yang benar kepada Bapak.
Jangan sia-siakan doa dan nasehat kami ini.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 61/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Dengarkan dengan telinga, lihatlah dengan mata, bacalah dengan akal pikiran logis dan
renungkan dengan kejujuran hati nurani, diiringi doa yang khusyu memohon agar Allah berkenan
menurunkan hidayah-Nya.
Selamat berdoa, semoga Bapak H. Amos bisa menemukan kembali 'mutiara yang hilang'.
ABADI o Nomor 23/Tahun o 15 - 21 April 1999

WASPADAI KRISTENISASI BERKEDOK ISLAM
SEKARANG Kristenisasi orang Islam makin marak, tidak lagi hanya berkedok aksi sosial tapi
juga menggunakan cara yang lebih canggih: menggunakan "wajah Islam", yakni penyebaran
brosur-brosur dan buku-buku berpenampilan Islam. Padahal isinya bertujuan mendangkalkan
akidah Islam dengan memanipulasi ayat-ayat Quran untuk kepentingan Kristenisasi, bahkan
berisi pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT. Canggihnya lagi, brosur-brosur
dan buku-buku iersebut dikesankan seolah-olah diterbilkan oleh kalangan/organisasi Islam.
Upaya Kristenisasi berkedok Islam ini bukan isu apalagi dugaan/prasangka, melainkan fakta tak
terbantahkan. Brosur dan buku bermisi Kristenisasi tersebut kini sudah tersebar luas.
Dintaranya berjudul "Membina Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama", "Siapakah Yang
Bernama Allah Itu? ", "Rahasia Jalan Ke Surga". Dan lain-lain. Tajuknya "Dakwah Ukhuwah",
padahal diterbitkan oleh Yayasan Christian Centre Nehemia Jakarta yang dipimpin oleh Pdt Ev
Suradi Ben Abraham.
Yang berbentuk buku antara lain berjudul "Upacara Ibadah Haji", "Isa AS dalam Pandangan
Islam", "Ayat-ayat Al-Qur'an Yang Menyelamatkan", "Riwayat Singkat dan Pusaka Peninggalan
Nabi Muhammad SAW", dan sebagainya. Buku-buku tersebut dilulis oleh Drs H Amos alias Drs A
Poernama Winangun, sebagairnana terlampir.
Kami menyerukan kepada Umat Islam, marilah kita bersatu membendung praktek-praktek licik
dan busuk yang melanda Umat Islam. Departemen Agama, MUI, Ormas Islam, Partai Islam dan
pihak berwenang kami minta untuk menangani kasus Kristenisasi ini.

KURNIAWAN BANYUMAS
Hati-Hati, Buku Karya Drs. H. Amos
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Baru-baru ini terbit sebuah buku berjudul 'Upacara Ibadah Haji' karya Drs. H. Amos. Pada jilidnya
tertulis "untuk kalangan sendiri" (maksudnya umat Kristen), namun ternyata beredar di luar.
Sehingga terbaca oleh umat Islam. Buku tersebut mengandung pemutarbalikan fakta. Menjurus
ke arah SARA dan menghina agama Islam.
Drs. H. Amos yang mengaku sudah berhaji tahun 1983, dalam buku itu menyatakan niatnya
untuk memberi "tambahan informasi bagi semua orang beriman dan bagi setiap orang yang ingin
mengetahni makna dan arti sebenarnya dari upacara ibadah haji". Namun, niat tulus Drs. H.
Amos lenyap setelah bukunya tamat. Ia tidak mengupas makna dan tujuan ibadah haji menurut
ajaran Islam. Melainkan menjelek-jelekkan Islam secara keseluruhan. Islam disebut sebagai
agama bangsa Arab (hlm. 3). Iman kepada Allah Yang Maha Esa dalam rukun iman, disebut.
mengambil dari ajaran Taurat dan Injil (hlm. 16). Ibadah haji disebut ibadah menyembah berhala
(hlm. 45).
Saya tidak bermaksud menyebarluaskan bibit permusuhan. Hanya sekadar menghimbau kaum
muslimin untuk waspada. Karena, buku-buku semacam karya Drs. H. Amos, yang ditulis "untuk
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 62/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
kalangan terbatas", diam-diam disebarluaskan juga. Maksudnya, mungkin untuk memancing
emosi sekaligus menggoyahkan iman umat Islam.
Wassalainu'alaikum Wr. Wb.

Suara Umat Tabloid "HIKMAH" Bandung o MINGGU III, SEPTEMBER 1998
WASPADAI: Kristenisasi Berkedok Islam
RUPANYA orang Kristen belum puas juga selelah menekan dan membantai muslim Ambon,
Kupang, Timor-Timur dan aksi pelecehan oleh Theo Syafei. Sekarang mereka juga berupaya
mengkristenkan orang Islam, minimal memurtadkan mereka. Gerakan Kristenisasi kini mulai
marak, tidak lagi hanya berkedok aksi soslal di kalangan Muslimin tetapi juga menggunakan cara
yang lebih canggih: Menggunakan wajah Islam!
Mereka menyebarkan brosur-brosur dan buku-buku yang dikemas seperti buletin dakwah atau
buku-buku Islam. Padahal isinya bertujuan mendangkalkan akidah Islam dan penyalahgunaan
ayat-ayat Al-Qur'an untuk kepentingan Kristenisasi, bahkan berisi pelecehan terhadap Nabi
Muhammad saw dan Allah SWT. Canggihnya lagi, brosur-brosur dan buku-buku tersebut
dikesankan seolah-olah diterbitkan oleh kalangan/organisasi Islam.
Upaya Kristenisasi berkedok Islam tersebut bukan isu apalagi dugaan/prasangka, melainkan
fakta tak terbantahkan. Brosur dan buku bermisi Kristenisasi tersebut kini sudah tersebar luas. Di
antaranya: Brosur Membina Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama, Siapakah Yang Bernama
Allah Itu? Rahasia Jalan Ke Surga, dan lain-lain. Penerbilnya adalah: Dakwah Ukhuwah. Selelah
diselidiki nyatanya diterbitkan oleh Yayasan Christian Centre Nehemia Jakarta yang dipimpin
oleh Pdt. Ev. Dr. Suradi Ben Abraham. Sedangkan yang berbentuk buku antara lain berjudul:
Upacara Ibadah Haji. Isa as dalam Pandangan Islam, Ayat-ayat Al-Quran yang menyelamatkan,
Riwayat Singkat dan Pusaka Peninggalan Nabi Muhammad saw dan lain-lain. Buku-buku
tersebut ditulis oleh Drs. H. Amos Alias Drs. A. Poernama Winangun (seorang muslim yang
murtad).
Karena itu, kami menyerukan kepada umat Islam, marilah kita bersatu untuk membendung
praktik-praklik licik dan busuk kristenisasi yang melanda umat Islam. Kepada Dept. Agama,
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ormas Islam, Partai Islam dan Pihak berwenang, agar segera
menangani kasus Kristenisasi ini.

Majalah Islam SABILI NO. 21 TH. VI/ 5 MEI 1999/ 19 MUHARRAM 1420
SUARA PEMBACA PELITA
Pemurtadan Berwajah Islam
Musang berbulu ayam, serigala berbulu domba. Pepatah ini tepat sekali ditujukan untuk Christian
Snouck Horgronje yang berusaha menghancurkan Islam dari dalam. Merusak Islam dengan
menanam keraguan dan pemahaman yang salah terhadap ajaran Islam dengan memotongmotong
ayat Al-Qur'an lalu diseleweng-artikan.
Kini muncul lagi Snouck Horgronje kelas teri baru di Jakarta. Seorang yang menamakan diri Drs.
H. Amos menulis buku "Upacara Ibadah Haji ". Buku ini disajikan dalam gaya Islam. Seluruh
isinya didasarkan pada ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits Nabi. Cover depan bergambar jamaah
haji yang sedang melakukan thawaf, halaman kata pengantar diawali dengan Assalamu'alaikum
Wr. Wb, pada halaman kata penutup diakhiri dengan Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Pokoknya
buku tersebut benar-benar mengelabuhi umat Islam.
Seluruh Isinya sangat meyakinkan umat yang beriman.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 63/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Ringkasan hujatan dalam buku tersebut antara lain:
1. Nabi Muhammad adalah Nabi khusus bangsa Arab. 2. Nabi Muhammad tidak selamat di
akhirat. 3. Nabi Muhammad konsultasi kenabian kepada orang Kristen. 4. Nabi Muhammad
bebas kawin cerai seenaknya. 5. Shalat umat Islam sangat kacau. 6. Allah adalah zat (benda)
batu hitam Hajar Aswad, dan lain-lain.
Untuk itu, kami menghimbau kepada kaum muslimin agar kritis dan pandai-pandai membedakan
buku-buku Islam dengan yang lainnya.
Rapatkan shaff, kuatkan ukhuwah Islamiyah untuk menghadapi segala macam gerakan
pemurtadan.

(E. Ratnawati) Sunter Agung, Tanjung Priok. Jakarta Utara
HARIAN PELITA Selasa, 22 September 1998
WASPADAI KRISTENISASI
Rupanya orang Kristen belum puas juga selelah menekan dan membantai Muslim Ambon,
Kupang, Timor Timur, dan pelecehan Theo Syafei. Sekarang mereka juga berupaya
mengkristenkan, minimal memurtadkan orang Islam. Gerakan Kristenisasi kini mulai marak, tidak
lagi hanya berkedok aksi sosial di kalangan Muslimin, tetapi juga menggunakan cara yang lebih
canggih: menggunakan "wajah Islam".
Cara yang ditempuh antara lain dengan penyebaran brosur dan buku-buku yang dikemas seperti
buletin dakwah atau buku-buku Islami. Padahal isinya bertujuan mendangkalkan akidah Islam
dan penyalahgunaan ayal-ayat Alquran untuk kepentingan Kristenisasi. Bahkan banyak yang
berisi pelecehan terhadap Nabi Muhammad dan Allah. Canggihnya lagi, brosur dan buku-buku
tersebut dikesankan seolah-olah diterbitkan oleh kalangan/organisasi Islam.
Upaya Kristenisasi berkedok Islam tersebut bukan isu, apalagi dugaan/prasangka. Itu adalah
fakta tak terbantahkan. Brosur bermisi Kristenisasi tersebut kini beredar luas. Di antaranya:
"Siapakah yang Bernama Allah itu?", "Rahasia Jalan ke Surga", yang diterbitkan Dakwah
Ukhuwah. Kenyataannya, diterbitkan oleh Yayasan Cristian Centre Nehemia Jakarta yang
dipimpin Pendeta Ev. DR Suradi Ben Abraham.
Sedangkan yang berbentuk buku antara lain berjudul Upacara Ibadah Haji, Isa AS dalam
Pandangan Islam, Ayat-ayat Al-Qur'an yang Menyelamatkan, Riwayat Singkat dan Pusaka
Peninggaian Nabi Muhammad. dan lain-lain. Buku-buku tersebut ditulis oleh Drs. H. Amos alias
Drs. A. Poernama Winangun (seorang Muslim yang murtad).
Oleh karena itu kami menyerukan kepada umat Islam, maritah kita bersatu untuk membendung
praktik-praktik licik dan busuk Kristenisasi yang melanda umat Islam. Kepada Departemen
Agama, MUI, ormas Islam, dan pihak-pihak yang berwenang untuk menangani kasus Kristenisasi
ini, mohon segera mengambil tindakan.
Nama dan alamat ada pada redaksi
Ali@nsi Keadilan No. 08/Th. I/19-25 Aplil 1999, hal. 3

GERAKAN DAKWAH DAN MISSI (Pengantar Editor)

Dalam keberagaman agama dan kepentingan agama, kerukunan hidup antarumat beragama
yang harmonis adalah syarat mutlak yang diperlukan untuk tercapainya masyarakat madani yang
adil makmur sentosa, gemah ripah loh jinawi kerto tentrem raharjo.
Tetapi, menciptakan iklim kerukunan hidup antarumat beragama tidak semudah menyusun teori
toleransi dalam sebuah seminar atau di atas mimbar ceramah.
Dibandingkan agama-agama lainnya, Islam dan Kristen memiliki potensi paling kuat untuk
melahirkan konflik antaragama. Konflik ini terjadi karena adanya gesekan Dakwah Islamiyah dan
Missi Kristenisasi. Untuk mengatasi gesekan kedua agama tersebut, bukan Dakwah dan Missi
yang harus dilarang dan dihilangkan. Sebab membela dan menyebarkan keyakinan agama
adalah hak asasi manusia.
Di sini, kedua agama dituntut untuk berbesar jiwa dan berlapang dada untuk sama-sama tidak
mengganggu hak agama orang lain. Nampaknya, pihak Kristen tidak bisa menyepakati statemen
ini. Mereka lebih suka menempuh teori Machiavelli, menghalalkan segala cara untuk mencapai
tujuan.
Teori Machiavelli sangat berbahaya. Karena untuk tujuan kesejahteraan ekonomi caranya boleh
merampok, untuk kemakmuran boleh menipu, untuk hidup boleh membunuh, untuk
membenarkan keyakinan boleh mencaci maki, mencela dan melecehkan keyakinan agama lain.
Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa cara inilah yang sering kali dipakai para missionaris
untuk menyebarkan Injil dan kekristenan.
Di desa Langensari, Lembang, Bandung, Yayasan Sekolah Tinggi Theologi (STT) Doulos
meyebarkan Kristen dengan cara merusak moral terlebih dahulu. Di sana, para pemuda usia 15
tahunan dicekoki minuman keras dan obat-obat terlarang sampai kecanduan berat. Setelah
kecanduan. para pemuda harapan bangsa itu dimasukkan ke panti rehabilitasi Doulos untuk
disembuhkan sambil dicekoki Injil supaya murtad dari Islam. (Republika, 10 dan 12 April 1999).
Sementara di Jakarta, Drs. H. Amos, seorang murtadin, menulis buku berwajah Islam, "Upacara
Ibadah Haji" yang isinya memutarbalikkan ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits, untuk mendangkalkan
akidah dan penginjilan. Dipermainkannya ayat-ayat ilahi untuk melecehkan Islam demi untuk
menjunjung tinggi kekristenan.
Membaca buku-buku tersebut, umat Islam pasti akan terpancing emosinya. Sebab dikatakan
bahwa Tuhan yang disembah setiap hari adalah berhala batu hitam, Islam adalah agama Bangsa
Arab, Nabi Muhammad pernah memperkosa Siti Aisyah dan lain-lain penghujatan yang pedas.
Apabila dibiarkan tanpa ada tindakan antisipasi, maka peredaran buku-buku tersebut bisa
menganggu hubungan Islam dan Kristen, bahkan bisa memicu tindak kekerasan dari pihak Islam
yang imannya diserang terlebih dahulu. Secara otomatis, Drs. H. Amos telah merusak kerukunan
hidup antar umat beragama di Indonesia.
Buku yang ada di tangan pembaca ini disusun oleh H. Insan L.S. Mokoginta (muhtadin mantan
Katolik), bukan untuk menghasut, memprovokasi atau mengagitasi umat Islam agar bangkit
melakukan perlawanan fisik dalam melampiaskan reaksi atas kekurangajaran H. Amos.
Sebaliknya, buku ini disajikan untuk meluruskan dan meralat semua hujatan Kristen, dalam
rangka meredam amarah dan mengobati luka-luka umat Islam.
Semoga melalui buku ini pembaca dapat memperolah hidayah Allah. Amien.
DAFTAR ISI
Pengantar editor
Daftar isi
Sambutan KH. Abdullah Wasi'anSambutan ketua FAKTA
MUKADDIMAH
DIALOG 1: Hufat dan Ralat tentang Rukun Iman
Islam agama bangsa Arab, Haji adalah upacara
Rukun Iman ke-1: Percaya kepada yang ghaib
Rukun Iman ke-2: Percaya pada malaikat jahat dan baik
Rukun Iman ke-3: Percaya kepada Bibel yang diterjemahkan dan dimasukkan ke dalam Al Qur'an
Rukun Iman ke-4: Percaya kepada Hari Kiamat yang akan diadili oleh Yesus Kristus
Rukun Iman ke-5: Percaya bahwaYesus adalah nabi yang paling ditonjolkan dan ditinggikan Al Qur'an
DIALOG 2: Hujat dan Ralat tentang Rukun Islam
Rukun Islam Vs Rukun Kristen
Bersaksi bahwa Allah adalah sebuah Zat atau Benda
Bersaksi bahwa Muhammad nabi khusus bangsa Arab
Bersaksi bahwa Muhammad mengajarkan Al Qur'an khusus untuk bangsa Arab
Bersaksi bahwa Muhammad celaka di akhirat
Bersaksi bahwa Muhammad konsultasi kepada orang Yahudi dan Kristen
Bersaksi bahwa Muhammad memperkosa gadis di bawah umurBersaksi bahwa Muhammad
hoby kawin-ceraiShalat menyembah
Allah yang bertempat tinggal di dalam Kabah
Waktu shalat sangat kacau
Kumandang Azan melanggar Al-Qur'an
Syariat zakat meniru ajaran Bibel
Syariat Puasa digali dari ajaran Bibel
Rukun Islam ke-5: Haji
DIALOG 3: Hujat dan Ralat tentang Haji dan Ka'bah
Dihalalkan mencuri dan korupsi untuk Haji
Islam agama tauhid yang menyembah sebuah berhala
Al Qur'an sudah tidak relevan dan ketinggalan zaman
Missi Muhammad membenarkan Bibel
Muhammad mengajarkan penyembahan setan dalam upacara Haji
Yang tidak menyembah berhala batu hitam dikafirkan oleh Muhammad
Haji adalah penyembahan berhala yang tertutup
Haji adalah pekerjaan syirik kepada Allah
DIALOG 4: Penutup dan Himbauan
Lampiran

SAMBUTAN K.H. ABDULLAH WASI'AN
Berbagai macam cara ditempuh oleh pihak Wa lan Tardho untuk mendangkalkan akidah umat
Islam, agar beralih kepada agama Kristen yang mereka yakini sebagai satu-satunya jalan
kebenaran hidup.
Murtadin Drs. A. Poernama Winangun alias H. Amos menyusun buku-buku gaya Islam dengan
mengutip, menyelewengkan dan mengomentari terjemah Al-Qur'an dan Hadits tanpa mengutip
ayat Bibel sama sekali. Tujuannya untuk memurtadkan umat Islam. Gerakan pemurtadan model
ini sangat berbahaya, ibarat serigala berbulu domba.
Ketika membaca buku-buku karya H. Amos, kami teringat kepada satu dialog yang sangat
menarik antara H. Cahyono - pelawak nasional mantan Katolik - dengan teman lamanya yang
masih beragama Kristen.
Kata orang Kristen, "Cahyono, kamu kok nekad amat, berani pindah agama ke Islam. Bagaimana
seandainya nanti pada Hari Penghakiman ternyata Kristen yang benar?"
Dengan bijaksana Cahyono menjawab, "Andaikata nanti Kristen yang benar, saya tidak akan rugi
karena saya tidak akan disiksa oleh Tuhan. Sebab saya tidak pernah menyakiti, menghina dan
melecehkan Yesus. Islam sangat menghormati Yesus sebagai nabi dan rasul Allah dengan
ucapan alaihis salam (semoga selamat sejahtera terlimpah atas beliau). Tetapi, jika kelak terbukti
bahwa Islam yang benar, maka orang Kristen akan disiksa di neraka. Sebab orang Kristen tidak
menghormati Nabi Muhammad, bahkan menghujat beliau."
Semua ungkapan tokoh Kristen tentang Islam begitu menyakitkan. Maka sangat pantas apabila
almarhum Khomeini, pemimpin Iran menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Salman Rushdie
yang menghujat Nabi Muhammad dan Islam dalam bukunya 'The Satanic Verses'.
Berbeda dengan Khomeini, dalam menyikapi serangan missionaris yang mendiskreditkan Islam,
H. Insan L.S. Mokoginta - muhtadin mantan Kristen - justru menyusun buku jawaban balik
'Pendeta Menghujat Muallaf Meralat'. Tindakan ini sangat tepat, benar dan Islami.
Setelah membandingkan buku hujatan Islam karya Drs. A. Poernama Winangun (H. Amos) dan
buku jawaban H. Insan L.S. Mokoginta ini, maka kami menghimbau kepada H. Amos dan
pendeta lainnya yang tergabung dalam Christian Centre Nehemia Jakarta, agar sebelum
mengungkapkan Islam kepada orang lain, terlebih dahulu belajar serius secara mendalam.
Sebab jika tidak, justru akan merugikan pihak Kristen sendiri.
Sebagai buktinya, dapat dikemukakan tentang apa yang telah dilakukan oleh H. Amos. Melalui
pendidikan evangelis, buku-buku maupun ceramah-ceramah, dia mengajarkan kepada umat
Kristen bahwa umat Islam menyembah Hajar Aswad.
Tanpa disadari, hal ini justru akan mempermalukan dan merugikan umat Kristen sendiri. Suatu
ketika apabila kader Kristen terlibat dialog dengan kader Islam, maka anggapan bahwa Allah
adalah Hajar Aswad tersebut akan dicibir, ditertawakan dan djanggap sebagai orang yang picik
ilmu oleh pihak Islam. Sebab umat Islam mencium Hajar Aswad bukan untuk menyembah.
Melainkan semata-mata sebagai rangkaian ibadah haji yang bersifat ritual.
Segala aturan ibadah dalam Islam berdasarkan dalil Al-Qur'an dan Hadits Nabi yang sifatnya
tauqifiy (statis) dan tidak bisa diganggu gugat.
Dalam Kristen, aturan ritual ibadah dan iman juga tidak bisa diganggu gugat (dogmatis). Narnun
perlu diketahui bahwa dogma iman dan ibadah dalam Kristen tidak berdasarkan pada ajaran
Yesus dalam Injjl. Dogma Kristiani semata-mata berasal dari aturan para pemimpin agama yang
bersumber kepada ajaran Paulus. Hal ini tersebut dalam surat Paulus kepada jemaat Roma 7:6,
yaitu cara ibadah baru (cara rohani) bukan dengan rukun-rukun sebagaimana ajaran Taurat
bahwa ibadah dengan wudhu, sujud, dan lain sebagainya.
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 4/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Terhadap ungkapan emosional para pendeta dan missionaris bahwa Islam dan Nabi Muhammad
adalah nabi khusus untuk Bangsa Arab, perlu ditunjukkan berikut ini komentar sarjana terkemuka
Eropa tentang kemuliaan Islam.
Sir Charles Edward Archibald Watkin Hamilton [*] dalam buku "Mohammedanism" halaman 47
mengatakan: "Thus Islam, although a religion physically centred on Mecca, is not an Arabian
religion" (Jadi, Islam adalah agama yang dilahirkan di kota Mekkah, namun bukan Agama
Bangsa Arab).
George Bernard Shaw, budayawan dan kritikus kaliber internasional dari Inggris mengatakan: "Er
musz viel mehr geradezu des Heiland der Menschklichkeit genant werden". Artinya: Seharusnya
Muhammad disebut sebagai Juruselamat untuk seluruh manusia.
Memang, para tokoh Kristen memiliki satu kecenderungan untuk mengungkapkan Islam kepada
orang lain, tanpa mempelajari Islam secara mendalam terlebih dahulu. Dan ini justru akan
merugikan pihak Kristen sendiri.
Seperti yang dilakukan oleh Pendeta dr. Suradi, Pendeta Matius, Penginjil Jansen Litik, dan lainlainnya.
Mereka mempermasalahkan kalimat "Allah adalah Zat Yang Maha Kuasa" dalam Islam.
Anggapan mereka, kalau demikian berarti Tuhannya umat Islam itu ujudnya zat (benda). Zat ada
tiga macam, yaitu zat cair, gas dan padat. Mustahil kalau Tuhannya umat Islam itu zat cair mirip
Aqua atau zat gas yang mirip elpiji. Satu-satunya yang mungkin, Tuhan umat Islam adalah zat
padat. Sebab umat Islam menyembah Allah dalam shalat selalu menghadap Ka'bah di Mekkah.
Anggapan keliru ini mereka ajarkan di gereja-gereja tanpa menanyakan lebih dahulu kepada
umat Islam. Sekali lagi, ini justru sangat merugikan dan menjatuhkan gengsi umat Kristen.
Suatu ketika apabila kader gereja berdialog dengan kader muslim, maka pihak Kristen akan
dikatakan sebagai orang yang tolol dan kerdil nalarnya. Sebab tidak mengetahui apa beda antara
zat dan sifat.
Zat adalah lawan daripada sifat. Misalnya, seekor gajah sirkus. Gajah itu memiliki sifat: halus,
tidak beringas dan lucu. Adapun zatnya (ujudnya) adalah berbadan besar, memiliki belalai,
matanya sipit, telinganya lebar, dan lain-lain.
Sedangkan dalam Islam diajarkan bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Kuasa, ini berarti: Allah
memiliki sifat Maha Kuasa. Bagaimana dengan Zat-Nya (Ujud-Nya) ? Al-Qur'an mengatakan
"Laysa kamitslihi syay-un", artinya: tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai Allah.
Sebaliknya, jika kader muslim tersebut mengerti Kristologi, maka dia akan menyerang balik
dengan mengatakan bahwa Tuhan dalam ajaran Kristen itu bertingkah aneh-aneh dan tidak
masuk akal. Dalam kitab Kejadian 32:28 Tuhan turun ke bumi menjelma menjadi manusia, lalu
duel dengan NabiYakub sampai kalah. Tuhan kok, kalah? Dalam Injil Yohanes 1: 32 Tuhan
menjelma menjadi seekor burung merpati. Datam Injil Yohanes 1: 14 Tuhan menjelma menjadi
manusia Yesus yang akhirnya menurut Kristen, Tuhan Yesus disiksa sampai mati tragis di atas
gantungan tiang salib.
Sampai disini, maka pemuda Kristen jemaat gereja terdiam seribu bahasa tak berkutik dalam
dialog alias terpukul knock out. Apa ini tidak memalukan dan merugikan pihak Kristen?
Saya percaya, sewaktu membaca jawaban balik H. Insan L.S. Mokoginta ini, Drs. A. Poernama
Winangun (H. Amos) dan para pendeta atau missionaris lainnya tidak bergeming pendiriannya
dalam Kristen karena gengsi. Namun yang penting, para pembaca Kristen lain yang memakai
nalar dapat mengetahui dan membandingkan kebenaran Islam dengan ajaran Kristen.
Terlebih penting lagi, buku ini dapat membentengi umat Islam dari usaha pendangkalan akidah,
sehingga semakin teguh tak tergoyahkan imannya oleh berbagai tulisan, rayuan dan serangan
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 5/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
iman dari umat Kristen. Bahkah semakin mantap dalam keyakinan bahwa Innaddiina 'indallohil
islam.
Tulisan H. Insan L.S. Mokoginta ini adalah amar ma'ruf nahi munkar yang jauh dari sifat sentimen
terhadap Kristen. Bahkan sangat sesuai dengan kitab suci umat Kristen:
"Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat dan ia tidak berbalik dari kejahatan dan dari
hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya. Tetapi engkau telah menyelamatkan
nyawamu" (Yehezkiel 3:19).
Mudah-mudahan Allah memberikan hidayah-Nya kepada pembaca buku ini.
Sidoarjo, 9 Juni 1999
(K.H. Abdullah Wasi'an)
[*] Tokoh negarawan dan bangsawan Inggris terkemuka, masuk Islam pada tanggal 20
Desember 1923 dengan nama Islam Sir Abdullah Archibald Hamilton.
SAMBUTAN KETUA FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan)
Dalam hal pemurtadan dan permusuhan pihak Yahudi dan Kristen terhadap Islam, jauh
sebelumnya Allah Swt. sudah memberikan sinyalemen dalam Kitab Suci:
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu, sehingga kamu mengikuti
agama (millah) mereka" (Qs. Al Baqarah 120).
Kebenaran ayat ini terbukti dengan berbagai fenomena maraknya Kristenisasi di kalangan
masyarakat, antara lain beredarnya tulisan-tulisan --baik berupa brosur maupun buku-buku--
yang memutar-balikkan pemahaman Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah saw.
Salah satu contoh konkritnya adalah buku berjudul "Upacara Ibadah Haji" karya Drs. H. Amos
(Himar/keledai Amos ?) yang dengan begitu berani dan liciknya melecehkan Allah, Nabi
Muhammad, agama Islam dan umat Islam.
Bagi orang yang memiliki wawasan Al-Qur'an dan pengetahuan tentang Bibel, buku tersebut
tidak ada dampaknya sama sekali. Bahkan jelas sekali nampak kebodohan dan kebohongan Drs.
Himar Amos, yang nama aslinya adalah Drs. A. Poernama Winangun, seorang murtadin.
Tetapi, bagi kaum awam, buku Upacara Ibadah Haji tersebut sangat berbahaya dan menuntut
sebuah solusi yang bijaksana.
Sebagai salah satu solusinya, para tokoh masyarakat, majelis taklim, mubaligh, pemuda masjid,
lembaga-lembaga dakwah dan aktivis Islam lainnya membentuk Forum Antisipasi Kegiatan
Pemurtadan (FAKTA) di Cimanggis tanggal 25 April 1998 (28 Dzul Hijjah 1418 H).Tujuan
utamanya adalah untuk mengantisipasi bahaya Kristenisasi dan missi pemurtadan.
Dalam menyikapi buku Upacara Ibadah Haji, FAKTA merasa berkewajiban untuk menjawab,
meluruskan dan mengungkap kebohongan dan kebodohan buku tersebut.
Untuk menjawabnya, tidak perlu seorang kiyai, ulama atau ustadz yang turun tangan. Dengan
jawaban Bpk. H. Insan LS. Mokoginta yang muallaf mantan Kristen saja sudah tebih dari cukup.
Jawaban beliau itulah yang sekarang ini kami hidangkan ke hadapan pembaca. Pembaca
sekalian, baik dari Islam maupun Kristen, bisa menilai dengan obyektif, siapa yang lebih rasional
dan ilmiah, hujatan H. Amos (mantan muslim) ataukah ralat H. Insan (mantan Kristen).
http://swaramuslim.fateback.com/mcb/022/ 6/64
Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.
Dengan buku ini, insya Allah semakin terbukti bahwa agama yang benar di sisi Allah hanyalah
Islam.
Semoga jerih payah dan usaha FAKTA ini mendapatkan berkah dari Allah Swt, Amien.
Jakarta, 8 Mei 1999
(Drs. H. Ramly Nawai, M.Sc.)

Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.

H. Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

PENDETA MENGHUJAT MUALLAF MERALAT

Menanggapi Buku Kristen "UPACARA IBADAH HAJI" Karya Drs. H. Amos

PENDETA MENGHUJAT MUALLAF MERALAT

Penulis: H. Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Editor: Abu Mumtaz

Setting: Fakta Comp.

Penerbit: Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan

(FAKTA)

PO Box 1426 Jkt 13014

Cetakan 1, Juni 1999 @All Right Reserved

http://

0 komentar:

Template by: Abdul Munir
Website: 99computercity