18/12/08

Daskapital Marx

Judul asli:
On Marx’s Capital
Oleh: Frederick Engels
Edisi Indonesia:
Tentang Das Kapital Marx
alih bahasa: Oey Hay Djoen
editor: Edi Cahyono
Pengutipan untuk keperluan resensi dan keilmuan dapat
dilakukan setelah memberitahukan terlebih dulu
pada Penerjemah/Penerbit
Memperbanyak atau reproduksi buku terjemahan ini dalam bentuk
apa pun untuk kepentingan komersial tidak dibenarkan
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
All Rights Reserved
Modified & Authorised by: Edi Cahyono, Webmaster
Disclaimer & Copyright Notice © 2007
Oey’s Renaissance

Frederick Engels
Tentang
DAS KAPITAL
Marx
Alih Bahasa: Oey Hay Djoen
Oey’s Renaissance

I S I
Prakata
viii
I. TINJAUAN TENTANG CAPITAL, JILID SATU 1
Capital
Marx. Dipublikasi dalam Demokratisches Wochenblatt
Karl Marx, Das Kapital. Kritik der politischen Oekonomie.
I Band: der Produktionprozess des Kapitals. Hamburg, 10
Otto Meissner, 1867. Ditulis untuk
Rheinische Zeitung
.
Karl Marx tentang
Capital
. Ditulis untuk
Fortnightly Review
.15
II. SINOPSIS DARI
CAPITAL
K. Marx,
Capital
. Jilid Satu. Buku Satu
Proses Produksi Kapitalis
39
Bab I –
Barang-barang Dagangan dan Uang
40
1. Barang-barang Dagangan 40
2. Proses Pertukaran Barang-dagangan 43
3. Uang, atau Sirkulasi Barang-barang Dagangan 44
A. Ukuran Nilai-nilai (Asumsi Emas = Uang) 44
B. Medium Sirkulasi
46
a. Metamorfosis Barang-barang Dagangan 46
b. Peredaran Uang
47
c. Uang Logam. Simbol-simbol Nilai 49
C. Uang
50
a. Penimbunan
50
b. Alat Pembayaran
51
c. Uang Universal
53
Bab II –
Transformasi Uang menjadi Modal
54
1. Rumusan Umum untuk Modal 54
2. Kontradiksi-kontradiksi dalamn Perumusan Umum 57
3. Pembelian dan Penjualan Tenaga Kerja 60
Bab III –
Produksi Nilai-Lebih Nisbi
64
1. Proses Kerja dan Proses Produksi Nilai-Lebih 64
2. Modal Konstan dan Variabel 66
3. Tingkat Nilai-Lebih
68
4. Hari Kerja
69
5. Tingkat dan Massa Nilai-Lebih 74
Bab IV –
Produksi Nilai-Lebih Nisbi
77
| vi |

Tentang Das Kapital Marx | vii
1. Konsep mengenai Nilai-Lebih Nisbi 77
2. Ko-operasi
78
3. Pembagian Kerja dan Manufaktur
4. Mesin dan Industri Modern 87
a. Mesin itu sendiri
87
b. Penghak-milikan Tenaga-Kerja Melalui Mesin 90
c. Seluruh Pabrik alam Bentuk Klasiknya 93
c’ atau d. Perjuangan Kaum Buruh Terhadap
Sistem Pabrik dan Mesin 94
c’’ atau e. Mesin dan Nilai-Lebih 96
Bab V –
Penelitian-penelitian Lebih Lanjut mengenai Produksi
Nilai-Lebih
99
III. LAMPIRAN PADA
CAPITAL
, JILID TIGA 99
I. Hukum Nilai dan Tingkat Laba 100
II. Bursa Saham
121
Lampiran.
Penyisipan dalam Bab. XXVII,
Capital
, Buku III 125
Index Nama-nama
130

PRAKATA
Karya-karya yang dihimpun di sini hanya sebagian kecil dari yang ditulis
Engels sehubungan dengan
Capital
Marx. Selama lebih setengah abad,
aktivitas kreatif Engels sangat erat terjalin dengan kegiatan kreatif Marx.
Korespondensi para pendiri Marxisme menunjukkan bagian yang sangat
aktifnya yang dipunyai Engels di dalam penguraian sejumlah proposisi
yang paling penting dari
Capital
dan betapa ia membantu Marx dengan
nasehatnya, informasinya yang faktual dan pernyataaan-pernyataannya
yang kritis. Sejumlah karya cemerlang Engels diabdikan pada
perkembangan dan pembuktian proposisi-proposisi dasar dari doktrin
Marxian. Kerja-sama pribadi Engels selama bertahun-tahun dengan Marx
disusul oleh pekerjaan luar-gbiasa besarnya untuk penerbitan dua jilid
terakhir
Capital
yang ditinggalkan oleh sang pengarang dalam bentuk
manuskrip, edisi-edisi baru dari jilid pertama dan berbagai karya Marx
lainnya. Sejumlah prakata yang ditulis oleh Engels pada karya-karya
Marx yang diterbitkannya dicurahkan bagi pembelaan doktrin Marx
terhadap musuh-musuhnya.
Ringkasan ini haanya mencakup beberapa karya kecil Engels, yang bebas
bentuknya tetapi ditulis dalam kaitan langsung dengan
Capital
Marx.
* * *
Bagian Pertama
kumpulan ini terdiri atas
tiga tinjauan
mengenai jilid
pertama
Capital
. Setelah penerbitan jilid pertama pada tahun 1867, salah-
satu tugas Marx dan Engels adalah mematahkan konspirasi kebisuan
dengan mana burjuasi berharap membunuh benih doktrin yang mereka
benci itu. Suatu persekongkelan kebisuan yang nyata telah menyambut
munculnya karya Marx
A Contribution to the Critique of Political
Economy
. Jilid pertama
Capital
diancam dengan nasib yang sama.
Usaha-usaha luar biasa dilakukan oleh rekan-rekan Marx, dan terutama
sekali oleh Engels, untuk menghalau rencana itu. Pers kelas-pekerja pada
waktu itu sangat lemah. Hanya dengan jalan-memutar, lewat pers umum
yang berada dalam tangan burjuasi, ada kdmungkinan untuk
memgbangkitkan perhatian/minat pada buku itu di kalangan pembaca
yang mampu menyumbang dengan menyebar-luaskan gagasan-gagasan
yang dikandung di dalam buku itu. Engels mesti menggunakan banyak
| viii |

Tentang Das Kapital Marx | ix
akal untuk mengatasi kecurigaan para editor burjuis. Ia menulis sejumlah
tinjauan dalam suatu bahasa yang sungguh-sungguh Aesopian yang sama
licinnya seperti yang mesti dipakai oleh kaum revolusioner Rusia dalam
menulis publikasi-publikasi yang dikenakan penyensoran tsaris. Sensor
bersemangat-kelas dari para penyunting burjuis sebagian mengakibatkan
tidak diterbitkannya karya-karya Engels dan sebagian lagi menjadi
terdistorsinya karya-karya itu.
Tiga dari sembilan tinjauan Engels mengenai jilid pertama
Capital
dimuat dalam koleksi ini. Yang
pertama
dimuat dalam No.12 dan 13,
21 dan 28 Maret 1868,
Demokratisches Wochenblatt
(
Democratic
Weekly
), sebuah terbitan sosialis di Leipzig, di bawah redaksi Wilhelm
Liebknecht. Yang
kedua
dikirim oleh teman Marx Kugelmann, yang
memainkan suatu peranan besar dalam mengorganisasi tinjauan-tinjauan
mengenai
Capital
, kepada redaktur
Rheinische Zeitung
yang ketika itu
burjuis-progresif, tetapi tidak dimuat. Tinjauan
ketiga
ditulis untuk
Fortnightly Review
Inggris, di mana Profesor Beesly yang berpikiran
maju (ketua pertemuan internasional di London pada tahun 1864, di
mana pembentukan
Internasionale
Pertama diproklamasikan),
mempunyai pengaruh besar. Engels membubuhkan tanda-tangan pada
tinjauan ini dengan memakai nama temannya, Samuel Moore. Hanya
bagian pertama artikel itu yang ditulis, kesimpulannya dimaksudkan
akan menyusul. Nasmun, penerbit dan pemilik jurnal itu menentang
penerbitan tinjauan itu dan artikel itu tidak dimuat.
Bagian Kedua
kumpulan ini terdiri atas sinopsis jilid pertama
Capital
,
yang ditulis oleh Engels. Seperti disebutkan di atas, Engels mengambil
suatu bagian yang aktif dalam seluruh proses karya Marx
Capital
. Marx
mengirimkan lembaran-lembaran terpisah dari jilid pertama selagi itu
dicetak kepada Engels, dan Engels memberikan suatu pendapat terperinci
atas setiap bab, setiap lembar. Sekali pun begitu, sesegera jilid pertama
itu terbit, Engels membebankan pada dirinya sendiri pekerjaan khusus
dalam meringkaskannya. Dalam sepucuk surat kepada Mars pada 17
April 1868, ia menulis:
Disebabkan terbatasnya waktu yang ada bagiku, maka pengikhtisaran bukumu memerlukan lebih
banyak pekerjaan daripada yang aku perkirakan; lagi pula, sekali aku mulai mengerjakannya, aku
mesti melakukannya dengan selayaknya, dan tidak hanya untuk maksud sekarang khususnya.
“Maksud sekarang” yang dimaksudkan agaknya ialah penulisan sebuah

x | Frederick Engels
tinjauan untuk
Fortnightly Review
; namun, sepintas pandang atasd
sinopsis itu cukup untuk menyimpulkan bahwa ia sungguh-sungguh
melakukan pekerjaan itu
dengan selayaknya, dan tidak hanya untuk
maksud sekarang khususnya
.
Engels hanya mempunyai waktu untuuk meringkaskan empat bab
pertama dari jilid pertama
Capital
. Mesti kita ingat, bahwa pada edisi
pertama jilid ini dibagi ke dalam enam bab yang pada edisi-edisi
berikutnya disebut bagian-bagian, bab lima dipecah menjadi dua bagian,
sehingga seluruhnya berjumlah tujuh bagian. Keempat bab yang
diringkaskan oleh Engels oleh karenanya sesuai dengan empat bagian
pertama dari jilid pertama
Capital
, sebagaimana adanya sekarang.
Selanjutnya mesti diingat pula, bahwa Marx telah membuat sejumlah
tambahan dan perubahan pada teks di edisi-edisi berikutnya dari
Capi-
tal
. Dalam edisi pertama, misalnya
,
Marx dalam bab pertama, yang
dimaksudkan untuk barang-barang dagangan, tidak secara khusus
membahas perbedaan antara nilai dan nilai-tukar sebagai suatu bentuk
dari nilai itu; sebagian penting pemaparan mengenai bentuk nilai
diberikan sebagai suatu lampiran pada akhir jilid itu dan tidak
dimasukkan dalam sinopsis Engels. Tinjauan-tinjauan dan sinopsis yang
dibuat oleh Engels merupakan bantuan-bantuan yang tak-terpermanai
gunanya dalam studi mengenai
Capital.
Sebagian besar dari isi
Capital
disajikan dalam kata-kata Marx sendiri. Pusat gravitasnya, di dalam
sinopsi maupun di dalam tinjauan-tinjauan, terletak dalam
teori
mengenai nilai-lebih
, batu-dasar doktrin ekonomi Marx. Engels
meringkaskan teori mengenai nilai-lebih Marx dengan perlakuan khusus,
secara rinci mengkarakterisasi situasi-situasi historis di mana hubungan-
hubungan eksploitasi kapitalis menyebar-luas, kelas pekerja melakukan
langkah-langkah pertama dalam perjuangan dan pertempuran-
pertempuran pertama terjadi antara kerja dan modal.
Sinopsis Engels merupakan bantuan sangat besar dalam mengedapkan
yang paling pokok; ia memancangkan perhatian pembaca pada yang
paling mendasar dan penting. Ia memberikan suatu ikhtisar singkat yang
jelas mengenai masalah-masalah teoritis yang paling penting. Mengikuti
Marx, Engels menunjukkan di dalam sinopsisnya bahwa peralihan dari
satu kategori ke kategori lain bukanlah suatu keganjilan nalar melain
merupakan pencerminan dari proses perkembangan yang sungguh-

Tentang Das Kapital Marx | xi
sungguh historis. Berpegangan pada tatanan pemaparan Marx, ia
menunjukkan bagaimana, di dalam proses perkembangan historis, modal
lahir berdasarkan produksi barang-dagangan, bagaimana ia
menundukkan pada dirinya sendiri keseluruhan produksi, bagaimana
kerja-sama sederhana digantikan oleh manufaktur dan ini pada gilirannya
digantikan oleh produksi dengan mesin. Engels juga menunjukkan
bagaimana peruncingan kontradiksi-kontradiksi kelas yang imanen
dalam kapitalisme dan penggunaan mesin secara kapitalis membawa
pada
mematangnya unsur-unsur penumbangan masyarakat lama dan
pendirian suatu masyarakat baru
, yaitu, membawa pada
revolusi sosialis
kaum proletariat
.
Bagian ketiga
koleksi ini terdiri atas sebuah karya yang ditulis oleh
Engels pada tahun terakhir hidupnya dan baru diterbitkan setelah
kematiannya. Karya ini dimaksudkan sebagai suatu suplemen pada jilid
ketiga
Capital
. Atas perintah Marx, Engels melengkapkan penerbitan
Capital
dengan meluncurkan jilid-jilid kedua dan ketiga, mempersiapkan
dan menerbitkan edisi-edisi ketiga dan keempat dari jilid pertama dan
memberikan segala bantuan yang mungkin bagi penerbitan terjemahan-
terjemahan
Capital
dalam sejumlah bahasa. Jilid ketiga
Capital
meninggalkan percetakan pada bulan Desember 1894. Permunculannya
langsung menimbulkan suatu polemik literer yang ramai. Komplotan
kebisuan dengan mana burjuasi menyambut munculnya
A Contribution
to the Critique of Political Economy
dan jilid pertama
Capital
terbukti
menjadi sebuah senjata tidak berguna terhadap Marxisme tahun-tahun
90-an. Pertumbuhan gerakan kelas pekerja dan pesatnya penyebaran
doktrin Marxian menuntut metode-metode perjuangan baru dari kaum
burjuasi. Engels mengikut semua reaksi pers pada jilid ketiga
Capital
dengan perhatian penuh. Sekali pun sangat menderita dari penyakit yang
tak-lama kemudian menyeretnya ke liang kubur, ia tidak menghentikan
pekerjaan teoritisnya yang kreatif. Selama minggu-minggu terakhir
hidupnya, penanya membubuhkan coretan-coretan terakhir pada
karyanya yang cemerlang,
Suplemen pada Capital
, Jilid Tiga. Engels
menyebutkan karya ini dalam beberapa suratnya. Menulisi Kautsky pada
tanggal 21 Mei, 1895, ia memberitahukan pada Kautsky:
Sementara itu aku akan mengirim padamu sebuah tulisan untuk
Neue Zeit
... lampiran-lampiran
dan adenda pada
Capital
, Jilid Tiga, No.1: Hukum Nilai dan Tingkat Laba, jawaban pada keraguan

xii | Frederick Engels
Sombardt dan C. Schmidt No.2 akan menyusul kemudian: peranan yang sangat sekali berubah
dari Bursa sejak Marx menulis tentang itu di tahun 1865. Untuk dilanjutkan menurut permintaan
dan tersedianya waktu.
Engels hanya berhasil menyiapkan bagian pertama dari kedua baian itu
untuk dicetak. Hanya sebuah ringkasan rencana bagian kedua yang
singkat, yang ditulis oleh Engels untuk dirinya sendir, yang tersisa.
Bagian pertama terbit dalam
Neue Zeit
segera setelah wafatnya dan
sinopsis singkat
Perubahan-perubahan dalam Fungsi Pertukaran
tidak
diterbitkan hingga tahun 1932.
Artikel Engels mengenai hukum nilai dan tingkat laba merupakan suatu
tambahan penting pada jilid ketiga
Capital
dan sekaligus mempunyai
arti-penting yang besar sekali bagi pem,ahaman yang tepat akan teori
ekonomi Marxis secara keseluruhan.Para pengritik Marx yang tak-
terhitung banyaknya menghabiskan bergunung kertas berusaha
membuktikan yang dianggap sebagai kontradiksi antara jilid pertama
dan jilid ketiga dari
Capital
. Di dalam artikelnya, Engels secara
menentukan menolak mereka dan sepenuhnya membongkar kedok
musuh-musuh bebuyutan Marxisme maupun mereka yang mengenakan
jubah
sahabat-sahabat
Marxisme dan yang mereduksi nilai menjadi
suau
kenyataan logis
(W. Sombardt), atau menjadi
sebuah fiksi yang secara
teoritis sangat diperlukan
(C. Schmidt).
Berangkat dari dalil Marx bahwa nilai, tidak hanya secara teoritis, tetapi
juga secara historis, adalah
prius
(anteseden) dari harga produksi, Engels
membuktikan permunculan nilai secara dan perkembangan pertukaran,
dan transisi historis dari nilai pada harga-harga historis dengan kelahiran
produksi ketika produksi sederhana barang-dagangan digantikan oleh
kapitalisme. Esai Engels merupakan sebuah conoh yang baik sekali dari
penjelasan materialis sejati mengenai teori nilai Marxian; hingga
sekarang ia tiada duanya sebagai senjata dalam perjuangan terhadap
segala macam distorsi idealistik terhadap Marxisme.
Nilai khusus esai ini yalah karena ia memberikan suatu karakteristik
yang ringkas dan jelas mengenai sifat produksi sederhana barang-
dagangan dan proses transisi/peralihan dari tipe produksi itu pada
kapitalisme. Engels menunjukkan hukum nilai sebagai
hukum gerak
produksi barang-dagangan. Ia menggaris-bawahi sangat panjangnya
kurun-zaman di mana hukum nilai itu berdaya-hasil/berlaku. Ia

Tentang Das Kapital Marx | xiii
menelusuri kelahiran hubungan-hubungan kapitalis dalam sejumlah
contoh historkal aktual dan membuktikan bagaimana hubungan-
hubungan ini merebut wilayah produksi.
Seperti dikatakan di atas, bagian kedua dari karya terakhir Engels
megenai ekonomi ini, hanya tersisa dlam bentuk sebuah rencana yang
rumit. Di dalamnya Engels menugaskan diriya sendiri membagankan
perubahan-perubahan dan evolusi-evolusi dalam ekonomi kapitalis
selama bagian tiga terakhir dari abad XIX.
Dasawarsa-dasawarsa itu merupakan periode transisi dar kapitalisme
lama dari kurun-zaman pesaingan bebas kepada imperialisme—
kapitalisme monopoli, yang dikarakterisasi oleh pertumbuhan raksasa
dan meruncingnya kontradiksi-kontradiksi sistem burjuis. Sebuah studi
Marxis mengenai imperialisme sebagai tingkat tertinggi kaitalisme telah
diberikan oleh Lenin, yang meneruskan karya Marx dan Engels dan
mengangkat Marxisme pada suatu taraf baru dan lebih tinggi.Mendasaran
dirinya pada hukum-hukum pokok dari perkembangan produksi
kapitalis yang diberikan dalam
Capital
, Lenin merumuskan teori
imperialisme sebagai tara baru dan terakhir dari kapitalisme,
mengungkapkan kontradiksi-kontrtadiksi dan bisul-bisul yang
menggerogotinya dan mendemonstrasikan ketidak-terelakkannya
keruntuhannya dan kemenangan revolusi proletarian.
Engels tidak dapat memberikan ciri-ciri taraf yang secara historis baru
dalam perkembangan kapitalisme, karena wafatnya membuat dirinya
tidak menyaksikan zaman di mana taraf baru itu sepenuhnya terbentuk.
Di dalam rancangan artikelnya mengenai Pertukaran, Engels cuma
menunjukkan beberapa dari gejala-gejala baru di dalam perekonomian
negeri-negeri kapitalis, tanpa mengangkat persoalan mengenai suatu
taraf baru di dalam perkembangan kapitalisme. Ia memperhattikan
menyebarnya bentuk-bentuk perusahaan-perusahaan modal-bersama,
transformasi perusahaan-perusahaan individual menjadi perusahaan-
perusahaan gabungan-saham, konsentrasi dan penggabungan perusahaan-
perusahaan dalam keseluruhan cabang-cabangnya, dan, akhirnya,
munculnya monopoli-monopoli. Sebagai contoh monopoli besar ia
menunjuk pada English United Alkali Trust degan modalnya sebesar
Poundsterling
6,000,000 yang adalah besar sekali untuk zaman itu.
Penyisipan editorial Engels dalam Bab 27 dari Jilid III
Capital
juga

xiv | Frederick Engels
membahas monopoli-monopoli; itu dimuat di sini sebagai lampiran.
Dalam dua kesimpulan rencananya, Engels mengangkat masalah ekspor
modal dan pembagian dunia kolonial.
Institut Marxisme-Leninisme
C.C.- P.K U..S.

I
TINJAUAN TENTANG CAPITAL
JILID SATU
CAPITAL MARX
1)
I
Selama adanya kaum kapitalis dan kaum buruh di atas bumi, tiada buku
yang sedemikian pentingnya bagi kaum buruh seperti buku yang di depan
kita ini. Hubungan antara modal dan kerja, engsel yang di atasnya seluruh
sistem masyarakat sekarang berputar, di sini untuk pertama-kalinya
dikupas secara ilmiah dan dengan ketuntasan dan ketajaman yang hanya
mungkin bagi seorang Jerman. Betapa pun berharga dan akan tetap
berharganya tulisan-tulisan seorang Owen, Saint-Sion, Fourioer, teryata
dicadangkan bagi seorang Jerman untuk terlebih dulu naik ke ketinggian
dari mana seluruh medan hubungan-hubungan sosial modern dapat dlihat
dengan jelas dan selengkapnya persis sebagaimana pemandangan
pegunungan yang lebih rendah terlihat oleh seorang pengamat yang
berdiri di puncak tertinggi.
Hingga kini ekonomi politik telah mengajarkan pada kita bahwa kerja
adalah sumber segala kekayaan dan ukuran dari semua nilai, sehingga
dua obyek yang ongkos produksinya adalah jumlah waktu-kerja yang
sama banyaknya, memiliki (masing-masingnya, pen.) nilai yang sama
dan juga mesti dipertukarkan satu-sama-lainnya, karena pada umumnya/
rata-rata hanya nilai-nilai yang sama (besarnya, pen.) yang dapat
dipertukarkan satu-sama-lain. Namun, bersamaan dengan itu, ia
mengajarkan bahwa terdapat sejenis kerja yang dtersimpan yang
dinamakannya modal; bahwa modal ini, dikarenakan sumber-sumber
tambahan/bantuan yang dikandungnya, meningkatkan produktivitas
kerja yang hidup itu dengan seratus dan seribu kali lipat, dan sebaliknya/
sebagai gantinya mengklaim suatu kompensasi tertentu yang
diistilahkan laba atau pendapatan/perolehan. Seperti kita semu
mengetahui, ini dalam kenyataan terjadi sedemikian rupa sehingga laba-
laba dari kerja tersimpan, dari kerja mati iu menjadi semakin masif,
modal kaum kapitalis menjadi semakin kolosal, sedangkan upah-upah
kerj yang hidup itu terus-menerus berkurang, dan massa kaum buruh
| 1 |

2 | Frederick Engels
yang hidup semata-mata dari upah, bertumbuh semakin banyak dan
dilanda kemiskinan. Bagaimanakah kontradiksi ni mesti dipecahkan?
Bagaimana bisa tersisa laba bagi sang kapitalis bila sang pekerja
mendapatkan kembali nilai penuh dari kerja yang telah ditambahkannya
pada produknya?
Betapapun, demikian mestinya yang terjadi, karena hanya nilai yang
sama/setara dapat dipertukarkan. Sebaliknya, bagaimana nilai-nilai yang
setara dapat dipertukarkan, bagaimmana sang pekerja dapat menerima
nilai penuh dari produknya, apabila, sebagaimana telah diakui oleh
banyak ahli ekonomi, produk ini dibagi antara pekerja itu dan kapitalis
itu? Para ahli ekonomi hingga kini ternyata tidak berdaya menghadapi
kontradiksi ini dan menulis atau menggagap malu kalimat-kalimat
tanpa-arti. Bahkan para sosalis terdahulu yang pengritik ekonomi tidak
bisa berbuat lebih daripada hanya menekankan kontradiksi itu, tiada
seorang pun yang telah memecahkannya, hingga akhirnya Marx melacak
proses yang melahirkan laba ini tepat di tempat lahirnya dan dengan
begitu membuat segala sesuatunya jelas.
Dalam melacak perkembangan modal, Marx berwal dari kenyataan
sederhana yang teramat jelas bahwa kaum kapitalis mengubah modal
mereka menjadi dana lewat pertukaran: mereka membeli barang-barang
dagangan dengan uang mereka dan kemudian menjualnya untuk lebih
banyak uang daripada harga pembeliannya. Misalnya, seorang kapitalis
membeli kapas seharga 3,000 taler dan kemudian menjualnya untuk
1.100
taler
, dengan demikian
memperoleh
100
taler
. Kelebihan sebesar
100
taler
di atas modal ali itu disebut Marx
nilai-lebih
. Dari mana
datangnya nilai-lebih ini? Menurut asumsi para ahli ekonomi, hanya
nilai-nilai setara yang dipertukarkan dan di biang teori abstrak ini benar
adanya. Karenanya, pembelian kapas dan kemudian penjualannya sama-
sama tidak menghasilkan nilai-lebih seperti pertukaran sekeping
taler
perak untuk tiga-puluh
groschen
perak dan pertukarannya kembali uang
logam-logam kecil untuk satu taler perak, suatu proses yang dengannya
seseorang tidak menjadi lebih kaya atau pun lebih miskin. Tetapi nilai-
lebih sama-sama tidak dapat lahir dari para penjual yang menjual barang-
barang dagangan di atas nilainya, atau para pembeli membeli barang-
barang dagangan itu di bawah nilai mereka, karena masing-masingnya
secara bergilir adalah pembeli dan penjual dan ini akan, oleh karenanya,

Tentang Das Kapital Marx | 3
berseimbang. Ia tidak dapat lagi lahir dari para pembeli dan para penjual
yang secara timbal-balik melampaui satu-sama-lainnya, karena ini tidak
akan menciptakan suatu nilai baru atau nilai-lebih, tetapi hanya akan
mendistribusikan modal yang ada itu secara berbeda di antara kaum
kapitalis. Sekalipun kenyataan bahwa sang kapitalis membeli barang-
barang dagangan itu menurut nilainya dan menjualnya menurut nilainya,
ia mendapatkan lebih banyak nilai daripada yang ditanamnya.
Bagaimana hal ini terjadi?
Dalam kondisi-kondisi masyarakat sekarang sang kapitalis menemukan
di pasar barang-dagangan suatu “barang-dagangan” yang memiliki suatu
sifat khusus, yaitu “penggunaannya merupakan suatu sumber nilai baru,
merupakan suatu penciptaan nilai baru.” Barang-dagangan ini adalah
“tenaga-kerja.”
Apakah nilai tenaga-kerja itu? Nilai setiap barang-dagangan diukur
dengan kerja yang diperlukan bagi produksinya. Tenaga-kerja berada
dalam bentuk pekerja yang hidup yang memerlukan sejumlah tertentu
kebutuhan hidup bagi dirinya sendiri dan untuk keluarganya, yang
menjamin kesinambungan tenaga-kerja bahkan sesudah kematiannya.
Karenanya, waktu-kerja yang diperlukan untuk memproduksi
kebutuhan-kebutuhan hidup ini mewakili nilai tenaga-kerja. Sang
kapitalis membayarnya secara mingguan dan dengan begitu membeli
penggunaan satu miggu kerja dari pekerja itu. Sejauh ini, Tuan-tuan
ahli ekonomi akan bersepakat dengan kita mengenai nilai tenaga-kerja.
Sang kapitalis sekarang menetapkan pekerjanya untuk bekerja. Dalam
suatu waktu tertentu sang pekerja akan menyerahkan sebanyak kerja
seperti yang diwakili oleh upah mingguannya. Andaikn bahwa upah
mingguan seorang pekerja mewakili tiga hari kerja, maka, apabila sang
pekerja mulai pada hari Senin, pada hari Rabu petang ia telah
menggantikan
bagi sang kapitalis
nilai penuh dari upah yang dibayar
itu
. Tetapi, apakah ia ketika itu (Rabu petang) berhenti bekerja? Sama
sekali tidak. Sang kapitalis telah membeli kerjanya
seminggu
dan sang
pekerja mesti terus bekerja selama tiga hari terakhir dari minggu itu
juga.
Kerja-lebih
pekera itu, disamping waktu yang diperlukan untuk
menggantikan upahnya, adalah
sumber nilai-lebih
, sumber laba, sumber
akumulasi modal yang terus bertumbuh.;
Jangan katakan bahwa adalah suatu asumsi yang sewenang-wenang

4 | Frederick Engels
bahwa sang pekerja dalam tiga hari memperoleh upah yang diterimanya
dan bekerja tiga hari selebihnya untuk sang kaapitalis. Apakah ia
memerlukan tiga hari untuk menggantikan upahnya, atau dua atau empat
hari, adalah, entu saja, tidak penting di sini dan tergantung pada keadaan;
soal pokoknya adalah, bahwa sang kapitalis, di samping kerja yang
dibayarnya, juga menarik/mengeduk kerja
yang tidak dibayarnya
; dan
ini bukan asumsi sewenang-wenang, karena kalau sang kapitalis menarik
dari sang pekerja itu selama suatu jangka waktu lama hanya sebanyak
kerja yang dibayarnya dalam upah, maka ia akan menutup pabriknya,
karena seluruh labanya adalah sebuah nol besar.
Di sini kita mempunyai pemecahan bagi semua kontradiksi itu.Asal-
usul nilai-lebih (darinya laba kapitalis merupakan suatu bagian penting)
kini jelas dan wajar sekali. Nilai tenaga kerja telah dibayar, tetapi nili
ini jauh lebih sedikit daripada yang dapat diperas dari tenaga-kerja, dan
justru perbedaan itu,
kerja yang tidak dibayar itu
, yang merupakan/
menjadi bagian si kapitalis, atau lebih tepatnya, dari kelas kapitalis.
Karena bahkan laba yang diperoleh pedagang katun dari katunnya di
dalam contoh di atas mesti terdiri atas kerja yang tidak dibayar, apabila
harga-harga katun tidak naik. Saudagar itu mestinya telah menjual pada
seorang manufaktur katun, yang dapat mengambil dari produknya suatu
laba bagi dirinya sendiri di samping 100
taler
aslinya, dan karenanya
berbagi dengannya kerja yang tidak dibayar yang telah dikantonginya.
Pada umumnya, adalah kerja yang tidak dibayar itu yang
mempertahankan/memelihara semua anggota masyarakat yang tidak-
bekerja. Pajak-pajak negara dan kota praja, sejauh itu mempengaruhi
kelas kapitalis, sewa dari para pemilik-tanah, dsb., dibayar dari situ.
Sungguh absurd sekali untuk berasumsi bahwa kerja yang tidak dibayar
itu hanya lahir di bawah kondisi-kondisi sekarang, di mana produksi
dijalankan oleh kaum kapitalis di satu pihak dan kaum buruh-upahan di
lain pihak. Sebaliknya, kelas penindas pada semua zaman telah harus
menyelenggarakan kerja yang tidak dibayar. Selama seluruh periode
yang panjang ketika perbudakan merupakan bentuk pengorganisasian
kerja yang berlaku, kaum budak terpaksa melakukan lebih banyak kerja
daripada yang dikembalikan pada mereka dalam benntuk kebutuhan-
kebutuhan hidup. Yang serupa terjadi di bawah kekuasaan perhambaan
dan terus hingga penghapusan kerja
korvee
petani; di sini sesungguhnya,

Tentang Das Kapital Marx | 5
perbedaan tampak jelas sekali antara waktu kerja petani untuk
kepentingan hidupnya sendiri dan kera-lebih untuk tuan feodal, justru
karena yang tersebut belakangan dilakukan secara terpisah dari yang
tersebut duluan. Bentuk itu kini telah diubah, tetapi substansinya tetap
dan selama “sebagian dari masyarakat memiliki monopoli atas alat-
alat produksi, sang pekerja, bebas atau tidak bebas, mesti menambahkan
pada waktu-kerja yang diperlukan bagi pemeliharaan dirinya sendiri
suatu waktu-kerja ekstra untuk memproduksi kebutuhan hidup bagi para
pemilik alat-alat produksi itu.” (202 [235].)
II
Dalam artikel terdahulu kita melihat bahwa setiap pekerja yang
dipekerjakan oleh sang kapitalis melakukan suatu kerja rangkap: selama
satu agian dari waktu-kerjanya ia menggantikan upah-upah yang
dipersekotkan pada dirinya oleh sang kapitalis, dan bagian krjanya ini
diistilahkan
kerja yang diperlukan
oleh Marx. Tetapi setelah itu ia mesti
terus bekerja dan selama waktu itu ia memproduksi
nilai-lebih
untuk
sang kapitalis, suatu bagian enting yang merupakan
laba. Bagian dari
kerja itu disebut
kerja-lebih
.
Mari kita mengasumsikan bahwa pekerja bekerja tiga hari dari seminggu
untuk menggantikan upahnya dan tiga hari untuk memproduksi nilai-
lebih bagi si kapitalis. Dengan lain kata itu berarti bahwa dengan hari-
kerja duabelas jam ia bekerja enam jam seharinya untuk upahnya dan
enam jam untuk produksi nilai-lebih. Orang hanya mendapatkan enam
hari dari satu minggu, paling bantar tujuh hari, bahkan dengan
menghitung juga hari Minggu, tetapi orang dapat ‘menarik’ enam,
delapan, sepuluh, duabelas, limabelas atau bahkan lebih banyak jam kerja
dari setiap hari-kerja. Pekerja menjual pada si kapitalis suatu hari-kerja
untuk upah seharinya. Tetapi,
apakah satu hari-kerja itu?
Delapan jam
atau delapan-belas jam?
Menjadi kepentingan sang kapitalis untuk menjadikan hari-kerja itu
sepanjang/selama mungkin. Semakin panjang hari-kerja itu, semakin
banyak nilai-lebih diproduksi. Sang pekerja secara tepat merasa bahwa
setiap jam kerja yang dilakukannya di samping untuk penggantian
upahnya telah diambil secara tidak-adil dari dirinya; ia mengalami di
dalam tubuhnya sendiri apa artinya bekerja secara (jam-jam) berlebihan.
Sang kapitalis berjuang untuk labanya, sang pekerja untuk kesehataannya,

6 | Frederick Engels
untuk bebeerapa jam istirahat, agar dapat sebagai seorang makhluk
manusia, mempunyai kegiatan-kegiatan lain kecuali bekerja, tidur dan
makan. Secara sepintas dapat dikatakan bahwa sama sekali tidak
bergantung pada kemauan-baik para kapitalis secara individual apakah
mereka berhasrat melakukan perjuangan ini atau tidak, karena persaingan
memaksa bahkan yang paling filantropik di antara mereka untuk
bergabung dengan rekan-rekannya dan membuat suatu waktu-kerja yang
sama panjangnya seperti yang mereka punya menjadi peraturan.
Perjuangan untuk penetapan hari-kerja telah berlangsung sejak pertama
tampilnya kaum pekerja bebas dalam sejarah hingga hari ini. Dalam
berbagai bidang pekejaaan berlaku berbagai hari-kerja tradisional, tetapi
ddi dalam kenyataan itu jarang sekali diperhatikan. Hanya di mana
undang-undang menetapkan hari-kerja itu dan mengawasi pematuhannya
dapatlah seseorang sungguh-sungguh berkata bahwa terdapat suatu hari-
kerja normal. Dan hingga sekarang inilah yang hampir secara eksklusif
berlaku di distri-distrik pabrik di Inggris. Di sini hari-kerja sepuluh
jam (sepuluh-setengah jam pada lima hari, tujuh-setengah jam pada hari
Sabtu) telah ditetapkan untuk semua perempuan dan kaum muda dari
usia tiga-belas hingga delapan-belas, dan karena kaum pria tidak bisa
bekerja tanpa merka, mereka juga termasuk dalam hari-kerja sepuluh-
jam. Undang-undang ini telah dimenangkan oleh kaum buruh pabrik
Inggris melalui bertahun-tahun penderitaan, melalui perjuangan yang
paling kukuh, ulet dengan para pemilik pabrik, melalui kebebasan pers,
hak berasosiasi dan berkumpul, dan juga melalui pemanfaatan secara
tepat atas terpecahnya/terbaginya kelas berkuasa itu sendiri. Ia telah
menjad palladium dari kaum buruh Inggris; ia telah diperluas secara
berangsur-angsur ke semua cabang industri yang penting dan tahun lalu
ke hampir
semua bidang kerja
, setidak-tidaknya ke semua bidang di
mana kaum perempuan dan anak-anak dipekerjakan. Karya ini memuat
bahan yang paling lengkap mengenai sejarah pengaturan legislatif atas
hari-kerja di Inggris.
Reichstag Jerman Utara
berikutnya juga akan
mendiskusikan peraturan-peraturan pabrik, dan oleh karenanya juga
pengaturan kerja pabrik. Kami berharap bahwa tiada dari para utusan
yang dipilih oleh kaum buruh Jerman akan mendiskusikan undang-
undang ini tanpa lebih dulu membiasakan/mengenal sepenuhnya buku
Marx
.
Banyak yangg dapat dicapai di sana
. Perpecahan di kalangan kelas-

Tentang Das Kapital Marx | 7
kelas yang berkuasa lebih menguntungkan kaum buruh daripada keadaan
yang pernah berlaku sebelumnya di Inggris, karena
hak pilih unversal
memaksa kelas-kelas yang berkuasa merayu sikap/kemurahan-hati kaum
buruh
. Empat atau lima wakil proletariat merupakan suatu
kekuatan
dalam keadaan-keadaan ini, jika mereka mengetahui bagaimana
mengunakan posisi mereka, apabila di atas segala-galanya mereka
mengetahui apa yang menjadi persoalan, yang tidak diketahui oleh kaum
burjuis. Dan buku Marx memberikan, dalam bentuk siap-pakai semua
bahan yang diperlukan untuk ini.
Kita akan mengabaikan sejumlah penelitian lain yang sangat bagus
mengenai kepentingan yang lebih teoritis dan lahngsung ke bab terakhir
yang membahas akumulasi modal. Di sini untuk pertama kalinya
ditunjukkan bahwa cara produksi kapitalis, yaitu, yang menyaratkan
kaum kapitalis di satu pihak dan kaum buruh-upahan di pihak lainnya,
tidak hanya secara terus-menerus mereproduksi modal kaum kapitalis,
tetapi sekaligus juga secara terus-menerus mereproduksi kemiskinan
kaum buruh; sehingga dipastikan bahwa selalu terdapat kembali –di
satu pihak– kaum kapitalis yang merupakan pemilik dari semua kebuthan
hidup, bahan-bahan mentah dan alat-alat kera, dan –di lain pihak– massa
besar kaum buruh yang terpaksa menjual tenaga-kerja mreka kepada
kaum kapitalis ini untuk sejumlah kebutuhan hidup yang paling banter
cuma mencukupi untuk mempertahankan kemampuan kerja mereka dan
untuk membesarkan suatu generasi baru kaum proletar yang berbadan
sehat. Tetapi modal tidak hanya sekedar direprodksi; ia terus-menerus
ditingkatkan dan digandakan – dan begitu juga kekuasaannya atas kelas
kaum buruh yang tidak-bermilik. Dan tepat sebagaimana modal itu
sendiri direproduksi dalam skala yang semakin-besar, demikian pula
cara produksi kapitalis modern mereproduksi kelas kaum buruh yang
tidak-bermilik itu dalam skala yang semakin-besar dan dalam jumlah-
jumlah yang semakin-besar. “... akumulasi [dari modal] mereproduksi
hubungan-modal dalam suatu skala proggresif, semakin banyak kaum
kapitalis atau kaum kapitalis lebih besar di kutub sini, lebi banyak kaum
buruh-upahan di kutub sana. ...
Akumulasi modal adalah, oleh karenanya,
meningkatnya jumlah kaum proletariat
.” (600 [613].). Namun, karena
sebab kemajuan mesin, karena agrikultura yang diperbaiki, dsb., kian
dan semakin sedikit kaum buruh diperlukan untuk memproduksi jumlah

8 | Frederick Engels
produk-produk yang sama, karena penyempurnaan ini, yaitu, menjadikan
kaum buruh itu berlebih, bertmbuh lebih cepat daripada modal itu
sendiri, apakah yang terjadi dengan jumlah kaum buruh yang semakin
bertambah besar ini? Mereka merupakan suatu tentera cadangan
industral, yang, selama waktu-waktu buruknya atau sedang-sedangnya
bisnis, dibayar
di bawah
nilai kerjanya dan secara tidak-teratur/tidak-
menentu dipekerjakan, atau menjadi urusan lembaga-lembaga Undang-
undang Kemiskinan, tetapi yang diperlukan oleh kelas kapitalis pada
waktu-waktu istimewa ramainya bisnis, seperti yang secara nyata
terbukti di Inggris – dan yang
dalam semua situasi
berguna untuk
mematahkan kekuatan atau perlawanan kaum buruh yang dipekerjakan
secara teratur dan untuk menahan rendahnya upah-upah mereka.
“Semakin besar kekayaan sosial ... semakin besar tentera cadangan in-
dustrial [surplus relatif penduduk]
itu ... Tetapi semakin besar tentera
1
cadangan ini dalam proporsi dengan tentera kerja [yang dipekerjakan
secara teratur] yang aktif itu, semakin besar pula massa dari satu
kelebihan/surplus-penduduk [atau lapisan kaum buruh] yang
terkonsolidasi [permanen] yang kesengsaraannya berada dalam rasio
terbalik dengan siksaan-siksaan kerjanya.Akhirnya, semakin luas lapisan-
lapisan Lazarus dari kelas pekerja itu, semakin besar pula pauperisme
resmi. Ini adalah hukum umum mutlak dari akumulasi kapitalis.” (631
[644].)
Ini, yang secara ketat dibuktikan secara ilmiah –dan para ahli ekonomi
resmi berhati-hati sekali untuk tidak membuat– bahkan –suatu percobaan
penyangkalan– adalah beberapa dari hukum-hukum utama dari sistem
sosial kapitalis modern. Tetapi apa dengan ini sudah semuanya
dikatakan? Sama sekali tidak. Sama tajamnya sebagaimana Marx
menekankan segi-segi buruk dari produksi kapitalis,apakah ia juga
dengan jelas membuktikan bahwa bentuk sosial ini diperlukan untuk
mengembangkan tenaga-tenaga produktif masyarakat pada suatu tingkat
yang akan memungkinkan suatu perkembangan yang setara, yang layak
bagi makhluk-makhluk, bagi
semua
anggota masyarakat. Semua bntuk
masyarakat yag lebih dini adalah terlalu miskin untuk ini. Produksi
kapitalis untuk pertama kalinya mencipttakan kekayaan dan tenaga-
tenaga produktif yag diperlukan untuk ini, tetapi sekaligus ia juga
mencciptakan dalam massa kaum buruh yang tertindas itu kelas sosial

Tentang Das Kapital Marx | 9
yang kian dan semakin terpaksa mengklaim pemanfaatan kekayaan ini
dan tenagas-tenaga produktf ini bagi keseluruhan masyarakat –
sebaliknya daripada yang dewasa ini untuk kelas monopolis saja.

KARL MARX,
DAS KAPITAL
KRITIK DER POLITISWCHEN OEKONOMIE
I BAND: DER PRODUKTIONSPROZESS DES KAPITALS
Hamburg, Otto Meisner, 1867.
2)
Hak-pilih universal telah menambahkan pada partai-partai parlementer
yang sudah ada sebuah partai baru, Partai Sosial-Demokratik. Dalam
pemilihan-pemilihan umum yang lalu untuk Reichstag Jerman-Utara
ia mengangkat calon-calonnya sendiri di sebagian besar kota besar, di
semua distrik pabrik, dan enam atau delapan orang utusannya telah
dikembalikan. Dibandingkan dengan pemilihan-pemilihan sebelum satu
yang terakhir ia telah mengembangkan kekuatan yang jauh lebih besar
dan oleh karenanya dapat diasumsian bahwa, setidak-tidaknya untuk
sekarang, ia masi terus bertumbugh. Akan merupakan suatu kegilaan
untuk terus mengabaikan dengan mendiamkan keberadaan, aktivitas dan
doktrin-doktrin dari sebuah partai seperti itu di suatu negeri di mana
hak-pilih universal telah meletakkan keputusan terakhir di tangan kelas
yang paling berjumlah besar dan paling miskin. Betapapun terpecahnya
dan berubah-ubahnya beberapa utusan Sosial-Demokratik itu di antara
mereka sendiri, dapat diasumsikan denggan kepastian bahwa semua
kelompok dari partai itu akan menyambut baik buku ini sebagai
kitab
injil teoritis mereka,
gudang senjata dari mana mereka akan mengambil
argumen-argumen mereka yang paling kuat. Berdasarkan ini saja buku
itu sudah layak mendapatkan perhatian khusus. Tetapi isinya juga adalah
sedemikian rupa sehingga akan membangkitkan banyak pehatian.
Mengingat bahwa argumentasi utama Lassalle –dan dalam ekonomi
politik Lassale cuma seorang murid dari Marx– terbatas pada terus-
menerus pengulangan yang dinamakan ukum upah Ricardo, di depan
kita aadalah karya yang membahas seluruh hubungan modal dan kerja
di dalam keterkaitaannyha dengan keseluruhan ilmu-pengetahuan
ekonomi dengan pengetahuan yang tgak-disangkal lagi adalah langka
dan yang menetapkan sebagai tujuan akhirnya
untuk memaparkan
setelanjangnya hukum gerak ekonomi dari masyarakat modern
, dan
dengan begitu, setelah penelitian yang jelas bersungguh-sungguh
dikerjakan dengan pengetahuan setepatnya mengenai hal-ikhwal itu,
| 10 |

Tentang Das Kapital Marx | 11
sampai pada kesimpulan bahwa seluruh
cara produksi kapitalis
harus
dihapuskan. Namun, kita seterusnya ingin menarik perhatian pada
kenyataan bahwa, kecuali kesimpulan-kesimpulan itu, sang pengarang
dalam proses pekerjaannya menyajikan sejumlah banyak masalah penting
ilmu ekonomi dalam cahaya yang sepenuhnya baru dan dalam masalah-
masalah yang semurninya ilmiah sampai pada hasil-hasil yang sangat
berbeda sekali dengan ilmu ekonomi yang berlaku dan yang para ahli
ekonomi ortodoks mesti mengritik dengaan sungguh-sungguh dan secara
ilmiah menolaknya jika mereka tidak ingin melihat tenggelamnya
doktrin yang sejauh ini mereka anut. Demi kepentingan ilmu-
pengetahuan sangat diharapkan bahwa suatu polemik secepatnya
berkembang di jurnal-jurnal yang justru berspesialisasi mengenai
masalah-masalah ini.
Marx memulai dengan menguraikan secara mendalam hubungan antara
barang-dagangan dan uang, yang paling mendasari antaranya telah
diterbitkan beberapa waktu berselang dalam sebuah karya istimewa.
Kemudian ia berlanjut pada modal dan di sini kita dapatkan pokok pal-
ing menentukan dari seluruh karya itu. Apakah modal itu? Uang yang
diubah menjadi suatu barang-dagangan untuk diubah kembali dari suatu
barang-dagangan menjadi lebih banyak uang daripada jumlah aslinya.
Ketika aku membeli kapas/katun untuk/dengan 100
taler
dan menjualnya
untuk 110
taler
, aku mempertahankan 100
taler
ku itu sebagai modal,
nilai yang memuai /mengembang sendiri. Kini timbul pertanyaan: dari
mana datangnya 10
taler
yang kuperoleh dalam proses ini? Bagaimana
terjadinya bahwa sebagai hasil dari dua pertukaran sederhana 100
taler
menjadi 110
taler
. Karena ilmu ekonomi menyaratkan bahwa dalam
semua pertukaran nilai-nilai yang setara yang dipertukarkan. Marx
kemudian mempertimbangkan semua kemungkinan kasus (fluktuasi
dalam harga-harga barang-barang dagangan, dsb.)untuk menujukkan
bahwa dalam kondisi-kondisi yang diasumsikan oleh para ahli ekonomi,
penciptaan 10 taler
nilai-lebih
dari 100
taler
asli itu adalah
tidak-
mungkin
. Namun proses ini terjadi sehari-hari dan para ahli ekonomi
belum memberikan suatu penjelasan untuknya. Marx memberikan
penjelasan berikut ini: teka-teki itu dapat dipecahkan hanya apabila kita
mendapatkan di pasar suatu barang-dagangan dari jenis yang khusus
sekali, suatu barang-dagangan yang nilai-pakainya berupakan

12 | Frederick Engels
pemroduksi nilai-tukar. Barang-dagangan ini ada – yaitu
tenaga-kerja
.
Sang kapitalis membeli tenaga-kerja di pawsar da membuatnya bekerja
untuk dirinya agar pada gilirannya menjual produknya. Maka itu,
pertama-tama sekali mesti kita menyelidiki tenaga-kerja.
Apakah nilainya tenaga-kerja? Menurut hukum yang secara umum
diketahui, nilai tenaga-kerja adalah nilai kebutuhan hidup yang
diperlukan untuk mempertahankan/memelihara dan mengembang-
biakkan si pekera dalam cara yang ditetapkan dalam suatu negeri tertentu
dan suatu kurun hitorikal tertentu. Kita mengasumsikan bahwa sang
pekerja itu dibayar selurh nilai tenaga-kerjanya. Selanjutnya kita
mengasumsikan bahwa nilai ini diwakili oleh enam-jam kerja sehari-
harinya, atau
setengah
hari-kerja. Tetapi si kapitalis menegaskan bahwa
ia telah membeli tenaga-kerja untuk
satu hari-kerja penuh
dan ia
membuat pekerja itu bekerja dua-belas jam atau
lebih. Dengan suatu
hari-kerja dua-belas jam ia, karenanya, memperoleh produk dari enam
jam kerja tanpa membayar untuknya.. Dari sini Marx mnyimpulkan:
semua nilai-lebih
, tanpa menghiraukan bagaimana itu dibagi, sebagai
laba si kapitalis, sewa-tanah, pajak-pajak, dsb., adalah
kerja yang tidak-
dibayar
.
Dari kepentingan pengusaha manufaktur untuk memeras sebanyak
mungkin kerja yang tidak dibayar setiap harinya dan kepentingan
sebaliknya dari kaum buruh lahir perjuangan mengenai panjangnya hari-
kerja itu.
Dalam sebuah ilutrasi yang sangat layak dibaca dan yang menyita
kurang-lebih seratus halaman, Marx melukiskan asal-usul perjuangan
ini di industri modern Inggris yang, sekalipun protes-protes para
pengusaha manufaktur bebas, akhir musim semi lalu telah berakhir
dengan, tidak hanya di industri pabrik tetapi juga semua perusahan kecil
dan bahkan semua industri domestik, ditundukkan pada pembatasan-
pembatasan Undang-undang Pabrik, sehingga sesuai undang-undang
tersebut hari-kerja maksimal bagi perempuan dan anak-anak di bawah
usia 18 tahun—dan derngan begitu secqara tidak langsung bagi pria
juga di cabang-cabang industri terpenting—telah ditetapkan 10,5 jam.
Pada waktu yang sama ia menjelaskan mengapa industri Inggris tidak
menderita, tetapi sebaliknya bahkan diuntungkan, krena pekerjaan setiap
individu semakin meningkat dalam intensitas daripada yang hilang

Tentang Das Kapital Marx | 13
karena waktu (yang berkurang),
Tetapi ada jalan lain untuk meningkatkan nilai-lebih di samping
memperpanjang hari-kerja melebihi waktu yang diperlukan untuk
produksi kebutuhan-kebutuhan hidup yang diperlukan atau nilainya.
Suatu hari-kerja tertentu, katakan dari dua-belas jam, meliputi, menurut
asumsi kita di muka, enam jam kerja yang diperlukan dan enam jam
yang digunakan untuk produksi nilai-lebih. Jika ditemukan suatu cara
untuk memotong/mengurangi waktu-kerja yang diperlukan hingga
menjadi lima jam, maka masih tersisa tujuh jam selama mana nilai-
lebih akan diproduksi. Ini dapat dicapai dengan suatu pengurangan dalam
waktu-kerja yang diperlukan untuk memproduksi kebutuhan hidup yang
diperlukan, dengan kata-kata lain, dengan membikin murah kebutuhan
hidup itu, dan ini pada gilirannya hanya dengan memperbaiki produsi.
Mengenai hal ini Marx kembali memberikan suatu ilustrasi yang
terperinci dengann memeriksa atau menggambarkan tiga pengungkit
utama yang dengannya perbaikan-perbaikan ini dapat diwujudkan: 1)
ko-operasi,
atau pergandaan kekuatan, yang dihasilkan dari kerja-
gabungan secara serempak dan sistematik dari sejumlah kaum buruh; 2)
pembagian kerja
, seperti yang terbentuk dalam periode manufaktur itu
sendiri (yaitu, hingga kira-kira tahun 1770); akhirnyam 3)
mesin
yang
telah membantu berkembangnya industri modern. Uraian-uraian ini juga
sangat menarik dan memperlihatkan pegetahuan yang mengagumkan
mengenai subyek itu bahkan hingga perincian-perincian teknologis.
Kita tidak dapat memasuki rincian-rincan lebih jauh dari penelitian
mengenai nilai-lebih dan upah-upah; kita sekedar mencatat, untuk
menghindari kesalahfahaman-kesalahfahaman, bahwa, seperti
dibuktikan oleh Marx dengan sejumlah kutiban, para ahli ekonomi
ortodoks bukannya tidak menyadari fakta bahwa upah-upah adalah
kurang/lebih sedikit daripada seluruh produk kerja. Diharapkan bahwa
buku ini akan memberikan para tuan-tuan ahli ekonomi ortodoks
kesempatan untuk memberikan penjelasan-penjelasan yang lebih
mengena mengenai masalah yang sungguh-sungguh mengejutkan ini.
Tentunya dihargai sekali bahwa semua bukti aktual yang diberikan Marx
diambil dari sumber-sumber terbaik, bagian terbesar adalah laporan-
laporan resmi parlemen. Kami menggunakan kesempatan ini untuk
mendukung saran yang secara tidak langsung diajukan oleh pengarang

14 | Frederick Engels
di dalam Prakata, agar juga di Jeman dilakukan suatu penelitian
menyeluruh mengenai kondisi kaum buruh di berbagai industri oleh
para pejabat pemerintah

yang, namun, jangan terdiri dari kaum
birokrat yang berprasangka – dan agar laporan-laporan itu diserahkan
pada Reichstag dan kepada publik.
Jilid pertama berakhir dengan sebuah studi mengenai akumulasi modal.
Masalah ini telah sering menjdi bahan tulisan, sekalipun kita mesti
mengakui bahwa di sini terlalu banyak dari yang diberikan adalah baru
dan bahwa keterangan diberikan mengenai yang lama dari segi-segi
baru. Yang paling asli adalah usaha pembuktian bahwa berdamping-
dampingan dengan konsentrasi dan akumulasi modal, dn sejalan
dengannya, akumulasi jumlah penduduk pekerja yang berlebih (surplus)
berlangsung terus, dan bahwa kedua-duanya secara bersama-sama pada
akhirnya akan menjadikan perlunya suatu pergolakan sosial, di satu pihak,
dan kemungkinannya di lain pihak.
Apapun pendapat pembca mengenai pandangan-pandangan sosialis sang
pengarang, kita kira telah kita tunjukkan padanya bahwa ia di sini di
kehadiran sebuah karya yang jauh menonjol di atas lazimnya publikasi-
publikasi Sosial-Demokratik. Mesti kita tambahkan bahwa dengan
pengecualian hal-hal yang sangat dialektis pada 40 halaman pertama,
buku itu, dengan segala keketatan ilmiahnya, adalah sangat mudah
dimengerti dan karena gaya sarkastik sang pengarang, yang tidak
mengecualikan siapapun, bahkan ditulis dengan sangat menarik.

KARL MARX TENTANG
CAPITAL
3)
Mr.Thomas Tooke, dalam penelitian-penelitiannya mengenai mata-
uang, menunjuk pada kenyataan bahwa uang, di dalam fungsinya sebagai
modal, mengalami pengubahan-kembali pada soal-penerbitannya,
sedangkan tidak demikian halnya dengan uang yang menjalankan fungsi
sebagai mata-uang semata-mata. Perbedaan ini (yang, namun, telah
dibuktikan lama berselang oleh Sir James Steuart) dipakai oleh Mr. Took
sekedar sebagai suatu kaitan di dalam argumentasinya terhadap
orang-
orang Mata-uang
dan pernyataan-pernyataan mereka mengenai pengaruh
penerbitan uang kertas atas harga-harga barang-barang dagangan.
Pengarang kita, sebaliknya, menjadikan perbedaan ini titik-berangkat
penelitiannya ke dalam sifat modal itu sendiri, dan khususnya yang
berkenaan dengan pertanyaan: Bagaimana uang, bntuk keberadaan nilai
yang berdiri sendiri ini, diubah menjadi modal?
Segala macan orang bisnis –kata Turgot– mempunyai kesamaan bahwa
mereka
membeli untuk menjual
; pembelian-pembelian mereka adalah
suatu persekot yang kemudian dikembalikan pada mereka.
Membeli unuk menjual
, demikian itulah transaksi di mana uang
berfungsi sebagai modal, dan yang mengharuskan penembaliannya pada
soal-penerbitnya; berlawanan dengan
menjual untuk membeli
, dalam
proses mana uang
dapat
berfungsi sebagai mata-uang saja. Demikian
diketahui bahwa urutan yang berbeda dalam maa tindakan-tindakan
penjualan dan pembelian saling bersusulan satu sama lai, mengenakan
pada uang itu dua gerak-peredaran yang berbeda. Untuk melukiskan
kedua proses ini, pengarang kita memberikan rumusan berikut ini:
Menjual untuk membeli: suatu barang-daganggan
C
ditukarkan untuk
uang
M
, yang ditukarkan lagi untuk suatu barang-dagangan lain
C
; atau:
MM
M
C
C - M – C
C - M – C
C - M – C
C - M – C
C - M – C
.
Membeli untuk menjual: uang ditukarkan untuk suatu barang-dagangan
M –C – M
M –C – M
dan ini ditukarkan lagi untuk uang:
M –C – M
M –C – M
M –C – M
.
Perumusan
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
mewakili sirkulasi sederhana dari barang-
barang dagangan, di mana uang berfungsi sebagai alat peredaran, sebagai
mata-uang. Perumusan ini dianalisis dalam bab pertama buku kita yang
mengandung suatu teori baru dan sangat sederhana mengenai nilai dan
| 15 |

16 | Frederick Engels
mengenai uang, secara ilmiah sangat menarik, tetapi yang di sini kita
tidak bahas karena, secara keseluruhannya, tidak penting sehubungan
dengan yang kita pandang hal-hal menentukan dari pandangan-
pandangan Marx tentang modal.
Perumusan
M - C – M,
M - C – M,
M - C – M,
M - C – M,
M - C – M,
sebaliknya, mewakili bentuk sirkulasi di mana
uang memutuskan diri menjadi modal.
Proses membeli untuk menjual:
M – C – M,
M – C – M,
M – C – M,
M – C – M,
M – C – M,
mungkin sekali akan
diselesaaikan menjadi
M – M
M – M
M – M
; ia merupakahn suatu pertukaran uang
M – M
M – M
dengan uang.secara tidak-langsung. Andaikan saya membeli kapas
seharga
Poundsterling1
,000 dn menjualnya untuk
Poundsterling
1,100
maka
, in fine
, saya telah menukarkan
Poundsterling
1,000 dengan/untuk
P. Strl. 1,100, uan ditukar dengan uang.
Nah, kalau proses ini selalu akan menghasilkan pengembalian padaku
jumlah yang sama uang yang aku bayarkan (persekotkan), maka itu ab-
surd danya. Tetapi, apakah sang pedagang,yang telah membayar (di
muka)
Poundsterling
1,000, merealisasikan
Poundsterling
1,100 , atau
Poundsterling
1,000,atau bahkan
Poundsterling
900 saja, uangnya telah
melalui suatu fase yang pada dasarnya berbeda dari fase rumusan
C –
C –
C –
C –
C –
M – C
M – C
M – C
M – C
M – C
; rumusan yang berarti menjual untuk membeli, menjual yang
tidak anda perlukan untuk dapat membeli yang anda ingnkan. Mari kita
perbandingkan kedua rumusan itu.
Masing-masing proses terdiri atas dua fase, dan kedua tindakan itu identik
dalam kedua-dua rumusan; tetapi terdapat satu perbedaan yang amat
besar di antara kedua proses itu sendiri-sendiri. Dalam
C - M – C
C - M – C
C - M – C
C - M – C
C - M – C
,
uang hanya sekedar perantara (mediator); barang-dagangan, nilai pakai,
M – C – M
M – C – M
merupakan titik awal dan tidak kesudahan. Dalam
M – C – M
M – C – M
M – C – M
, barang-
dagangan merupakan kaitan-perantara, sedangkan uan meupakan awal
dan akhirnya. Dalam
C – M – C
C – M – C
C – M – C
, uang di’belanjakan’/dikeluarkan
C – M – C
C – M – C
sekali dan untuk seterusnya; dalam
M – C – M,
M – C – M,
M – C – M,
M – C – M,
M – C – M,
uang itu cum dibayarkan
‘di muka’, dengn maksud akan menerimanya kembali; ia kembali pada
titik keluarnya, dan dlam ini kita mendapatkan perbedaan nyata yang
pertama antara sirkulasi uang sebagai
mata-uang
dan uang sebagai
modal
.
Di dalam proses menjual untuk membeli,
C – M – C,
C – M – C,
C – M – C,
C – M – C,
C – M – C,
uang itu dapat
kembali ke titik keluarnya hanya dengan syarat bahwa seluruh prosses
itu diulangi, bahwa satu kuantitas barang-dagangan baru/segar dijual.

Tentang Das Kapital Marx | 17
Karenanya, perubahan-kembali itu, bebas dari proses itu sendiri. Tetapi
dalam
M - C – M
M - C – M
M - C – M
M - C – M
M - C – M,
perubahan-kembali ini merupakan suatu keharusan
dan diniatkan dari awal; jika ia tidak terjadi, maka ada suatu sendatan
tertentu dan proses itu tidaklah lengkap.
Menjual dengan maksud untuk membeli, mempunyai sebagai sasarannya
perolehan nilai
kegunaan
(
pakai
); membeli dengan maksud menjual,
sasarannya yalah nilai
yang dapat ditukarkan
(
tukar
).
Dalam formula
C- M - C
C- M - C
C- M - C
, kedua ujung (extremes) itu, secara ekonomis,
C- M - C
C- M - C
adalah identik. Kedua-duanya adalah barang-barang dagangan;
selanjutnya, mereka adalah dari nilai kuantitatif yang sama, karena
seluruh teori nilai mengandung/menunjukkan pengandaian bahwa, secara
normal, hanya yang setara yang dipertukarkan. Bersamaan dengan itu,
kedua ujung
C – C
C – C
C – C
adalah dua nilai pakai yang berbeda dalam kualitas,
C – C
C – C
dan justru karena itu dipertukarkan. Di dalam proses
M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M
,
seluruh proses/operasi, pada sekilas pandang , tampak tiada berarti
apapun. Menukarkan
Poundsterling
100 untuk
Poundsterling
100, dan
melakkan itu dengan jalan/proses berputar, tampak absurd. Suatu jumlah
uang dapat berbeda dari suatu jumlah uang lain hanya dari kuantitasnya.
Karenanya,
M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M
, hanya dapat mempunyai sesuatu makna karena
perbedaan kuantitatif dari kedua ujung- (
extremes
)nya. Mesti ada lebih
banyak uang ditarik dari sirkulasi daripada yang telah disetorkan ke
dalamnya. Kapas yang dibeli dengan
Poundsterling
1,000 dijual untuk
Poundsterling
1,100 =
Poundsterling
1,000 +
Poundsterling
100; for-
mula yang mewakili proses itu, dengan demikian, berubah menjadi
M
– C – M
– C – M
– C – M
– C – M
– C – M
, di mana
M
= M +
= M +
= M +
= M +
= M +
plus suatu tambahan
??
??
?
ini, tambahan ini,
1
1
oleh Mr. Marx dinamakan/disebut
nilai-lebih
.
Nilai yang asal-mulanya
4)
dibayarkan tidak saja mempertahankan dirinya, ia juga menambahkan
pada dirinya suatu tambahan, ia “mendapatkan/melahirkan nilai,” dan
“adalah proses ini yang mengubah uang menjadi modal.”
Dalam bentuk sirkulasi
C – M – C,
C – M – C,
C – M – C,
C – M – C,
C – M – C,
ujung-ujung itu
dapat,
tentu saja,
berbeda dalam nilai, tetapi suatu keadaan seperti itu tidak mempunyai
arti apapun di sini; formula itu tidak menjadi absurd apabila kedua ujung
itu adalah kesetaraan. Sebaliknya, itu suatu kondisi dari sifat normalnya
yang semestinya begitu.
Pengulangan
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
dibatasi oleh keadaan-keadaan yang sepenuhnya
berada di luar proses pertukaran itu sendiri: oleh tuntutan-tuntutan

18 | Frederick Engels
M – C – M,
M – C – M,
konsumsi. Tetapi dalam
M – C – M,
M – C – M,
M – C – M,
awal dan akhir adalah identik
dalam hal kualitas, dan justru oleh kenyataan itu gerak itu adalah, atau
dapat, terus-menerus. Jelas sekali,
M + M
M + M
M + M
berbeda dalam kuantitas
M + M
M + M
dari
M;
M;
M;
M;
M;
tetapi ia tetap cuma sejumlah uang yang terbatas. Jika anda
membelanjakannya, ia akan berhenti menjadi modal; jika anda
menariknya dari peredaran, ia akan menjadi suatu penimbunan tak-
bergerak. Sekali indusemen itu diperkenankan bagi proses membuat
nilai melahirkan nilai, maka indusemen ini sama berlakunya bagi
MM
MM
M
1
seperti juga bagi
M
; gerak modal menjadi terus-menerus dan tiada-
akhirnya, karena pada akhir setiap transaksi terpisah, kesudahan itu tidak
dicapai lebih daripada sebelmnya. Kinerja proses yang tiada-akhir ini
mentransformasi pemilik uang menjadi seorang
kapitalis
.
Tampaknya, formula
M – C – M
M – C – M
M – C – M
berlaku bagi modal saudagar saja.
M – C – M
M – C – M
Tetapi modal pengusaha manufaktur juga, adalah uang yang
dipertukarkan dengan barang-barng dagangan dan dipertukarkan kembali
untuk uang yang lebih banyak. Jelas, dalam kasus ini, sejumlah operasi
menyelang antara pembelian dan penjualan, operasi-operasi yang
dilakukan di luar ruang-lingkup sirkulasi semata; tetapi mereka tidak
mengubah apapun dalam sifat proses itu. Sebaliknya, kita melihat proses
yang sama dalam bentuknya yang paling disingkatkan dalam modal yang
dipinjamkan dengan berbunga. Di sini formula itu mengerut menjadi
M – M
M – M
M – M
M – M
M – M
, nilai yang adalah, boleh dikata, lebih besar dari dirinya sendiri.
1
Tetapi dari mana timbulnya/lahirnya tambahan dari
M
, nilai-lebih ini?
MM
M
Penelitian-penelitian kita sebelumnya mengenai sifat barang-barang
dagangan, mengenai nilai, mengenai uang, dan mengenai sirkulasi itu
sendiri, tidak saja belum menjadikan hal-hal itu jelas, tetapi naampaknya
baahkan meniadakan setiap bentuk yang menghasilkan sesuatu sebagai
suatu nilai-lebih. Seluruh perbedaan antara sirkulasi barang-barang
dagangan (
C - M – C
C - M – C
C - M – C
C - M – C
C - M – C
) dan sirkuulasi uang sebagai modal (
M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M
)
tampaknya terdiri atas suatu pembalikan sederhana dari proses itu;
bagaimana pembalikan ini dapat menghasilkan suatu hasil ganjil seperti
itu?
Selanjutnya: pembalikan ini hanya ada bagi
salah-satu
dari tiga pihak
dalam proses itu. Aku, sebagai seorang kapitalis, membeli sebuah
barang-dagangan dari
A
, dan menjualnya lagi pada
B
.
A
dan
B
tampil
sekedar sebagai penjual dan pembeli barang-barang dagangan. Aku

Tentang Das Kapital Marx | 19
sendiri tampil, dengan membeli dari
A
, sekedar sebagai seorang pemilik
uang, dan dengan menjual pada
B
, sebagai seorang pemilik sebuah
barang-dagangan; tetapi dalam kedua-dua transaksi itu aku tidak tampil
sebagai seorang kapitalis, sebagai wakil dari sesuatu yang
lebih
daripada
uang maupun barang-dagangan. Bagi
A
trtansaksi itu berawal dengan
suatu penjualan, bagi
B
ia berawal dengan suatu pembelian. Jika dari
sudut-pandangku terdapat suatu pembalikan dari formula
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
,
tidak ada sesuatu apapun dari mereka. Kecuali itu, tiada sesuatu apapun
yang mencegah
A
menjual barang-dagangannya pada
B
tanpa campur-
tanganku, dan kemudian tidak ada peluang bagi sesuatu nilai-lebih.
Andaikan
A
dan
B
secara langsung saling membeli kebutuhan-kebutuhan
masing-masing yang satu dari yang lainnya. Sejauh yang menyangkut
nilai-pakai, mereka berdua mungkin saja sama-sama diuntungkan.
Bahkan
A
mungkin saja dapat memproduksi lebih banyak barang-
dagangan tertentunya daripada yang dapat diproduksi oleh
B
dalam
waktu yang sama, dan
vice versa
, dalam hal mana mereka berdua akan
diuntungkan. Tetapi halnya berbeda dalam hubungannya dengan nilai
dalam pertukaran. Dalam kasus tersebut belakangan ini, kuantitas-
kuantitas nilai yang setara yang dipertukarkan, tanpa menghiraukan
apakah uang berlaku sebagai mediumnya atau tidak.
Dipandang dalam abstraksi, yaitu dengan menniadakan semua keadaan
yang tidak dapat dideduksi dari hukum-hukum inheren dari sirkulasi
sederhana barang-barang dagangan, maka dalam sirkulasi sederhana ini
hanya terdapat –kecuali kenyataan bahwa satu nilai-pakai digantikan
oleh nilai-pakai lainnya,
– suatu perubahan bentuk barang-dagangan
itu. Nilai
yang sama
di dalam pertukaran (yang dipertukarkan), kuantitas
kerja-sosial yang sama yang terpancang di dalam sebuah obyek, tetap
berada di tangan sang pemilik barang-dagangan itu, baik itu berada
dalam bentuk barang-dagangan itu sendiri, atau dalam bentuk uang yang
untuknya ia dijual, atau dalam bentuk barang-dagangan kedua yang dibeli
dengan uang itu. Perubahan bentuk ini sama sekali tidak melibatkan
sesuatu perubahan apapun dalam kuuantitas nilai itu, sama tidak adanya
perubahan dalam pertukaran selembar uang kertas lima
pound
untuk
lima
sovereign
. Sejauh hanya terdapat suatu perubahan dalam
bentuk
nilai dalam pertukaran, mesti ada pertukaran kesetaraan-kesetaraaan,
sekurang-kurangnya manaakala proses itu terjadi/berlangsung dalam

20 | Frederick Engels
kemurniannya dan dalam kondisi-kondisi normal. Barang-barang
dagangan
mungkin saja
dijual di atas atau di bawah nilai masing-masing,
tetapi bila ini terjadi, maka pertukaran barang-barang dagangan selalu
dilanggar. Dalam bentuk murna dan normaklnya, oleh karenanya,
pertukaran barang-barang dagangan bukan suatu cara untuk menciptakan
nilai-lebih. Dari situlah timbulnya kesalahan dari semua ahli ekonomi
yang mencoba menderivasi nilai-lebih dari pertukarangan barang-barang
dagangan, seperti yang dilakukan oleh Condillac.
Namun, kita akan mengandaikan bahwa proses itu tidak terjadi dalam
kondisi-kondisi normal, dan bahwa yang bukan kesetaraan-kesetaraan
yang dipertukarkan. Biarlah setiap penjual, misalnya, menjual barang-
dagangannnya dengan 10% di atas nilainya.
Caeteris paribus
setiap or-
ang rugi (kehilangan) lagi sebagai seorang pembeli dari apa yang
menguntungkan dirinya sebagai seorang penjual. Kasusnya akan presis
sama jika nilai uang telah jatuh dengan 10%. Kebalikannya, dengan efek
yang sama, akan terjadi bila semua pembeli membeli barang-barang
mereka 10% di bawah nilainya. Seinci saja kita maju ke arah suatu
pemecahan dengan mengandaikan bahwa setiap pemilik barang-barang
dagangan menjual barang-barang mereka di atas nilainya dalam kualitas
dirinya sebagai seorang produser dan membeli barang-barang itu di
atas nilai mereka dalam kualitas dirinya sebagai seorang konsumer.
Para wakil yang berkanjang dari khayalan bahwa nilai-lebih lahir dari
suatu tambahan nominal pada harga barang-barang dagangan selalu
mengandaikan adanya suatu kelas yang membeli tanpa pernah menjual,
yang mengonsumsi tanpa memproduksi. Pada tahap pemeriksaan kita
ini, keberadaan suatu kelas seperti itu masih belum dapat diterangkan.
Etapi akui saja. Dari mana kelas itu menerima uang yang
memungkinkannya untuk terus membeli? Terang dari para produser
basrang-barang dagangan – berdasarkan tak peduli hak-hak legal atau
kewajiban apa pun, tanpa pertukaran. Menjual, pada suatu kelas seperti
itu, barang-barang dagangan di atas nilai mereka, tidak lain dan tidak
bukan hanya berarti untuk memperoleh kembali suatu bagian dari uang
yang telah diberikan (dikeluarkan) secara gratis. Dengan demikian kota-
kota Asia-Kecil, sambil membayar upeti pada Romawi, memperoleh
kembali uang ini dengan memperdaya orang Romawi dalam
perdagangan; tetapi betapapun, kota-kota ini adalah pihak-pihak paling

Tentang Das Kapital Marx | 21
kalah dari keduanya. Jadi, ini bukan metode untuk menciptakan nilai-
lebih.
Mari kita mengandaikan kasus penipuan itu.
A
menjual anggur senilai
P.Strl.40 pada
B
untuk jagung senilai P.Strl. 50.
A
mendapat keuntungan
P.Strl.10 dan
B
telah rugi P. Strl. 10, tetapi di antara mereka, mereka
Cuma mempunyai P. Strl.90 sepertu yang sebelumnya mereka punyai.
Nilai telah dipindahkan tetapi tidak diiciptakan. Seluruh kelas kapiitalis
dari sebuah negeri tidak dapat, dengan saling tipu-menipu, meningkatkan
kekayaan kolektif mereka.
Oleh karenanya, apabila kesetaraan-kesetaraan dipertukarkan, tidak lahir
nilai-lebih, dan apabila ketidak-setaraan ketidak-setaraan yang
dipertukarkan, juga tidak lahir nilai-lebih. Sirkulasi barang-barang
dagangan tidak menciptakan nilai baru. Inilah sebabnya mengapa duaa
bentuk modal yang paling tua dan paling populer, modal komersial dan
modal yang-mendatangkan-bunga, di sini sepenuhnya tidak
diperhitungkan. Untuk menjelaskan nnilai-lebih yang dihak-miiliki oleh
kedua bentuk modal ini kecuali sebagai hasil dari sekedar penipuan,
diperlukan sejumlah kaitan-antara yang masih absen pada tingkat
penelitian ini. Kemudian akan kita lihat bahwa kedua mereka itu
hanyalah bentuk-bentuk sekonder dan juga akan menapaki sebab
mengapa keduanya itu muncul di dalam sejarah lama sebelum
munculnya modal modern.
Jadi, nilai-lebih tidak dapat berasal dari sirkulasi barang-barang
dagangan. Tetapi dapatkah ia berasal dari luarnya itu? Di luarnya itu,
pemilik dari sebuah barang-dagangan hanyalah produser dari barang-
dagangan itu, yaang nilainya ditetapkan oleh jumlah kerjanya yang
terkandung di dalamnya dan yang diiukur dengan suatu hukum sosial
yang tetap. Nilai ini dinyatakan dalam uang yang diperhitungkan, yaitu,
dalam suatu harga sebesar
Poundsterling
10.Tetapi harga
Poundsterling
10 ini tidak pada waktu yang sama suatu harga sebesar
Poundsterling
11; kerja yang terkandung di dalam barang-dagangan itu menciptakan
nilai, tetapi bukan nilai yang melahirkan nilai baru; ia dapat
menambahkan niolaii baru pada nilai yang sudah ada, tetapi semata-
mata dengan menambahkan kerja baru. Lalu, bagaimanakah, seorang
pemilik suatu barang-dagangan mesti, di luar ruang-lingkup sirkulasi,
tanpa berkontak dengan lain-lain pemilik barang-barang dagangan –

22 | Frederick Engels
bagaimana ia mesti dapat memproduksi nilai-lebih, atau dengan kata-
kata lain, bagaimana ia dapat mengubah barang-barang dagangan atau
uang menjadi modal?
Jadi, modal tidak mungkin berasal dari sirkulasi/peredaran barang-barang dagangan, dan ia juga
tidak
bisa tidak berasal dari situ.Ia mestii menemukan sumbernya padanya, dan sekaligus juga
tidak
padanya. Perubahan uang menjadi modal mesti diijelaskan berdasarkan hukum-hukum yang
inheren (pembawaan) pertuukaran barang-barang dagangan,
pertukaran kesetaraan-kesetaraan
merupakan titik-pangkal
. Pemilik uang yang kita maksudkan, yang masih sekedar sebuah
chrysalis
-
(kepompong)nya seorang kapitalis, mesti membeli barang-barang dagangannya menurut nilai
mereka, menjuialnya menurut nilai mereka, dan sekalipun begitu menarik lebih banyak uang
dari
5)
proses ini daripada yang telah diinvestasikannya. Perkembangannya menjadi kupu-kupu kapitalis
mesti terjadi di dalam ruang-lingkup sirkulasi barang-barang dagangan, dan sekaligus
tidak
di
dalamnya.Inilah batasan-batasan masalah itu.
Hic Rhodus, hic salta
.
(hal.165-66.)
6)
Dan sekarang untuk pemecahan itu:
Perubahan dalam nilai uang itu, yang mesti ditransformasi menjadi modal, tidak dapat berlangsung
di dalam uang itu sendirii; karena, sebagai alat pembelian dan alat pembayaran, ia hanya
merealisasikan
harga barang-dagangan yang ia beli atau bayarkan, sedangkan ia tetap di dalam
bentuk-uang-nya tanpa dipertukarkan, ia tidak akan pernah mengubah nilainya sama sekali.
Perubahan itu juga tidak dapat timbul dari tindak kedua dari proses itu, penjualan-kembali barang-
dagangan itu; karena ini hanya mengubah barang-dagangan itu dari bentuk alamiahnya menjadi
bentuk uang.
Perubahan itu mesti terjadi dengan barang-dagangan
yang dibeli dalam tindak
pertama
M – C
;
tetapi iaa tidak dapat terjhadi di dalam nilainya yang dipertukarkan, karena kita
mempertukarkan kesetaraan-kesetaraan; barang-dagangan itu dibeli menurut nilainya.
Perubahan
itu hanya dapat lahir dari nilai-pakainya
, yaitu
dari kegunaan yang diperoleh darinya
. Untuk
menarik nilai dalam pertukaran dari kegunaan sebuah barang-dagangan, pemilik uang mesti mujur
sekali dengan menemukan, di dalam ruang-lingkup sirkulasi, di pasar, sebuah barang-dagangan
,
nilai-pakai dari yang diberkati kualitas khusus menjadi suatu sumber dari nilai yang dapat
dipertukarkan, yang penggunaannya-hingga-habis adalah pelaksanaan kerja dan oleh karenanya
penciptaan nilai itu
. Dan pemilik uang menemukan, di pasar, suatu barang-dagangan yang khusus
seperti itu: kekuatan/tenaga untuk pekerja,
tenaga-kerja
.
Dengan tenaga untuk bekerja, atau tenaga-kerja, kita memahami jumlah-total dari fakultas-
fakultas fisikal; dan mental yang terdapat di dalam person hidup dari suatu makhluk manusia dan
yang ia gerakkan manakala ia memproduksi nilai-nilai kegunaan (pakai).
Tetapi agar memungkinkan pemilik uang bertemu dengan tenaga-kerja sebagai suatu barang-
dagangan di pasar, berbagai kondisi mesti dipenuhi.Sendirinya, pertukaran barang-barang dagangan
tidak melipouti hubungan-0hubungan ketergantungan lain apapun kecuali yang timbul dari sifatnya

Tentang Das Kapital Marx | 23
sendiri. Berdasarkan pengandaian ini, tenata-kerja dapat tampil sebagai suatu barang-dagangan,
di pasar, hanya sesjauh ia ditawarkan untuk dijual, atau dijual, oleh pemiliknya sendiri, yaitu
person yang adalah pemilik tenaga-kerja itu sendiri. Agar memungkinkan pemiliknya menjualnya
sebagai suatu barang-dagangan, ia mesti dapat melepaskannya, ia mesti pemilik bebas dari.
Tenaga-kerjanya, dari personnya.Ia dan pemiiklik uang bertemu di pasar, dan bertransaksi
bisnis, sebagai masing-masing sebayanya satu-sama-lain, pemilik-pemilik barang-barang dagangan
yang sama bebas dan sama tidak bergantungnya, yang sejauh ini hanya berbeda dalam hal bahwa
yang seorang adalah oembeli dan yang lainnya adalah penjual. Hubungan yang sederajat/setara
di depan hukum ini mesti bersinambung; pemilik tenaga-kerja dapat, oleh karenanya, hanya
menjualnya untuk suatu jangka waktu terbatas. Seandainya ia mesti menjualnya secara satu-
kali-gus, untuk sekali dan selama-lamanya, ia akan menjual dirinya sendiri, ia akan berubah dari
seorang bebas menjadi sebuah barang-dagangan ... Kondisi pokok yang kedua yang memungkinkan
pemilik-uang bertemu tenaga-kerja sebagai suatu barang-dfagangan di pasar adalah: bahwa
pemilik tenaga-kerja, gantinya menjuuakl barang-barang dagangan di mana kerjannya telah
diwujudkan, ia dipaksa unntuk menjual ini, tenaga-kerjanya itu sendiri, sebagaimana adanya di
dalam kepribadiannya (personalitasnya) sendiri.
Tidak produser yang dapat menjual barang-barang dagangan yang berbeda darii tenaga-kerjanya
sendiri, kecuali yang memiliki alat-alat produksi, bahan-bahan mentah, perkakas-perkakas kerja,
dsb. Ia tidak dapat membuatu sepatu-seopatu bot tanpa kulit. Selanjutnyam, ia memerlukan
kebutuhan-kebutuhan hidup. Tiada seorangpun dapat diberi makan dengan produk-produk masa-
datang, dengan nilai-nilai pakai (kegunaan) yang produksinya belum ia selesaikan/tuntaskan;
seperti poada hari pertama perm,unculannya di pentas dfunia, manusia dimestikan mengonsumsi
sebelum dan sambil ia berproduksi.Apabila produk-produknya diproduksi sebagai
barang-barang
dagangan
, mereka mesti dijual setelah produksi, dan dapat memuaskan kebutuhannya hanya
setelah penjualan itu.Waktu produksi itu diperopanjang oleh waktu yang diperlukan untuk penjualan.
Perubahaan uang menjadi modal dengan demikian memerlukan pemilik uang bertemu dengan
pekerja bebas
di pasar,
bebas
dalam pengertian rangkap, bahwa ia, sebagai seseorang yang
bebas, dapat mengatur/menjual tenaga-kerjanya; dan bahwa, sebaliknya, ia tidak mempunyai
barang-barang dagangan lainnya untuk dijual; bahwa ia sepenuhnya tidak dibebani dengan,
sepenuhnya bebas dari, segala sesuatu yang diperlukan untuk mengerahkan tenaga-kerjanya.
Pertanyaan mengapa pekerja bebas ini bertemu dengannya di pasar tidak penting bagi pemilik-
uang itu. Baginya, pasar-kerja hanya salah-satu dari berbagai departemen pasar umum untuk
barang-barang dagangan. Dan untuk sementara, ia tidak juga penting bagi kita. Kita bertahan pada
kenyataan secara teoritis, sebagaimana ia bertahan padanya secara praktikal. Namun, satu hal
adalah jelas. Yang berproduksi bukanlah alam, di satu pihak, para pemilik uang dan pemilik
barang-barang dagangan, dan di pihak lainnya, bukan pemilik apapun kecuali tenatga kerja mereka

24 | Frederick Engels
sendiri. Hubungan ini tidak termasuk dalam sejarah alam; ia juga bukan suatu hubungan sosial yang
umum pada semua periode historis. Ia terang hasil dari suatu proses historikal yang panjang,
produk dari sejumlah revolusi ekonomis, dari penghancuran serangkaian penuh lapisan lebih tua
dari produksi sosial.
Kategori-kategori ekonomiikal yang sebelumnya telah kita analiisa secara sama mengadung
kesan akan asal-usul historikal mereka. Keberadaan suatu produk dalam bentuk suatu barang-
dagangan melibatkan kondisi-kondisi historis tertentu. Agar menjadi suatu barang-dagangan,
produk itu tidak boleh diproduksi sebagai kebutuhan hidup langsung dari sang produser.Nah,
seandainya kita telah memeriksa: bagaimana dan dalam keadaan apakah semua, atau sekurang-
kurangnya mayoritas terbesar dari produk-produk itu mengambil bentuk barang-barang dagangan?
– kita akan menemukan bahwa ini terjadi sekhususnya berdasarkan suatu sistem produksi
tertentu, cara produksi
kapitalis
. Tetapi penelitian ini sepenuhnya asing bagi analisis barang-
dagangan. Produksi dan sirkulasi barang-barang dagangan bisa terjadi, sedangkan massa produk
yang berlimpah-limpah –yang diproduksi untuk swa-pakai domestik secara langsung– tidak
pernah diubah menjadi barang-barang dagangan; sedangkan,dengan demikian, proses produksi
sosial dalam seluruh keluasan dan kedalamannya adalah, masih saja, jauh daripada di-atur oleh
nilai dalam pertukaran ... atau, dalam menganalisis uang, kita mendapatkan bahwa keberadaan
uang mempersyaratkan suatu perkembangan tettentu dari sirkulasi barang-barang
dagangan.Bentuk-bentuk keberadaan uang yang khas, seperti bentuk kesetaraan sederhana,
atau dari alat peredaran, alat pembayaran, penimbunan, atau uang universal, sebagaimana yang
satu atau lain bentuk itu mungkin berlaku, menunjukkan tahap-tahap yang sangat berbeda dari
proses produksi sosial itu.Namun begitu, pengalaman menunjukkan bahwa suatu keadaan sirkulasi
yang relatif kasar dari barang-barang dagangan cukup untuk memproduksi semua bentuk ini.
Dengan modal halnya adalah sangat berbeda. Kondisi-kondisi historikal yang diperlukan untuk
keberadaaannya jauh daripada diiciptakan serentak dengan sekedar sirkulasi barang-barang
dagangan dan uang.Modal dapat lahir tatkala pemilik dari alat-alat produksi dan kebutuhan hidup
bertemu, di pasar, di mana pekerja bebas menawarkan penjualan tenaga-kerjanya dan kondisi
yang satu ini berarti berabad-abad perkembangan historikal.Demikian modal seketika melambangkan
dirinya sebagai suatu kurun zaman tertentu dari proses produksi sosial. (hal. 167-70.)
Kita sekarang mesti memeriksa barang-dagangan khusus iini, tenaga-
kerja itu. Ia mempunyai suatu nilai untuk ditukarkan, seperti semua
barang-dagangan lainnya: nilai ini ditentukan secara sama seperti semua
barang-dagangan lainnya itu: oleh waktu kerja yang diperlukan untuuk
produksinya, yang meliput juga reproduksi. Nilai tenaga-kerja adalah
nilai dari kebutuhan-kebutuhan hidup bagii pemeliharaan pemiliknya
agar dalam keadaan normal yang cocok untuk bekerja.Kebutuhan-

Tentang Das Kapital Marx | 25
kebutuhan hidup ini diatur oleh cuaca dan kondisi-kondisi alam lainnya,
dan dengan suatu standard yang ditetapkan secara historikal di setiap
negeri. Semua itu beragam/bervariasi, tetapi untuk suatu negeri tertentu
dan suatu periode tertentu mereka itu juga tertentu. Selanjutnya, semua
itu meliputi kebutuhan-kebutuhan hidup bagi para pengganti kaum
pekerja yang aus, bagi anak-anak mereka, agar memungkinkan
species
khusus pemilik suatu barang-dagangan untuk melestarikan dirinya
sendiri. Semua itu meliputi, akhirnya, bagi kerja ahli, ongkos pendidikan.
Batas minimal nilai tenaga-kerja adalah nilai kebutuhan-kebutuhan
hidup yaang secara fisikal mutlak diperlukan. Jika hartganya jatuh hingga
limit ini, ia jatuh di bawah nilainya, karena yang tersebut belakangan
itu melibatkan tenaga-kerja berkualitas normal, bukan yang berkualitas
rendah.
Sifat kerja menjadikannya nyata bahwa tenaga-kerja hanya digunakan
setelah
ditransaksikannya penjualan itu; dan di semua negeri dengan
cara produksi kapitalis, kerja dibayar setelah kerja itu dilakukan. Dengan
demikian, di mana saja pekerja itu memberikan kredit (mengutangi)
pada si kapitalis. Mengenai konsekuensi-konsekuensi praktikal kredit
yang diberikan oleh pekerja ini, Mr. Marx memberikan sejumlah contoh
menarik dari dokumen-dokumen Parlemen, yang untuknya kita merujuk
pada buku itu sendiri.
Dalam mengonsumsi tenaga-kerja, pembelinya segera memproduksi
barang-barang dagangan dan nilai-lebih; dan untuk mememriksa ini,
kita mesti meninggalkan ruang-lingkup sirkulasi untuk ruang-lingkup
produksi itu.
Di sini kita segera mendapatkan bahwa proses kerja itu mempunyai
sifat rangkap. Di satu pihak, ia merupakan proses produksi sederhana
dari nilai-pakai; dengan begitu, ia dapat dan mesti eksis di dalam semua
bentuk historis keberadaan sosial; sebaliknya, adalah proses ini yang
dijalankan dalam kondisi-kondisi khusus produksi kapitalis, seperti
sudah dinyatakan di muka. Ini yang mesti kita teliti sekarang.
Proses kerja itu, di atas landasan kapitalistik, mempunyai dua
kekhususan. Pertama-tama, pwekerja bekerja di bawah pengawasan/
kontrol kapitalis yang menjaga bahwa tidak terjadi sedikitpun
pemborosan dan bahwa tidak dipakai lebih daripada jumlah kerja yang
secara sosial diharuskan untuk setiap potong kerja individual. Kedua,

26 | Frederick Engels
produk itu adalah milik kapitalis, prosesnya sendiri berlangsung di
antara dua hal yang menjadi miliknya: tenaga-kerja dan alat-alat kerja.
Si kapitalis tidak peduli akan nilai kegunaan (pakai), kecuali sejauh itu
adalah perwujudan dari nilai yang dapat dipertukarkan, dan di atas segala-
galanya, dari nilai-lebih. Sasarannya adalah memproduksi suatu barang-
dagangan dengan nilai yang lebih tinggi daripada jumlah nilai yang
diinvestasikan dalam pemroduksiannya. Bagaimana hal ini dapat
dilakukan?
Mari kita ambil suatu gbarang-dagangan tertentu, misalnya benang-
tenun, dan menganalisis jumlah/kuantitas kerja yang terkandung di
dalamnya. Andaikan bahwa untuk produksi 10 pon benang-tenun itu
kita memerlukan 10 pon kapas, nilai 10/- (tanpa memperhitungkan
pemborosan). Selanjutnya diperlukan alat-alat kerja tertentu, sebuah
mesin-uap, mesin-mesin penyisir (carding-engines) dan mesin-mesin
lain, bastu-bara, pelumas, dsb. Untuk memudahkannya, kita nammakan
semua ini
kumparan
dan menganggap bagian dari pengausan, batu-bara,
dsb. yang diperlukan untuk memintal 10 pon benang, diwakili oleh 2/-
. Dengan demikian kita dapatkan 10/- kapas + 2/- kumparan = 12/-.Jika
12/- mewakili produk dari 24 jam-kerja atau dua hari-kerja, maka kaapas
dan kumparan di dalam benang itu mengandung dua hari-kerja. Nah,
berapa banyak yang ditambahkan dalam pemintalan itu?
Kita akan mengandaikan bahwa nilai,
per diem
, tenaga kerja adalah 3/-
dan 3/- ini mewakili kerja enam jam. Selanjutnya enam jam itu
diperlukan untuk memintal 10 pon benang oleh seorang pekerja. Dalam
kasus ini 3/- telah ditambahkan pada produk oleh kerja, nilai darii 10
pon benang adalah 15/- atau 1/6 d. per pon.
Proses ini sederhana sekali, tetapi ia tidak menghasilkan nilai-lebih
apapun. Ia memang tidak akan (menghasilkan nilai-lebih), karena
produksi kapitalistisk tidak berlaku dengan cara sederhana ini.
Kita mengandaikan nilai tenaga-kerja adalah 3/-
per diem
dan bahwa kerja enam jam diwakili
oleh jumlah itu….. Tetapi, apabila
setengah
hari-kerja diperlukan unntuk memelihara seorang
pekerja selama 24 jam, maka tiada ada apapun yang menghalangi pekerja itu untuk bekerja satu
hari
penuh
. Nilai yang dapat ditukarkan dari tenaga-kerja, dan nilai yang mungkin diproduksinya,
aadalah dua kuantitas yang sama sekali berbeda, dan adalah perbedaan ini yang dilihat (yang
menjadi sararan) itu ketika ia menginvestasikan uangnya dalam barang-dagangan itu. Bahwa ia
memiliki kualitas untuk memproduksii nilai kegunaan (pakai), itu hanya suatu
conditio sine qua non

Tentang Das Kapital Marx | 27
sejauh kerja mesti diinvestasikan dalam suatu bentuk kegunaan aagar supaia memproduksi bilai.
Namun kapitalis kita melihat yang melampaui itu; yang menarik dirinya adalah keadaan khusus
bahwa tenaga-kerja ini adalah sumber dari nilai yang dapat dipertukarkan, dan sumber dari lebih
banyak nilai yang dapat dipertukarkan daripada yang dikandung di dalam dirinya.Inilah
jasa
khusus
yang ia harapkan darinya. Dan dalam berbuat begitu, ia bertindak sesuai dengan hukum-hukum
abadi dari pertukaran barang-barang dagangan. Si penjual tenaga-kerja menyadari bahwa itu
dapat dipertukarkan, dan ia berpisah dengan/melepaskan nilai kegunaan-(pakai)nya.
Ia tidak dapat memperoleh yang satu tanpa melepaskan yang lainnya. Nilai-pakai tenaga-kerja,
yaitu kerja itu sendiri, tidak lagi milik si penjualnya, seperti juga nilai-pakai minyak yang (sudah)
dijual bagi seorang saudagar-minyak. Sang kapitalis telah membayar nilai
per diem
tenaga-kerja
itu; oleh karenanya, ia menjadi pemilik kegunaan tenaga-kerja itu selama hari itu, kerja
sehari.Keadaan bahwa pemeliharaan tenaga-kerja untuk satu hari berongjkos hanya kerjasetengah-
hari, padahal tenaga-kerja ini dapat dibuat (dipekerjakan) sehari penuh; bahwa, oleh karenanya,
nilai yang diciptakan dengan pennggunaannya selama satu hari adalah dua-kali lipat dari nilai
sendiri sehari – keadaan ini merupakan sejenis keberuntungan bagi sang pembeli, tetapi sama
sekali bukan suatu kemalangan yang ditimpakan ke atas diri si penjual.
Jadi, pekerja itu bekerja 12 jam, memintal 20 pon benang yang mewakili 20/- kapas, 4/-
kumparan, dsb. dan ongkos kerjanya adalah 3/-, jumlah seluruhnya adalah 27/-. Tetapi, apabila
10 pon kapas menyerap 6 jam kerja, 20 pon kapas telah menyerap 12 jam kerja, yang setara
dengan 6/-. 20 Pon benang itu kini mewakili 5 hari kerja; 4 hari dalam bentuk kapas dan
kumparan dsb., 1 hari dalam bentuk kerja memintal; ungkapan, dalam uang, unntuk 4 hari kerja
adalah 30/-; konsekuensinya harga dari 20 pon benang adalah 30/-, atau 1/6d. per pon seperti
sebelumnya. Tetapi jumlah-total nilai dari barang-barang dagangan yang diinvestasikan di dalam
proses itu adalah 27/- Nilai produksi telah meningkat melampaui nilai barang-barang dagangan
yang diinvestasikan dalam produksinya dengan satu-per-sembilan (1/9). Dengan demikian 27/
- telah ditransformasi menjadi 30/-. Semua itu telah memproduksi suatu nilai-lebih sebesar 3/
- Utak-atik itu, akhirnya, telah berhasil. Uang telah diubah menjadi modal.
Semua kondisi permasalahan itu telah dipecahkan, dan hukum pertukaran barang-barang dagangan
sedikitpun tidak dilanggar. Ekuivalen telah ditukarkan dengan ekuivalen. San kapitalis, sebagai
pembeli, telah membayar setiap barang-dagangan menurut nilainya: kapas, kumparan-kumparan,
dsb., tenaga-kerja. Setelah itu, ia melakukan yang duilakukan setiap pembeli barang-barang
dagangan. Iamengkonsumsii nilai-pakai barang-barang dagangan itu. Proses konsumsi tenaga-
kerja itu, serta-merta merupakan suuatu proses produksii dari barang-dagangan ituu, menghasilkan
sebuah produk 20 pon benang, nilainya 30/-. Kapitalis kita kembalui ke pasar dan menjual benang
itu untuk 1/6d., tidak satu fraksi pun di atas ataau di bawah nilainya, dan namun begitu ia menarik
3/- lebih banyak dari sirkulasi itu daripada yang asalnya ia tanamkan. Keseluruhan prioses ini,

28 | Frederick Engels
transformasi uangnya menjadi modal, berlangsung di dalam ruang-lingkup sirkulasi dan sekaligus
tidak
di dalam situ. Dengan intervensi sirkulasi, karena pembelian, di pasar, dari tenaga-kerja itu
adalah kondisinya keharusannya. Tidak berlangsung di dalam ruang-lingkup sirkulasi, karena ini
Cuma memprakarsai proses nilai melahirkan nilai, yang dilaksanakan di dalam ruang-lingkup
produksi. Dan dengan demikian
tout est pour le mieux dans le
meilleur
des mondes possible
. [Hal.
190, 103-95.]
Dari demonstrasi cara yang dengannya nilai-lebih itu diproduksi, Mr.
Marx beralih pada penelaahannya. Teranglah, dari yang di muka, bahwa
hanya satu porsi dari modal yang diinvestasikan dalam sesuatu usaha
produktif secara langsung menyumbang pada produksi nilai-lebih, dan
bahwa modal yang dikeluarkan dalam pembelian tenaga-kerja. Bagian
ini hanya memproduksi
baru
; modal yang diinvestasikan dalam mesin,
bahan mentah, batu-bara dsb., memang muncul-kembali dii dalam nnilai
produk itu
pro tanto
, ia dipelihara dan direproduksi, tetapi tiada nilai-
lebih yang dapat dihasilkan darinya. Ini membuat Mr. Marx
mengusuljkan suatu sub-pembagian dari modal menjadi modal
konstan
(
tetap
), yaitu modal yang hanyaa mereproduksi – bagian/porsi
yang
diinvestasikan dalam mesin, bahan mentah dan semua perlengkapan
lainnya pada kerja; – dan modal
variabel
, yaitu yang tidak hanya
direproduksi, tetapi adalah –sekaligus– sumber langsung dari nilai-lebih
– porsi yang diinvestasikan di dalam pembelian tenaga-kerja, dalam
upah-upah. Dari ini jelas, bahwa betapapun diharuskannya modal
konstan bagi produksi nilai-lebih, ia tidaklah secara langsung
menyumbang padanya; dan, selanjutnya, jumlah modal konstan yang
diinvestasikan di dalam semua perdagangan tidak mempunyai sedikit
pun pengaruh atas jumlah nilai-lebih yang diproduksi dalam
perdagangan (bidang usaha) itu.
? Konsekuensinya, itu tidak perlu
7)
diperhitungkan dalam menetapkan
tingkat/laju
(
rate
) nilai-lebih. Itu
hanya dapat ditentukan dengan membandinngkan jumlah nilai-lebih
dengan jumlah modal yang secasra langsung terlibat dalam
menciptakannya, yaitu jumlah modal
variabel
. Mr. Marx, karenanya,
menetapkan tingkat nilai-lebih dalam proporsinya dengan modal variabel
saja: kalau harga harian dari kerja itui 3/-, dan nilai-lebih yang diciptakan
seharinya juga 3/-, maka ia menyebutkan tingkat nilai-lebih 100%.
Kesalahan-kesalahan besar yang ganjil dapat dihasilkan dengan
memperhitungkan, menurut praktek lazimnya, modal konstan sebagai

Tentang Das Kapital Marx | 29
suatu faktor aktif dalam produksi nilai-lebih, dibuktikan dalam sebuah
contoh dari Mr.N.W. Senior “ketika profesor Oxford itu, yang terkenal;
karena pencapaian-pencapaian ilmiahnya dan diksinya yang indah,
diundang, pada tahun 1836, ke Manchester, untuk belajar ekonomi politik
di sana (dari kaum pemintal kapas) gantinya mengajarkannya di Ox-
ford.” [Hal. 224.]
Waktu-kerja di mana pekerja mereproduksi nilai tenaga-kerjanya,
disebut Mr.Marx
kerja yang diperlukan
; waktu bekerja di luar
(melampaui) itu, dan di mana di produksi nnilai-lebih, disebutkannya
kerja-lebih
(
surplus labour
). Kerja perlu dan kerja-lebih digabungkan
membentuk
hari-kerja
.
Dalam satu hari-kerja waktu yang diperlukan untuk kerja perlu
ditentukan; tetap waktu yang dipakai dalam kerja-lebih tidak ditetapkan
oleh sesuatu hukum ekonomi, ia bisa lebih panjang atau lebih pendek,
di dalam batas-batas tertentu. Ia tidak pernah zero (nol), karena dengan
begitu rangsangan bagi si kapitalis untuk mempekerjakan/memakai kerja
akan berhenti; demikian pula total lamanya hari-kerja tidak pernah
mencapai 24 jam, karena alasan-alasan fisiologis. Namun, antara suatu
hari-kerja dari—katakan—enam jam, dan hari-kerja 24 jam, terdapatlahj
banyak tahap-antara. Hukum-hukum pertukaran barang-barang
dagangan menuntut bahwa hari-kerja itu mempunyai suat kepanjangan
yang tidak melebihi yang cocok dengan keausan normal dari sang
pekerja. Tetapi, apakah keausan inni? Berapa jam kerja-sehari yang cocok
dengannya? Di sini pendapat-pendapat dari si kapitalis dan si pekerja
sangat jauh berbeda, dan, karena tiada yang lebih tinggi yang berwenang,
masalahnya dipecahkan
dengan paksaan/kekerasan
. Sejarah penetapajmn
panjanganya hari-kerja adalah sejarah dari suatu perjuangan mengenai
batas-batasnya antara kaum kapitalis secara kolektif dan kaum pekerja
secara kolektif, antara dua kelas kaum kapitalis dan kaum pekerja.
“Modal, sebagaimana telah dinyatakan di muka, tidak membuat
penemuan kerja-lebih. Manakala suatu bagian darii masyarakat
menggenggam monopoli khusus atas alat-alat produksi, maka di sana si
pekerja, budak, sahaya, atau yang bebas, harus menambahkan, pada kerja
yang diperlukan untuk hidupnya sendiri, suatu tambahan kerja untuk
memproduksi kebutuhan hidup bagi pemilik alat-alat produksi, entah
itu pemilik suatu?
? Athenian, seorang teokrat Etruscan, seorang
civis
8)

30 | Frederick Engels
Romanus
, seorang baron Norman, seoorang pemilik-budak Amerikan,
seorang boyar Wallachian, seorang tuan-tanah atau kapitalis modern.”
[Hal.235.] Tetapi, adalah jelas bahwa di setiap bentuk masyarakat di
mana nilai pakai dari produk itu lebih penting daripada nilainya dalam
pertukaran, kerja-lebih dikekang oleh jajaran kebutuhan-kebutuhan
sosial yang lebih sempit atau lebih lebar; dan tidak harus ada suatu nafsu
akan kerja-lebih demi untuk kerja-lebih itu sendiri.
Demikian kita mendapati bahwa selama periode klasik kerja-lebih dalambentuknya yang ekstrem,
orang-orang yang dipekerjakan hingga mati, hampir secara eksklusif ada di tambang-tambang
emas dan perak, di mana nilai dalam pertukaran diproduksi dalam bentuk keberadaannya yang
bebas/mandiri: uang. Tetapi, ke mana saja suatu nasion yang produksinya dilakukan dalam
bentuk-bentuk yang lebih elementer seperti perbudakan atau perhambaan, hidup di tengah suatu
pasar universal yang didominasi oleh produksi kapitalis, dan di mana—oleh karenanya—penjualan
produk-produknya untuk ekspor merupakan tujuannya yang utama—di sana, pada kekejian-
kekejian biadab dari perbudakan atau perhambaaan telah ditumpuk-tambahkan kekejian-kekejian
beradab dari kerja-berlebihan.Demikian Negara-negara bagian Selatan Amerika kerja-perbudakan
melestarikan suatu sifat moderat dan patriarkal sedangkan produksi diarahkan pada terutama
konsumsi domestik secara langsung. Tetapi sama seperti ekspor kapas menjadi suatu kepentingan
vital bagi negara-negara itu, kerja-berlebihan dari kaum Negro, dalam beberapa persitiwa
bahkan diauskannya kehidupannya dalam tujuh tahun kerja, menjadi suatu unsur dalam suatu
sistem yang diperhitungkan dan yang penuh perhitungan ... Sama pula dengan
corvée
para hamba
di kepangeranan-kepangeranan Danubian. [Hal.235-36.]
Di sini perbandingan dengan produksi kapitalis menjadi khususnya
menarik, karena, di dalam
corvée
kerja-lebih mempunyai suatu bentuk
nyata yang berdiri-sendiri.
Andaikan hari-kerja dihitung enam jam kerja yang diperlukan dan enam jam kerja-lebih; dengan
begitu pekerja memberi pada si kapitalis 36 jam kerja-lebih seminggu. Ia semestiinyaa bekerja tiga
hari untuk dirinya sendiri dan tiga hari untuk si kapitaslis. Tetapi ini tidak langsung menjadi tampak.
Kerja-lebih dan kerja perlu itu kurang-lebih bercampur jadi satu. Saya dapat menyatakan hubungan
yang sama itu seperti berikut, bahwea dalam setiap menit, pekerja bekerja 30 detik untuk dirinya
sendiri dan 30 detik lagi untuk si kapitialis, Tetapi dengan
corvée
si hamba soalnya berbeda. Kedua
jenis kerja itu terpisah dalam ruang. Kerja, yang, misalnya saja, dilakukan oleh seorang petani
Wallachian untuk dirinya sendiri, dilakukannya di atas ladangnya sendiri, kerja-lebihnya untuk sii
boyar dilakukannya di ataas tanah boyar itu. Kedua porsi kerjanya itu berada/eksis secara
terpisah satu dari yang lainnya, kerja-lebih, dalam bentuk
corvée
, sepenuhnya terpisah dari
kerja-perlu. [Hal. 236.]

Tentang Das Kapital Marx | 31
Kita mesti menahan-diri dari mengutib ilustrasi lebih lanjut yang
memang menarik dari sejarah sosial modern kepangeranan-
kepangeranan Danubian, yang dengannya Mr. Masrx membuktikan
bahwa kaum boyar di sana, dengan bantuan intervensi Russia, ternyata
menjadi pemerah-pemerah kerja-lebih yang tidak kalah pandainya dari
pemberi-kerja kapitalis. Tetapi yang diungkapkan secara poositif oleh
règlement organique
, yang dengannya jendral Russia Kisseleff
mempersembahkan kuasa yang nyaris tak-terbatas kepada kaum boyar
atas kerja kaum tani, dinatakan secara negatif oleh Undang-undang
Pabrik Inggris.
Undang-undang ini menentang kecenderungan yang dikandung modal akan suatu eksploitasi tak-
terbatas – kita minta maaf atas penggunaan istilah Perancis ini, tetapi memang tiada terdapat
suatu kesetaraan dalam bahasa Inggris – atas tenaga-kerja, dengaan secara paksa menetapkan
suatu batas atas panjanngnya hari-kerja oleh kekuasaan Negara, dan itu suatu Negara yang
dikuasai oleh para tuan-tanah dan kapitalis. Dan belum disinggung gerakan kelas-pekerja yang
hari demi hari mencapai dimensi-dimensi semakin besar, pembatasan kerjaa pabrik ini diimlahkan
oleh keharusan yang sama yang mendatangkan guano Peruvian ke ladang-ladang Inggris.
Keserakahan buta yang sama dalam kasus yang satu telah menghabiskan kesuburan tanah, dan
dalam kasus lainnya telah menyerang daya-hidup nasion pada akarnya.Di sini epidemi-epidemi
periodik berrbiicara secara sama jelasnya seperti di Perancis dan Jerman, tentang keharusan
untuk selalu mengurangi standar ketinggian bagi serdadu-serdadu. [Hal. 239.]
Untuk membuktikan kecenderungan modal untuk memperluas
(memperpanjang) hari-kerja melampaui semua batas yang masuk-akal,
Mr. Marx cukup mengutip dari Laporan para Inspektur Pabrik, dari
Komisi Kerja Anak-anak, dari Laporan mengenai Kesehatan Umum dan
Dokumen-dokumen Parlemen lainnya, dan menyimpulkannya sebagai
berikut:
Apakah suatu hari-kerja itu? Berapa panjang waktu di mana modal diperkenankan mengonsumsi
tenaga kerja dengan membayar nilainnya
per diem
? Hinngga seberapa jauh hari-kerja dapat
diperluas/diperpanjang melampaui waktu yang diperlukan untuk mereproduksi tenaga kerja itu
sendiri?Sebagaimana kita ketahui, modal menjawab: hari-kerja itu terhitung penuh 24 jam,
dengan mengecualikan beberapa jam istirahat yang tanpanya tenaga-kerja secara mutlak menolak
untuk memperbarui pelayanan-(jasa-jasa)nya. Sudah dengan sendirinya bahwa pekerja selama
seluruh hari sepanjang-hidup itu tidak lain dan tidak bukan hanyalah tenaga-kerja, bahwa seluruh
waktunya yang tersedia adalah waktu-kerja dan menjadi milik modal yang melahirkan-nilai ...
Tetapi dalam perlombaan gila-membuta mengejar kerja-lebih ini, modal tidak saja melampaui

32 | Frederick Engels
batas-batas maksimal moral, tetapi juga batas-batas maksimal yang semurninya fisikal dari hari-
kerja ... Modal tidak peduli akan panjangnya hidup tenaga kerja itu ... modal mengakibatkan
kehabisan-tenaga dan kematian yang sebelum-waktunya, ia menjalankan perpanjangan waktu-
kerja selama suatu periode tertentu dengan memperpendek hidup si pekerja.[Hal. 264-65.]
Tetapi, apakah ini tidak bertentangan dengan kepentingan-kepentingan
modal itu sendiri? Tidakkah modal, dalam jangka panjangnya, mesti
menggantikan ongkos dari keausan yang berlebihan ini? Mungkjin
memang demikian secara teoritis. Secara praktis, perdagangan budak
yang terorganisasi di pedalaman Negara-negara bagian Selatam telah
mengangkat praktek menghabiskan tenaga-kerja budak dalam waktu
tujuh tahun menjadi suatu azas ekonomi yang diakui; secara praktis,
modal Inggris bergantung pada suplai kaum pekerja dari distrik-distrik
agrikultur (daerah-daerah pertanian).
Ia melihat suatu kelebihan-penduduk yang konstan, yaitu, suatu kelebihan-penduduk kalau
dibandingkan dengan kemampuan modal untuk menyerap kerja yang hiidup, sekalipun kelebihan-
penduduk inii terbentuk oleh suatu arus tetap dari generasi-demi-generasi orang yang timpang,
yang cepat melayu, yang mendesak pengganti-pengganti mereka dan direnggut sebelum dewasa.
Jelaslah, bagii seorang pengamat yang tidak berminat, pengalaman sebaliknya akan menunjukkan
betapa cepat produksi kapitalis, sekalipun berasal, kalau kita berbicara seccara historis, baru
kemarin, telah menyerang akar vital dari kekuuatan nasional, betapa degenerasi penduduk indus-
trial hanya diperlambat oleh teruus-menerus diserapnya unsur-unsur agrikultural, dan betapa
bahkan kaum pekerja agrikultural ini, walaupun adanya udara segar dan azas seleksi alamiah
yang begitu istimewa kuatnya di kalangan mereka, sudah mulai merosot. Modal, yang mempunyai
motif-motif utama sepertii itu untuk menolak penderiitaan kelas-kelas pekerja yang ditengah-
tengahnya ia (modal) gberada, modal akan terganggu dalam kegiatan praktikalnya sesedikit atau
sebanyak menurut prospek degenerasi bangsa manusia di masa depan dan pada akhirnya depopulasi
(kelangkaan penduduk) yang tidak terelakkan, seperti kemungkinan jatuhnya bumi ke dalam
matahari. Dalam set5iap penipuan patunngan-saham
terbatas
, setiap peserta mengetahui bahwa
badai-halilintar cepat atau lambat akan tiba, tetapi setiap orang mengharapkan bahwa halilintar
akan menyambar kepala tetangganya, setelah ia sendiri mendapatkan waktu cukup untuk
mengumpulkan hujan emas dan menyimpannya dengan aman.
Après moi le déluge
menjadi seruan-
perang setiap kapitaliis dan setiap bangsa kapitalis. Oleh karenanya, modal nekad (seenaknya
saja) dengan kesehatan dan nyawa pekerja, kecuali jika masyarakat memaksanya untuk bertindak
sebaliknya. Dan, dalam keseluruhannya, pengabaian terhadap pekerja itu tidak bergantung pada
iktikad baik atau buruk sang kapitalis individual. Dan, dalam keseluruhannya, pengabaian terhadap
pekerja itu tidak bergantung pada iktikad baik atau buruk sang kapitalis individual. Persaingan

Tentang Das Kapital Marx | 33
bebas memberlakukan hukum-hukum imanen dari produksi kapitalis atas setiap kapitalis individual
dalam bentuk hukum-hukum pemaksaan yang luar-biasa. (hal. 269-70.)
Penentuan hari-kerja normal adalah hasil berabad-abad pergulatan antara
pemberi-kerja dan pekerja. Dan sungguh menarik memperhatikan kedua
arus berlawanan dalam pergulatan ini. Mula-mula, undang-undang itu
bertujuan memaksa kaum pekerja bekerja lebih lama (jam-kerja yang
lebih panjang/banyak); dari undang-undang kaum buruh pertama (ke 23
Edward III, 1349) hingga abad ke XVIII, kelas-kelas yang berkuasa tidak
pernah berhasil memeras sepenuhnya jumlah kerja yang mungkin dari
kaum pekerja. Tetapi dengan diperkenalkannya uap dan mesin modern,
semuanya berubah. Sedemikian cepatnya pemberlakuan kerja perempuan
dan anak-anak merobohkan semua ikatan tradisional dalam hal jam-
jam kerja, sehingga abad ke XIX diimulai dengan suatu sistem kerja-
lebih yang tiada duanya dalam sejarah dunia, dan yang, sudah sejak 1803,
memaksa lembaga pembuat undang-undang mengundangkan
pembatasan-pembatasan jam-jam kerja. Mr. Marx memberikan suatu
risalah lengkap mengenai sejarah perundang-undangan pabrik Inggris
hingga Undang-undang Pabrik-pabrik tahun 1869, dan menarik
kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut darinya:
1) Mesin dan uap menyebabkan kerja-lebih (kerja lembur), pada awalnya,
di cabang-cabang industri di mana mereka diterapkan, dan pembatasan-
pembatasan legislatif adalah, oleh karenanya, mula-mula diterapkan pada
cabang-cabang ini; tetapi dalam kelanjutannya kita mendapati bahwa
sistem kerja-lembur ini telah menyebar juga ke hampir semua bidang,
bahkan di mana tidak diipergunakan mesin, atau di mana cara-cara
produksi yang paling primitif masih berlaku/ada. (Lihat
Children’s
Employment Commission’s Reports.)
2) Dengan diberlakukannya kerja perempuan dan anak-anak di pabrik-
pabrik, pekerja individual yang bebas kehilangan daya perlawanannya
terhadap pelanggaran-pelanggaran modal dan mesti menyerah tanpa
syarat; perjuangan kelas terhadap kelas, kaum pekerja kolektif terhadap
kaum kapitalis kolektif dimulai.
Apabila kita sekarang menengok kembali ke saat ketika kita menganggap

34 | Frederick Engels
pekerja kita yang bebas dan setara mengadakan suatu kontrak dengan si
kapitalis, kita mendapati bahwa, di dalam p[roses produksi, banyak hal
telah berubah sama sekali. Kontrak itu, bagi pihak pekerja, tidak lagi
merupakan sebuah kontrak bebas.Waktu sehari-hari yang merupakan
waktu bebas baginya untuk menjual tenaga kerjanya adalah waktu yang
terpaksa dijualnya; dan semata-mata karena perlawanan dari kaum
pekerja, sebagai suatu massa, yang dengan paksa mendapatkan
diberlakukannya sebuah undang-undang umum untuk mencegah mereka
menjual diri mereka dan anak-anak mereka, dengan sebuah kontrak bebas,
kepada maut dan perbudakan. “Sebagai gantinya katalog yang bermuluk-
muluk mengenai hak-hak manusia yang tidak dapat direngggut, ia kini
cuma mendapatkan
Magna Charta
Pabrik yang sederhana.” (Hal. 302.)
Berikutnya kita mesti menganalisis tingkat nilai-lebih dasn hubungannya
pada
kuantitas total
nilai-lebih yang diproduksi.Di dalam penelitian
ini, seoperti telah kita lakukan sebelumnya, kita mengandaikan nilai
tenaga-kerja itu merupakan suatu kuantitas tetap yang tertentu.
Dengan pengandaian ini, tingkat nilai-lebih sekaligus menentukan
kuantitas yang diberikan pada si kapitalis oleh seorang pekerja tunggal
dalam suatu waktu tertentu. Kalau nilai tenaga kerja itu 3/- sehari, yang
mewakili enam jam kerja, dan tingkat nilai-lebih adalah 100%, maka
modal variabel sebesar 3/- setiap harinya memproduksi suatu nilai-lebih
sebesar 3/-, atau si pekerja memberikan enam jam kerja-lebih setiap
harinya.
Modal variabel sebagai pernyataan dalam uang dari semua tenaga kerja
yang dipekerjakan serentak oleh seorang kapitalis, jumlah-total niilai-
lebih yang diproduksi oleh tenaga-kerja itu didapatkan dengan
menggandakan modal variabel itu dengan tingkat nilai-lebih; dengan
kata-kata lain, ia ditentukan oleh proporsi antara jumlah tenaga-kerja
yang serentak dipekerjakan, dan derajat eksploitasi itu. Masing-masing
faktor itu dapat bervariasi, sehingga pengurangan dalam yang satu dapat
dikompensasi oleh peningkatan pada yang lainnnya. Suatu modal
variabel ang diperlukan untuk mempekerjakan 100 buruh dengan suatu
tingkat nilai-lebih sebesar 50% (katakan, tiga jam kerja-lebih seharinya)

Tentang Das Kapital Marx | 35
tidak akan memproduksi lebih banyak nilai-lebih daripada setengahnya
modal variabel itu yang mempekerjakan 50 buruh dengan suatu tingkat
nilai-lebih sebesar 100% (katakan, enam jam kerja-lebih
harinya).Demikian, dalam keadaan-keadaan tertentu dan dalam batas-
batas tertentu, suplai kerja yang dikendalikann oleh modal dapat menjadi
tidak bergantung pada suplai kaum pekerja yang sebenarnya.
Namun, terdapat suatu batas mutlak pada peningkatan nilai-lebih ini
dengan meningkatkan tingkatnya. Berapapun nilai kerja itu, entah ia
dinyatakan dengan dua atau dengan sepuluh jam kerja yang diperlukan,
jumlah nilai kerja yang dilakukan, hari demi hari, oleh seseorang pekerja,
tidak pernah dapat mencapai nilai yang mewakili 24 jam kerja. Untuk
memperoleh kuantitas-kuantitas nilai-lebih yang setara, modal variabel
mesti digantikan dengan perpanjangan hari-kerja di dalam batas ini saja.
Ini akan merupakan sebuah unsur yang penting di dalam menjelaskan,
setelah ini, berbagai gejala yang timbul dari kedua kecenderungan modal
yang kontradiktif: 1) mengurangi jumlah kaum buruh yang dipekerjakan,
yaitu jumlah modal variabel, dan 2) namun, tetap memproduksi kuantitas
kerja-lebih sebesar mungkin. Selanjutnya:
Dengan diitentukannya nilai kerja, dan tingkat nilai-lebih yang setara, maka kuantitas-kuatintas
nilaii-lebih yang diproduksi oleh dua modal yang berbeda berada dalam proporsi langsung dengan
kuantitas-kuiantitas modal variabel yang terkandung di dalamnya (masing-masing) ... Hukum inii
secara gamblang bertentangan dengan semua pengalaman yang didasarkan pada tampilan
(bentuk)
kenyataan-kenyataan. Semua orang mengetahui bahwa seorang pemintal yang bekerja dengan
suatu modal tetap yang relatif besar, dan suatu modal variabel yang relatif kecil, atas dasar itu
tidak memperoleh suatu rasio laba yang lebih kecil daripada seorang pembakar roti yang
mengerahkan modal tetap yang secara relatif lebih kecil dan modal variabel yang secara relatif
lebih besar.Untuk memecahkan yang tampak sebagai kontradiksi ini, banyak sekali kaitan-perantara
yang diperlukan, seperti, dengan berawal dari aljabar elementer, sejumlah besar kaitan-kaitan
antara diperlukan agar supaya memahami bahwa 0:0 dapat mewakili suatu kuantitas riil. [Hal.
307.]
Untuk suatu negeri tertentu dan suatu kepanjangan hari-kerja tertentu,
nilai lebih hanya dapat ditingkatkann dengan meningkatkan jumlah
kaum buruh, yaitu, dengan suatu peningkatan (jumlah) penduduk;

36 | Frederick Engels
peningkatan ini merupakan batas matematis bagi produksi nilai-lebih
oleh modal kolektif dari negeri itu. Sebaliknya, apabila jumlah kaum
buruh ditentukan, batas ini ditetapkan oleh kemungkinan perpanjangan
hari-kerja. Setelah ini akan terlihat bahwa hukum ini hanya sahih/berlaku
untuk bentuk nilai-lebih yang telah dianalisis hinggga kini.
Hingga taraf penelitian ini kiita mendapatkan, bahwa tidak setiap jumlah
uang dapat diubah menjadi modal; bahwa terdapat suatu minimum
ekstrem baginya: ongkos suatu unit tenaga yang beikerja dan kebutuhan-
kebutuhan kerja yang diperlukan untuk memelihara keberdayaannya.
Andaikan tinngkat nilai-lebih itu 50%, maka kapitalis-kecil (kapitalis
yang masih anak-anak) akan harus dapat mempekerjakan dua orang
pekerja agar hidup, dirinya sendiri, sebagaimana seorang pekerja hidup.
Tetapi ini akan menghalangi dirinya menghemat (menyimpan) apapun;
dan akhir dari produksi kapitalis tidak hanya sekedar pelestarian, tetapi
juga dan terutama peningkatan kekayaan.
Untuk hidup dua-kali lipat lebih baik daripada seorang pekerja biasa, dan untuk mentransformasi
kembali setengah dari nilai-lebih yang diproduksii menjadi modal, ia akan harus mampu
mempekerjakan delapan orang pekerja.Ia tentu saja dapat mengambil (melakukan) bagiannya
dalam pekerjaan itu, bersama-sama kaum pekerjanya, tetapi ia tetap seorang majikan kecil, suatu
hibrida di antara kapitalis dan pekerja. Nah, suatu perkembangan tertentu darii produksi kapitalis
menjadikannya perlu bahwa si kapitalis mengabdikan seluruh waktu di mana dirinya bertindak
sebagai seorang kapitalis, sebagai modal yang dipribadikan, pada penghak-milikan dan penguasaan
atas kerja orang-orang lain, dan pada penjualan produk-produknya. Gilde-gilde yang restriktif
(memgbatasi) zaman Abad Pertengahan berusaha menahan transformasi majikan-kecil menjadi
seoraang kapitalis dengan menetapkan suatu maksimum yang sangat rendah pada jumlah kaum
pekerja yang diperkenankan dipekerjakan oleh masing-masing majikan itu. Pemilik uang atau
barang-barang dagangan berubah menjadi seorang kapitalis benaran hanya setelah ia mampu
membayar di muka (mempersekoti) –untuk tujuan produksi– suatu jumlah minimum yang jauh
lebih tinggi daripada maksimum abad pertengahan ini. Di sini, tepat sebagaimana dalam ilmu-ilmu
alam, dibuktikan ketepatan hukum yanng diungkapkan oleh Hegel bahwa sekedar perubahann-
perubahan kuantitatif, pada suatu titik tertentu, berarti suatu perbedaan kualitatif. [Hal. 308-09.]
Jumlah minimum nilai yang diperlukan untuk mengubah seorang
pemilik uang atau barang-barang dagangan menjadi seorang kapitalis

Tentang Das Kapital Marx | 37
bervariasi bagi berbagai taraf perkembangan produksi kapitalis, dan
untuk suatu taraf perkembangan tertentu, ia berbvariasi bagi berbagaii
cabang industri.
Selama proses produksi yang dirinci di atas, hubungan si kapitalis dan
pekerja telah sangat berubah.
Pertama-tama sekali, modal telah berkembang menjadi penguasaan/kuasa kerja, yaitu, menjadi
kuasa atas si pekerja itu sendiri. Modal yang dipribadikan, si kapitaliis itu, menjaga bahwa si
pekerja melakukan pekerjaannya secara teratur, berhati-hati dan dengan derajat intensitas yang
diharuskan. Selanjutnnya, modal telah dikembangkan menjadi suatu hubungan paksaan yang
mewajibkan kelas pekerja jmelakukan lebih banyak kerja daripada yang diharuskan oleh suatu
lingkaran sempit kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri. Dan sebagai seorang produser dari
industri (kerajinan) orang lain, sebagai seorang pemeras kerja-lebih dan penghisap tenaga-kerja,
modal jauh melampaui dalam enerji, kenekadan, dan efisiensi semua sistem produksi sebelumnya,
sekalipun mereka didasarkan atas kerja paksa secara langsung.
Modal, pada awalnya, menguasai kerja dalam kondisi-kondisi teknologis sebagaimana itu secara
historis ditetapkan.Oleh karenanya ia tidak dengan sendirinya seketika mengubah cara produksi
itu. Produksi nilai-lebih, dalam bentuk itu hingga kini dianalisis, yaitu dengan sekedar perpanjangan
hari-kerja, muncul tersendiri/tidak tergantung pada setiap perubahan dalam cara produksi itu
sendiri. Ia sama efisiennya dalam usaha pembakaran roti primitif dan dalam pemintalan-kapas
modern.
Dalam proses produksi yang dipandang sebagai suatu proses kerja semata-mata, hubungan
antara pekerja dan alat-alat produksinya bukanlah hubungan antara kerja dan modal, melainkan
hubungan kerja dan sekedar perkakas/alat dan bahan-mentah dari tindak produktif itu Dalam
sebuah penyamakan (kulit), misalnya, ia memperlakukann kulit-kulit itu sebagai sekedar objek
kerja. Bukan si kapitalis yang kulitnya ia samak.Tetapi segala sesuatu berubah seketika kita
memperhatikan proses produksi itu sebagai sebuah proses penciptaan nilai-lebih. Alat-alat produksi
itu seketika berubah menjadi alat-alat menyerap kerja orang-orang lain. Tidak lagi si pekerja yang
mempekerjakan alat-alat produksi itu, adalah alat-alat produksi itu yang mempekerjakan si
pekerja. Bukan ia yang mengonsumsi mereka
sebagai unsur-unsur material dari tindak produktifnya;
adalah mereka yang mengonsumsi dirinya sebagai ragi proses vital mereka sendiri; dan proses
vital modal terdiri atas tidak lain kecuali gerak progresifnya sebagai nilai yang melahirkan nilai.
Tanur-tanur dan bengkel-bengkel (pabrik-pabrik) yang mesti menganggur di malam harui, tanpa

38 | Frederick Engels
menyerap kerja, merupakan kerugian semurninnya bagi sang kapitalis. Karenanya tanur-tanur
dan bengkel-bengkel merupakan suatu hak atas kerja-malam para pekerja.
(Lihat, Reports of
Children’s Empl. Commission, 4
. Report, 1865, Hal. 79-85.) Sekedar perubahan uang menjadi
th
alat-alat produksi mengubah yang tersebut belakangan menjadi hak-hak legal dan wajib/paksa
atas kerja dan kerja-lebih orang-orang lain.[Hal. 309-10.]
Namun, masih terdapat suatu bentuk nilai-lebih yang lain. Sampai pada
batas terakhir hari-kerja, masih ada cara bagi si kapitalis untuk
meningkatkan kerja-lebih: dengan meningkatkan produktivitas kerja,
dengan begitu menurunkan/mengurangi nilai kerja, dan dengan demikian
memperpendek periode kerja yang diperlukan (kerja perlu).
Bentuk nilai-lebih ini akan diperiksa dalam sebuah tulisan kedua.
Samuel Moore
9)

II
SINOPSIS CAPITAL
K. MARX. CAPITAL
Jilid Satu. Buku Satu.
PROSES PRODUKSI KAPITALIS
Diterjemahkan dari sebuah fotocopy
yang dimiliki
Institure of Marxism-Leninism
| 39 |

BAB I
BARANG-BARANG DAGANGAN DAN UANG
1. BARANG-BARANG DAGANGAN
Kekayaan masyarakat-masyarakat di mana berlaku produksi kapitalis
terdiri atas “barang-barang dagangan.” Sebuah barang-dagangan adalah
suatu barang yang mempunyai “nilai-pakai”; yang tersebut terakhir itu
ada di dalam semua bentuk masyarakat, tetapi di masyarakat kkapitalis,
nilai-pakai adalah, tambahan pula, depositori (tempat penyimpanan)
material dari “nilai-tukar.”
Nilai-tukar mempersyaratkan suatu tertium comparationis yang
dengannya ia diukur: kerja, substansi sosial umum dari nilai-nilai tukar,
untuk tepatnya, “waktu-kerja yang diperlukan secara sosial” yang
terkandung/diwujudkan di dalamnya.
Tepat sebagaimana sebuah barang-dagangan adalah sesuatu yang
rangkap: nilai-pakai dan nilai-tukar, demikian pula kerja yang dikandung
di dalamnya ditentukan secara rangkap: di satu pihak, sebagai aktivitas
produktif tertentu, kerja merajut, kerja menjahit, dsb. – “kerja berguna”;
di pihak lain, sebagai “pengerahan/pengeluaran tenaga-kerja manusia
sederhana, kerja (umum) abstrak yang diendapkan.” Yang tersebut
terdahulu memproduksi nilai-pakai, yang tersebut terakhir
(memproduksi) nilai-tukar; hanya yang tersebut belakangan yang secara
kuantitatiif dapat diperbandingkan (perbedaan/selisih antara kerja ahli
dan tidak-ahli, kerja gabungan/terpadu dan sederhana menegaskan hal
ini).
Karenanya substansi nilai-tukar adalah kerja abstrak, besarannya, ukuran
waktu yang tersebut belakangan. Sekarang, mari menyimak bentuk nilai-
tukar itu.
(1) x barang-dagangan a = y barang-dagangan b; nilaii sebuah barang-
| 40 |

Tentang Das Kapital Marx | 41
dagangan dinyatakaan dalam nilai-pakaai suatu barang-dagangan lain
adalah nilai relatif-nya. Ungkapan/pernyataan kesetaraan (ekuivalens)
kedua barang-dagangan itu adalah bentuk sederhana dari nilai relatif.
Dalam penyamaan (equation) di atas, y barang-dagangan b adalah
kesetaraan (ekuivalen) itu. Dengannya x barang-dagangan a mendapatkan
bentuk-nilainya secara berbeda dengan bentuk alamiah-(barang-
dagangan) nya, sedangkan y barang-dagangan b pada saat bersamaaan
memperoleh sifat langsung-dapat-dipertukarkan, bahkan dalam bentuk
alamiahnya. Nilai-tukar ditanamkan atas nilai-pakai sebuah barang-
dagangan oleh hubungan-hubungan historikal tertentu. Karenanya
barang-dagangan itu tidak dapat menyatakan nilai-tukarnya dalam nilai-
pakainya sendiri, tetapi hanya dalam nilai-pakai sebuah barang-dagangan
lain. Hanya dalam penyamaan dua produk kerja konkret sifat dari kerja
konkret yang terkandung di dalam kedua barang-dagangan itu tampil
sebagai kerja abstrak manusia, yaitu, sebuah barang-dagangan tidak dapat
dihubungkan pada kerja konkret yang terkandung dalam dirinya, sebagai
sekedar bentuk realisasi kerja abstrak, tetapi ia dapat dihubungkan seperti
itu dengan kerja konkret yang terkandung dalam jenis-jenis barang-
dagangan lain.
Penyamaan x barang-dagangan a = y barang-dagangan b mesti berarti
bahwa x barang-dagangan a juga dapat dinyatakan dalam barang-
barang dagangan lain, demikian:
(2) x barang-dagangan a = y barang-dagangan b = z barang-dagangan
c = v barang-dagangan d = u barang-dagangan e = , dsb., dsb. Ini
asdalah bentuk relatif yang diperluas dari nilai. Di sini x barang-
dagangan a tidak lagi merujuk pada satu, tetapi pada semua barang-
dagangan sebagai sekedar bentuk-bentuk fenomenal dari kerja yang
diwakili di dalamnya. Tetapi melalui pembalikan sederhana ia membawa
pada
(3) bentuk kedua yang berbicara dari nilai relatif:
y barang-dagangan b = x barang-dagangan a
v barang-dagangan c = x barang-dagangan a
u barang-dagangan d = x barang-dagangan a

42 | Frederick Engels
t barang-dagangan e = x barang-dagangan a
dsb. dsb.
Di sini telah diberikan bentuk nilai yang relatif umum kepada barang-
barang dagangan, di mana semuanya diabstraksikan dari nilai-nilai
pakjai mereka dan dipersamakan pada x barang-dagangan a sebagai
materialisasi kerja abstrak; x barang-dagangan a merupakan bentuk
generik dari kesetaraan untuk semua barang-dagangan lain; ia
merupakan kesetaraan universal mereka.; kerja yang direalisasikan di
dalamnya mewakili pada diiinya sendiri realisasi dari kerja abstrak,
kerja pada aumumnya. Tetapi,
(4) setiap barang-dagangan dalam rangkaian-rangkaian itu dapat
mengambil alih peranan dari kesetaraan universal, tetapi hanya satu
dari antara mereka dapat melakukan itu sekali waktu, karena kalau
semua barang-dagangan adalah kesetaraan-kesetaraan universal, masing-
masing dari mereka pada gilirannya akan mengeluarkan yang lain-
lainnya dari peranan itu. Bentuk 3 tidak diperoleh dengan x barang-
dagangan a, tetapi oleh barang-barang dagangan lauinnya, secara objektif.
Oleh karenanya suatu barang-dagangan tertentu mesti mengambil-alih
peranan –untuk suatu waktu, ia dapat berubah– dan hanya dengan cara
ini suatu barang-dagangan menjadi suatu barang-dagangan secara
sepenuhnya. Barang-dagangan khusus ini, yang bentuk alamiah
merupakan bentuk kesetaraaan umum menjadi teridentifikasi, adalah
uang.
Kesulitannya dengan sebuah barang-dagangan adalah bahwa, seperti
semua kategori dari cara produksi kapialis, ia mewakili suatu hubungan
personal dengan suatu kemasan material. Para produser saling-
menghubungkan berbagai jenis kerja merekaa satu sama lainnya sebagai
kerja manusia umum dengan menghubungkan produk-produk mereka
satu pada yang lainnya sebagai barang-barang dagangan – mereka tidak
dapat mencapai itu tanpa perantaraan barang-barang ini. Hubungan per-
son-person dengan demikian tampil sebagai hubungasn-hubungan benda-
benda.

Tentang Das Kapital Marx | 43
Bagi suatu masyarakat di mana produksi barang-dagangan berlaku,
Kekristianian, khususnya Protestantisme, merupakan agama yang cocok.
2. PROSES PERTUKARAN BARANG-DAGANGAN
Sebuah barang-dagangan membuktikan bahwa ia adalah sebuah barang-
dagangan dalam pertukaran. Para pemilik dua barang-dagangaan mesti
bersediaa untuk menukarkan barang-baraang dagangan masing-masing
dan karenanya saling mengakui satu-sama-lain sebagai pemilik-pemilik
perseorangan. Ini hubungan legal, yang bentuknya adalah kontrak,
hanyalah suatu hubungan kehendak-kehendak, yang mencerminkan
hubungan ekonomi itu. Isinya ditentukan oleh hubungan ekonomi itu
sendiri. (Hal. 45 [84].)
Sebuah barang-dagangan adalah suatu nilai-pakai bagi bukan-
pemiliknya, suatu bukan-nilai-pakai bagi pemiliknya. Karenanya
kebutuhan akan pertukaran itu.Tetapi setiap pemilik barang-dagangan
di dalam pertukaran itu ingin mendapatkan nilai-nilai pakai khusus yang
ia perlukan – hingga sebatas pertukaran itu merupakan suatu proses
individual. Sebaliknya, ia ingin meralisasi barang-dagangannya sebagai
nilai, yaitu, dalam sesuatu barang-dagangan, tanpa peduli apakah barang-
dagangan-nya itu nilai-pakai atau bukan bagi pemilik barang-dagangan
lainnya. Sejauh itu pertukaran itu bagi dirinya suatu proses sosial umum.
Tetapi suatu dan proses yang sama tidak bisa serempak kedua-duanya:
sosial secara individual dan sosial secara umum bagi semua pemilik
barang-dagangan. Setiap pemilik barang-dagangan menganggap barang-
dagangan-nya sendiri sebagai kesetaraan universal itu, sedangkan semua
barang-dagangan lainnya adalah sekian banyak kesetaraan-kesetaraan
khusus dari barang-dagangannya sendiri. Karena semua pemilik barang-
dagangan berbuat yang sama, tiada barang-dagangan merupakan
kesetaraan universal itu, dan oleh karenanya tiada barang-barang
dagangan memiliki suatu bentuk nilai yang relatif umum, di mana mereka
disamakan sebagai nilai-nilai dan diperbandingkan sebagai besaran-
besaran nilai. Karenanya mereka sama sekali tidak saling berkonfrontasi
satu-sama-lain sebagai barang-barang dagangan, tetapi hanya sebagai
produk-produk. (Hal. 47 [86].)

44 | Frederick Engels
Barang-barang dagangan dapat dihubungkan sebagai nilai-nilai dan
karenanya sebagai barang-barang dagangan hanya dengan
membandingkannya dengan sesuatu barang-dagangan lain sebagai
kesetaraan universal. Tetapi hanya tindak sosial yang dapat membuat
sesuatu barang-dagangan khusus menjadi uang kesetaraan universal.
Kontradiksi imanen dalam sebuah barang-dagangan sebagai kesatuan
langsung dari nilai-pakai dan nilai-tukar, sebagai produk dari kerja
perseorangan yang berguna ... dan sebagai materialisasi sosial secara
langsung dari kerja abstrak manusia—kontradiksi ini tidak dapat
berhenti hingga ia menghasilkan duplikasi barang-dagangan menjadi
barang-dagangan dan uang. (Hal. 48 [87].)
Karena semua barang-dagangan lain hanya sekedar kesetaraan-kesetaraan
uang khusus, dan uang merupakan kesetaraan universal mereka, maka
mereka dihubungkan dengan uang seperti barang-barang dagangan
khusus dengan barang-dagangan universal. (Hal. 51 [89].) Proses
pertukaran memberikan kepada barang-dagangan yang diubahnya
menjadi uang, bukan nilainya, tetapi bentuk-nilainya (Hal. 51 [90].)
Fetishisme (kepercayaan pada suatu kekuatan adikodrati obyek-obyek):
sebuah barang-dagangan tidak tampak menjadi uang hanya karena semua
barang-dagangan lainnya menyatakan nilai-nilai mereka di dalamnya,
tetapi sebaliknya, mereka tampak menyatakan nilai-nilai mereka di
dalamnya karena ia adalah uang.
3. UANG, ATAU SIRKULASI BARANG-BARANG DAGANGAN
A. Ukuran Nilai-nilai (Asumsi Emas = Uang)
Uang, sebagai ukuran nilai, merupakan keharusan bentuk fenomenal
dari ukuran nilai yang imanen di dalam barang-barang dagangan, waktu-
kerja. Pernyataan relatif, yang sederhana dari nilai gbarang-barang
dagangan dalam uang, x barang-dagangan a = y uang, adalah harga
mereka. (Hal. 55 [95].)
Harga sebuah barang-dagangan, bentuk-uangnya, dinyatakan dalam uang
imajiner; maka itu uang adalah ukuran nilai-nilai hanya secara ideal.

Tentang Das Kapital Marx | 45
(Hal. 57 [95].)
Segera setelah perubahan dari nilai pada harga itu terjadi, menjadilah
secara teknis perlu untuk mengembangkan ukuran nilai-nilai itu lebih
lanjut, menjadikannya standar dari harga; yaitu, suatu kuantitas emas
ditetapkan, yang dengannya berbagai kuantitas emas diukur. Ini berbeda
sekali dengan ukuran nilai-nilai yang sendiri bergantung pada nilai emas,
sedangkan yang tersebut terakhir itu tidak penting bagi standar harga-
harga. (Hal. 59 [97-98].)
Segera setelah harga-harga dinyatakan dalam nama-nama perhitungan
(tanggungan) emas, uang berlaku sebagai uang perhitungan (tanggungan).
Apabila harga, sebagai eksponen besaran dari nilai sesuatu barang-
dagangan, adalah eksponen dari rasio pertukaranannya dengan uang,
maka tidaklah berarti secara terbalik bahwa eksponen dari rasio
pertukarannya dengan uang haruslah eksponen dari besaran nilainya.
Dengan mengasumsikan bahwa keadaan-keadaan memperkenankan atau
memaksa penjualan suatu barang-dagangan di atas atau di bawah
harganya, harga-harga jual ini tidak sesuai dengan nilainya, tetapi mereka
tetaplah harga-harga dari barang-dagangan itu, karena mereka adalah
(1) bentuk-nilainya, uang, dan (2) eksponen-eksponen dari rasio
pertukarannya dengan uang.
Oleh karenanya, kemungkinan ketidak-cocokan kuantitatif antara harga
dan besaran nilai ditentukan dalam bentuk-harga itu sendiri. Itu bukan
kekurangan/cacat dari bentuk ini, tetapi sebaliknya menjadikannya
bentuk yang sepadan dari suatu cara produksi di mana peraturan/
ketentuan dapat memaksakan dirinya hanya sebagai suatu hukum rata-
rata dari ketidak-teraturan yang berlaku-membuta. Namun, bentuk-
harga itu juga dapat mengandung suatu kontradiksi kualitatif, sehingga
harga langsungberhennti menjadi suatu pernyataaan nilai ... Hati-nurani,
kehormatan, dsb. Dapat ... Memperoleh bentuk barang-barang dagangan
melalui harga mereka. (Hal. 61 [102].)
Ukuran nilai-nilai dalam uang, bentuk-harga iitu, berarti keharusan
alienasi, harga/penghargaan ideal vberarti yang aktual. Karena aitulah

46 | Frederick Engels
sirkulasi.
B. Medium Sirkulasi
a. Metamorfosis Barang-barang Dagangan
Bentuk sederhana: C - M - C
C - M - C
C - M - C
C - M - C
C - M - C. Isi materialnya = C - C
C - C
C - C
C - C
C - C. Nilai-tukar
dialienasi dan nilai-pakai dihak-miliki.
C – M =
C – M =
Fase pertama: C – M =
C – M =
C – M = penjualan, yang untuknya diperlukan dua or-
ang, karenanya kemungkinan kegagalan, yaitu, penjualan di bawah nilai,
atau bahkan di bawah ongkos produksi, jika nilai sosial dari barang-
dagangan itu berubah. Pembagian kerja mengubah produk kerja menjadi
sebuah barang-dagangan, dan dengan begitu menjadikan konversi
keharusan
keharusan
berikutnya menjadi uang
suatu keharusan
keharusan
keharusan. Pada waktu yang sama ia
juga menjadikan tercapainya trans-substansiasi ini sangat kebetulan.
(Hal. 67 [108].) Tetapi, mengingat gejala ini dalam bentuk semurninya,
C – M
C – M
C – M
C – M
C – M mengandaikan bahwa pemilik uang itu (kecuali jika ia adalah
seorang produser emas) sebelumnya mendapatkan uangnya melalui
ertukaran dengan/untuk barang-barang dagangan lain; karena itu tidak
hanya sebaliknya M – C
M – C
M – C
M – C
M – C bagi si pembeli, tetapi itu mengandaikan
bahwa ia melakukan suatu penjualan sebelumnya, dsb., sehingga kita
mendapatkan serangkaian pembelian-pembelian dan penjualan-penjualan
yang tiada-putus-putusnya.
M – C
M – C
Yang sama terjadi dalam fase kedua, M – C
M – C
M – C,
pembelian, yang adalah,
pada waktu bersamaann, suatu penjualan bagi pihak lain.
Keseluruhan proses, karenanya, adalah suatu sirkuit/kontak pembelian-
pembelian dan penjualan-penjualan. Sirkulasi barang-barang dagangan.
Ini berbeda sekali dari pertukaraan produk-produk secara langsung;
pertama, ikatan-ikatan individual dan lokal dari pertukaran produk-
produk secara langsung telah ditembus, dan metabolisme kerja manusia
telah dimungkinkan; sebaliknya, di sini sudah tampak bahwa seluruh
proses itu bergantung pada spontanitas hubungan-hubungan sosial dalam
pertumbuhan mereka dan kemandirian dari para pelakunya. (Hal. 72
[112].) Pertukaran sederhana dimatikan dalam satu tindak pertukaran,

Tentang Das Kapital Marx | 47
di mana masing-masing menukarkan bukan-nilai-pakaai untuk nilai-
pakai; sirkulasi berlangsung selama waktu tidak-terbatas. (Hal. 73 [112].)
Di sini dogma ekonomi palsu itu: “Sirkulasi barang-barang dagangan
melibatkan suatu keharusan keseimbangan pembelian-pembelian dan
penjualan-penjualan, karena setiiap pembelian adalah juga suatu
penjualan dan vice-versa – yang berartii bahwa setiap penjual juga
membawa pembelinya ke pasar bersama dirinya.” (1) Pembelian dan
penjualan adalah, di satu pihak, suatu tindak identikal dari dua orang
yang secara mengutub berlawanan (kutub-kutub adalah dua ujung dari
poros sebuah bulatan/bola); di pihak lain, mereka adalah dua tindakan
mengutub yang berlawanan dari orang yang seorang dan sama itu.
Karenanya identitas pembelian dan penjuaklan itu berarti bahwa barang-
dagangan itu tidak berguna kecuali apabila ia dijual, dan demikian pula
apabila kasus ini dapat terjadi.(2) C – M
C – M
C – M
C – M , sebagai suatu proses parsial,
C – M
adalah juga suatu proses yang berdiri sendiri dan berarti bahwa yang
memperoleh uang dapat memilih waktunya untuk kembali mengubah
uangnya menjadi sebuah barang-dagangan. Ia dapat menunggu. Kesatuan
internal dari proses-proses yang berdiri sendiri-sendiri C – M
C – M
C – M
C – M dan M
M
M
M
C – M
M
– C
– C
– C
– C
– C bergerak dalam antitesis-anntitesis eksternal justru karena
kebebasan/kemandirian proses-proses ini; dan ketika proses-proses
keterrgantungan ini mencapai suatu batas ketidak-ketergantungan
tertentu, kesatuan mereka menegaskan dirinya dalam sebuah krisis.
Karena itulah kemungkinan dari yang tersebut terakhir itu sudah
ditentukan di sini.
Sebagai perantara dalam sirkulasi barang-dagangan, uang adalah me-
dium sirkulasi.
b. Peredaran Uang
Uang adalah medium yang dengannya setiap barang-dagangan individual
masuk ke dalam, dan keluar dari, sirkulasi/peredaran; ia selalu tetap
dirinya sendiri di situ. Karenanya, sekalipun sirkulasi uang adalah
sekedar pernyataan dari sirkulasi barang-dagangan, sirkulasi barang-
barang dagangan tampak sebagai hasil dari sirkulasi uang. Karena uang

48 | Frederick Engels
selalu tetap (berada) di dalam ruang-lingkup sirkulasi, pertanyaan adalah:
berapa banyak uang yang hadir di situ?
Kuantitas uang dalam sirkulasi ditentukan oleh jumlah harga-harga
barang-barang dagangan (nilai-uang tetap sama), dan yang tersebut
terakhir itu oleh kuantitas barang-barang dagangan di dalam sirkulasi.
Dengan mengasumsikan bahwa kuantitas barang-barang dagangan ini
ditentukan, maka kuantitas uang yang beredar berfluktuasi dengan
fluktuasi-fluktuasi harga-harga barang-barang dagangan. Lalu, karena
mata-uang yang satu dan sama selalu memperantarakan sejumlah
transaksi secara berturut-turut dalam suatu waktu tertentu, untuk suatu
selang (interval) waktu tertentu kita dapatkan:
Jumlah harga-harga
barang-barang dagangan
________________________ = Kuantitas uang yang berfungsi sebagai medium yang
bersirkulasi (Hal. 80 [120].)
Jumlah gerak yang dilakukan
oleh sepotong uang
Karenanya, uang kertas dapat menggantikan uang emas jika ia
dilemparkan ke dalam suatu sirkulasi/peredaran yang mencapai batas
kejenuhan.
Karenas peredaran uang hanya mencerminkan proses sirkulasi barang-
dagangan, kecepatannya mencerminnkan proses dari perubahan dalam
bentujk barang-barang dagangan, kemacatannya (stagnasi), pemisahan
pembelian dan penjualan, kemacatan metabolisme sosial. Asal-usul
kemacatan ini tidak dapat, sudah tentu, diliohat dari siirkulasi itu sendiri,
yang hanya membuktikan gejalanya saja. Kaum filistin menjulukkannya
pada suatu ketidak-cukupan kuantitas medium yang bersirkulasi. (Hal.
81 [121].)
Ergo: (1) Apabila harga-harga barang-barang dagangan tetap (konstan),
kuantitas uang yang beredar meningkat ketika kuantitas barang-barang
dagangan yang beredar meningkat atau sirkulasi uang tertahan; dan turun

Tentang Das Kapital Marx | 49
vice versa.
(2) Dengan kenaikan umum harga-harga barang-0barang dagangan,
kuantitas uang yang beredar tetap (konstan) jika kuantitas barang-barang
dagangan berkurang atau kecepatan sirkulasi meningkat dalam proporsi
yang sama.
(3) Dengan penurunan umum harga-harga barang-barang dagangan, yang
sebaliknya dari (2).
Pada umumnya, suatu rata-rata (average) yang cukup imbang dihasilkan,
secara praktikal menderita penyimpangan-penyimpangan yang berarti
hanya sebagai suatu akibat dari krisis-krisis.
a. Uang Logam. Simbol-simbol Nilai
Standar harga-harga ditetapkan oleh negara, seoperti juga denominasi
sepotong emas khusus—uang logam (coin), dan penciptaannya (coin-
ing). Di pasar dunia seragam-seragam nasional masing-masing diaangkat
kemmbali (hak bagian raja diabaikan di sini), sehingga uang logam dan
emas lantakan hanya berbeda dalam bentuk. Tetapi sepotong uang logam
mengusang selama sirkulasi; emas sebagai suatu medium peredaran
berbeda dari emas sebagai suatu standar harga-harga. Uang logam
semakin lama semakin menjadi suatu simbol isi resminya.
Dengan ini ditentukan kemungkinan yang laten untuk menggantikan
uang logam dengan tanda-tanda atau lambang-lambang. Karenanya: (1)
pencetakan uang (logam) kecil dari tanda-tanda tembaga dan perak, yang
pelaksanaan permanennya sebagai ganti uang emas sungguh-sungguh
dicegah dengan membatasi kuantitasnya yang ditawarkan secara
resmi.Isi logamnya sepenuhnya ditentukan secara berubah-ubah dengan
undang-undang, dan dengan demikian fungsi mereka sebagai uang logam
menjadi tidak-bergantung pada nilai mereka. Karenanya langkah
berikutnya pada simbol-simbol yang tiada-nilainya menjadi mungkin:
(2) uang kertas, yaitu uang kertas yang diterbitkan oleh negara, yang
mempunyai sirkulasi wajib. (Uang kredit belum dibicarakan di sini.)

50 | Frederick Engels
Sejauh uang kertas ini sungguh-sungguh beredar menggantikan uang
emas, ia tunduk pada hukum-hukum sirkulasi uang. Hanya proporsi
yang dengannya kertas menggantikan emas dapat menjadi obyek suatu
undang-undang khusus, yang adalah: bahwa penerbitan uang kertas itu
mesti dibatasi hingga kuantitas dalam mana emas diwakili olehnya akan
sungguh-sungguh diedarkan. Derajat kejennuhan sirkulasii berfluktuasi,
tetapi pengalaman di mana-mana menentukan suatu minimum yang di
bawahnya ia tidak pernah jatuh. Minimum ini dapat diterbitkan. Apabila
lebih darii minimum itu yang diterbitkan, suatu bagian segera menjadi
berlebih dengan jatuhnya derajat kejenuhan hingga minimumnya. Dalam
kasus itu jumlah total uang kertas di dalam dunia barang-dagangan masih
hanya mewakili kuantitas emas yang ditetapkan oleh hukum-hukum
imannen dunia, dan karenanya hanya dapat-diwakili. Demikian, apabila
jumlah uang kertas mewakili dua-kali lipat jumlah emas yang dapat
diserap, setiap potong/lembar uang kertas didepresiasi hingga setengah
nilai nominalnnya. Seakan-akan emas diubah dalam fungsinya sebagai
ukuran harga-harga, dalam nilainya. (Hal. 89 [128].)
C. Uang
a. Penimbunan
Dengan perkembangan terdiri dari sirkulasi barang-barang dagangan
telah berkembang kebutuhan, dan hasrat penuh nafsu, untuk
mempertahankan produk dari C – M
C – M
C – M
C – M
C – M, uang. Dari sekedar suatu agen
perubahan materi, peruubahan bentuk ini menjadi suatu tujuan demi
tujuan itu sendiri. Uang membatu menjadi suatu penimbunan: penjuakl
barang-dagangan menjadi seorang penimbun uang. (Hal. 91 [130].)
Bentuk ini justru berdominasi pada awal-awal sirkulasi barang-
dagangan. Asia. Dengan perkembangan selanjutnya dari sirkulasi
barang-dagangan setiap produser barang-barang dagangan mesti
mengamanjkan bagi dirinya sendiri nexus rerum itu, ikrar sosial itu—
uang. Demikian penimbunan-penimbunan itu berakumulasi di mana-
mana. Perkembangan sirkulasi barang-dagangan meningkatkan
kekuasaan uang, bentuk kekayaan sosial mutlak, selalu siap pakai. (Hal.

Tentang Das Kapital Marx | 51
92 [131].) Desakan akan penimbunan pada dasarnya bersifat tiada-
terbatas. Secara kualitatif, atau berkenaan dengan bentuknya, uang itu
tidak terbatas, yaitu, wakil universal dari kekayaan material, karena
secara langsung dapat ditukarkan menjadi barang-dagangan apa saja.
Tetapi secara kuantitatif, swetiap jumlah uang aktual adalah terbatas,
dan karenaanyaa hanya mempunyai kemnanjuran terbatas sebagai alat
pembelian. Kontradiksi ini selalu mendorong si penimbun kembali,
berkali-kali, pada kerja akumulasi yang laksana-Sisyphus (sia-sia).
Kecuali itu, akumulasi emas dan perak dalam lembaran menciptakan
suatu pasar baru bagi logam-logamn ini maupun suatu sumber laten
dari uang.
Penimbunann berlaku sebagai suatu “penyalur untuk menyuplai atau
menarik uang yang bersirkulasi (uang dalam peredaran/uang beredar).”
(Hal. 95 [134].)
b. Alat Pembayaran
Dengan perkembangan sirkulasii barang-dagangan muncul kondisi-
kondisi baru: alienasi sebuah barang-dagangan dapat dipisahkan dalam
waktu dari realisasi dari harganya. Barang-barang dagangan memerlukan
berbagai periode waktu untuk produksinya; mereka diproduksii pada
musim-musim yang berbeda; ada yasng mesti dikirim ke pasar-pasar
yang jauh, dsb. Karenanya A dapat menjadi seorang penjual sebelum B,
si pembeli, dapat membayar. Praktek mengatur kondisi-kondisi
pembayaran dengan cara sebagai berikut: A menjadi seorang kreditor,
B seorang pengutang; uang menjadi suatu alat pembayaran.
Demikianklah hubungan kreditor dan pengutang sudah menjadi lebih
antagonistik. (Ini juga dapat terjadi secara tidak-bergantung pada sirkulasi
barang-dagangan, misalnya, di zaman kuno dan di zaman Abad-abad
Pertengahan.) (Hal. 97 [135].)
Dalam hubungan ini, uang berfungsi: (1) sebagai ukuran nilaii dalam
penentuan harga barang-dagangan yang dijual; (2) sebagai suatu alat
pembelian yang ideal. Dalam penimbunan, uang ditarik dari sirkulasi;
di asini, sebagai suatu alat pembelian, uang memasuki sirkulasi, tetapi

52 | Frederick Engels
hanya sesudah barang-dagangan ituu meninggalkannya. Pembeli yang
berutang menjualnya untuk dapat memmbayar, atau ia akan diajukan/
ditawaarkan untuk dilelang. Karenanya, uang kini menjadi “tujuan
penjualan demi penjualan itu sendiri” melalui suatu keharusan sosial
yang timbul dari hubungan-hubungan proses sirkulasi itu sendiri. (Hal.
97-98 [136].)
Kekurangan keserempakan pembelian-pembelian dan penjualan-
penjualan, yang melahirkan fungasi uang sebagai suatu alat pembayaran,
pada waktu bersamaan mengenai/mempengaruhi suatu ekonomi dari
media sirkulasi, dengan pembayaran-pembayaran diopusatkan di suatu
tempat tertentu. Viremen-viremen (pembayaran dengan penarikan dari
rekening sendiri untuk rekening lainnya) di Lyons di Abad-abad
Pertengahan – semacam clearing-house, di mana hanya saldo bersih
dari klaim-klaim timbal-balik yang dibayar. (Hal. 98 [137].)
Sejauh pembayaran-pembayaran itu saling-mengimbangi satu sama lain,
uang berfungsi hanya secara ideal, sebagai uang tanggungan atau ukuran
nilai-nilai. Sejauh pembayaran aktual mesti dilakukan, ia tidak tampil
sebagai suatu medium sirkulasi, tetapi hanya sebagai bentuk pelenyap
dan perantara metabolisme, tetapi sebagai perwujudan individual dari
kerja sosial, sebagai keberadaan yang mandiri dari nilai-tukar, sebagai
“barang-dagangan mutlak. Kontradiksi langsung” ini pecah pada fase
produksi dan krisis-krisis komersial yang disebut suatu krisis moneter.
Ia hanya terjadi di mana rangkaian pembayaran yang berlangsung, dan
suatu sistem artifisial untuk menyelesaikannya, telah sepenuhnya
berkembang. Dengan lebih banyak gangguan-gangguan umum dari
mekanisme ini, apapun asal-usulnya, uang tiba-tiba dan seketika berubah
dari bentuk uang tanggungan yang ideal semata-mata menjadi uang
tunai; barang-barang dagangan duniawi tidak lagi dapat
menggantikannya. (Hal. 99 [138].)
Uang kredit berasal-usul dari fungsi uang sebagai suatu alat pembayaran;
sertifikat-sertifikat utang itu sendiri beredar pada gilirannya untuk
mentransfer utang-utang itu pada lain-lainnya. Dengan sistemn kredit,
fungsi uang sebagai suatu alat opembayaran kembali memuai; dalam

Tentang Das Kapital Marx | 53
kapasitas itu uang memperoleh bentuk-bentuk keberadaannya sendiri,
di mana ia menduduki bidang transaksi-transaksi komersial skala-besar,
sedang uang logam terutama di pindahkan ke bidang perdagangan eceran.
(Hal. 101 [p139-40].)
Pada suatu tingkat dan volume produksi barang-dagangan tertentu fungsi
uang sebagai suatu alat pembayaran meluas melampaui ruang-lingkup
sirkulasi barang-barang dagangan; ia menjadi “barang-dagangan uni-
versal kontrak-kontrak Sewa-sewa, pajak-pajak,” dan yang sejenisnya
ditransformasi dari “pembayaran in natura menjadi pembayaran-
pembayaran (dengan) uang.” Cf. France under Louis XIV. (Boisguillebert
dan Vauban); sebaliknya, Asia, Turki, Jepang dsb. (Hal. 102 [140-41].)
Perkembangan uang menjadi suatu alat pembayaran mempersyaratkan
akumulasi uang pada tanggal pembayaran jatuh-waktu – penimbunan
yang, sebagai bentuk yang jelas untuk memperoleh kekayaan-kekayaan,
melenyap dengan berkembangnya masyaraskat lebih lanjut, muncul
kembali sebagai suatu dana cadangan dari alat pembayaran. (Hal. 103
[142].)
c. Uang Universal
Dalam perdagangan dunia bentuk-bentuk lokal dari uang-logam,
pencetakan uang logam kecil, dan uang kerta disingkirkan dan hanya
bentuk uang dalam jumlah besar yang sahih sebagai “uang universal.
Hanya di pasar duniaa uang berfungsi sepenuh-penuhnya sebagai barang-
dagangan yang bentuk fisiknya pada waktu bersamaan merupakan
penjelmaan sosial langsung dari kerja manusia secara abstrak.” Cara
keberadaannya menjadi sepadan dengan konsepnya. (Hal. 103-04 [142];
rincian hal. 105 [145].)

BAB II
TRANSFORMASI UANG MENJADI MODAL
1. PERUMUSAN UMUM UNTUK MODAL
Sirkulasi barang-barang dagangan merupakan titik pangkal modal.
Karenanya, produksi barang-barang dagangan, sirkulasi barang-dagangan
dan bentuk perkembangan yang tersebut terakhir, perdagangan, selalu
merupakan karya-dasar dari mana modal itu timbul/muncul. Sejarah
modern dari modal berasal dari penciptaan perdagangan dunia modern
dan pasar dunia di abad ke XVI. (Hal. 106 [146].)
Jika kita hanya memmandang bentuk-bentuk ekonomikal yang
dihasilkan oleh sirkulasi barang-dagangan, kita mendapatkan bahwa
produk terakhirnya adalah uang, dan yang tersebut terakhir itu adalah
“bentuk pertama dalam mana modal itu muncul.” Secaara historikal,
modal senantiasa menghadapi pemilikan tanah pada awalnya sebagai
“kekayaan ber-uang,” modal dari sang saudagar dan lintah-darat, dan
bahkan dewasa ini semua modal baru mula-mula muncul di atas
panggung dalam bentuk uang yang dengan proses-proses tertentu mesti
ditransformasi menjadi modal.
Uang sebagai uang dan uang sebagai modal berbeda, pertama-tama,
hanya dalam bentuk sirkulasi mereka. Sejajar C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C, bentuk M –
M –
M –
M –
M –
C – M
C – M
C – M
C – M
C – M, membeli unntuk menjual, juga terjadi. Uang yang
menggambarkan bentuk sirkulasi ini di dalam geraknya menjadi modal,
sudah modal sudah modal itu sendiri (yaitu, dengan maksud/tujuannya).
Hasil dari M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M adalah M – M
M – M
M – M
M – M
M – M, pertukaran tidak langsung uang
untuk uang. Saya membeli kapas seharga Poundsterling 100 dan
menjualnya untuk Poundsterling 110; pada akhirnya saya telah
menukarkan Poundsterling 100 untuk/dengan Poundsterling 110, uang
untuk/dengan uang.
Jika proses ini mendapatkan pada hasilnya nilai-uang yang sama seperti
| 54 |

Tentang Das Kapital Marx | 55
yang pada mulanya dimasukkan, yaitu Poundsterling 100 dari
Poundsterling 100, maka itu adalah absurd. Namun, apakah saudagar
itu merealisasikan Poundsterling 100, Poundsterling 110, atau cuma
Poundsterling 50 untuk Poundsterling 100-nya, uangnya itu telah
menggambarkan suatu gerakan khusus yang berbeda sekali dari gerakan
C – M – C.
C – M – C.
sirkulasi barang-dagangan, C – M – C.
C – M – C.
C – M – C. Dari pemeriksaan perbedaan-
perbedaan dalam bentuk di antara gerakan ini dan C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C perbedaan
dalam isi akan juga ditemukan.
Kedua tahap proses itu diambil secara terpisah adalah sama seperti dalam
C – M – C.
C – M – C.
C – M – C.
C – M – C.
C – M – C. Tetapi terdapat suatu perbedaan besar di dalam proses itu
C – M – C
C – M – C
secara keseluruhan. Dalam C – M – C
C – M – C
C – M – C uang merupakan perantaranya,
barang-dagangan titik-pangkal dan titik-akhirnya; dalam hal ini barang-
dagaangan itu merupakan perantaraan, dengan uang sebagai titik-pangkal
dan titik-akhirnya. Dalam C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C uang dihabiskan sekali dan
untuk selamanya; dalam M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M ia hanya dibayarkan di muka
(dipersekotkan), ia mersti didapatkan kembali. Ia mengalir balik ke titik-
awalnnya. Di sini, oleh karenanya, sudah terdapat suatu perbedaan yang
nyata di antara sirkulasi uang sebagai uang dan uang sebagai modal.
Dalam C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C uang dapat kembali ke titiik awalnya hanya melalui
penguulangan seluruh proses itu, melalui penjualan barang-barang
dagangan segar/baru. Karenanya perubahan kembali itu tidak bergantung
pada proses itu sendiri. Sebaliknya, dalam M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M ia dikondisikan
dari awal oleh struktur proses itu sendiri, yang tidak lengkap jika arus-
baliknya gagal. (Hal. 110 [149].)
Sasaran akhir C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C adalah nilai-pakai, dari M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M nilai-
tukar itu sendiri.
Dalam C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C kedua ujung memiliki kepastiian bentuk ekonomi
C – M – C
yang sama. Kedua-duanya adalah barang-barang dagangan, dan dari nilai
yang setara. Tetapi pada waktu bersamaan mereka adalah nilai-nilai
pakai yang secara kualitatif berbeda, dan proses itu mempunyai
M – C – M
M – C – M
metabolisme sosial sebagai isinya. Dalam M – C – M
M – C – M
M – C – M operasi itu, pada
sekilas-pintas pertama, tampak tautologis, tanpa tujuan. Untuk

56 | Frederick Engels
menukarkan Poundsterling 100 untuk Poundsterling 100, daan itu dengan
cara berputar pula, tampak absurd. Satu jumlah uang dapat dibedakan
dari sejumlah uang lain dengan ukurannya; M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M memperoleh
M – C – M
maknanya, oleh karenanya, hanya melalui perbedaan kuantitatif pada
ujung-ujungnya. Lebih banyak uang telah ditarik dari peredaran daripada
yang dimasukkan ke dalamnya. Kapas yang dibeli dengan Poundsterling
100 telah dijual –misalnya– untuk Poundsterling 100 + Poundsterling
10; proses itu; dengan demikian mengikuti formula MM – C – M
MM – C – M
MM – C – M
MM – C – M
,
, di
,
MM – C – M
,
,
1
1
mana M
= M + ?
= M + ?
= M + ??ini, tambahan ini adalah nilai-lebih. Nilai yang
= M + ?
= M + ?
1
pada mulanya dibayarkan di muka tidak saja tetap utuh di dalam
sirkulasi, tetapi menambahkan pada dirinya sendiri suatu nilai-lebih;
“memuaikan dirinya sendiri” – dan “gerakan ini mengubah uang menjadi
modal.”
Dalam C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C mungkin juga ada suatu perbedaann/selisih pada
nilai ujung-ujungnya, tetapii itu sepenuhnya bersifat kebetulan dalam
C – M –C
C – M –C
bentuk sirkulasi ini, dan C – M –C
C – M –C
C – M –C tidak menjadi absurd kalau ujung-
ujung itu adalah setara - sebaliknya, ini lebih merupakan kondisi
keharusan bagi proses normal itu.
Pengulangan C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C
C – M – C diatur oleh suatu objek akhir di luar dirinya
sendiri: konsumsi, pemuasan kebutuhan-kebutuhan tertentu. Dalam M
- C – M
- C – M
- C – M
- C – M
- C – M, sebaliknya, awal dan akhir sama, uang, dan itu sudah
menjadikan gerakan itu tiada-akhir. Katakan, bahwa M + ?
M + ?
M + ?
M + ?
M + ?secara
kuantitatif berbeda/selisih dari M
M
, tetapi itu juga hanyalah suatu jumlah
MM
uang yang terbatas; kalau ia dibelanjakan/dihabiskan, ia tidak lagi
merupakan mmodal; kalau ia ditarik dari peredaran, ia akaan tetap tidak-
bergerak (stasioner) sebagai suatu penimbunan. Segera setelah kebutuhan
akan perluasan/pemuaian nilai ditentukan, ia ada/eksis untuk M
maupun
1
untuk M
M
, dan gerakan modal itu tiiada-terbatas, karena tujuannya sama-
sama tiidak-tercapai pada akhir proses itu maupun/seperti pada awal
proses itu. (Hal. 111, 112 [1449-51].) Sebagai wakil dari proses ini,
pemilik uang menjadi seorang kapitalis.
Apabila di dalam sirkulasi barang-dagangan nilai-tukar paling-paling
mencapai suatu bentuk yang berdiri sendiri dari nilai-pakai barang-

Tentang Das Kapital Marx | 57
barang dagangan itu, “ia di sini tiba-tiba memanifestasikan dirinya
sebagai suatu substansi dalam proses, yang diberkati dengan gerakannya
sendiri, yang untuknya barang-dagangan dan uang hanyalah bentuk-
bentuk. Lebih dari itu, sebagai nnilai asli ia didiferensiasikan dari dirinya
sendiri sebagai nilai-lebih.” Ia menjadi uang dalam proses, dan dengan
begitu, menjadi modal.
M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M
M – C – M
memang muncul sebagai suatu bentuk yang khas bagi
1
modal saudagar saja. Tetapi, modal industrial juga, adalah uang yang
diiubah menjadi barang-barang dagangan, dan denngan penjualan yang
tersebut terakhir itu diubah kembali menjadi lebih banyak uang.
Tindakan-tinndakan yang terjadi di antara pembelian dan penjualan, di
luar ruang-lingkup sirkulasi, tidak menghasilkan perubahan padanya.
Akhirnya, pada modal penanggung-bunga, proses itu tampil sebagai M
M
– M
– M
– M
– M
– M
tanpa sesuatu perantaraan, nilai itu, seakan-akan lebih besar dari
1
dirinya sendiri. (Hal. 117 [155].)
2. KONTRADIKSI-KONTRADIKSI
DALAM PERUMUSAN UMUM
Bentuk sirkulasi yang dengannya uang menjadi modal berkontradiksi
dengan semua hukum yang bersangkut-paut dengan sifat barang-barang
dagangan, nilai, uang dan sirkulasi itu sendiri. Dapatkah perbedaan yang
sepenuhnya formal dari tata-rangkaian terbalik itu menyebabkan ini?
Lagi pula, pembalikan ini yhanya ada bagi salah-seorang yang ketiga
orang yang bertransaksi itu. Sebagai seorang kapitalis aku membeli
barang-barang dagangan dari A dan menjualnya kepada B. A dan B hanya
tampil sebagai pembeli dan penjual sederhana dari barang-barang
dagangan. Dalam kedua hal itu aku menghadapi mereka hanya sebagai
pemilik sederhana dari uang atau pemilik sederhana dari barang-barang
dagangan, menghadapi yang satu sebagai pembeli atau uang, yang
lainnya sebagai penjual atau barang-dagangan, tetapi tidak ada dari
mereka itu sebagai seorang kapitalis atau seorang wakil dari sesuatu
yang adalah lebih daripada uang atau barang-dagangan. Bagi A transaksi
itu dimulai dengan suatu penjualan; bagi B ia berakhir dengan suatu

58 | Frederick Engels
pembelian, karenanya, tepat seperti dalam sirkulasi barang-dagangan.
Selanjutanya, apaabila aku mendasarkan hak atas nilai-lebih pada urutan
sederhana itu, A dapat menjual pada B secara langsung dan peluang atas
nilai-lebih akan ditiadakan.
Andaikan bahwa A dan B saling membeli barang-barang dagangan secara
langsung. Sejauh yang berkenaan dengan nilai-pakai, kedua-duanya dapat
memperoleh untung; A bahkan dapat memproduksi lebih banyak barang-
dagangannya daripada yang dapat diproduksi B dalam waktu sama, dan
vice versa,di mana kedua-duanya akan dapat diuntungkan lagi. Tetapi
lain halnya dengan nilai-tukar. Di sini nilai-nilai setara saling
dipertukarkan satu sama lain; bahkan apabila uang, sebagai medium
sirkulasi, bercampur-tangan/intervensi. (Hal. 119 [156-58].)
Dipertimbangkan secara abstrak, hanya suatu perubahan dalam bentuk
barang-dagangan itu terjadi dalam sirkulasi sederhana barang-dagangan,
jika kita menerima penggantian satu nilai-pakai dengan nilai-pakaii
lainnya. Sejauh yang hanya melibatkan suatu perubahan dalam bentuk
nilai-tukarnya, ia melibatkan pertukaranan kesetaraan-kesetaraan, jika
gejala itu berlangsung dalam suatu bentuk murni. Barang-barang
dagangaan memang dapat dijual pada harga-harga yang berberda dari
nilai-nilainya, tetapi ini akann berarti suatu pelanggaran atas hukum
pertukaran barang-dagangan. Dalam bentuk murninnya ia merupakan
suatu pertukaran kesetaraan-kesetaraan, karenanya bukan medium untuk
memperkaya diri sendiri. (Hal. 120 [158-59].)
Karena itu kesalahan semua uusaha untuk menderivasi nilai-lebih dari
sirkulasi barang-dagangan. Condillac (hal. 121 [159].), Newman (hal.
122 [160].)
Tetapi mari kita mengasumsikan bahwa peertukaran itu tidak terjadi
dalam suatu bentuk murni, bahwa ketidak-kesetaraan ketidak-kesetaraan
yang diipertukarkan. Mari kita berasumsii bahwa setiap penjual menjual
barang-dagangannya 10% di atas nilainya. Semuanya tetap sama; yang
masing-masingnya peroleh sebagai seorang penjual, pada gilirannya ia
rugi sebagai seorang pembeli. Tepat sepertinya nilai uang telah berubah

Tentang Das Kapital Marx | 59
dengan 10%. Seperti itu pula kalau para pembeli membeli segala
sesuatunya dengan 10% di bawah nilai. (Hal. 123 [160-61], Torrens.)
Asumsi bahwa nilai-lebih lahir dari suatu kenaikan dalam harga-harga
mengandaikan bahwa terdapat suatu kelas yang membeli dan tidak
menjual, yaitu, mengonsumsi dan tidak memproduksi, yang terus-
menerus menerima uang secara cuma-cuma/gratis. Menjual barang-
barang dagangan di aatas nilainya kepada kelas ini Cuma beraarti
mendapatkan kembali, dengan menipu, sebagian dari uaang yang
diberikan secara gratis. (Asia Kecil dan Roma.) Betapapun, si penjual
selalu tetap orang yang ditipu dan tidak bisa menjadi lebih kaya, tidak
dapat membentuk –dengan begitu- nilai-lebih.
Mari kita anngkat kasus penipuan. A menjual pada B anggur seharga
Poundsterling 40 yang ditukar untuk biji-bijian seharga Poundsterling
50. A telah memperoleh (untung) Poundsterling 10. Tetapi A dan B
bersama-sama hanya mempunnyai Poundsterling 90. A mempunyai 50
dan B hanya 40; nilai telah berpindah tetapi tidak tercipta. Kelas
kapitalis, secara keseluruhan, di sesuatu negeri (manapun) tidak dapat
menipu dirinya sendiri. (Hal. 126 [162-63].)
Karenanya: jika ekuivalen-ekuivalen dipertukarkan, tidak dihasilkan
nilai-lebih; dan jika non-ekuivalen-non-ekuivalen dipertukarkan, tetap
saja tidak dihasilkan nilai-lebih. Sirkulasi barang-dagangan tidak
menciptakan nilai baru.
Itulah sebabnya mengapa bentuk-bentuk modal paling tua dan paling
populer, modal saudagar dan modal tukang-riba, tidak dipertimbangkan/
dibahas di sini. Jika pemuaian/ekspansi modal saudagar tidak diuraikan
di sini dengan sekedar penipuan, banyak faktor-antara, yang tiada di
sini, diperlukan. Lebih-lebih untuk modal tukang-riba dan modal-
pengandung-bunga. Kelak akan diketahui bahwa kedua-duanya adalah
bentuk-bentuk derivasi, dan mengapa mereka terjadi secara historis
sebelum modal modern.
Karena itu nilai-lebih tidak dapat lahir dalam sirkulasi. Tetapi di luar

60 | Frederick Engels
i
tu? Di luar itu pemilik barang-dagangan adalah produser sederhana
dari barang-dagangannnya, yang nilainya bergantung pada kuantitas
kerjanya sendiri yang terkandung di dalamnya, yang diukur menurut
suatu hukum sosial tertentu; nilai ini dinyatakan dalam uang tanggungan,
yaitu, dalam suatu harga sebesar Poundsterling 10. Tetapi nilai ini tidak
serta-merta (berarti) suatu nilai sebesar Poundsterling 11; kerjanya
menciptakjan nilai-nilai, tetapi bukan nilai-nilai yang berswa-ekspansi
(memuai-sendiri). Ia dapat menambahkan lebih banyak nilai pada nilai
yang sudah ada, tetapi ini hanya terjadi melalui penambahan “lebih
banyak kerja.” Demikian barang-dagangan produser itu “tidak
memproduksi nilai-lebih di luar ruang-lingkup sirkulasi,” tanpa
bersinggungan dengan para pemilik barang-dagangan lain.
Karena itu modal mesti lahir di dalam sirkulasi barang-dagangan dan –
namun– “tidak di dalamnya.” (Hal. 128 [165-66].)
Demikian: transformasi uang mennjadi modal harus dijelaskan
berdasarkan hukum-hukum yang inheren pada pertukaran barang-barang
dagangan, dengan pertukaran ekuivalen-ekuivalen merupakan titik
pangkalnya. Sang pemilik uang, yang masih sekedar chrisalis-nya
seorang kapitalis, mesti membeli barang-barang dagangannya menurut
nilainya, menjualnya menurut nilainya, dan namun begitu pada akhir
proses ini menggali/mengekstraksi lebih banyak nilai daripada yang ia
masukkan/tanamkan di situ. Perkembangannya menjadi seekor kupu-
kupu mesti terjadi di dalam ruang-lingkup sirkulasi dan tetapi tidak di
dalam situ. Inilah kondisi-kondisi masalahnya. Hic Rhodus, huic salta!
(Hal, 129 [166].)
3. PEMBELIAN DAN PENJUALAN TENAGA-KERJA
Perubahan padaa nilai uang yang mesti diubah menjadi modal tidak
terjadi pada uang itu sendiri, karena dalam pembelian, ia hanya
merealisasikan harga barang-dagangan itu; dan di pihak lain, selama ia
tetap uang, ia tidak mengubah besaran nilainya; dan dalam penjualan,
juga, iag hanya mengubah barang-dagangan itu dari bentuk fisikalnya
menjadi bentuk-uangnya. Perubahan itu, oleh karenanya, mesti

Tentang Das Kapital Marx | 61
M – C – M
M – C – M
berlangsung di dalam barang-dagangan M – C – M
M – C – M
M – C – M; tetapi tidak dalam
nilai-tukarnya, karena ekuivalen-ekuivalen dipertukarkan; ia hanya
dapat lahir dari nilai-pakainya sendiri, yaitu, dari konsumsinya/
pengonsumsiannya. Untuk keperluan/tujuan itu diperlukajn suatu
barang-dagangan “yang nilai-pakainya memiliki sifat sebagai sumber
nilai-tukar” – dan ini memanng ada: “tenaga-kerja.” (Hal. 130 [167].)
Tetapi bagi pemilik uang mendapatkan tenaga-kerja di pasar sebagai
sebuah barang-dagangan, barang-dagangan itu mesti dijual oleh
pemiliknya sendiri, yaitui ia mestilah tenaga-kerja bebas/merdeka.
Karena pembelui dan penjual sebagai pihak-pihak yang berkontrak/
bertransaksi kedua-duanya adalah pribadi-pribadi yang secara yuridis
sama (sama di depan huukum), maka tenaga-kerja mesti dijual hanya
secara temporer (sementara), karena dalam suatu penjualan en bloc sang
penjual tidak lagi seorang penjual, melainkan dirinya telah menjadi
barang-dagangan itu sendiri. Tetapi, pemilik itu, gantinya bisa menjual
barang-barang dagangan di dalam mana kerjanya diwujudkan, mesti
(lebih) berada dalam suatu kedudukan di mana ia mesti menjual tenaga-
kerjanya sendiri itu sebagai suatu barang-dagangan. (Hal. 131 [168-69].)
Untuk pengubahan uangnya menjadi modal, oleh karenanya, sang
pemilik uang mesti menemukan di pasar barang-dagangan itu si pekerja
bebas/merdeka, bebas dalam arti-rangkap bahwa ia sebagai seorang
merdeka ia dapat melepaskan tenatga-kerjanya sebagai barang-
dagangan-nya dan bahwa, sebaliknya, ia tidak mempunyai barang-barang
dagangan lain untuk dijual, tidak mempunyai ikatan-ikatan, diirinya
bebas dari semua hal yang diharuskan bagi realisiasi tenaga-kerjanya.
(Hal. 132 [168-69].)
Secara parentetis (sambil lalu), hubungan antara pemilik uang dan
pemilik tenaga-kerja bukanlah suatu hubungan yang alamiah, atau suatu
hubungan sosial yang umum bagi semua kzaman, elainkan adalah suatu
hubungan historis, produk dari banyak revolusi ekonomi. Demikian juga,
kategori-kategori ekonomikal yang hingga kini dipandang membawa
tera historikal mereka. Untuk menjadi sebuah barang-dagangan, sebuah
produk tidak lagi diproduksi sebagai kebutuhan-kebutuhan hidup

62 | Frederick Engels
langsung. Massa produk-produk dapat mengambil bentuk-barang-
dagangan hanya di dalam suatu cara produksi tertentu, cara kapitalis,
sekalipun produksi dann sirkulasi barang-dagangan dapat terjadi bahkan
di mana massa produk-produk tidak pernah menjadi barang-barang
dagangan. Demikian pula, uang kdapat eksis di dalam semua periode
yang telah menncapai suatu tingkat sirkulasi barang-dagangan tertentu;
bentuk-bentuk uang tertentu, dari sekedar kesetaraan bagi uang dunia,
mengandaikan berbagai tingkat perkembangan; sekalipun begitu, suatu
sirkulasi barang-barang dagangan yang sedikit saja lebih berkembang
dapat melahirkan semua itu. Modal, sebaliknya, hanya lahir dalam
kondisi di atas itu, dan kondisi yang satu ini terdiri atas suatu sejarah
dunia. (Hal. 133 [169-70].)
Tenaga-kerja mempunyai suatu nilai-tukar yang ditentukan seperti yang
dari semua barang-dagangan lainnya: oleh waktu-kerja yang diperlukan
untuk produksinya, dan karenanya bagi reproduksinya juga. Nilai tenaga-
kerja adalah nilai dari kebutuhan-kebutuhan hidup yang diperlukan bagi
pemeliharaan pemiliknya, yaitu, pemeliharaannya dalam suatu keadaan
kapasitas normal untuk bekerja. Ini bergantung pada iklim, kondisi-
kondisi alamiah, dsb., dan juga bergantung pada standar hidup historis
tertentu di setiap negeri. Ini bervariasi, tetapi mereka tertentu bagi setiap
negeri tertentu dan untuk setiap kurun-zaman tertentu. Selanjutnya,
pemeliharaannya mencakup kebutuhan hidup bagi pengganti-
pengggantinya, yaitu, anak-anaknya, agar supaya bangsa pemilik barang-
dagangan khas ini dapat mengekalkan/mengabadikan dirinya sendiri.
Selebihnya, bagi kerja terlatih/ahli, ongkos pendidikan(-nya) (Hal. 135
[170-72].)
Batas minimum dari nilai tenaga-kerja adalah nilai kebutuhan hidup
yang secara fisik harus ada. Jika harga tenaga-kerja jatuh ke minimum
ini, maka ia jatuh di bawah nilai-nya, karena yang tersebut terakhir
mempersyaaratkan kualitas tenaga-kerja yang normal, bukan kualitas
tenaga-kerja yang terbantut (stunted). (Hal. 136 [173].)
Sifat kerja mengimnplikasikan bahwa tenaga-kerja dikonsumsi hanya
setelah ditutup/dibuatnya kontrak itu, dan, karena uang lazimnya

Tentang Das Kapital Marx | 63
(menjadi) alat-pembayaran untuk barang-barang dagangan seperti itu
di semua negeri dengan cara produksi kapitalis, maka tenaga-kerja itu
hanya dibayar setelah ia dikonsumsi. Oleh kasrenanya, di mana-mana,
sang pekerja itu memberikan kredit pada si kapitalis. (Hal. 137, 138
[174].)
Proses pengonsumsian tenaga-kerja serta-merta merupakan proses
produksi barang-barang dagangan dan nilai-lebih dan konsumsi ini
berlangsung di luar ruang-lingkup sirkulasi. (Hal. 140 [175-76].)

BAB III
PRODUKSI NILAI-LEBIH MUTLAK
1. PROSES KERJA DAN PROSES PRODUKSI NILAI-LEBIH
Pembeli tenaga-kerja mengonsumsinya dengan menyuruh penjualnya
bekerja. Kerja memproduksi barang-barang dagangan ini pada awalnya
menghasilkan nilai-nilai pakai, dan dalam sifat ini ia tidak bergantung
pada hubungan khusus antara kapitalis dan pekerja….. Gambaran proses
kerja itu sendiri. (Hal. 141-49 [177-85].)
Proses kerja, atas suatu dasar kapiotalis, mempunyai du kekhasan. 1.
Pekerja bekerja di bawah kontrol kapitalis. 2. Produk menjadi milik
kapitalis, karena proses kerja itu kini hanyalah suatu proses di antara
dua hal/barang yang dibeli oleh si kapitalis: tenaga-kerja dan alat-
produksi. (Hal. 150 [184-85].)
Tetapi si kapitalis tidak menghendaki nilai-pakai diproduksi demi untuk
nilai-pakai itu sendiri, tetapi hanya sebagai tempat-penyimpanan nilai-
tukar dan teristimewa nilai-lebih. Kerja dalam kondisi ini –di mana
barang-dagangan itu merupakan suatu kesatuan nilai-pakai dan nilai-
tukar– menjadi kesatuan proses produksi dan proses penciptaan nilai.
(Hal. 151 [186].)
Dengan demikian kuantitas kerja yang diwujudkan/terkandung di dalam
produk itu mesti diselidiki.
Benang, misalnya. Katakan bahwa diperlukan 10 pon kapas untuk
membuatnya, seharga 10 shilling, dan perkakas-perkakas kerja, yang
keausannya tidak terelakkan dalam pemintalan –di sini ditandai dengan
singkat sebagai bagian kumparan– katakan 2 shilling. Dengan demikian
terdapat seharga 12 shilling alat-alat produksi di dalam produk itu, yaitu
, sejauh produk itu: 1) telah mennjadi suatu nilai-pakai aktual, dalam
kasus ini benang; dan 2) hanya waktu-kerja perlu secara sosial diwakili
| 64 |

Tentang Das Kapital Marx | 65
dalam perkakas-perkakas kerja ini. Berapa banyak yang ditambahkan
padanya oleh kerja memintal?
Proses kerja di sini ditinjau dari suatu sudut yang sepenuhnya berbeda.
Di dalam nilai produk itu, kerja-kerja si penanam-kapas, si pembuat
kumparan, dsb., dan kerja si pemintal, kesemuanya adalah bagian-bagian
yang sepadan, yang secara kualitatif setara dari kerja perlu manusia,
yang umum, yang menciptakan nilai, dan oleh karenanya hanya secara
kuantitatif dapat dibedakan, dan justru karena itu secara kuantitatif dapat
diperbandingkan oleh kepanjangan waktu, dengan mengandaikaan bahwa
ia adalah waktu-kerja yang perlu secara sosial, karena hanya itulah yang
menciptakan nilai.
Diasumsikan bahwa nilai sehari tenaga-kerja adalah 3 shilling, dan
bahwa itu mewakili enam jam kerja, bahwa 1 2/3 pon benang dibuat per
jam, karena itu dalam 6 jam, dan nilai dari produk itu adalah 15 shilling
(10+2+3 shilling) atau satu setengah shilling per pon benang.
Tetapi, dalam kasus ini tidak ada nilai-lebih. Ini tidak berguna bagi si
kapitalis. (Bualan ekonomi-vulgar, hal. 157 [190].)
Kita telah mengasumsikan bahwa nilai tenaga-kerja sehari adalah 3 shil-
ling, karena ½ harii-kerja, atau 6 jam, diwujudkan di dalamnya. Tetapi
kenyataan bahwa hanya ½ hari-jkerja diperlukan untuk memelihara
pekerja itu selama 24 jam sama sekali tidak menghalanginya untuk
pekerja sehari penuh. Nilai tenaga-kerja itu dan nilai yang diciptakannya
adalah dua kuantitas yang berbeda. Sifat kegunaannya hanyalah suatu
conditio sine qua non; tetapi yang menentukan adalah nilai-pakai khusus
dari tenaga-kerja karena merupoakaan sumber dari klebih banyak nilai-
tukar daripada yang dipunyai/dikandungnya sendiri. (Hal. 159 [193].)
Karena itu, pekerja itu bekerja k12 jam, memintal 20 pon kapas senilai
20 shilling dan kumparan-kumparan senilai 4 shilling, dan ongkos
kerjanya yang 3 shilling: total—27 shilling. Tetapi, di dalam produk
itu terrwujudkan/terkandung: empat hari kerja dalam bentuk kumparan-
kumparan dan kapas, dan satu hari kerja si pemintal, seluruhnya lima

66 | Frederick Engels
hari (-kerja) @ 6 shilling, seluruhnya produk senilai 30 shilling. Kita
mempunyai suatu nilai-lebih sebesar 3 shilling: uang telah diubah
menjadi modal. (Hal. 160 [194].) Semua kondisi persoalan itu telah
dipenuhi. (Rincian hal. 160 [194].)
Sebagai suatu proses penciptaan-nilai, proses kerja itu menjadi suatu
proses produksi nilai-lebih pada saat ia diperpanjang melampaui titik
di mana ia menyetorkan suatu ekuivalen (kesetaraan) sederhana untuk
nilai tenaga-kerja yang dibayar itu.
Proses penciptaan-nilai berbeda dari proses kerja sederhana karena yang
tersebut terakhir (proses kerja sederhana) dipertimbangkan secara
kualitatif, sedangkan yang tersebut terdahulu (proses penciptaann-nilai)
secara kuantitatif, dan hanya hingga batas bahwa ia terdiri atas waktu-
kerja perlu secara sosial. (161 [195].), rincian hal. 162 [196].)
Sebagai kesatuan proses kerja dan proses penciptaan-nilai, proses
produksi merupakan produksi barang-barang dagangan; sebagai kesatuan
proses kerja dan proses produksi nilai-lebih ia adalah proses produksi
barang-barang dagangan kapitalis.(Hal. 163 [197].)
Mereduksi kerja majemuk menjadi kerja sederhana. (Hal. 163-65 [197-
98].)
2. MODAL KONSTAN DAN MODAL VARIABEL
Proses kerja menambahkan nilai baru pada subyek kerja, tetapi padaa
waktu bersamaan ia mentransfer nilai subjek kerja itu pada produk,
dengan demikian melestarikannya dengan semata-mata menambahkan
nilai baru. Hasil rangkap ini dicapai dengan cara sbb.: sifat kualitatif
kegunaan yang khusus dari kerja mengubah suatu nilai-pakai menjadi
suatu nilai-pakai lain dan dengan demikian melestarikan nilai; namun,
sifat kuantitatif kerja yang umum secara abstrak, yang menciptakan-
nilai, menambahkan nilai. (Hal. 166 [199].)
Misalnya, biar produktivitas kerja memintal berlipat-ganda enam kali.
Sebagai kerja berguna (kualitatif) ia melestarikan pada waktu bersamaan

Tentang Das Kapital Marx | 67
enam kali banyaknya perkakas kerja. Tetapi ia hanya menambahkan
nilai baru sepertii sebelumnya, yaitu, dalam setiap pon benang hanya
terdapat ½ nilai baru yang sebelumnya ditambahkan itu. Sebagai kerja
yang menciptakan nilai, ia tidak menghasilkan yang lebih daripada
sebelumnya. (Hal. 167 [201].)
Sebaliknya, jika produktivitas kerja memintal tetap sama, tetapi nilai
perkakas-perkakas kerja naik. (Hal. 168 [201].)
Perkakas-perkakas kerja mentransfer kepada produk itu hanyalah nilai
yang mereka sendiri kehilangan. (Hal. 169 [203].) Ini kejadiannya dalam
derajat yang berbeda-beda. Baty-gbara, minyak pelumas, dsb.,
sepenuhnya dikonsumsi, bahan-bahan mentah mengambil suatu bentuk
baru . Alat-alat, mesin, dsb. menjangkitkan nilai hanya secara lambat
dan sebagian demi sebagian, dan keausan diikalkulasi menurut
pengalaman. (Hal. 169-70 [203].) Tetapi perkakas tetap bersinambungan
sebagai suatu keutuhan/keseluruhan di dalam proses kerja itu. Karenanya,
perkakas yang sama terhitung sebagai suatu keseluruhan di dalam proses
kerja, tetapi hanya sebagian di dalam proses produksi nilai-lebih,
sehingga perbedaan di antara kedua proses itu tercermin di sini dalam
faktor-faktor material. (Hal. 171 [204].) Sebaliknya, bahan mentah, yang
merupakan pembuangan/-pemborosan, secara utuh masuk ke dalam
proses produksi nilai-lebih, dan hanya sebagian ke dalam proses kerja,
karena ia munculk di dalam produk minus pembuangan itu. (Hal. 171
[205].)
Tetapi tidak pernah terjadi sebuah alat kerja mentransfer lebih banyak
nilai-tukar daripada yang dimilikinya sendiri—di dalam proses kerja
ia hanya betindak sebagai suatu nilai-pakai dan karenanya hanya dapat
memberikan nilai-tukar yang dimilikinya sebelumnya. (172 [205-06].)
Pelestarian nilai ini sangat menguntungkan bagi kapitalis tetapi tanpa
ongkos apapun. (Hal. 173, 174 [205, 207].)
Namun begitu, hanya nilai yang dilestarikan yang muncul kembali, ia
sudah hadir, dan hanya proses kerja menambahkan nilai baru. Yaitu, di
dalam produksi kapitalis, nilai-lebih, ekses (kelebihan) nilai produk di

68 | Frederick Engels
atas nilai unsur-unsur produk yang dikonsumsi (alat-alat produksi dan
t
enaga-kerja). (Hal. 175, 176 [208].)
Dengan ini telah digambarkan bentuk-bentuk keberadaan yang diambiil
oleh nilai modal asal dengan melepaskan bentuk-uangnya, dengan
diubahnya menjadi faktor-faktor dari proses kerja itu: (1) di dalam
pembelian perkakas-perkakas/alat-alat kerja; (2) di dalam pembelian
tenaga-kerja.
Modal yang diinvestasikan dalam alat-alat kerja oleh karenanya tidak
mengubah besaran nilainya di dalam proses produksi. Kita menyebutnya
modal tetap/konstan.
Bagian yang diinvestasikan dalam tenaga-kerja mengubah nilainya; ia
memproduksi: 1) nilai-nya sendiri, dan 2) nilai-lebih—ia adalah modal
variabel. (Hal. 176 [209].)
Modal itu konstan hanya dalam hubungannya dengan proses proses yang
tertentu secara khusus, di mana ia tidak berubah; ia kadang-kadang dapat
terdiri atas lebih banyak, kadang-kadang atas lebih sedikit alat-alat kerja,
dan alat-alat kerja yang dibeli dapat naik atau jatuh nilainya, tetapi itu
tidak mempengaruhi hubungan mereka dengan proses produksi. (Hal.
177 [210-11].)
Demikian pula, prosentase di mana suatu modal tertentu dianak-basgi
dalam modal konstan dan variabel dapat berubah, tetapi dalam sesuatu
kasus tertentu c-nya tetap konstan dan v-nya variabel. (Hal. 178 [211].)
3. TINGKAT NILAI-LEBIH
c v
c v
c v
c v
c v
.
C
C
C
C
C = Poundsterling 500 = 410+90. Pada akhir proses kerja di mana v
diubah
c v s
c v s
c v s
c v s
c v s
.
menjadi tenaga-kerja , kita mendapatkan 410 + 90 + 90 = 590. Mari
kitas mengasumsikan bahwa c
c
c
c
c terdiri atas 312 bahan mentah, 44 bahan
pelengkap, dan 54 keausan mesin, seluruhnya menjadi 410. Andaikan

Tentang Das Kapital Marx | 69
nilai semua mesin itu 1.054. Djika ini dimasukkan sebagai suatu
keseluruhan, kita akan mendapatkan 1.410 untuk c
c
c
c di kedua sisi
c
perhitungan kita; nilai-lebih akan tetap 90 seperti sebelumnnya. (Hal.
179 [212].)
Karena nilai c
c
c
c
c hanya muncul-kembali di dalam produk, maka nilai
produk yanng kita dapatkann berbeda dari nilai yang tercipta di dalam
prosesitu; yang tersebut terakhir, oleh karenanya, tidak menyamai c +
c +
c +
c +
c +
v + s
v + s
v + s, tetapi v + s.
v + s.
v + s.
v + s. Karenanya besaran dari c
c
c
c tidak penting bagi proses
v + s
v + s
v + s.
c
penciptaan nilai-lebih itu, yaitu, c = 0
c = 0
c = 0
c = 0
c = 0. (Hal. 180 [213].) Ini juga terjadi
di dalam praktek dalam akuntansi komersial, misalnya, dalam
menghitung (mengkalkulasi) laba negeri dari industrinya, bahan mentah
yang diimport dikurangi. (Hal. 181 [215].) Cf. Juilid III untuk rasio nilai-
lebih pada total modal.
Karenanya: tingkat nilai-lebih adalah s : v
s : v
s : v
s : v
s : v, dalam kasus di atas 90 : 90
= 100%.
Waktu-kerja yang selama itu si pekerja memproduksi nilai dari tenaga-
kerjanya—dalam keadaan kapitalis atau lainnya—adalah kerja perlu
(necessary labour); yang melampaui itu/yang di luar itu, adalah
memproduksi nilai-lebih untuk si kapialis, kerja-lebih. (Hal. 183, 184
[215, 217].) Nilai-lebih adalah kerja-lebih yang dibekukan, dan hanyalah
bentuk pemerasan yang mendiferensiasikan berbagai bentukan-bentukan
sosial.
Contoh dari ketidak-tepatan pencakupan c
c
, hal. 185-896 [217-29]. (Se-
nior.)
Jumlah kerja perlu dan kerja-lebih menyamai/menyetarai hari-kerja.
4. HARI-KERJA
Waktu-kerja perlu itu tertentu. Kerja-lebih itu variabel, tetapi di dalam
batas-batas tertentu.Ia tidak pernah dapat direduksi hingga nol, karena
dengan itu produksi kapitalis berhenti. Ia tidak pernah dapat hingga
setinggi 24 jam karena alasan-alasan fisik, dan, selanjutnya, batas

70 | Frederick Engels
maksimal itu selalu dipengaruhi oleh dasar-dasar moral pula. Tetapi
batas-batas ini sangatlah kenyal/elastik. Tuntutan ekonomikal adalah
bahwa hari-kerja jangan lebih panjang/lama daripada bagi keausan nor-
mal pekerja. Tetapi apakah normal itu? Suatu antinomi dihasilkan dan
hanya kekerasan/paksaan yang dapat menentukannya. Karena itulah
perjuangan antara kelas pekerja dan kelas kapitalis untuk hari-kerja nor-
mal. (Hal. 198-202 [231-35].)
Kerja-lebih dalam kurun-kurun zaman sosial sebelumnya. Selama nilai-
tukar tidak lebih penting daripada nilai-pakai, kerja-lebih adalah lebih
lunak, misalnya, di antara kaum purba; hanya di mana nilai-tukar
langsung –emas dan perak– diproduksi, kerja-lebih yang mengerikan.
(Hal. 203 [235].)
Demikian pula di negara-negara (bagian) perbudakan Amerika hingga
produksi massal katun untuk ekspor. Demikian pula kerja corvée,
misalnya, di Rumania.
Kerja corvée adalah alat-perbandingan yang terbaik dengan eksploitasi
kapitalis, karena yang tersebut terdahukluu menetapkan dan
menunjukkan kerja-lebih sebagai suatu waktu-kerja khusus yang mesti
dilakukan—Règlement organique dari Wallachia. (Hal. 204-06 [235-
36].)
Undang-undang pabrik Inggris adalah pernyataan-pernyataan negatif
dari keserakahan akan kerja-lebih, presis sebagaimana yang tersebut
terdahulu adalah ungkapannya yang positif.
Undang-undang Pabrik. Dari tahun 1850 – (Hal. 207 [239]). 10 ½ jam
dan 7 ½ jam pada hari-hari Sabtu = 60 jam seminggu. Laba para pemilik-
pabrik melalui pemnghindfaran. (Hal. 208-11 [240-43].)
Eksploitasi di cabang-cabang (industri) tidak-terbatas atau hanya
kemudian terbatas: industri renda (hal. 212 [243]), barang tembikar (hal.
213 [244]), geretan/korek api (hal. 214 [246]), kertas-dinding (hal. 214-
17 [246-48]), pabrik roti (hal. 217-22 [248-51]), pegawaii kereta-api
(hal. 223 [253]), penjahit perempuan (hal. 223-25 [254-56]), para pandai-

Tentang Das Kapital Marx | 71
besi (hal. 226 [256]), kaum buruh beregu siang dann malam: (a) metalurgi
dan industri metal hal. 227-35 [256-63]).
Kenyataan-kenyataan ini membuktikan bahwa modal memandang kaum
buruh tidak lain dan tidak bukan hanya sebagai tenaga-kerja, yang
seluruh waktunya adalah waktu-kerja sejauh ini dimungkinkan padaa
suatu saat tertentu, dan bahwa panjangnya hidup tenaga-kerja tidak
penting bagi kaum kapitalis. (Hal. 236-38 [264-65].) Tetapi, tidakkah
ini bertentangan dengan kepentingan-kepentingan kaum kapitalis?
Bagaimana dengan penggantuian yang dengan cepat menjadi aus itu?
Perdagangan budak terorganisasi di bagiian pedalaman Amerika Serikat
telah mengangkat cepat mengausnya kaum budak menjadi sebuah azas
ekonomi, tepat seperti suplai kaum buruh dari daerah-daerah pedesaan
di Eropa, dsb. (hal. 239 [267].)
Suplai rumah-miskin (tenaga-kerja yang disediakan oleh rumah-rumah
miskin). (Hal. 240 [267].) Si kapitalisd hanya melihat kelebihan-
penduduk yang terus-menerus tersedfia dan mengauskannya habis-
habisan. Apakah bangsa itu punah – “après moi le déluge. Modal ugal-
ugalan/membabi-buta dengan kesehatan atau panjang-hidup pekerja,
kecuali di bawah paksaan masyarakat ...dan persaingan bebas
memunculkan hukum-hukum inheren produksi kapitalis dalam bentuk
undang-undang paksaan eksternal yang mnemiliki kekuasaan atas setiap
kapitalis individual.” (hal. 243 [270].)
Penetapan suatu hari-kerja normal – hasil berabad-abad pergulatan antara
kapitalis dan pekerja.
Pada mulanya undang-undang dibuat untuk menaikkan/menambah
waktu-kerja; sekarang untuk menguranginya. (hal. 244 [271].) Statut
pertama Kaum Buruh, 23 Edward III, 1349, dengan dalih bahwa wabah
telah sedemikian rupa membinasakan penduduk sehingga setiap orang
harus melakukan lebih banyak pekerjaaan. Karenanya upah maksimum
dan batas hari-kerja ditetapkan dengan undang-undang. Pada tahun 1496,
di bawah Henry VII, hari-kerja di pekerja ladang dan semua pekerja-
tangan bersinambungan dari jam 5 pagi hingga antara jam 7 dan 8 petang

72 | Frederick Engels
di musim panas—dari Maret hingga September dengan 1 jam, 1 ½ jam
dan ½ jam, seluruhnya 3 jam istirahat. Di musim dingin, dari jam 5
pagi hingga malam hari. Ketentuan ini tidak pernah diberlakukan secara
ketat. Pada abad XVIII kerja seluruh minggu belum tersedia bagi modal
(dengan pengecualian kerja pertanian). Cf. konntroversi-kontroversi
waktu itu. (Hal. 248-51 [274-77].)Hanya dengan industri modern skala-
besar hal ini dan lebih dari itu telah dicapai; ia mendobrak semua ikatan
dan mengeksploitasi kaum buruh dengan cara sangat memalukan. Pro-
letariat segera berlawan setelah berhimpun diri. Kelima undang-undang
dari tahun 1802-33 hanya nominal, kaarena tidak ada para inspektor.
Hanya Undang-undang tahun 1833 menciptakan suuatu hari-kerja nor-
mal di empat industri tekstil: dari jam 5:30 pagi hingga jam 8:30 petang,
di mana kaum muda dari usia 13 hingga 18 dapat dipekerjakan hanya 12
jam dengan 1 ½ jam istirahat, sedangkan kerja malam untuk anak-anak
dan remaja dilarang. (Hal. 253-55 [278-80].)
Sistem beranting (relay system) dan penyalah-gunaannya untuk tujuan-
tujuan penghindaraan. (Hal. 256 [281].) Akhirnya, Undang-undang tahun
1844 yang menempatkan kaum perempuan dari semua umur di atas
dasar yang sama seperti kaum remaja. Anak-anak dibatasi hingga 6 ½
jam; sistem beranting mengekang. Sebaliknya, anak-anak diizinkan dari
usia 8 tahun. Pada akhirnya dalam tahun 1847 undang-undang sepuluh-
jam (kerja) dikeluarkan/diberlakukan bagi kaum perempuan dan remaja.
(Hal. 259 [283].) Usaha-usaha kaum kapitalis melawan itu. (Hal. 260-
68 [283-92].) Cacatdalam Undang-undang tahun 1847 membawa pada
Undang-undang kompromi tahun 1850 (hal. 269 [292]), yang menetapkan
hari-kerja untuk remaja dan kaum perempuan – 5 hari dari 10 ½ , 1 hari
dari 7 ½ = 60 jam per minggu, dan itu antara jaum 6:00 pagi dan 6:00
petang. Kalau tidak, maka Undang-undang tahun 184 berlaku untuk anak-
anak. Pengecualian bagi industri sutera. (Cf. hal. 270 [293].) Pada tahun
1853 waktu-kerja untuk anak-anak juga duibatasi antaara jam 6:00 pagi
dan 6:00 petang. (Hal. 272 [294].)
Undang-undang Percetakan –1845, nyaris tidak membatasi apapun–
anak-anak dan kaum perempuan dapat bekerja 16 jam!

Tentang Das Kapital Marx | 73
Pekerjaan pemutihan dan pencelupan tahun 1860. Pabrik-pabrik renda
1861; barang tembikar dan banyak cabang lain 1863 (di bawah Undang-
undang Pabrik, undang-undang khusus dikeluarkan pada tahun yang sama
untuk pemutihan di bawah udara terbuka dan pembakaran). (Hal. 274
[296-97].)
Industri skala-besar dengan demikian terlebih dahulu menciptakan
kebutuhan untuk waktu-kerja terbatas, tetapi kemudian ditemukan
bahwa kerja-lembur yang sama secara berangsur-angsur telah
menguasasi semua cabang lainnya juga. (Hal. 277 [298].)
Sejarah selanjutnya membuktikan bahwa pekerja bebas yang terkucil/
yang terkucil/
yang terkucil/
yang terkucil/
yang terkucil/
seorang diri
seorang diri
seorang diri
seorang diri
seorang diri adalah tidak-berdaya terhadap si kapitalis dan menyerah,
teristimewa dengan diberlakukannya kerja kaum perempuan dan anak-
anak, sehingga di sinilah perjuangan kelas berkembang antara kaum
buruh dan kaum kapitalis. (Hal. 278 [299].)
Di Perancis, undang-undang hari duabelas-jam untuk semua usia dan
cabang pekerjaan baru pada tahun 1848. (Cf. , namun, hal. 253 [278],
catatan-kaki mengenai undang-undang kerja anak-anak Perancis tahun
1841, yang sungguh-sungguh baru diberlakukan pada tahun 1853, dan
hanya di Département du Nord). Kemerdekaan kerja lengkap di Belgia.
Gerakan delapan-jam di Amerika. (Hal. 279 [301].)
Demikian, pekerja keluar dari proses produksi itu berbeda sekali
daripada ketika ia memasukinya. Kontrak kerja itu bukan tindak seorang
pelaku-bebas; waktu yang untuknya ia bebas untukmenjuual tenaga-
kerjanya adalah waktu yang untuknya ia dipaksa menjualnya, dan hanya
perlawanan massal kaum buruh memenangkan disahkannya suatu
undang-undang bagi mereka yang akan mencega kaum buruh menjual,
dengan kontrak sukarela dengan modal, diri mereka sendiri dan generasi
mereka ke dalam perbudakan dan maut. Sebagai ganti katalog muluk-
muluk mengenai hak-hak manusia yang tidak dapoat dirampas datanglah
Magna Charta sederhana dari Undang-undang Pabrik. (Hal. 280, 281
[302].)

74 | Frederick Engels
5. TINGKAT DAN MASSA NILAI-LEBIH
Dengan tingkat itu, massa itu juga tertentu. Apabila nilai sehari dari
satu tenaga-kerja adalah 3 shilling, dan tingkat nilai-lebih adalah 100%,
maka massa seharinya = 3 shilling untuk seorang pekerja.
I. Karena modal variabel itu adalah pernyataan-uang dari nilai semua
tenaga-kerja yang serempak dipekerjakan oleh seorang kapitalis, maka
massa nilai-lebih yang diproduksi mereka itu adalah sama/setara dengan
modal variabel yang digandakan dengan tingkat nilai-lebih. Kedua faktor
itu dapat bervariasi, dengan demikian menimbulkan berbagai kombinasi.
Massa ilai-lebih dapat bertumbh, bahkan denga odal variaabel yang
brkurang, jika ngkat itu hnaik, yaitu, jika hari-kerja itu diperpanjang.
(Hal. 282 [303-05].)
II. Peningkatan tingkat nilai-lebih ini mempunyai batas mutlaknya,
(pada) bahwa hari-kerja tidak pernah dapat diperpanjang hingga penuh
24 jam; karenanya nilai total dari produksi sehari seorang pekerja tidak
pernah dapat menyamai nilai 24 jam-kerja. Demikianklah, agar
memperoleh massa nilai-lebih yang sama, modal variiabel dapat
digantikan dengan peningkatan eksploitasi kerja hanya di dalam batas-
batas ini. Ini penting bagi pennjelasan mengenai berbagai gejala yang
timbul dari kecenderungan kontradiktif dari modal: (1) untuk
mengurangi modal variabel dan jumlah pekerja yang dipekerjaskan; dan
(2) untuk basgaimanapun memproduksi massa nilai-lebih yang sebesar
mungkin. (Hal. 283, 284 [305-06].)
III. Massa-massa nilai dan nilai-lebih yang diproduksi oleh berbagai
modal, karena nilai tertentu dan derajat eksploitasi yang sama gingginya
dari tenagas-kerja, berkaitan secara langsung sebagai besaran-besaran
komponen-komponen variabel dari modal-modal ini. (Hal. 285 [306-
07].)Ini tampaknya berkontradiksi dengan semua kenyataan.
Bagi suatu masyarakat tertentu dan suatu hari-kerja tertentu, nilai-lebih
dapat ditingkatkan hanya dengan meningkatkan jumlah pekerja, yaitu,
jumlah penduduk; dengan suatu jumlah pekerja tertentu, hanya dengan
memperpanjang hari-kerja itu. Namun, ini hanya penting bagi nilai-

Tentang Das Kapital Marx | 75
lebih mutlak.
Sekarang menjadi terbukti bahwa tidak semua jumlah uang dapat
ditransformasi menjadi modal—bahwa terdapat suatu minimum: harga-
ongkos dari suatu tenaga-kerja tunggal dan perkakas-perkakas kerja yang
diperlukan. Agar dapat hidup sebagai seorang pekerja, si kapitalis akan
harus mempunyai dua orang pekerja, dengan suatu tingkat nilai-lebih
sebesdar 50%, dan namun begitu tidak menyimpan/menghemat apapun.
Bahkan dengan delapan orang pekerja ia masih seorang majikan kecil.
Oleh karenanya, di Abad-abad Pertengahan orang dengan paksa
dihamnbat dalam transformasi darii tukang-tukang menjadi kapitalis-
kapitalis dengan pembatasan jumlah orang-berkeliling yang
dipekerjakan oleh seorang majikan. Kekayaan minimum yang
dipersyaratkan untuk mmembentuk seorang kapitalis benaran bervariasi
pada berbagai periode dan cabang bisnis. (Hal. 288 [309].)
Modal telah berkembang menjadi kuasa/penguasa atas kerja, dan
menjaga bahwa pekerjaan dilakukann secara teratur dan intensif. Lagi
pula, ia memaksa/mewajibkan kaum pekerja melakukan lebih banyak
pekerjaan daripada yang diperlukan untuk hidup mereka; dan dalam
menyedot/memompa keluar kerja-lebih ia melampaui semua sistem
produksi sebelumnya yang didasarkan pada kerja paksa/wajib secara
langsung.
Modal mengambil alih kerja dengan kondisi-kondisi teknis tertentu,
dan pada mulanya tidak mengubah mereka. Karenanya, dengan
menganggap proses produksi sebagai suatu proses kerja, pekerja berada
dalam hubungan dengan alat-alat produksi tidak seperti hubungannya
dengan modal, tetapi sebagai hubungannya dengan alat-alat kegiatan
kepandaian-(intelligent)nya sendiri. Tetapi, dipandang sebagai suatu
proses “penciptaan nilai-lebih,” secara lain. Alat-aklat produksi menjadi
alat-alat “penyerap kerja orang-lain. Tidak lagui si pekerja yang
mempekerjakan alat-alat produksi, tetapi alat-alat produksi itu yang
mempekerjakan si pekerja.” (Hal. 289 [310].) Gantinya dikonsumsi “oleh-
nya (pekerja) ... mereka (alat-alat produksi) mengonsumsinya” sebagai
ragi yang diperlukan untuk proses-hidup mereka sendiri, dan proses-

76 | Frederick Engels
hidup dari modal hanya terdiri atas gerakannya “sebagai nilai yasng
terus-menerus menggandakan dirinya sendiri ...” Transformasi sederhana
dari uang menjadi alat-alat produksii mentransformasi yang tersebut
terakhir itu menjadi “suatu kepemilikan (hak)” dan suatu hak “atas kerja
dan kerja-lebih orang lain.”

BAB IV
PRODUKSI NILAI-LEBIH RELATIF
1. KONSEP MENGENAI NILAI-LEBIH RELATIF
Untuk suatu hari-kerja tertentu, kerja-lebih dapat ditingkatkan hanya
dengan mengurangi kerja perlu, yang tersebut terakhir ini pada
gilirannya diperoleh—kecuali menekan upah di bawah nilai—hanya
dengan mengurangi nilai kerja, yaitu, dengan mengurangi harga
kebutuhan-kerbutuhan hidup yang diperlukan. (Hal. 291-93 [312-15].)
Yang tersebut belakangan, pada gilirannya, mesti dicapai hanya dengan
meningkatkan tenaga produktif dari kerja, dengan merevolusionerkan
cara produksi itu sendiri.
Nilai-lebih yang diproduksi dengan memperpanjang hari-kerja adalah
mutlak, yang diproduksi dengan memperpendek waktu-kerja perlu
adalah nilai-lebih relatif. (Hal. 295 [315].)
Untuk menurunnkan nilai kerja, peningkatan tenaga produktif mesti
merebut cabang-cabang inndustri yang produk-produknya menentukan
nilai tenaga-kerja – kebutuhan-kebutuhan hidup biaasa, pengganti-
penggantinya, dan bahan-bahan mentahnya, dsb. Bukti betapa persaingan
menjadikan tenaga produktif yang meningkat itu nyata dalam suatu
harga barang-dagangan yang lebih rendah. (Hal. 296-99 [316-19].)
Nilai barang-barang dagangan berada dalasm rasio terbalik dengan
produktivitas kerja, sebagaimana juga nilai tenaga-kerja, karena ia
tergantung pada harga barang-barang dagangan. Nilai-lebih relatif,
sebaliknya, adalah secara langsung proporsional dengan produktivitas
kerja. (Hal. 299 [319].)
Si kapiutaklis tidak berkepentingan dengan nilai mutlak barang-barang
dagangan, melainkan hanya dengan nilai-lebih yang terkandung di
dalamnya. Realisasi nilai-lebih berarti pendanaan-kembali (refunding)
| 77 |

78 | Frederick Engels
nilai yang dipersekotkan/dibayar di muka. Karena, menurut hal. 299
[320], proses yang sama dalam meningkatkan tenaga produktif
menurunkan nilai barang-barang dagangan dan meningkatkan nilai-lebih
yang terkandung di dalamnya, maka jelaslah mengapa sang kapitalis,
yang seluruh perhatiannya adalah produksi nilai-tukar, terus-menerus
berusaha menekan nilai-tukar barang-barang dagangan itu. (Cf. Quesnay,
hal. 300 [320].)
Karenaanya di dalam produksi kapitalis, mengekonomiskan kerja melalui
pengembangkan tenaga produktif sama sekali tidaklah bertujuan untuk
mempersingkat hari-kerja – yang tersebut belakangan itu bahkan
mungkin “diperpanjang.” Oleh karenanya kita dapat mengartikan dari
para ahli ekonomi sebangsa McCulloch, Ure, Senior dan tutti quanti, –
di halaman yang satu, “bahwa sang pekerja berhutang budi pada modal
karena pengembangan tenaga-tenaga produktif,” dan di halaman
berikutnya “bahwa ia mesti membuktikan terima-kasihnya dengan
bekerja – di masa depan- 15 jam gantinya 10 jam.” Sasaran
perkembangan tenaga-tenaga produktiif ini hanyalah untuk
mempersingkat kerja-perlu dan memperpanjang kerja untuk sang
kapitalis. (Hal. 301 [321].)
2. KO-OPERASI
Menurut hal. 288 [309], produksi kapitalis mempersyaratkan suatu
modal individual yang cukup besar untuk memmpekerjakan sejumlah
kaum pekerja yang cukup banyak dalam suatu jangka-waktu; hanya
apabila dirinya sendiri sepenuhnya terbebas dari kerja, maka pemberi-
kerja itu menjadi seorang yang sepenuhnya kapitalis. Aktivitas sejumlah
besar kaum buruh, pada satu waktu bersamaan, dalam bidang pekerjaan
yang sama, untuk produksi jenis barang-dagangan yang sama, di bawah
komando kapitalis yang sama, merupakan, merupakan “secara historis
dan secara logis, titik berangkat /pangkal produksi kapitalis.”
Oleh karenanya, pada mulanya, hanya suatu perbedaan “kuantitatif” jika
dibandingkan dengan masa lalu, ketika lebih sedikit kaum buruh
dipekerjakan oleh seorang pemberi-kerja. Namun seketika terjadilah

Tentang Das Kapital Marx | 79
suatu modifikasi. Besarnya jumlah pekerja sudah menjamin bahwa sang
pemberi-kerja mendapatkan “kerja-rata-rata yang sebenarnya,” yang
tidaklah demikian halnya dengan majikan kecil, yang bagaimana pun
mesti membayar nilai rata-rata dari kerja; dalam hal produksi kecil,
ketidak-rataan (ketimpangan) dikompensasi untuk masyarakat
umumnya, tetapi tidak untuk majikan secara individual. Dengan
demikian hukum produksi nilai-lebih hanya sepenuhnya direalisasi bagi
produser individual manakala ia berproduksi “sebagai seorang kapitalis,”
dan mempekerjakan banyak pekerja pada waktu yang sama – karena
itulah “dari awal kerja sosial rata-rata.” (Hal. 303-04 [322-24].)
Selanjutnya: ekonomis dalam alat-alat produksi melalui operasi skala-
besar saja; lebih sedikit transfer nilai pada produk dengan komponen-
komponen modal tetap/konstan, yang semata-mata timbul dari konsumsi
bersama di dalam proses kerja banyak kaum pekerja. Begitulah perkakas-
perkakas kerja mendapatkan suatu watak sosial sebelum proses kerja
itu sendiri mendapatkannya (hingga saat ini hanya proses-proses serupa
secara berdampingan). (Hal. 305 [325].)
Ekonomis dalam hal alat-alat produksi mesti dipandang di sini hanya
sejauh itu menjadikan murahnya barang-barang dagangan dan dengan
demikian menurunkan nilai kerja itu.Sejauh mana ia mengubah rasio
c + v)
c + v)
nilai-lebih pada modal seluruhnya yang dipersekotkan (c + v)
c + v)
c + v) tidak
dipertimbangkan hingga Buku III. Pemecahan ini bersesuaian dengan
jiwa produksi kapitalis; karena ia menjadikan kondisi-kondisi kerja
mengonfrontasi pekerja secara independen, ekonomis dalam hal alat-
alat produksi tampak sebagai suatu operasi tersendiri, yang tidak menjadi
urusannya dan karenanya tiada hubungannya/kaitannya dengan metode-
metode yang dengannya produktivitas tenaga-kerja yang dikonsumsi/
dihabiskan oleh si kapitalis itu ditingkatkan.
Bentuk kerja banyak orang, yang secara metodikal bekerja bersama dan
saling berdampingan satu sama lain dalam proses produksi yang sama
atau dalam proses-proses produksi yang saling berhubungan, disebut
ko-operasi. (Hal. 306 [325].) (Concours de forces
. Destutt de Tracy
.)

80 | Frederick Engels
Jumlah total tenaga-tenaga mekanikal pekerja seorang demi seorang
sangat berbeda dari tenaga mekanikal potensial yang dikembangkan
ketika banyak tangan bertindak bersama pada satui waktu di dalam
operasi yang tidak terbagi-bagi (penungkit dan massa, dsb.). Ko-operasi,
sudah dari awalnya, menciptakan suatu tenaga produktif yang adalah,
sendiri, suatu tenaga massal.
Selanjutnya, dalam pekerjaan yang paling produktif, sekedar kontak sosial
menciptakan suatu semangat emulasi yang meningkatkan efisiensi in-
dividual masing-masing, sehingga 12 pekerja menghasilkan lebih banyak
pekerjaan dalam satu hari kerja dari 144 jam daripada 12 pekerja dalam
12 hari-kerja yang berbeda-beda, atau seorang pekerja dalam 12 hari
berturut-turut. (Hal. 307 [326].)
Sekalipun banyak yang melakukan yang sama atau hal-hal serupa, kerja
individual setiap orang masih dapat mewakili suatu fase berbeda dari
proses kerja (serangkaian orang meneruskan/melakukan sesuatu secara
berantai), sehingga ko-operasi kembali menghemat kerja. Seperti itu
pula, ketika sebuah bangunan dimulai dari berbagai sudut secara
serempak. Para pekerja secara terpadu itu, atau para pekerja secara
kolektif, mempunyai tangan dan mata di depan dan di belakang dan
adalah, hingga suatu derajat tertentu, berada di mana-mana. (Hal. 308
[327].)
Dalam proses-oroses kerja yang rumit, ko-operasi memungkinkan
proses-proses khusus itu terbagi dan dilakukasn secara serempak, dengan
demikian mempersingkat waktu-kerja dalam memanufaktur seluruh
produk. (Hal. 308 [327].)
Di banyak bidang produksi terdapat periode-periode kritis ketika
diperlukan banyak pekerja (memanen, penangkapan ikan, dsb.).Di sini
hanya ko-operasi yang dapat membantu. (Hal. 309 [328].)
Di satu pihak, ko-operasi meluaskan medan produksi dan dengan
demikian menjadi suatu keharusan bagi pekerjaan yang memerlukan
kesinambungan spasial yang lebih besar untuk arena pejkerjaan (drainase,
pembangunan jalanan, konstruksi bendungan, dsb.)di pihak lain, ia

Tentang Das Kapital Marx | 81
mengontrak arena itu dengan memusatkan kaum buruh di satu tempat-
kerja, dengan demikian memotong ongkos-ongkos. (Hal. 310 [328-29].)
Dalam semua bentuk ini, ko-operasi merupakan tenaga produktif khusus
dari hari-kerja terpadu, tenaga kerja produktif sosial.Yang tersebut
belakangan itu lahir dari ko-operasi itu sendiri. Dalam kerja bersama/
gabungan sistematik dengan pihak-pihak lain, si pekerja melepaskan
keterbatasan-keterbatasan individualnya dan mengembangkan
kemampuan-kemampuan speciesnya.
Nah, kaum buruh-upahan tidak dapat berko-operasi kecuali “si kapitalis
yang sama” mempekerjakan mereka secara serempak, membayar mereka
dan membekali mereka dengan perkakas-perkakas kerja. Karenanya skala
ko-operasi bergantung pada berapa besar modal yang dipunyai si
kapitalis. Persyartatan bahwa suatu jumlah tertentu modal mesti tersedia
untuk membuat sang pemilik seorang kapitalis kini menjadi kondisi
material bagi konversi berbagai proses kerja yang terpencvar dan
independen menjadi satu proses kerja sosial terpadu.
Secara sama, komando modal atas kerja hingga saat ini hanyalah hasil
formal dari hubungan antara si kapitalis dan si buruh; sekarang ia menjadi
persyaratan keharusan bagi proses produksi itu sendiri; si kapitalis
mewakili perpaduan di dalam proses kerja. Dalam ko-operasi, kontrol
atas proses kerja menjadi fungsinya modal, dan dengan begitu ia
memperoleh karakteristik-karakteristik tertentu. (Hal. 312 [330].)
Sesuai dengan tujuan produksi kapitalis (swa-ekspansi yang sebesar
mungkin dari modal), kontrol ini pada waktu bersamaan menjadi fungsi
eksploitasi yang sebesar mungkin dari proses kerja sosial, dan karenanya
melibatkan antagonisme yang tak terelakkan antara si penghisap dan si
terhisap. Selanjutnya, kontrol atas penggunaan yang layak atas perkakas-
perkakas kerja. Akhirnya, koneksi antara berbagai fungsi para pekerja
terletak di luar mereka, dalam modal, sehingga kesatuan mereka sendiri
mengonfrontasi mereka sebagai otoritas si kapitalis,sebagai suatu
kehendak dari luar. Dengan demikian maka kontrol kapitalis bersifat
rangkap (1. suatu proses kerja sosial untujk memmproduksi sebuah

82 | Frederick Engels
produk; 2. suatu proses swa-pemuaian dari modal), dan dalam bentuknya
bersifat despotik. Despotisme (kelaliman) ini kini mengembangkan
bentuk-bentuk khasnya sendiri: si kapitalis, yang sendiri baru saja
dibebaskan dari kerja aktual, sekarang mengalihkan supervisi
(pengawasan) langsung pada sekelompok perwira dan preman yang
terorganisasi, yang sendiri adalah pekerja-pekerja upahan dari modal.
Dalam perbudakan, para ahli ekonomi menggolongkan pengeluaran-
pengeluaran pengaweasan ini sebagai faux frais (pengeluaran/ongkos
tak-terduga), tetapi di dalam produksi kapitalis mereka secara terang-
terangan mengidentifikasi kontrol itu, sejauh itu dikondisikan oleh
eksploitasi, dengan fungsi yang sama, sejauh itu lahir/timbul dari sifat
proses kerja sosial itu. (Hal. 3134, 314 [331, 332].) Kepemimpinan
industri menjadi atribut modal, tepat sebagaimana di zaman feodal
fungsi-fungsi umum dan hakim merupakan atribut-atribut kepemilikan
atas tanah. (Hal. 314 [332].)
Si kapitalis memmbeli 100 tenaga-kerja individual dan sebagai gantinya
mendapatkan suatu tenaga kerja terpadu dari 100. Ia tidak membayar
untuk tenaga-kerja terpadu dari 100 itu. Ketika kaum pekerja itu
memasuki proses kerja terpadu, mereka sudah tidak menjadi milik diri
mereka sendiri; mereka disenyawakan (di-inkorporasikan) dalam modal.
Dengan demikian tenaga produktif sosial dari kerja tampil swebagai
tenaga produktif yang imanen dalam modal.(Hal. 315 [333.])
Contoh-contoh ko-operasi di kalangan orang Mesir kuno. (Hal. 316 [333-
34].)
Ko-operasi primitif pada awal peradaban, di kalangan rakyat-rakyat
pemburu, nomad atau di komunitas-komunitas Indian, berdasarkan: (1)
hak pemilikan bersama atas alat-alat produksi; (2) atas kebersamaan
(kasih-sayang) alamiah si individual pada sukunya dan komunitas pri-
meval. Ko-operasi sporadik di zaman purba, di zaman pertengahan, dan
di koloni-koloni modernberdasarkan kekuasaan langsung dan kekerasan,
terutama perbudakan. Ko-operasi kapitalis, sebaliknya,
mempersyaratkan pekerja-upahan yang bebas. Secara historis ia tampak
langsung berlawanan dengan ekonomi petani dan pertukangan/kerajinan-

Tentang Das Kapital Marx | 83
tangan yang independen (dalam gilda-gilda maupun yang tidak), dan
dalam hubungan ini, sebagai suatu bentuk historis yang khas bagi, dan
yang membedakan, proses produksi kapitalis. Ini adalah perubahan
pertama yang dialami proses kerja ketika ditundukkan pada modal.
Dengan demikian,m sweketika di sini: (1) cara produksi kapitalis
menyajikan dirinya sendiri sebagai suatu kondisi historis bagi
transformasi proses kerja menjadi suatu proses sosial; (2) Bentuk sosial
dari proses kerja ini menyajikan dirinya sendiri sebagai suatu metode
modal untuk mengeksploitasi kerja secara lebih menguntungkan dengan
meninngkatkan produktivitasnya (Hal. 317 [335].)
Dalam kedua kasus hasil mereka adalah: suatu “mekanisme produktif
yang organ-organnya adalah makhluk-makhluk manusia.” Pekerjaan
mempertahankan “suatu sifat kerajijnan-tangan”; setiap rincian proses
yang dilalui produk itu mesti “dapat dilaksanakan dengan tangan”; karena
setiap “analisis yang sungguh-sungguh ilmiah dari proses produksiitu
ditiadakan.” Setiap pekerja individual sepenuhnya terikat pada suatu
fungsi detail dikarenakan sifat kerajinan-tangannya. (Hal. 321 [338-39].)
Dengan cara ini kerja dihemat, jika dibandingkan dengan si pengrajin/
tukang, dan ini semakin ditingkatkan oleh transmisi (pengalihan) pada
generasi-generasi berikutnya. Dengan demikian pembagian kerja dalam
manufaktur bersesuaian dengan kecenderungan masyarakat-masyarakat
sebelumnya untuk menjadikan suatu pekerjaan/keahlian sesuatu yang
diwariskan. Kasta-kasta, gilda-gilda. (Hal. 322 [339-40].)
Sub-pembagian alat-alat melalui adaptasi pada berbagai operasi parsial
– 500 jenis palu di Brimingham. (Hal. 323-24 [341].)
Manufaktur, dipandang dasri titik-pandang mekanisme totalnya,
mempunyai dua aspek: atau sekedar kumpulan mekanikal dari produksi-
produk rincian yang independen (jam-tangan), atau srangkaian proses
yasng berkaitan dalam satu bengkel (jarum).
Dalam manufaktur, setiap kelompok pekerja menyuplai kelompok
pekerja lainnya dengan bahan mentahnya. Karena itu kondisi dasarnya
adalah bahwa sertiap kelompok “memproduksi suatu kuantum terrtentu”

84 | Frederick Engels
dalam jangka waktu tertentu; dengan demikian suatu kerja yang
bersinambungan, beraturan, seragam dan berintensitas dari suatu jenis
berbeda telah diciptakan daripada bahkan dalam ko-operasi. “Demikian
di sini sudah merupakan hukum teknis dari proses produksi: bahwa kerja
itu kerja yang diperlukan secara sosial.” Hal. 329 [345].)
Ketidak-samaan waktu yang diperlukan untuk operasi-operasi secara
individual menjadikannya suatu keharusan bahwa berbagai kelompok
pekerja itu adalah dari berbagai ukuran dan jumlah (in type founding:
four founders and two breakers to one rubber). Dengan demikian
manufaktur menyusun suatu rasio tetap secara mathematikal bagi
keluasan kuantitatif dari berbagai organ si pekerja kolektif; dan produksi
dapat diperluas hanya dengan mempekerjakan suatu kelipatan/perkalian
tambahan dari seluruh kelompok itu. Selanjutnya, hanya setelah tercapai
suatu taraf produksi tertentu, barulah ada manfaatnya untuk membuuat
fungsi-fungsi tertentu itu independen: supervisi, transportasi produk-
produk dari satu tempat ke lain tempat, dsb. (Hal. 329, 330 [346].)
Perpaduan berbagai manufaktur menjadi satu manufaktur gabungan juga
terjadi, tetapi hingga kini masih senantiasa kekurangan kesatuan teknis
yang sesungguhnya, yang hannya lahir denngan mesin. (Hal. 331 [347-
48].)
Mesin muncul dalam manufaktur pada suatu waktu yang dini –secara
sporadik– gilingan-gilingan biji-bijian dan perentak, dsb., tetapi hanya
sebagai sesuatu yang disubordinasikan. Mesin manufaktur yang
sesungguhnya/terpenting adalah pekerja kolektif terpadu, yang memiliki
suatu derajat kesempurnaan yang jauh lebih tinggi daripada si pekerja
tukang individual lama, dan yang padanya semua ketidak-sempurnaan,
sebagaimana yang seringkali dikembangkan pada pekerja rincian, tampil
sebagai kesempurnaan.(Hal. 333 [348-49].) Manufaktur
mengembangkan perbedaan-perbedaan di antara para pekerja rincian
ini, yang ahli dan tidak ahli, dan bahkan suatu hierarki kaum
pekerja.selengkapnya. (Hal. 334 [349].)
Pembagian kerja: 1) umum (menjadi agrikultur, industri, perkapalan,

Tentang Das Kapital Marx | 85
dsb.); 2) khusus (menjadi species dan anak-species); 3) terinci (dalam
pabrik). Pembagian kerja secara sosial juga berkembang dari berbagai
titikk berangkat. (1) Di dalam keluarga dan suku pembagian kerja
alamiuah menurut kelamin dan usia, ditambah perbudakan melalui
kekerasan terhadap tetangga, yang memperluasnya.(Hal. 335 [351-52].)
(2) |Komunitas-komunitas yang berbeda-beda menurut lokasi, iklim,
dan tingkat budaya, menghasilkan produk-produk berbeda-beda yang
dipertukarkan ketika komunitas-komunitas ini bersinggungan. (Hal. 49
[87].) Pertukaran dengan komunitas-komunitas asing kemudian menjadi
salah satu cara utama untuk menghentikan/memutuskan asosiasi alamiah
dari komunitas itu sendiri melalui pengembangan lebih lanjut dari
pembagian kerja secara alamiah. (Hal. 336 [352].)
Pembagian kerja dalam manufaktur dengan demikian mempersyaratkan
suatu derajat perkembangan tertentu dari pembagian kerja sosial;
sebaliknya, ia mengembangkan yang tersebut belakangan itu lebih lanjut
– seperti dalam pembagian kerja secara teritoral. (Hal. 337, 338
[352,353].)
Dalam pada itu, selalu terdapat perbedaan antara pembagian kerja sosial
dan pembagian kerja dalam manufaktur ini, sehingga yang tersebut
terdahulu mesti memproduksi barang-barang dagangan, sedangkan
dalam yang tersebut belakangan pekerja detail tidak memproduksi
barang-barang dagangan. Karena itulah konsentrasi dan organisasi dalam
yang tersebut belakangan, keterberaian dan kekacauan persaingan dalam
yang tersebut terdahulu. (Hal. 339, 341 [354, 356].)
Organisasi lebih dini dari komunitas-komunitas Indian. (Hal. 341, 342
[357].) Gilde. (Hal. 343-44 [358-59].) Sedangkan dalam semua ini
terdapat pembagian kerja di dalam “masyarakat,” pembagian kerja dalam
manufaktur adalah “suatu ciptaan khusus dari cara produksi kapitalis.”
Seperti dalam ko-operasi, berfungsinya organisme kerja adalah suatu
bentuk keberadaan modal dalam manufaktur juga. Karenanya, tenaga
produktif yang timbul dari kombinasi kerja-kerja tampak sebagai “tenaga
produktif dari modal.” Tetapi, apabila ko-operasi membiarkan cara kerja

86 | Frederick Engels
individual pada keseluruhannya tidak berubah, manufaktur
merevolusionerkannya, menimpangkan si pekerja; tidak mampu
membuat sebuah produk secara independen, ia kini hanya sekedar
tambahan pabrik si kapitalis. Fakultas-fakultas intelektual kerja
menghilang sejauh yang bersangkut-paut dengan orang banyak, untuk
memuai dalam jangkauan akan yang seorang. Adalah suatu hasil dari
pembagian kerja dalam manufaktur, bahwa kaum pekerja dihadap-
hadapkan dengan potensi-potensi intelektual dari proses kerja sebagai
milik pihak lain dan sebagai suatu kekuatan yang berkuasa. Proses
pemisahan ini, yang sudah dimulai sedini ko-operasi dan berkembang
dalam manufaktur, diselesaikan dalam industri modern, yang
memisahkan ilmu-pengetahuan sebagai suatu tenaga produksi
independen dari kerja dan menekannya ke dalam pelayanan modal. (Hal.
346 [361].)
Penentuan-penentuan (harga) ilustratif. (Hal. 347 [362-63].)
Manufaktur dalam satu aspek sebuah organisasi tertentu dari kerja sosial,
dalam aspek lain hanyalah sebuah “metode” khusus dari “cara
mendapatkan nilai-lebih relatif.” (Hal. 350 [364].) Arti-penting historis
(ibidem.)
Hambatan-hambatan terhadap perkembangan manufaktur bahkan
selama periode klasik-nya: pembatasan jumlah pekerja tidak ahli karena
predominasi buruh ahli; pembatasan kerja perempuan dan anak-anak
dikarenakan perlawanan kaum pria; penekanan pada undang-undang
kerja-magang hingga waktu akhir-akhir ini, bahkan manakala itu
berlebihan; terus-menerus adanya pembangkangan dari kaum buruh,
karena pekerja kolektif masih belum memiliki kerangka-kerja yang
independen dari kaum pekerja; emigrasi kaum pekerja. (Hal. 353, 354
[367, 368].)
Kecuali itu, manufaktur itu sendiri tidak mampu merevolusionerkan
seluruh produksi sosial atau bahkan hanya mendominasinya. Landasan
teknisnya yang sempit menjadi berbenturan dengan keperluan-keperluan
produksi yang telah diciptakannya sendiri. Mesin menjadi perlu, dan

Tentang Das Kapital Marx | 87
manufaktur sudah belajar bagaimana membuatnya. (Hal. 355 [368].)
4. MESIN DAN INDUSTRI MODERN
a. Mesin itu sendiri
Revolusi dalam cara produksi, yang dimulai dalam manufaktur dengan
tenaga-kerja, di sini dimulai dengan perkakas kerja.
Semua mesin yang perkembang-penuh terdiri atas (1) mekanisme mo-
tor; (2) mekanisme transmisi; (3) alat atau mesin-kerja (Hal. 357 [373].)
Revolusi industri abad ke XVIII dimulai dengan mesin kerja.Yang
mengkarakterisasinya adalah bahwa alat itu —dalam suatu bentuk yang
kurang-lebih dimodifikasi – ditransfer dari manusia pada mesin, dan
dikerjakan oleh mesin di bawah operasi manusia. Pada awalnya tidaklah
terlalu penting apakah tenaga penggeraknya adalah tenaga manusia atau
suatu tenaga alamiah. Perbedaan khususnya adalah, bahwa manusia hanya
menggunakan organ-organnya sendiri, sedangkan mesin dapat, dalam
batas-batas tertentu, mempekerjakan sebanyak alat yang diperlukan
(Mesin-pemintalan, 1 kumparan; mesin-pintal, 12 hingga 18
kumparan.)Sejauh ini, pada mesin-pintal bukan pedal, tenaga, tetapi
kumparan yang dikenai oleh revolusi industrial – pada awalnya manusia
masih merupajkan tenaga-penggerak dan penawar sekaligus di mana-
mana. Revolusi mesin kerja, sebaliknya, mula-mula menjadikan
penyempurnaan mesin-uap suatu keharusan, dan kemudian juga
melaksanakannya. (Hal. 359-60 [374-75]; juga hal. 361-62 [276-77].)
Kedua jenis mesin dalam industri modern: atau (1) ko-operasi mesin-
mesin serupa (mesin tenun listrik, mesin envelop, yang memadukan
pekerjaan sejumlah pekerja detail melalui perpaduan berbagai perkakas/
alat), dalam hal ini sudah merupakan kesatuan teknis, melalui tenaga
dorong dan penggerak; atau (2) sistem mesin, perpaduan dari berbagai
mesin detail (pemintalan). Landasan alamiah untuk ini adalah
pembagian kerja dalam manufaktur. Tetapi segera timbul suatu
perbedaan mendasar. Di dalam manufaktur setiap proses detail mesti di
adaptasikan pada si pekerja; ini tidak lagi diperlukan di sini – proses

88 | Frederick Engels
kerja scara obyektif dapat dibedah ke dalam bagian-bagian
komponennya, yang kemudian diserahkan pada ilmu-pengetahuan, atau
pada pengalaman yang didasarkan padanya, untuk dikuasai oleh mesin-
mesin itu. Di sini rasio kuantitatif dari berbagai kelompok pekerja
diulangi sebagai rasio dari berbagai kelompok mesin. (HaL. 363-66 [378-
79].)
Dalam kedua kasus itu pabrik merupakan sebuah otomaton besar
(semakin disempurnakan pada tarasf itu belum lama berselang) dan ini
adalah bentuknya yang selayaknya. (Hal. 367 [379].) Dan bentuknya
yang paling sempurna adalah otomaton pembuat-mesin, yang
menghapuskan landasan kerja-tangan dan manufaktur dari industri skala-
besar, dan dengan demikian terlebih dulu memberikan bentuk mesin
yang sempurna (Hal. 369-72 [384-86].)
Kaitan antara pengrevolusioneran berbagai cabang, hinga pada alat-
alat komunikasi. (Hal. 371 [383].)
Di dalam manufaktur perpaduan kaum buruh adalah subyektif. Di sini
terdapat suatu organisme produksi mekanikal yang objektif, yang didapati
oleh si pekerja siap-pakai, dan yang dapat berfungsi hanya melalui kerja
kolektif; watak ko-operatif dari proses kerja itu kini merupakan suatu
keharusan teknis. (Hal. 372 [386].)
Tenaga-tenaga produktif yang lahir dari ko-operasi dan pembagian kerjha
tidak membebani modal dengan ongkos apapun; tenaga-tenaga alam:
uap, air, juga tidak membebankan ongkos apapun. Demikian juga tenaga-
tenaga yang ditemukan oleh ilmu-pengetahuan. Tetapi, yang tersebut
terakhir itu hanya dapat direalisasikan dengan aparatus yang cocok, yang
hanya dapat dibangun dengan biaya yang tinggi; demikian pula mesin-
mesin kerja ongkosnya jauh lebih besar daripada alat-alat tua. Tetapi
mesin-memsin ini mempuunyai masa-guna yang jauh lebih panjang dan
medan produksi yang jauh lebih besar daripada alat itu; oleh karenanya
mereka mentransfer porsi nilai yang jauh lebih kecil, secara relatif, pada
produk daripada sebuah alat, dan karenanya pelayanan gratis yang
diberikan oleh mesin itu (yang tidak muncul-kembali dalam nilai produk

Tentang Das Kapital Marx | 89
itu) adalah jauh lebih besar daripada di dalam kasus alat itu. (Hal. 374,
375, 376 [387, 388, 390].)
Pengurangan ongkos melalui konsentrasi produksi adalah jauh lebih besar
dalam industeri modern daripada dalam manufaktur. (Hal. 375 [388].)
Harga-harga barang-barang jadi membuktikan bertapa banyak mesin
telah membikin murah produksi, dan sebagian nilai yang disebabkan
oleh perkakas-perkakas kerja telah bertumbuh secara relatif tetapi
menurun secara mutlak. Produktivitas mesin diukur dengan seberapa
jauh ia telah menggantikan tenaga-kerja manusia. Contoh-contoh. (Hal.
377-79 [390-92].)
Andaikan sebuah bajak-uaop menggantikan tempat 150 pekerja yang
mendapatkan upah setahun sebesar P.Strl. 3.000, upah setahun ini “tidak
mewakili kerja yang dilakukan oleh para pekerja itu,” tetapi hanya “kerja
yang diperlukan” – namun, mereka juga melakukan tambahan “kerja-
surplus (tambah).” Namun, jika bajak-uap itu ongkosnya P.Strl. 3.000,
itu adalah pernyataan dalam uang dari semua kerja yang dikandung di
dalamnya.
Demikian, jika ongkos-ongkos mesin itu sebanyak tenaga-kerja yang
digantikannya, maka kerja manusia yang terkandung di dalamnya selalu
jauh lebih sedikit daripada yang digantikannya.(Hal. 380 [s92].)
“Sebagai suatu cara untuk memurahkan” produksi, mesin mesti
“berongkos kerja yang lebih rendah daripada yang digantikannnya.”
Tetapi, “bagi modal nilainya” mesti lebih rendah ketimbang “nilai tenaga-
kerja yang digantikan olehnya.” Karenanya, mesin-mesin yang tidak
bermanfaat di Inggris mesti bermanfaat di Amerika (yaitu, untuk
membuka-jalan). Karenanya, sebagai hasil pembatasan-pembatasan le-
gal tertentu, mesin-mesin yang sebelumnya tidak bermanfaat bagi modal
mungkin saja secara tiba-tiba menhadirkan dirinya. (Hal. 380-81 [393-
94].)

90 | Frederick Engels
b. Penghak-milikan Tenaga Kerja melalui Mesin
Karena mesin itu sendiri mengandung tenaga yang menggerakkannya,
tenaga otot jatuh nilainya. “Kerja kaum perempuan dan anak-anak;
kenaikan” seketika “dalam jumlah kaum pekerja-upahan” melalui
dipekerjakannya para anggorta keluarga yang sebelumnya tidak bekerja
untuk upah. Demikian “nilai tenaga-kerja manusia tersebar atas tenaga-
kerja dari seluruh keluarga, yaitu, terdepresias (berkurang nilainya).”
Sekarang empat orang gantinya seorang mesti melakukan tidak saja kerja,
tetapi juga kerja-tambah untuk modal, agar satu keluarga itu bisa
hidup.Demikian derajat eksploitasi ditingkatkan bersama dengan bahan/
material eksploitasi itu. (Hal. 383 [395].)
Sediakala penjualan dan pembel;ian tenaga-kerja merupakan suatu
hubungan antara orang-orang merdeka; sekarang anak-anak di bawah
umur atau anak-anak dibeli; pekerja kini menjual isteri dan anak – ia
menjadi seorang pedagang budak. Contoh-contoh (hal. 384-85 [396-97].)
Kemerosotan fisik – kematian anak-anak pekerja (hal. 386 [397-98]),
juga di agrikultur yang diindustrialisasi. (Sistem geng/gerombolan.)(Hal.
387 [399].)
Degradasi moral. (Hal. 389 [399].) Pasal-pasal pendidikan dan
perlawanan para manufaktor terhadap itu. (Hal. 390 [399-400].)
Masuknya kaum perempuan dan anak-anak ke dalam pabrik meruntuhkan
perlawanan kaum pekerja pria terhadap despotisme modal. (Hal. 391
[402].)
Apabila mesin memperpendek waktu-kerja uyang diperlukan untuk
memproduksi sebuah obyek, di tangan modal itu menjadi senjata yang
paliing ampuh untuk memperpanjang hari-kerja jauh melammpaui
gbatas-batas normalnya. Ia menciptakan, sebaliknya, kondisi-kondisi
baru yang memungkinkan modal melakukan itu, dan di pihak lain, motif-
motif baru untuk berbuat begitu.
Mesin mampu untuk bergerak terus-menerus, dan hanya dibatasi oleh

Tentang Das Kapital Marx | 91
kelemahan dan keterbatasan-keterbatasan tenaga-kerja manusia yang
membantu. Mesin yang telah aus dalam tujuh tahun setengah, dengan
bekerja 20 jam sehari, menyerap sama banyaknya kerja-tambah bagi si
kapitalis, tetapi dalam waktu separohnya, dari mesin lainnya yang aus
dalam limabelas tahun bekerja sepuluh jam sehari. (Hal. 393 [404].)
Depresiasi moral dari mesin itu –dengan menggantikan– dengan cara
ini makin kecil resikonya (hal. 394 [404-05].)
Lagi-pula, suatu kuantitas kerja yang lebih besar diserap tanpa
meningkatkan investasi-investasi bangunan dan mesin-mesin; dengan
demikian tidak saja nilai-lebih itu bertumbuh dengan suatu hari-kerja
yang diperpanjang, tetapi pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai
itu secara relatif menurun/berkurang. Ini lebih penting sejauh proporsi
modal tetap sangat mendominasi, seperti dalam kasus industri skala-
besar. (Hal. 395 [405].)
Selama periode awal permesinan, ketika ia memiliki suatu watak
monopoli, laba luar-biasa besarnya, dan karena kehausan akan yang lebih
banyak lagi, akan perpanjangan hari-kerja secara tanpa batas. Dengan
secara umum diperkenalkannya mesin, maka laba monopoli itu
menghilang, dan undang-undang menandaskan bahwa nilai-tambah
meningkat tidak dari kerja yang ditanamkan oleh mesin, tetapi dari kerja
yang dipekerjakan olehnya, yaitu, dari modal variabel. Tetapi, di dengan
produksi mesin, yang tersebut belakangan mau-tidak-mau dikurangi
oleh pembiayaan-pembiayaan yang besar. Jadi, terdapatlahsuatu
kontradiksi yang menjadi pembawaan dalam dipekerjakannya mesin:
untuk suatu massa modal ia meningkatkan satu faktor nilai-lebih,
tingkat-nya, dengan mengurangi yang lain, jumlahnya kaum pekerja.
Sesegera nilai sebuah barang-dagangan buatan-mesin menjadi nilai sosial
pengatur dari barang-dagangan itu, kontradiksi itu tampil, dan kembali
mendorong ke arah perpanjangan hari-kerja. (Hal. 397 [407].)
Tetapi pada waktu bersamaan mesin itu, dengan membebaskan kaum
pekerja yang ditanamkan, maupun dengan mengerahkan kaum
perempuan dan anak-0anak, menghasilkan suatu penduduk pekerja

92 | Frederick Engels
tambahan, yang mesti membiarkan modal mengimlahkan/menetapkan
hukum padanya. Karena itulah mesin menumbangkan semua batas-batas
moral dan alamiah dari hari-kerja. Oleh karenanya paradoks bahwa alat
paling ampuh dalam memperpendek waktu-kerja adalah cara yang pal-
ing ampuh pula dalam mengubah seluruh waktu-hidup kaum pekerja
dan keluarganya menjadi waktu-kerja yang terseduia untuk memuaikan
nilai modal itu. (Hal. 398 [408].)
Kita sudah melihat bagaimana reaksi sosial terjadi di sini melalui
penetapan hari-kerja normal; atas dasar ini sekarang berkembang
intensifikasi kerja. (Hal. 399 [409].)
Pada awalnya, dengan percepatan mesin, intensitas kerja meningkat
serempak dengan perpanjangan waktu-kerja. Tetapi segera titiknya
dicapai di mana kedua-duanya itu saling memustahilkan satu sama
lain.Namun, sulitlajh apabila waktu0kerja dibatasi. Intensitas hanya
dapat bertumbuh; dalam 10 jam kerja yang sama banyaknya dapat
dilakukan seperti yang lazimnya dikerjakan dalam 12 jam atau klebih,
dan kino hari-kerja yang lebih intensif berarti ditingkatkan menjadi daya
yang lebih tinggi, dan kerja tidak semata-mata diukur dengan waktu,
tetapi dengan intensitasnya. (Hal. 400 [409].) Demikian, dalam 5 jam
kerja-perlu dan 5 jam kerja-tambah, nilai-lebih yang sama dapat dicapai
seperti dalam 6 jam kerja-perlu dan 6 jam kerja-tambah pada intensitas
yang lebih rendah. (Hal. 400 [410].)
Bagaimanakah kerja itu diintensifikasikan? Dalam manufaktur telah
dibuktikan (Catatan pada hal. 449 [411, catatan kaki 1), barang tembikar,
misalnya, dsb., bahwa sekedar perpendekan hari-kerja sudah cukup untuk
menaikkan produktivitas secara luar-biasa. Dalam kerja-mesin hal ini
jauh lebih menyangsikan lagi. Tetapi bukti R. Gardner. (Hal. 401-02
[411-12].)
Sesegera hari-kerja yang diperpendek itu menjadi undang-undang, mesin
menjadi suatu alat untuk memeras lebih banyak kerja intensif dari si
pekerja, baik itu dengan laju yang lebih besar atau lebih sedikit tangan
dalam kaitan/hubungan dengan mesin. Contoh-contoh. (Hal. 403-07

Tentang Das Kapital Marx | 93
[412-16].) Bukti bahwa perkayaan dan pemuaian pabrik bertumbuh
serempak dengannya. (hal. 407-09 [416-18].)
c. Seluruh Pabrik dalam Bentuk Klasiknya
Di dalam pabrik, mesin menjaga manipulasi yang selayaknya atas
perkakas/alat itu; demikian perbedaan-perbedaan kualitatif dari kerja
yang dikembangkan di dalam manufaktur dihapuskan di sini; kerja
semakin diratakan; paling-paling, perbedaan dalam usia dan jenis-
kelamin. Di sini pembagian kerja adalah suatu pendistribusian para
pekerja di antara mesin-mesin yang dispesialisasi. Di sini pembagian
hanyalah di antara para pekerja utama, yang sesungguhnya dipekerjakan
pada alat itu, dan para pengumpan (ini hanya berlaku bagi keledai yang
bergerak sendiri, nyaris tidak berlaku bagi mesin pintal, dan lebih kurang
lagi bagi mesin pintal listrik yang telah diperbaiki), sebagai tambahan,
para supervisor, ahli teknik dan pemasuk, para mekanik, penggabung
dst., sebuah kelas yang hanya dari luarnya disatukan pada pabrik itu
(Hal. 411-12 [420].)
Keharus dan untuk mengadaptasiikan pekerja pada gerakan terus-
menerus sebuah otomaton memperlukan pelatihan sejak masa kanak-
kanak, tetapi sama sekali tidak berarti bahwa seorang pekerja masih
terus dirantai pada satu fungsi rincian sepanjang hidupnya, seperti di
dalam manufaktur. Pergantian opersonel dapat terjadi pada mesin yang
sama (mesin penerus/relay), dan karena sedikitnya usaha yang diperlukan
untuk belajar, para pekerja dapat dipindah-piindahkan dari satu jenis
mesin ke satu jenis lainnya. Pekerjaan para penunggu adalah atau sangat
sederhana atau semakin diambil alih oleh mesin. Biarpun begitu, pada
awalnya, pemgbagian kerja manufaktur bertahan secara tradisional, dan
itu sendiri menjadi sebguah senjata yang lebih ampuh untuk eksploitasi
oleh modal. Pekerja itu menjadi suatu bagian seumur hidup dari sebuah
mesin rincian. (Hal. 413 [422-23].)
Semua produksi kapitalis, sejauh ia bukan hanya suatu proses kerja tetapi
juga suatu proses untuk memuaikan nilai modal, mempunyai kesamaan
bahwa bukan si pekerja yang mempekerjakan perkakas kerja, melainkan

94 | Frederick Engels
vice versa, perkakas-perkakas kerja itu yang mempekerjakan si pekerja;
tetapi hanya lewat mesin ketidak-wajaran ini memperoleh suatu realitas
teknis, yang gamblang. Melalui perubahannya menjadi sebuah otomaton,
perkakas kerja itu sendiri menghadapi si opekerja, selama proses kerja
itu, sebagai modal, sebagai kerja mati yang berdominasi dan menyedot
tenaga-kerja hidup hinggga habis. Demikian juga tenaga-tenaga
intelektual proses produksi itu, sebagai keperkasaan modal atas kerja ...
Ketrampilan rinci dari yang individual, pengoperasi mesin yang
dipompa keluar menghilang bagaikan suatu ba rang sekonder yang tak-
berarti sejalan ilmu-pengetahuan, tenaga-tenaga alamiah yang luar biasa
dan kerja massa sosial yang terwujudkan dalam sistem mesin itu. (Hal.
414, 415 [423].)
Displin pabrik yang bagaikan barak-barak, kode pabrik. (Hal. 416 [423-
24].)
Kondisi-kondisi material dari pabrik itu. (Hal. 417-18 [425-27].)
c’ atau d. Perjuangan kaum buruh terhadap Sistem Pabrik dan
Mesin
Perjuangan ini, yang ada sejak asal-usul hubungan modal, pertama-kali
terjadi di sini sebagai suatu pemberontakan terhadap mesin sebagai dasar
material dari cara produksi kapitalis.Pintal-pintal pita. (Hal. 419 [427-
28].) Para pemberontak terhadap mesin (Luddites).(Hal. 420 [428-29].)
Baru kemudian para pekerja membedakan antara alat-alat produksi
material dan bentuk sosial dari eksploitasi mereka.
Dalam manufaktur, pembagian kerja yang diperbaiki lebih merupakan
suatu cara untuk boleh dikatakan menggantikan kaum pekerja.(Hal. 421
[429].) (Penyimpangan atas agrikultur, penelantaran hal. 422 [430].).
Tetapi dalam mesin sang pekerja itu digantikan secara sesungguhnya;
mesin itu bersaing dengannya secara langsung. Para peminta alat pintal
tangan. (Hal. 423 [431].) Seperti cara India. (Hal. 424 [432].) Efek ini
permanen, karena mesin terus-menerus menyamber bidang-bidang
produksi baru. Bentuk bergantung-sendiri dan terasing yang diberikan
produksi kapitalis pada perkakas kerja terhadap si pekerja dikembangkan

Tentang Das Kapital Marx | 95
mesin menjadi suatu antagonisme sepenuhnya – karena itulah
pemberontakan si pekerja pertama-tama terhadap perkakas kerja. (Hal.
424 [432].)
Rincian-rincian mengenai penggantian para pekerja oleh mesin-mesin.
(Hal. 425, 426 [433, 435].) Mesin itu sebuah alat/cara untuk mematahkan
perlawanan kaum buruh terhadap modal dengan menggantikan mereka.
(Hal. 427, 428 [435-37].)
Para ahli ekonomi libeal menegaskan bahwa mesin itu, yang
menggantikan kaum buruh, bersamaan waktu melepaskan modal yang
dapat mempekerjakan kaum buruh ini. Namun, sebaliknya, setiap
pengintroduksian mesin-mesin menutup/menahan modal, mengurangi
“variabelnya” dan meningkatkan komponen-komponen tetapnya; ia
dapat, oleh karenanya, semata-mata “membatasi” kapasitas modal untuk
mempekerjakan. Sesungguhnya – dan innilah yang juga dimaksudkan
para apologis itu – dengan cara ini bukan modal yang dibebaskan; tetapi
“kebutuhan-kebutuhan hidup” dari para pekerja yang digantikasn itu
yang dilepaskan; “kaum buruh itu terputus dari kebutuhan hidup,” yang
dinyatakan oleh si apologis itu dengan berkata bahwa “mesin
membebaskan kebutuhan hidup bagi si pekerja.” (Hal. 429-30 [438-39].)
Ini dikembangkan lebih lanjut (sangat bagus bagi Dua-mingguan) (hal.
431-32 [439-41].); antagonisme-antagonisme yang tidak dapat
dipisahkan dari dipekerjakannya mesin oleh si kapitalis “tidak ada bagi
para apologis, karena mereka tidak lahir/timbul dari mesin itu sendiri,
tetapi lahir dari emploimen/pemekerjaan kapitalisnya.” (Hal. 432 [441].)
Perluasan produksi oleh mesin secara langsung dan tidak-langsung, dan
dengan demikian kemungkinan peningkatan dalam jumlah kaum buruh
yang hingga itu dipekerjakan: kaum penambang, budak-budak di negara-
negara kapas, dsb. Di pihak lain, penggantian orang-orang Skot dan
Irlandia dengan domba untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pabrik-
pabrik wol. (Hal. 433, 434 [443, 44].)
Produksi mesin membawa pembagian kerja sosial lebih lanjut/jauh

96 | Frederick Engels
daripada manufaktur. (Hal. 435 [4].)
c” atau e. Mesin dan Nilai-lebih
Hasil pertama mesin: peningkatan nilai-lebih bersama dengan massa
produk di mana ia terkandung dan dari mana kelas kapitalis dan
pemboncengnya hidup, dengan demikian meningkatkan jumlah kaum
kapitalis; permintaan-permintaan kemewahan baru bersama dengan
cara-cara untuk memuaskannya. Produksi (barang) kemewahan
bertumbuh. Demikian pula alat-alat komunikasi (yang, namun, hanya
menyerap sedikit tenaga-kerja di negeri-negeri yang labih berkembang)
(bukti hal. 436 [45]) – akhirnya, kelas pelayan bertumbuh, “para budak
domestik modern,” yang bahan/materialnya disuplai dengan melepas
[kaum pekerja]. (hal. 437 [49].) “Statistik-statistik.”
Kontrasdiksi-kontradiksi ekonomi. (Hal. 437 [446].)
Kemungkinan peningkatan mutlak dalam massa kerja di satu cabang
bisnis disebabkan oleh mesin-mesin, dan modalitas-modalitas dari
proses ini. (Hal. 439-40 [49].)
Kekenyalan luar-biasa, kapasitas untuk perluuasan industri skala-besar
hingga suatu derajat perkembanganyang tinggi. (Hal. 441 [450-51].)
Reaksi atas negeri-negeri yang memmproduksi bahan-bahan mentah.
Emigrasi karena pelepasan kaum buruh. Pembagian kerja internasional
dari negeri-negeri industrial dan agrikultur—periodisitas krisis-krisis
dan kemakmuran. (Hal. 42 [451].) Kaum buruh dilempar bolak-balik
dalam proses perluasan ini. (Hal. 44 [454].)
Data historis mengenai ini. (Hal. 445-49 [455-59].)
Penggantian ko-operasi dan manufaktur oleh mesin (tahap-tahap
pertengahan). (Hal. 450-51 [459-60].) Juga penggantian bangunan-
bangunan yang tidak dijalankan menurut garis-garis pabrik, cabang-
cabang industri dalam semangat industri skala-besar—industri domestik,
suatu bagian luar departemen dari pabrik itu. (Hal. 452 [461].) Dalam
industri rumah dan manufaktur modern, eksploitasi semakin tidak tahu-

Tentang Das Kapital Marx | 97
malu daripada dalam pabrik itu sendiri. (Hal. 453 [462].) Contoh-contoh:
percetakan London (Hal. 453 [462-63]), penjiliidan buku, pemilahan
potongan-potongan kain (hal. 454 [463], pembuatan bata (hal. 455 [463-
64]). Manufaktur modern pada umumnya. (Hal. 456 [465].) Industri
domestik: pembuatan renda (hal. 457-59 [466-68]), menjalin jerami (hal.
460 [468-69]). Konversi menjadi produksi pabrik dengan pencapaian
batas akhir dari eksploitabilitas: barang pakaian dengan mesin jahit (hal.
462-66 [470-74]). Percepatan konversi ini dengan perluasan Undang-
undang Pabrik paksaan, yang mengakhiri rutin lama yang didasarkan
pada eksploitasi tidak terbatas. (Hal. 466 [475].) Contoh-contoh:
tembikar (hal. 467 [475-756], korek api (hal. 468 [476]). Selanjutnya,
efek Undang-undang Pabrik atas pekerjaan tidak-teratur, dikarenakan
kebiasaan-kebiasaan tidak-teratur kaum buruh, maupun karena musim
dan mode. (Hal. 470 [478].) Kerja-lembur berdampingan kemalasan,
karena muusim, dalam industri domestik dan manufaktur. (Hal. 471
[478-79].)
Pasal-0pasal kebersihan dari Undang-undang Pabrik. (Hal. 473 [480-
81].) Pasal-pasal Pendidikan. (Hal. 475 [482-83].)
Pelepasan kaum buruh semata-0mata karena usia, sesegera mereka itu
tumbuh dewasa dan tidak lagi cocok untuk pekerjaan itu, dan tidak dapat
lagi hidup dengan gaji anak-anak, sementara bersamaan waktu mereka
telah belajar suatu pekerjaan baru. (Hal. 477 [484-85].)
Pemecahan misteri-misteri, dan dari mengerasnya manufaktur dan
kerajinan-tangan tradisional, oleh industri modern, yang mengubah
proses produksi menjadi suatu penerapan tenaga-tenaga alam secara
sadar. Karena itu saja yang revolusioner, berhadapan dengan semua
bentuk-bentuk sebelumnya. (Hal. 479 [486-87].) Tetapi sebagai suatu
bentuk kapitalis ia membiarkan pembagian kerja yang mengeras/
membatu bersikukuh bagi sang pekerja, dan karena ia sehari-hari
merevolusionerkan landasan yang tersebut terdahulu, ia merusak sang
pekerja. Sebaliknya, justru dalam hal ini, dalam perubahan aktivitas-
aktivitas yang perlu dari satu dan pejkerja yang sama, keharusan bahwa
dirinya harus sepandai mungkin dan kemungkinan-kemungkinan dari

98 | Frederick Engels
revolusi sosial. (Hal. 480-81 [487-88].)
Kebutuhan perluasan perundang-undangan pabrik ke semua cabang yang
tidak dioperasikan menurut garis-garis pabrik. (Hal. 482 ff. [489-ff].)
Undang-undang tahun 1867. (Hal. 485 [493].) Tambang-tambang,
catatan. (Hal. 486 ff. [495=503].)
Efek Undang-undang Pabrik yang terkonsentrasi; penjabaran produksi
pabrik dan dengan demikian dari bentuk produksi kapitalis klasik;
aksentuasi kontradiksi-kontradiksinya yang menjadi pembawaan,
mematangnya unsur-unsur untuk membalikkan masyarakat lama, dan
dari unsur-unsur untuk membentuk (masyarakat) yang baru. (Hal. 486-
93 [503].)
Agrikultur. Di sini pelepasan kaum buruh oleh mesin bahkan lebih akut.
Penggantian petani oleh buruh-upahan. Hancurnya manufaktur domestik
pedesaan. Aksentuasi antitesis antara kota dan desa. Terpencarnya dan
melemahnya kaum pekerja pedesaan, sedangkan kaum buruh perkotaan
menjadi terkonsentrasi; kartenanya turunnya upah-upah kaum buruh
agrikultural hingga suatu minimum. Bedrsamaan waktu menjarah tanah:
puncak cara produksi kapitalis adalah menggerowotan sumber semua
kekayaan: tanah dan si pekerja. (Hal. 493-96 [504-07].)

BAB V
PENYELIDIKAN LEBIH LANJUT MENGENAI PRODUKSI
NILAI-LEBIH
10)
III
LAMPIRAN PADA CAPITAL, JILID TIGA
“Buku ketiga” dari Capital menerima banyak dan berbagai interpretasi
sejak ia menjadi pokok bagi penilaian publik. Tidak dapat diharapkan
yang selain itu. Dalam mengumumkannya, yang terutama menjadi
perhatian saya adalah untukk memproduksi sebuah naskah yang seotentik
mungkin, untuk mendemonstrasikan hasil-hasil; baru yang dicapai oleh
Marx sejauh mungkin dalam kata-kata Marx sendiri, untukk
mengintervensi hanya di mana hal itu secara mutlak tidak terelakkan,
dan itupun bahkan dengan tiada keraguan sedikitpun pada sang pembaca
mengenai dengan siapa ia berbicara. Hal ini telah tidak disepakati; telah
dikatakan bahwa aku semestinya mengubah bahan yang tersedia padaku
itu menjadi sebuah buku yang ditulis secara sistematikal, en faire un
livre, seperti kata orang Perancis; dengan kata-kata lain, mengiorbankan
otentisitas naskah itu demi untuk kemudahan para pembaca. Tetapi tidak
demikian saya memahami tugas saya. Aku tidak mempunyai pembenaran
apapun untuk suatu revisi seperti itu; seseorang seperti Marx berhak
agar dirinya sendiri didengar, untuk mengalihkan penemuan-penemuan
ilmiahnya pada generasi berikutnya dalam kemurnian sepenuhnya dari
presentasinya sendiri. Lagi pula, saya tidak berhasrat untuk melanggar
–sebagaimana itu tampaknya bagiku– atas warisan seseorang yang
begitu luar-biasa; itu akan seperti suatu pelanggaran atas kepercayaan
yang diberikan. Dan ketiga, itu tak-akan sangat berguna. Karena bagi
orang-orang yang tidak dapat atau tidak mau membaca, yang, bahkan
dalam Jilid I, berusaha lebih keras untuk memahaminya secara salah
daripada yang diperlukan untuk memahaminya secara tepat – bagi or-
ang-orang seperti itu sama-sekali tidak berguna untuk bersusah-susah
dengan cara apapun. Tetapi bagi mereka yang berminat untuk sungguh-
| 99 |

100 | Frederick Engels
sungguh mengerti, naskah asli itu sendiri adalah justru hal yang
terpentinng; bagi mereka,pemaparan-kembali saya paling-paling akan
bernilai sebagai suatu komentar, dan, selebihnya dari itu, sebuah
komentar mengenai sesuatu yang tidak diumumkan dan tidak ada
aksesnya. Teks asli itu akan mesti dirujuk pada kontroversi pertama
dan pada kontroversi kedua dan ketiga penerbitannya in extenso akan
menjadi sangat tidak terelakkan.
Kontroversi-kontroversi seperti itu adalah hal wajar dalam sebuah karya
yang menangdung begitu banyak hal yang baru, dan lagi pula dalam
sebuah rancangan pertama yang dirancang secara buru-buru dan
sebagiannya tidak lengkap. Dan di sini intervensi saya dapat menjadi
berguna: untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan dalam memahaminya,
untuk lebih mengedepankan aspek-aspek penting yang maknanya tidak
cukup jelas terbukkti dalam teks itu, dan membuatu beberapa tambahan
penting pasda teks yang dituylis p[ada tahun 1865 agar cocok dengan
keadaan masalahnya di tahun 1855. Memang, sudah terdapat dua hal
yang bagi saya tampaknya memerlukan suatu diskusi singkat.
I
HUKUM NILAI DAN TINGKAT LABA
Sudah dapat diduga bahwa penyelesaian kontradiksi yang kelihatan
antara kedua faktor ini akan membawa pada perdebatan-perdebatan,
presis sama banyaknya setelah penerbitan seperti sebelum penerbitan
naskah Marx itu. Ada yang siap-siap akan sebuah mukjijat lengkap, dan
mendapatkan diri mereka dikecewakan karena mereka melihat suatu
pemecahan yang sederhana, rasional dan secara prosaik waras dari
kontradiksi itu gantinya hokus-pokus yang mereka dugakan. Yang pal-
ing senang dalam kekecewaannya sudah tentu adalah Loria yang terkenal
dan mempesona. Setidak-tidaknya ia telah menemukan titik-tunjang
Archimedian yang darinya bahkan seorang cebol yang sekalibernya dapat
mengangkat struktur raksasa Marxian yang dibangun kokoh itu ke udara
dan meledakkannya. Apa! Ia berdeklamasi dengan jengekel. Itukah mesti
dianggap sebagai pemecahannya? Itu adalah mistifikasi semurninya!

Tentang Das Kapital Marx | 101
Manakala para ahli ekonomi berbicara tentang nilai, mereka itu
maksudkan nilai yang sudah benar-benar terjadi di dalam pertukaran.
Tiada seorang pun ahlui ekonomi dengan sedikit saja akal sehat yang pernah merepotkan dirinya
atau yang akan pernah merepotkan dirinya dengan suatu nilai yang tidak diperoleh dalam menjual
barang-barang dagangan dan yang tidak akan pernah diperoleh dalam menjual (ne possono
vendersi mai) ... dengan menyatakan bahwa nilai yang tidak pernah memperoleh nilai yang adalah
proporsional dengan kerja yang dikandungnya, apakah yang dilakukan oleh Marx kecuali mengulangi
dalam suatu bentuk terbalik tesis dari para ahli ekonomi ortodoks, bahwa nilai yang dengannya
barang-barang dagangan dijual adalah tidak proporsional dengan kerja yang dikerahkan/
dikeluarkan untuknya? ... Masalahnya tidak terselesaikan dengan pernyataan Marx bahwa
sekalipun adanya perbedaan harga-harga individual dari nilai-nilai individual, harga total dari
semua barang-dagangan senantiasa bertepatan dengan nilai total mereka, atau jumlah kerja yang
dikandung dalam totalitas barang-barang dagangan itu. Karena sejauh nilai itu tidak lebih daripada
suatu rasio pertukaran di antara satu barang-dagangan dengan lain barang-dagangan, konsep
suatu nilai total itu sendiri adalah sebuah absurditas, omong-kosong… sebuah
contradictio in
adjecto
.
Pada awal sekali buku itu, ia berargumentasi, Marx mengatakan bahwa
pertukaran dapat mensetarakan dua barang-dagangan hanya berdasarkan
suatu unsur yang sama besarnya di dalamnya, yaitu, jumlah yang sama/
setara dari kerja. Dan kini ia dengan sangat khidmatnya mengingkari
dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa pertukaran barang-barang
dagangan satu sama lain adalah dalam rasio yang sama sekali berbeda
daripada dari jumlah kerja yang terkandung di dalamnya. “Pernah adakah
suatu reductio Ad absurdum yang seperti itu, kebangkrutan teoritis
sepenuhnya seperti itu? Pernahkah dilakukan bunuh-diri ilmiah dengan
kemegahan dan kekhidmatan seperti itu!” (
Nuova Antologia
, 1 Februari
1895, hal. 478-79.)
Kita saksikanlah: Loria kita lebih daripada bahagia. Tidakkah ia benar
dalam memperlakukan Marx sebagai seorang seperti dirinya, sebagai
seorang sembarang klenik ? Nah anda lihatlah – Marx yang menyeringai
pada publiknya, presis seperti yang dilakukan Loria: ia hidup dari
mistifikasi-mistifikasi, tepat seperti profesor ekonomi Italia yang pal-
ing tak-berarti itu. Namun, jika Dulcamara
dapat melayakkan itu, itu
11)

102 | Frederick Engels
adalah karena ia mengetahui pekerjaannya, sedang si orang Utara, Marx,
tidak melakukan apa-apa kecuali tindakan-tindakan bodoh, menulis
omong-kosong dan yang absur-absurd, sehingga pada akhirnya tiada
yang tersisa baginya kecuali bunuh-diri dengan khidmatnya.
Biar kita tinggalkan untuk kelak, pernyataan bahwa barang-barang
dagangan tidak pernah dijual, juga tidak pernah dapat dijual, dengan
harga-harga yang ditentukan oleh kerja. Mari di sini kita semata-mata
membahas penegasan Tuan Loria, bahwa “nilai tidak-lain dan tidak-
bukan yalah rasio pertukaran antara sebuah barang-dagangan dengan
lain barang-dagangan,” dan oleh karenanya, “konsep mengenai nilai to-
tal barangpbarang dagangan itu sendiri adalah sebuah absurditas, omong
kosong ... sebuah
contradictio in edjecto
.” Rasio, dengan mana dua
barang-dagangan ditukarkan satu-sama-lain, nilai tukarnya, oleh
karenanya adalah sesuatu yang semurnninya kebetulan, dilengketkan
pada barang-barang dagangan itu dari luar, yang bisa begini hari ini
dan begitu pada esok hari. Apakah lima-puluh kg. (metrik) gandum
dipertukarkan dengan satu gram atau satu kilogram emas sama sekalgi
tidak bergantung pada kondisi-kondisi yang terkandung dalam gandum
atau emas itu, tetapi pada keadaan-keadaan yang sama-sekali asing bagi
kedua-duanya. Karena kalau tidfak begitu, kondisi-kondisi ini juga akan
menandaskan diri dalam pertukaran itu, mendominasi yang tersebut
terakhir itu dalam keseluruhannya, dan juga mempunyai keberadaan
yang independen yang terpisah dari pertukaran, sehingga orang dapat
berbicara mengenai suatu nilai total barang-barang dagangan.
Itu adalah omong-kosong, berkata Loria yang termashur itu. Tanpa
mempedulikan dalam rasio bagaimana dua barang-dagangan dapat
dipertukarkan satu-sama-lain, itu adalah nilainya—dan habislah perkara.
Maka itu, nilai adalah identikal dengan harga, dan setiap barang-
dagangan mempunyai sebanyak nilai seperti harga-harga yang dapat
diperolehnya. Dan harga ditentukan oleh suplai (persediaan) dan
permintaan; dan setiap orang yang masih bertanya-tanya lagi adalah
seorang tolol jika mengharapkan suatu jawaban.
Tetapi, ada sebuah sentakan kecil mengenai masalah itu. Dalam keadaan

Tentang Das Kapital Marx | 103
normal, persediaan dan permintaan berkeseimbangan. Karenanya, mari
kita memmbagi semua barang-dagangan di dunia ke dalam dua parohan,
kelompok persediaan dan kelompok permintaan yang sama/setara
besarnya. Mari kita mengasumsikan bahwa masing-masingnya mewakili
suatu harga sebesdar 1.000 milyar mark, frank, Poundsterling, atau mata-
uang apapun lainnya. Memnurut artihmatika elementer itu menjadikan
suatu harga atau nilai sebesar 2.000 milyar. Omong-kosong, absurd,
berkata Tuan Loria. Kedua kelompok itu digabungkan dapat mewakili
suatu harga sebesar 2.000 milyar. Tetapi adalah lain dengan nilai. Jika
kita mengatakan harga: 1.000 + 1.000 = 2.000. Tetapi jika kita
mentatakan nilai: 1.000 + 1.000 = 0. Setidak-tidaknya dalam kasus ini,
di mana totalitas barang-barang dagangan terlibat. Karena di sini
masing-masingbarang-dagangan dari kedua kelompok itu hanya bernilai
1.000 milyar karena masing-masing dari kedua-duanya itu dapat dan
akan memberikan/menghasilkan jumlah ini bagi barang-dagangan yang
lainnya. Tetapi kalau kita persatukann keseluruhan barang-dagangan
dari kedua kelompok di tangan seseorang pihak ketiga, yang yang
pertama tidak mempunyai nilai lagi di tangannya, demikian pula yang
kedua, dan yang ketiga jelas-jelas tidak – pada akhirnnya tidak
seorangpun yang mempunyai apa-apa. Dan kembali kita terpesona
dengan superioritas/keunggulan yang dengannya Cagliostro selatan kita
menganiaya konsep nilai itu dengan suatu cara yang sedemikian rupa
hinggga tidak tertinggal sedikitpun jejaknya. Ini adalah puncaknya ilmu
ekonomi vulgar!
12)
Dalam
Archiv für soziale Gesetzgebung Braun
, Vil. VII, No. 4, Werner
Sombart memberikan sebuah denah dari sistem Marx yang, secara
keseluruhan, bagus sekali. Adalah pertama-kalinya seorang profesor
universitas Jerman berhasil secara menyeluruh memahami dalam
tulisan-tulisan Marx itu yang sesungguhnya dikatakan oleh Marx, dengan
menyatakan bahwa kritisisme mengenai sistem Marxian tidak dapat
berupakan suatu penyangkalan –“biar orang yang menjadikan politik
itu sebagai karirnya, membahas hal itu”– tetapi semata-mata dalam
perkembangan selanjutnya. Sombart juga, membahas subyek kita itu,
segbagaimana yang dapat diduga sebelumnya. Ia menyelidikan arti-
penting nilai dalam sistem Marxian, dan sampai pada hasil-hasil berikut:

104 | Frederick Engels
Nilai tidak nyata dalam hubungan pertukaran barang-barang dagangan
yang diproduksi secara kapitalis; ia tidak hidup dalam kesadaran para
pelaku produksi kapitalis; ia bukan sebuah empirikal, melainkan adalah
sebuah kenyataan mental, sebuah kenyataan logis; konsep tentang nilai
di dalam ketentuan materialnya pada Marx tidak lain dan tidak bukan
adalah ungkapan ekonomis dari kenyataan tenaga produktif kerja secara
sosial sebagai landasan keberadaan ekonomis; pada analisis terakhirnya,
hukum nilai mendominasi proses-proses ekonomis dalam sebuah sistem
ekonomi kapitalis, dan untuk ini sistem ekonomi itu pada umumnya
mengandung isi berikut ini: nilai barang-barang dagangan merupakan
bentuk khusus dan historis di mana tenaga kerja produktif, pada analisis
terakhir mendominasi semua proses ekonomis, menandaskan dirinya
sebagai suatu faktor penentu. Demikian kata Sombart, tidak dapat
dikatakan bahwa konsepsi mengenai arti-penting hukum nilai bagi
bentuk produksi kapitalis adalah salah. Tetapi bagiku itu agaknya terlalu
luas, dan mudah dikenakan suatu operumusan yang lebih sempit, lebih
cermat; menurut mendapat saya ia sama sekali tidak menghabiskan
seluruh arti-penting hukum nilai bagi tahap-tahap ekonomi
perkembangan masyarakat yang didominasi oleh hukum ini.
Terdapat sebuah artikel yang sama bagusnya oleh Conrad Schmidt
mengenai jilid ketiga dari Capital dalam Sozialpolitischen Zentralblatt
dari Braun, 25 Februari 1895, No.22. Yang teristimewa mesti ditekankan
di sini adalah bukti mengenai bagaimana derivasi Marxian mengenai
laba rata-rata dari nilai-lebih untuk pertama kalinya memberikan suatu
jawaban pada pertanyaan yang bahkan tidak diajukan oleh ilmu ekonomi
hingga sekarang: bagaimana besaran tingkat laba rata-rata ini ditentukan,
dan bagaimana terjadi bahwa itu adalah, katakan, 10 atau 15 persen dan
bukan 50 atau 100 persen. Karena kita mengetahui bahwa nilai-lebih
yang mula-mula dirampas oleh sang kapitalis industrial adalah sumber
satu-satunya dan khususnya dari mana laba dan bunga itu mengalir,
maka pertanyaan ini menjawab dirinya sendiri. Pasase dari artikel
Schmidt ini mungkin secara langsung ditulis bagi para ahli ekonomi a
la Loria, seandainya bukan kerja secara sia-sia untuk membuka mata
pihak-pihak yang tidak berkehendak untuk melihat.

Tentang Das Kapital Marx | 105
Juga Schmidt mempunyai kesemasan-kesemasan formalnya mengenai
hukum nilai. Ia menyebutnya sebuah hipotesis ilmiah, yang dibangun
untuk menjelaskan proses pertukarang yang sesungguhnya, yang terbukti
menjadi titik-berangkat teoritis yang diharuskan, yang menerangkan
dan yang tidak bisa tidak ada, bahkan dalam hubungan gejala-gejala
harga-harga bersaing yang agaknya berada dalam kontradiksi mutlak
dengannya. Menurutnya, tanpa hukum nilai maka semua wawasan
teoritis ke dalam permesinan ekonomi dari kenyataan kapitalis berhenti/
berakhir. Dan dalam sepucuk surat yang ia ijinkan saya mengutibnya,
Schmidt menyatakan hukum nilai di dalam bentuk produksi kapitalis
adalah suatu fiksi yang murnii, sekalipuyn suatu keharusan secara teoritis.
Namun, pandangan ini menurut pendapat saya adalah sangat tidak tepat.
Hukum nilai mempunyai arti penting yang jauh lebih besar dan lebih
penting bagi produksi kapitalis daripada sekedar sebuah hipotesis,
apalagi sebuah fiksi, sekalipun sebuah yang bersifat keharusan.
Sombart maupun Schmidt –saya menyebut Loria yang termashur hanya
sekedar sebagai kertas-perak vulgar-ekonomis– tidak memberi
kelonggaran secukupnya bagi kenyataan yang kita bahas di sini, tidak
hanya dengan suatu proses yang semurninya logis, tetapi dengan suatu
proses historikal dan refleksi penjelasannya dalam pikiran, menurut
logika kaitan-kaitan internalnya.
Pasase menentukan itu dapat dijumpai dalam Marx, Jilid III, hal. 200:
Seluruh kesulitannya timbul dari kenyataan bahwa barang-barang dagangan tidak dipertukarkan
sekedar sebagai barang-barang dagangan, tetapi sebagai produk-produk dari modal-modal,
yang mengklaim keikut-sertaan di dalam jumlah seluruhnya nilai-lebih, proporsional dengan
besarannya, atau setara jika mereka dari besaran yang setara.
Untuk menggambarkan perbedaan ini, diandaikan bahwa kaum buruh
memiliki alat-alat produksi mereka, bahwea mereka rata-rata bekerja
selama periode-periode waktu yang sama lamanya dan dengan intensitas
yang setara pula, dan saling menukarkan barang-barang dagangan mereka
satu-sama-lain secara langsung. Lalu, dalamn satuhari, dua pekerja akan
menambahkan –dengan kerja mereka– suatu jumlah nilai baru yang

106 | Frederick Engels
sertara pada produk-produk mereka, tetapi produk masing-masing akan
mempunyai nilai yang berbeda, bergantung pada kerja yang sudah
dikandung dalam alat-alat produksi itu Bagian modal yang tersebut
belakangan ini akan mewakili modal konstan dari ekonomi kapitalis,
sedang bagian dari nilai yang baru-ditambahkan yang dipekerjakan bagi
kebutuhan hidup sang pekerja akan mewakili modal variabel, dan porsi
dari nilai baru yang masih tertinggal akan mewakili nilai-lebih, yang
di dalam kasus ini akan termasuk milik sang pekerja. Demikian, setelah
mengurangi jumlah itu untuk menggantikan hanya bagian konstan yang
dibayar di muka oleh mereka, kedua-dua pekerja itu akan mendapatkan
nilai-nilai setara; tetapi rasio bagian yang mewakili nilai-lebih dengan
nilai alat-alat produksi –yang akan bersesuaian dengan tingkat laba
kapitalis– akan berbeda dalam kasus masing-masing. Tetapi karena
masing-masing dari mereka itu mendapatkan penggantian nilai alat-
alat produksi melalui pertukaran itu, ini akan sepenuhnya merupakan
keadaan yang tiada artinya.
Pertukaran barang-barang dagangan menurut nilainya, atau yang mendekati nilai-nilai mereka,
dengan demikian memerlukan suatu taraf yang jauh lebih rendah daripada pertukaran mereka
menurut harga-harga produksinya, yang memerlukan suatu tingkat tertentu dari perkembangan
kapitalis…..Kecuali dominasi harga-harga dan gerakan harga oleh hukum nilai, cukup layak untuk
memandang nilai-nilai barang-barang dagangan tidak hanya secara teoritis melainkan juga secara
historis anteseden (prius) pada harga-harga propduksi. Ini berlaku untuk kondisi-kondisi di mana
sang pekerja memiliki alat-alat produksinya, dan ini adalah kondisi petani pemilik tanah yang
bekerja dan tukang, di dunia purba maupun dunia modern.Ini sesuai pula dengan pandangan yang
telah kita kemukakandi muka, bahwa evolusi produkproduk menjadi barang-barang dagangan
timbul melalui pertukaran antara berbagai komunitas, tidak di antara anggota komunitas yang
sama. Ini tidak hanya berlaku untuk kondisi primitif ini, tetapi juga untuk kondisi-kondisi berikutnya,
yang berdasdarkan perbudakan dan perhambaan, dan untuk organisasi gilde kerajinan-kerajinan
tangan, selama alat-alat produksi yang terlibat dalam setiap cabang produksi hanya dengan sulit
sekali ditransfer dari satu bidang ke bidang lainnya dan oleh karenanya berbagai bidang produksi
itu saling berhubungan satu sama lain, di dalam batas-batas tertentu, sebagai negeri-negeri asing
atau komunitas-komunitas komunis. (Marx, Jilid III, hal. 202 f..)
Seandainya Marx berpeluang untuk sekali-lagi meninjau jilid ke III itu,
ia pasti akan sangat memperluas pasase ini. Sebagaimana adanya, ia

Tentang Das Kapital Marx | 107
hanya memberikan sebuah sekedar kerangka mengenai yang mesti
dikatakan tentang masalah bersangkutan. Karenanya, mari kita
memeriksanya secara lebih cermat.
Kita semua mengetahui bahwa pada awal-awal masyarakat produk-
produk dikonsumsi oleh para produsernya sendiri, dan bahwa para
produser ini terorganisasi secara spontan dalam komunitas-komunitas
yang kurang atau lebih komunistik; bahwa pertukaran kelebihan produk-
produk ini dengan pihak-pihak asing, yang menghantar perubahan
produk-produk itu menjadi barang-barang dagangan, adalah terjadi di
waktu kemudian; bahwa itu terjadi pada mulanya hanya di antara
komunitas-komunitas individual dari berbagai suku, tetapiu kemudian
juga berlaku di dalam komunitas itu, dan sangat menyumbang pada
pecahnya yang tersebut terakhir itu ke dalam kelompok-kelompok
keluarga yang lebih besar atau lebih kecil. Namun, bahkan sesudah
pembubaran, kepala-kepala keluarga yang melakukan pertukaran itu
tetap bekerja sebagai petani, yang memproduksi nyaris segala yang
mereka butuhkan dengan bantuan keluarga mereka di atas pertanian-
peertanian mereka sendiri, dan hanya mendapatkan suatu bagian kecil
kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan dari luar dengan/melalui
pertukaran produk-produk kelebihan mereka sendiri. Kkeluarga itu tidak
hanya bekerja dalam agrikultur dan pemeliharaan ternak; keluarga itu
juga mengerjakan produk-produk mereka menjadi basrang-barang jadi
untuk konsumsi; kadang-kadang bahkan mengerjakan penggilingannya
sendiri dengan penggilingan-tangan; membuat roti, memintal,
mewarnai, merajut rami dan wol, menyamak kulit, membangun dan
mereparasi bangunan, membuat alat dan perkakas, dan tidak jarang
menyolderan dan pekerjaan pandai besi; sehingga keluarga itu atau
kelompok keluarga itu pada pokoknya berswa-sembada.
Sedikitnya kebutuhan yang sebuah keluaerga seperti itu mesti peroleh
lewat barter atau membeli dari pihak-luar, bahkan hingga awal abad ke
XIX di Jerman, terutama terdiri atas objek-objek produksi kerajinan
tangan, yaitu, barang-barang yang sifat manufakturnya sama sekali
bukannya tidak diketahui oleh si petani itu, dan yang tidak diproduksinya
sendiri hanya karena ia kekurangan bahan mentahnya atau karena barang

108 | Frederick Engels
yang dibelinya itu adalah jauh lebih baik atau sangat lebih murah.
Karenanya si petani dari Abad-abad Pertengahan mengetahui dengan
ketepatan yang lumayan, waktu-kerja yang diperlukan untuk
memproduksi barang-barang yang diperolehnya dengan cara barter.
Pandai-besi dan tukar-kereta dari desa bekerja di bawah pengawasannya;
demikian pula tukang-jahit dan tukang-sepatu, yang di masa mudaku
masih melakukan kunjungan-kunjungannya pada para petani sungai
Rhine, seorang-demi-seorang, mengubah bahan-bahan buatan-rumah
menjadi sepatu dan pakaian. Para petani maupun orang-orang dari mana
mereka membeli, adalah kaum pekerja pula; barang-barang yang
dipertukarkan adalah produk masing-masingnya sendiri. Apakah yang
mereka habiskan dalam membuat produk-produk ini? Kerja dan kerja
saja: untuk menggantikan alat-alat, untuk memproduksi bahan mentah;
dan memprosesnya mereka tidak menghabiskan apapun kecuali tenaga-
kerja mereka sendiri; lalu bagaimana mereka dapat menukarkan produk-
produk mereka itu dengan produk-produk para produser yang juga
bekerja yang lain daripada dalam rasio kerja yang dihabiskan untuknya?
Waktu-kerja yang dipakai atas produk-produk ini tidak saja satu-satunya
ukuran yang cocok bagi penentuan kuantitatif dari nilai-nilai yang
dipertukarkan: tiada lainnya yang memungkinkannya sebagai pengukur
itu. Atau, mungkinkah dianggap bahwa sang petani dan sang tukang
adalah begitu tololnya, sehingga menyerahkan produk dari kerja-
sepuluh-jam seseorang untuk produk kerja sejam saja dari seseorang
lainnya? Tiada pertukaran lain yang dimungkinkan dalam seluruh
periode ekonomi alamiah kaum petani daripada di mana kuantitas-
kuantitas barang-dagangan semakin banyak dan lebih diukur menurut
jumlah-jumlah kerja yang terkandung di dalamnya. Sejak saat uang
menyusup ke dalam cara ekonomi ini, kecenderungan pada adaptasi
hukum nilai (dalam perumusan Marxian, nota bene!) bertumbuh makin
mencolok di satu pihak, sedang di lain pihak ia sudah diselangi oleh
campur-tangan modal lintah-darat dan perampokan oleh perpajakan;
periode-periode yang untuknya harga-harga –secara rata-rata– mulai
bertumbuh makin panjang mendekati margin nilai-nilai yang tak-berarti
Yang serupa juga berlaku batgi pertukaran antara produk-produk petani
dan dari para pengrajin perkotaan. Pada awalnya barter ini terjadi secara

Tentang Das Kapital Marx | 109
langsung, tanpa perantaraan si saudagar, pada hari-hari pasaran di kota,
ketika kaum tani menjual dan melakukan pembelian-pembeliannya. Juga
di sini, tidak saja si petani mengetahui kondisi-kondisi kerja para
pengrajin, tetapi yang tersebut belakangan itu juga mengetahui kondisi-
kondisi si petani. Karena si pengrajin itu, betapapun, sedikit-banyak
masih juga seorang petani; ia tidak saja mempunyai kebun sayur dan
bua-buaan, tetapi seringkali juga mempunyai sebidang tanah, seekor
atau dua sapi, babi, unggas, dsb. Orang-orang di Abad-abad Pertengahan
dengan demikian mampu dengan kecermatan besar saling mencocokkan
ongkos-ongkos produksi untuk bahan-mentah, bahan pelengkap, dan
waktu-kerja – sekurang-kurangnya berkaitan dengan barang-barang
keperluan umum sehari-hari.
Tetapi bagaimanakah, di dalam barter berdasarkan kuantitas kerja ini,
yang tersebut belakangan itu mesti dikalkulasikan, bahkan kalau hanya
secara tidak langsung dan secara relatif, bagi produk-produk yang
memerlukan kerjha lebih lamna, yang diinterupsi pada selang-selang
tidak teratur dan tidak pasti dalam penghasilannya – biji-bijian atau
ternak, misalnya? Dan di kalangan orang-orang, padahal, yang tidak
bisa berkalkulasi? Jelaslah, hanya melalui suatu prosesperkiraan-
perkiraan zig-zag yang panjang, seringkali mencari-cari jalan di sini
dan di sana dalam kegelapan, dan, seperi lazizmnya, hanya belajar dari
kesalahan-kesalahan. Tetapi keharusan bagi masing-masingnya untuk
menutup pengeluarannya pada umumnya selalu membantu untuk
kembali ke arah yang tepat; dan jumlah kecil jenis-jenis barang dalam
sirkulasi, maupun sifat kestabilan produksi mereka yang seringkali
berabad-lamanya, yang memfasilitasi dicapainya tujuan ini. Dan bahwa
ia sama-sekali tidak makan waktu sedemikian lamanya bagi jumlah nilai
relatif produk-produk ini untuk ditetapkan lumayan mendekatinya telah
dibuktikan olkeh kenyataan bahwa ternak, barang-dagangan yanng
tampaknya paling sulit ditetapkan karena poanjangnya waktu produksi
dari setiap kepala secara inndividual, telah menjadi yang pertama yang
diterima sebagai barang-dagangan uang yang diterima. Untuk mencapai
hal ini, nilai ternak itu, rasio pertukarannya dengan sejumlah besar
barang-dagangan lainnya, tentu telah sudah mencapai suatu kestabilan
relatif yang luar-biasa, yang diakui tanpa kontradiksi di wilayah-

110 | Frederick Engels
wilayah banyak suku. Dan orang-orang zaman itu jelas cukup pintar –
baik para peternak maupun pelanggan mereka– untuk tidak
memberitahukan waktu-kerja yang dikerahkannya tanpa suatu kesetaraan
di dalam barter. Sebaliknya, semakin dekat orang-orang itu dengan
keadaan produksi barang-dagangan primitif –para orang Rusia dan Ori-
ental (orang Timur) misalnya– semakin banyak waktu yang masih
mereka buang-buang dewasa ini, untuk memeras, lewat tawar-menawar
yang alot dan berkepanjangan, kompensasi sepenuhnya bagi waktu-kerja
mereka yang dikerahkan untuk sebuah produk.
Berawal dengan penentuan nuilai dengan waktu-kerja ini, seluruh
produksi barang-dagangan berkembang, dan dengannya hubungan-
hubungan yang beraneka-ragam di mana berbagai aspek hukum nilai
menyatakan/menegaskjan diri, seperti yang dilukiskan dalam bagian
pertama Vol.I dari Capital; yaitu, khususnya, kondisi yang dengannya
hanya kerja merupakan pencipta-nilai. Ini merupakan kondisi-kondisi
yang menyatakan diri tanpa memasuki kesadaran para peserta/partisipan
dan yang sendiri hanya dapat diabstraksikan dari praktek keseharian
melalui penelitian teoritis yang menuntut banyak kerja; yang bertindak,
oleh karenanya, bagaikan hukum-hukum alam, seperti yang dibuktikan
oleh Marx sebagai keharusan dari sifat produksi barang-dagangan.
Kemajuan paling penting dan paling tajam adalah peralihan pada uang
logam/metalik, yang konsekuensinya, namun, yalah bahwa penentuan
nilai dengan waktu-kerja tidak lagi tampak di permukaan pertukaran
barang-dagangan. Dari sudut-pandang praktikal, uang telah menjadi
ukuran menentukan dari nilai, lebih-lebih dengan masuknya barang-
barang dagangan ke dalam perdagangan menjadi semakin bervariasi,
semakin pula mereka datang dari negeri-negeri jauh, dan, oleh
karenanya, semakin berkurang waktu-kerja yang diperlukan bagi
produksi mereka yang dapat diperiksa/dicek. Uang itu sendiri lazimnya
mula-mula datang dari negeri-negeri asing; bahkan ketika logam-logam
mulia diperoleh di dalam negeri, para petani dan tukang untuk sebagian
tidak mampu menaksir kerja yang dikerahkan di dalamnya, dan sebagian
lagi kesadaran mereka sendiri mengenai sifat pengukur-nilai dari kerja
telah menyuram/kabur oleh kebiasaan berhitung dengan uang; dalam
pikiran rakyat umum uang telah mulai mewakili nilai mutlak.

Tentang Das Kapital Marx | 111
Singkat kata: hukum nilai Marxian pada umumnya berlaku, sejauh
hukum-hukum ekonomi itu memang berlaku, untuk seluruh periode
produksi barang-dagangan sederhana, yaitu, hingga saat yang tersebut
terakhir itu mengalami suatu modifikasi melalui munculnya bentuk
produksi kapitalis. Hingga saat itu harga-harga bergravitasi ke arah nilai-
nilai yang ditetapkan menurut hukum Marxian dan berayun sekitar nilai-
nilai itu, sehingga semakin penuh berkembangnya produksi barang-
dagangan sederhana, semakin lama harga-harga rata-rata tidak
terinterupsi untuk periode-periode lama oleh gangguan-gangguan
eksternal yang dahsyat bertepatan dengan nilai-nilai di dalam suatu
marjin yang tiada berarti. Demikian hukum nilai Marxian mempunyai
kesahihan ekonomi secara umum selama suatu periode yang berlangsung
dari awal pertukaran, yang mentransformasi produk-produk menjadi
barang-dagangan, hinga abad ke XV zaman sekarang. Tetapi pertukaran
barang-barang dagangan telah ada sejak waktu sebelum sejarah tertulis,
yang di Mesir berarti mundur ke setidak-tidaknya 2.500 Sebelum
Masehi, dan barang 5.000 tahun Sebelum Masehi, dan di Babilon pada
4.000 Sebelum Masehi, bahkan barangkali 6.000 Sebelum Masehil;
dengan demikian hukum nilai telah berlaku selama suatu periode dari
lima hingga tujuh ribu tahun. Dan sekarang mari kita mengagumi
ketuntasan Mr. Loria, yang menyebutkan nilai umumnya dan secara
langsung berlaku (sahih) selama periode ini suatu nilai jang tidak pernah
atau dapat diperoleh bagi barang-barang dagangan, dan yang dengannya
tiada seorang ahli ekonomi –yang memiliki sepercikpun akal sehat–
akan merepotkan dirinya!
Hingga kini kita belum menyebutkan sang saudagar. Untuk sementara
kita dapat menyimpan pertimbangan intervensinya, ketika kita beralih
pada transformasi produksi barang-dagangan sederhana ke produksi
barang-dagangan kapitalis. Sang saudagar merupakan unsur revolusioner
dalam masyarakat ini, di mana segala sesuatu lainnya dalam keadaan
stabil, stabil , seakan, melalui pewarisan; di mana sang petani tidak
hanya memperoleh sebidang tanahnya (hide of land = sebidang tanah/
antara 10 – 120 acre [1 acre = 4.840 m²]), tetapi juga statusnya sebagai
seorang pemilik-bebas, sebagai seorang petani atau sahaya bebas-sewa
yang terpesona, dan pengrajin kota yang pekerjaan dan hak-hak istimewa

112 | Frederick Engels
gilde secara turun-temurun dan nyaris tidak bisa diasingkan dari dirinya,
dan masing-masing dari mereka, tambahan pula, para pelanggannya,
pasarnya, maupun ketrampilannya, yang dilatih dari masa-kanak-kanak
dalam keahlian yang diwariskan itu. Ke dalam dunia inilah masuk sang
saudagar yang dengannya revolusinya dimulai. Tetapi tidak sebagai
revolusioner yang sadar; sebaliknya, sebagai darah dagingnya. Saudagar
Abad-abad Pertengahan sama sekali bukan seorang individualis; ia pada
dasarnya adalah seorang mitra seperti semua sezamannya. Asosiasi
traktat (Mark Assosiation), yang lahir dari komunisme primitif, berlaku
di pedesaan. Setiap petani aslinya mendapatkan sebidang tanah yang
sama, dengan bagian-bagian tanah yang sama dari setiap kualitas, dan
suatu bagian hak yang sama pula dalam hak atas traktat itu. Setelah
traktat itu menjadi sebuah asosiasi tgertutup dan tiada bidang-bidang
tanah baru dialokasikan, maka sub-pembagian bidang-bidang tanah itu
terjadi melalui pewqarisan hak-hak umum dalam traktat itu; tetapi yang
tetap merupakan satuannya (unit) adalah bidang tanah sepenuhnya itu,
sehingga terdapat setengah, seperempat dan seperdelapan bidang tanah
dengan setengah, seperempat dan seperdelapan hak dalam traktat itu.
Semua asosiasi produktif kemudian, khususnya gilda-gilda di kota-kota,
yang statut-statutnya tidak lain kecuali penerapan konstitusi traktat pada
suatu hak-istimewa (privilese) keahlian gantinya pada suatu wilayah
tanah terbatas, mengikuti pola asosiasi traktat itu. Titik sentral dari
seluruh organisasi itu adalah partisipasi setara dari setiap anggota dalam
hak-hak istimewa dan produk yang dijamin bagi gilde, sebagaimana
yang secara gamblang dinyatakan di dalam lisensi tahun 1527 dari
perdagangan benang Elberfeld dan Darmen. (Thun:
Industrie am
Nierderrhein
, Vol. II, hal. 164 ff.)
Yang serupa berlaku juga bagi gilde-gilde pertambangan, di mana setiap
bagian ikut-serta secara setara dan juga dapat dibagi, bersama dengan
hak-hak dan kewajiban-kewajibannya, seperti sebidang tanah dari
anggota traktat. Dan yang serupa tidak kalah berlakunya bagi kompeni-
kompeni saudagar, yang memprakarsai perdagangan seberang lautan.
Orang-orang Venesia dan Genoa di pelabuhan Aleksandria atau
Konstantinopel, masing-masing nasion di fondaco-nya sendiri—tempat-
hunian, penginapan, gudang, ruang-ruang pameran dan penjualan,

Tentang Das Kapital Marx | 113
bersama kantor-kantor pusat- merupakan asosiasi-asosiasi dagang yang
lengkap; semuanya itu tertutup bagi para pesaing dan langganannya;
mereka menjual sesuai harga-harga yang ditetapkan di antara mereka
sendiri; barang-barang dagangan mereka menjamin suatu kualitas
tertentu yang ditetapkan oleh penilikan publik dan sering diibubuhi
dengan sebuah tanda (cap); mereka merundingkan bersama harga-harga
yang harus dibayar oleh para pribumi untuk produk-produk mereka,
dsb. Juga para saudagar Hanseatik tidak berbuat yang lain di atas
Jembatan Jerman (Tydske Bruggen) di Bergen, Norwegia; yang sama
berlaku pula bagi para pesaing Belanda dan Inggris ketika itu. Celakalah
orang yang menjuakl di bawah harga atau yang membeli di atas harga
itu! Boikot yang menimpa dirinya pada waktu itu berarti kehancurannya
yang tidak terelakkan, belum lagi terhitung denda-denda langsung yang
dipaksakan oleh asosiasi itu atas yang bersalah. Dan asosiasi-asosiasi
yang lebih ketat bahkkan didirikan untuk maksud-maksud/tujuan-tujuan
lebih tertentu, sepertinya Maona dari Genoa di abad-avbad ke XIV dan
XV, yang selama bertahun-tahun menjadi penguasa tambang-tambang
alum dari Phocaea di Asia Kecilk, maupun dari Pulau Chios; selanjutnya
Kompeni Dagang Ravensberg yang besar, yang berurusan dengan Italia
dan Spanyol sejak akhir abad XIV, dengan mendirikan cabang-cabang
di negeri-negeri itu; kompeni Jerman para Augsburger: Fugger, Welser,
V hlin, H chstetter, dsb.; dari para Nürnberger: Hirschvogel dan lain-
lain, yang berpartisipasi dengan suatu modal sebesar 66.000 dukat dan
tiga buah kapal dalam ekspedisi Portugis tahun 1505-06 ke India, dengan
mendapatkan laba bersih sebesar 105%, dan menurut pihak-pihak lain
bahkan 175% (Heyd: Levantehandel, Vol.II, hal. 524); dan sejumlah besar
kompeni-kompeni lain, Monopolia, yang dikecam oleh Luther dengan
penuh cemeti.
Di sini untuk pertama kalinya kita berjumpa dengan suatu laba dan suatu
tingkat laba. Usaha-usaha para saudagar yaklah dengan sengaja dan sadar
bertujuan menjadikan tingkat laba ini sama bagi semua peserta. Para
kaum Venesia di Bagian Timur Mediterania, dan kaum Hanseatik di
Utara, masing-mmasing membayar harga yang sama bagi barang-barang
dagangannya sebagai tetangganya; ongkos-ongkos transportnya sama,
ia mendapatkan harga-harga sama bagi barang-barangnya dan membawa

114 | Frederick Engels
kargo pulang dengan harga-harga yang sama seperti setiap saudagar
lainnya dari nasion-nya. Dengan demikian tingkat laba adalah sama
bagi semuanya. Dalam kompeni-kompeni dagang besar itu, alokasi laba
pro rata atas bagian modal yang disetor adalah sesuatu yang sudah dengan
sendirinya seperti dalam hak-hak traktat pro rata akan bagian bidang
tanah yang menjadi haknya. Tingkat laba yang sama, yang dalam bentuk
perkembangannya yang penuh merupakan salah-satu hasil akhir dari
produksi kapitalis, dengan demikian memanifeskan dirinya di sini dalam
bentuknya yang paling sederhana sebagai salah-satu titik di mana modal
itu dimulai secara historikal, sebagai suatu kenyataan hasil langsung
dari asosiasi traktat, yang pada gilirannya merupakan suatu hasil
langsung dari komunisme primitif.
Tingkat laba asli ini tidak bisa tidak adalah sangat tinggi. Bisnis iotu
sangat besar resikonya, tidak hanya karena perompakan-perompakan di
mana-mana; nasion-nasion yang saling bersaing juga memperkenankjan
segala macam tindakan kekerasan manakala terdapat peluang untuk
melakukan itu; akhirnya, kondisi-kondisi penjualan dan pemnasaran
didasarkan pada lisensi-lisensi yang diberikan oleh pangeran-pangeran
asing, yang dilanggar atau dibatalkan cukup sering. Karenanya, laba
mesti meliputi suatu premi asuransi yang tinggi. Hasilnya lambat,
penanganan transaksi-transaksi berkepanjangan, dan pada masa-masa
yang terbaik, yang, diakui, jarang sekali berlangsung lama, bisnis itu
merupakan suatu perdagangan monopoli dengan laba monopoli. Tingkat-
tingkat bunga yang sangat tinggi yang berlaku pada waktu itu, yang
selalu mesti lebih rendah –pada umumnya– dark;ada persentase laba
komersial lazimnya, juga membuktikan bahwa tingkat laba secara rata-
rata yang sangat tinggi.
Tetapi tingkat laba yang tinggi ini, yang berlaku sama bagi semua peserta
dan diperoleh melalui kerja bersama dari komunitas itu, hanya berlaku
secara lokal di dalam asosiasi-asosiasi, yaitu, dalam kasus ini dari na-
sion itu. Kaum Venesia, Genoa, Hanseatik dan orang Belanda, masing-
masing mempunyai suatu tingkat laba istimewa, dan pada awalnya
kurang-lebih wilayah pasarnya masing-masing, pula. Penyamarataan
tingkat-tingkat laba dari berbagai kompeni itu terjadi dengan cara

Tentang Das Kapital Marx | 115
sebaliknya, melalui persaingan. Pertama-tama, tingkat-tingkat laba dari
berbagai pasar untuk suatu nasion dan yang sama itu. Apabilas
Aleksandria menawarkan lebih banyak laba bagi barang-barang Venesia
daripada Siprus, Konstantinopel atau Trebizon, maka kaum Vemnesia
akan mulai menggerakan lebih banyak modal ke Aleksandria, dengan
menariknya dari perdagangan dengan pasar-pasar lainnya.Lalu penyama-
rataan tingkat-tingkat laba secara vberangsur-angsur di kalangan
berbagai nasion itu, uyang mengekspor barang-barang yang sama atau
serupa ke pasar-pasar yang sama, mesti menyusul, dan beberapa dari
nasion-nasion ini amat sering sekali menedak-desak ke dinding dan
menghilang dari tempat kejadian itu. Tetapi proses ini secara terus-
menerus diselangi oleh peristiwa-peristiwa politikal, tepat sebagaimana
semua perdagangan Levantine ambruk dikarenakan invbasi-invasi
Monggol dan Turki; openemuan-penemuan besar geografik-komersial
setelah 1492 hanya mempercepat keruntuhan ini dan menjadikannya
final.
Ekspansi tiba-tiba dari wilayah pasar yang menyusul kemudian dan
revolusi dalam komunikasi yang bersangkutan dengannya, mula-mula
tidak menimbulkan suatu perubahan mendasar dalam sifat operasi-
operasi perdagangan. Pada awalnya, kompeni-kompeni kooperatif juga
mendominasi perdagangan dengan India dan Amerika. Tetapi, terutama
nasion-nasion besar yang berada di belakang kompeni-kompeni ini.
Dalam perdagangan dengan Amerika, seluruh Sepanyol bersatu yang
besar itumenggantikan kaum Katalonia yang berdagang dengan wilayah
sebelah Timur Mediterania; berdampingan dengan dua negeri besar
seperti Inggris dan Perancis; dan bahkan negeri Belanda dan Portugal,
yang terkecil, setidak-tidaknya masih sama besar dan kuatnya seperti
Venesia, nasion pedagang yang terbesar dan terkuat dari periode
sebelumnya. Ini memberikan pada sang saudagar yang berkeliling,
pedagang petualang dari abad-abad XVI dan XVII, suatu dukungan yang
membuat kompeni, yang juga melindungi para kompanyonnya dengan
persenjataan, terlalu berlebihan, dan pengeluaran-pengeluarannya suatu
beban yang berat sekali. Lagi pula, kekayaan dalam satu tangan
bertumbuh jauh lkebih cepat, sehingga paara saudagar seorang-demi-
seorang segera dapat menginvestasikan jumlah-jumlah besar dalam

116 | Frederick Engels
sebuah perusahaan seperti sebelumnya sebuah kompeni secara
menyeluruh. Kompeni-kompeni dagang itu, yang mnasih ada di mana
pun, lazimnya diubah menjadi perusahaan-perusahaan bersenjata, yang
menaklukkan dan secara monopolistik mengeksploitasi seluruh negeri-
negeri yang baru ditemukan di bawah perlindungan dan kedaulatan
negeri induknya. Tetapi semakin banyak kolomni yang dibentuk di
wilayah-wilayah baru, terutama oleh negara, semakin pula perdagangan
kompeni itu mundur di hadapan perusahaan saudagar perseorangan, dan
pemerataan tingkat laba semakin menjadi suatu permasalahan persaingan
khususnya.
Hingga kini telah telah berkenalan dengan hanya suatu tingkat laba bagi
modal saudagar. Karena hanya modal saudagar dan lintah-darat yang
ada hingga waktu itu; modal industrial masih harus dikembangkan.
Produksi masih terutama berada di tangan pekerja yang memiliki alat-
alat produksi mereka sendiri, yang kerjanya, oleh karenanya, tidak
menghasilkan nilai-lebih bagi sesuatu modal . Jika mereka mesti
menyerahkan sebagian dari produk pada pihak-pihajk ketiga tanpa
kompensasi, itu adalah dalam bentuk upeti pada para tuan feodal. Oleh
karenanya, modal saudagar hanya dapat membuat labanya, setidak-
tidaknya pada awalnnya, dari para pembeli-asing dari produk-produk
domestik, atau para pembeli-domestik dari produk-produk asing; baru
menjelang akhir periode ini –yaitu bagi Italia, dengan merosotnya
perdagangan Levantin– di mana persaingan asing dan sulitnya pemasaran
dapat memaksa para produser-pengrajin dari barang-barang dagangan
ekspor, menjual barang-dagangan itu di bawah nilainya kepada para
saudagar pengekpor. Dengan demikian, kita menjumpai di sini bahwa
barang-barang dagangan dijual menurut nilai mereka, secara rata-rata,
di dalam perdagangan eceran domestik para produser individual satu-
sama-lain, tetapi berdasarkan sebab-sebab itu, tidak di dalam
perdagangan internasional pada umumnya. Justru yang sebaliknya dari
dunia dewasa ini, di mana harga-harga produksi berlaku dalam
perdagangan internasional dan perdagangan besar, sedangkan
pembentukan harga-harga dalam perdagangan eceran perkotaan dikuasai
oleh tingkat-tingkat laba yang berbeda sekali. Sehingga daging lembu
jantan, misalnya, dewasa ini mengalami suatu kenaikan harga yang lebih

Tentang Das Kapital Marx | 117
besar dalam perjalanannya dari pedagang-besar London pada konsumen
London orang-seorang daripada dari pedagang-besar di Chicago,
termasuk transpor, ke pedagang-besar London.
Alat yang secara berangsur menimbulkan revolusi dalam pembentukan
harga ini adalah modal industrial.Dasar-dasar yang tersebut terakhir
itu telah terbentuk sedini Abad-abad Pertengahan, di tiga bidang –
perkapalan, pertambangan dan tektil. Perkapalan dalam skala yang
dijalankan oleh republik-republik maritim Italia dan Hanseatik tidaklah
mungkin jika tanpa para (awak) pelaut, yaitu, kaum pekerja-upahan (yang
hubungan upahnya mungkin telah disembunyikan di bawah bentuk-
bentuk asosiasi dengan pembagian-laba), atau tanpa para pedayung –
pekerja-upahan atau budak-budak– untuk jenis perahu zaman dulu.Gilde-
gilde di tambang-tambang biji besi, aslinya para pekerja yang berasosiasi,
sudah diubah di hampir semua kasus menjadi perseroan-perseroan untuk
mengeksploitasi deposit-deposit lewat pekerja-pekerja upahan. Dan
dalam industri tekstil para saudagar telah mulai menjadikan para tukang-
rajut kecil langsung sebagai pekerjanya, dengan menyuplai benang
padanya dan untuk dijadikan kain baginya dengan memperhitungkan/
membayar suatu upah tertentu, singkatnya, dengan mengubah dirinya
sendiri dari sekedar seorang pembeli menjadi yang disebut kontraktor.
Di sini kita mendapatkan awal-awal pertama dari pembentukan nilai-
lebih kapitalis. Kita dapat mengabaikan gilde-gilde pertambangan
sebagai perusahaan-perusahaan monopoli tertutup. Yang bersangkutan
denan para pemilik-kapal jelaslah bahwa laba mereka sekurang-
kurangnya mesti setinggi laba yang sebesar kebiasaan negeri itu,
ditambah suatu tambahan ekstra untuk asuransi, keausan kapal-kapal
dsb. Tetapi, bagaimanakah masalah dengan para kontraktor tekstil, yang
mula-mula membeli barang-barang dagangan, yang diproduksi secara
langsung untuk perhitungan kapiitalis, ke pasar dan ke persaingan dengan
barang-barang dagangan dari jenis yang sama yang dibuat untuk
perhitungan kerajinan-tangan?
Tingkat laba modal saudagar sudah tersedia pada awalnya. Demikian
pula, ia sudah disetarakan dengan perkiraan suatu tingkat rata-rata,

118 | Frederick Engels
setidak-tidaknya bagi lokalitas bersangkutan. Nah, apakah yang dapat
mendorong sang saudagar menangani bisnis tambahan sebagai seorang
kontraktor itu? Hanya satu hal: prospek akan laba yang lebih besar pada
harga jual yang sama seperti yang lain-lainnya. Dan prospek ini
dipunyainya. Dengan mengambil majikan-kkecil menjadi yang
malayaninya, ia menerobos ikatan-ikatan produksi tradisional di dalam
mana sang produser hanya dan semata-mata menjual produk-jadi saja.
Sang saudagar kapitalis mmembeli tenaga-kerja, yang masih memiliki
perkakas-perkakas produksinya sendiri, tetapi tidakbahan mentahnya.
Dengan cara menjamin si perajut pekerjaan teratur, ia dapat menekan
upah perajut itu sedemikian rupa hingga sebagian waktu-kerja yang
diberikan tetap tidak dibayar. Sang kontraktor dengan demikian
menghak-miliki nilai-lebih melampaui dan di atas laba komersialnya.
Memang, ia mesti mempekerjakan modal tambahan untuk membeli
benang, dsb., dan memasrahkannya ke tangan perajut hingga barang yang
sedianya harus dibayarnya penuh hanya pada saat pembeliannya, telah
selesai dikerjakan. Tetapi, pertama-tama sekali, ia sudah menggunakan
modal ekstra dalam kebanyakan kasus sebagai persekot pada si perajut,
yang lazimnya hanya tunduk pada kondisi-kondisi produksi baru hanya
di bawah tekanan hutang. Dan kedua, kecuali itu, kalkulasi-/perhitungan-
nya mengambil bentuk sebagai berikut:
Andaikan saudagar kita mengoperasikan bisnis ekspornya dengan suatu
modal sebesar 30.000 dukat, sequin, P.Sterling, atau mata uang apa saja.
Dari jumlah itu, katakan, 10.000 terlibat dalam pembelian barang-
barang dopmestik, sedangkan 20.000 dipakai di pasar seberang-lautan.
Katakan, modal itu berputar sekali dalam dua tahun. Hasil tahunan =
15.000. Kini saudagar kita ingin menjadi seorang kontraktor, agar kain
ditenun untuk rekeningnya sendiri. Berapa besar modal tambahan mesti
ditanamnya? Mari kita mengandaikan bahwa waktu produksi dari
sepotong kain itu, seperti yang ia jual, rata-rata adalah dua bulan, yang
jelas sangat tinggi sekali. Mari kita seterusnya mengandaikan bahwa ia
mesti membayar untuk segala sesuatu itu secara tunai. Karenanya ia
mesti membayar di muka secukupnya modal untuk menyuplai para
perajutnya dengan benang untuk dua bulan. Karena perputaran (omzet)

Tentang Das Kapital Marx | 119
adalah 15.000 setahun, ia membeli kain dengan membayar 2.500 dalam
waktu dua bulan,. Kita katakan bahwa 2.000 dari situ mewakili nilai
benang, dan 500 sebagai upah-upah para perajut; maka saudagar kita
memerlukan suatu modal tambahan sebesar 2..000. Kita mengasumsikan
bahwa nilai-lebih yang dihak-milikinya dari sang perajut dengan metode
baru ini berjumlah 5 persen dari nilai kain itu, yang merupakan suatu
tingkat nilai-lebih yang sangat lumayan sebesar 25 persen. (2.000 c
c
c
c
c +
500
125 125
v
v
v
v
v + 125 s
; s’
s’
s’
s’
s’ =
500 = 25%, p’
p’
p’
p’
p’ = 2.500 = 5%) Saudagar kita, maka itu,
mendapatkan laba ekstra sebesar 750 atas perputeran tahunannya sebesar
15.000, dan dengan demikian telah mendapatkan kembali modal
tambahannya itu dalam waktu 2
/
tahun.
2
3
Tetapi untuk mempercepat penjualannya dan dengan begitu
perputarannya, hingga membuat/memperoleh laba yang sama
(jumlahnya) dengan modal yang sama besarnya di dalam periode waktu
yang lebih pendek, dan karenanya bersamaan dengan itu memperoleh
suatu laba yang lebih besar, ia akan mendonasikan sebagian kecil dari
nilai-lebihnya itu pada sang pembeli—ia akan menjual lebih murah
daripada para pesaingnya. Mereka ini, berangsur-angsur juga berrubah
menjadi kontraktor, dan kemudian laba ekstra bagi mereka semua akan
diturunkan ke laba biasa, atau bahkan pada suatu klaba yang lebih rendah
atas modal yang telah ditingkatkan untuk mereka semua. Kesetaraan
tingkat laba itu terbentuk kembali, sekalipun mungkin pada suatu tingkat
lain, dengan mengalihkan sebagian nilai-lebih yang diperoleh di
rumah(negeri sendiri) pada para pembeli asing.
Langkah berikutnya dalam penundukan industri oleh modal terjadi
melalui diintroduksikannya manufakture. Ini juga, memungkinkan
sangpengusaha manufaktur, yang amat seringkali adalah saudagar
ekspornya sendiri di abad-abad XVII dan XVIII –umumnya di Jerman
hingga tahun 1850, dan masih berlaku di sana-sini– untujk memproduksi
lebih murah daripada pesaingnya yang bergaya-lama, yaitu si tukang
pengrajin. Proses yang sama itu diulangi; nilai-lebih yang dihak-miliki
oleh si kapitalis manufaktur memungkinkannya (atau saudagart ekspor

120 | Frederick Engels
yang berbagi dengannnya) untuk menjual lebih murah daripada para
pesaingnya, hingga pengintroduksian secara umum dari cara produksi
baru itu, ketika penyama-rataan kembali terjadi. Tingkat laba merkantil
yang sudah ada, bahkan jika itu diratakan hanya secara lokal, tetap
menjadi persemaian Procrustean di mana nilai-lebih industrial yang
berlebihan dipangkas tanpa ampun.
Apabila mannufaktur maju melompat dengan membikin murah produk-
produknya, hal ini lebih nyata lagi dalam industri modern, yang memaksa
ongkos-ongkos produksi dari barang-barang dagangan menjadi semakin
rendah melalui revolusi-revolusinya dalam produksi yang berulang-
ulang terjadi, yang dengan tak-kenal ampun mengyingkirkan semua cara
produksi sebelumnya. Adalah industri skala-besar pula, yang dengan
demikian pada akhirnya menaklukkan pasar domestik bagi modal,
mengakhiri produksi skala-kecil dan ekonomi alamiah dari keluarga
petani yang berswa-sembada, menyingkirkan pertukaran langsung antara
para produser kecil, dan menempatkan seluruh nasion sebagai pelayan
modal. Dengan cara seperti itu pula, ia menyamakan tingkat laba dari
berbagai cabang bisnis komersial dan industrial menjadi satu tingkat
laba umum, dan akhirnya memastikan kedudukan kekuasaan bagi industri
sebagaimana itu layaknya di dalam penyamaan ini dengan
menyingkirkan bagian terbesar halangan yang sebelumnya merintangi
transfer modal dari satu cabang ke lain cabang industri.Dengan begitu
pengubahan nilai-nilai menjadi harga-harga produksi terlaksana untuk
semua pertukaran sebagai suatu keseluruhan. Pengubahan ini oleh
karenanya berlangsung menurut hukum-hukum objektif, tanpa kesadaran
atau niat dari para partisipan. Secara teoretis sama sekali tidak aada
kesulitan dalam kenyataan bahwa persaingan menurunkan laba-laba pada
taraf umum yang melampaui tingkat umum, dengan demikian kembali
merampas penghak-milik nilai-lebih industrial pertama yang melampaui
tingkat rata-rata itu. Namun, lebih-lebih lagi di dalam praktek, bagi
bidang-bidang produksi dengan nilai-lebih eksesif, dengan modal
variabel yang tinggi dan modal tetap yang rendah, yaitu, dengan
komposisi modal yang rendah, karena sifatnya sendiri adalah yang pal-
ing akhir dan paling kurang ditundukkan pada produksi kapitalis,
terutama agrikultura. Di lain pihak, kenaikan harga-harga produksi di

Tentang Das Kapital Marx | 121
atas nilai-nilai barang-dagangan, yang diperklukan untuk mengangkat
nilai-lebih yang berada di bawah rata-rata, yang terkandung di dalam
produk-produk dari bidang-bidang komposisi modal yang tinggi , ke
taraf tingkat laba rata-rata, tampaknya secara teoretikal luar-biasa
sulitnya, tetapi adalah yang paling segera dan paling mudah dilaksanakan
dalam praktek, sebagaimana yang telah kita ketahui. Karena, manakala
barang-barang dagangan dari kelas ini mula-mula diproduksi secara
kapitalistik dan memasuki perdagangan kapitalis, mereka bersaing
dengan barang-barang dagangan yang bersifat sama yang diproduksi
dengan metode-metode pra-kapitalis dan oleh karenanya lebih mahal.
Demikianlkah, bahkan apabila sang produser kapitalis menolak sebagian
dari nilai-lebih itu, ia tetap dapat memperoleh tingkat laba yang berlaku
dalam lokalitasnya, yang aslinya tidak mempunyai keterkaitan langsung
dengan nilai-lebih karena itu telah timbul dari modal saudagar, lama
sebelum terdapat suatu produksi kapitalis, dan karenannya sebelum
dimungkinkan adanya suatu tingkat laba industrial.
II
BURSA SAHAM
1.Kedudukan bursa saham dalam produksi kapitalis pada umumnya jelas
dari Vol. III, Bagian 5, khususnya Bab XXVII. Tetapi, sejak 1865, ketika
buku itu ditulis, suatu perubahan telah terjadi yang dewasa ini
menugaskan suatu peranan yang sangat meningkat dan terus bertumbuh
kepada bursa saham itu, dan yang, dengan perkembangannya, cenderung
mengonsentrasikan semua produksi, yang industrial maupun yang
agrikultur, dan semua perdagangan, alat-alat komunkiasi maupun fungsi-
fungsi pertukaran, ke dalam tangan para operator bursa saham, sehingga
bursa saham menjadi wakil produksi kapitalis itu sendiri yang paling
terkemuka.
2. Pada tahun 1865 bursa saham masih merupakan suatu unsur sekunder
dalam sistem kapitalis.Surtat-surat obligasi pemerintah mewakili
sebagian terbesar surat-surat berharga, dan jumlah totalnya bahkan secara
rerlatif masih kecil. Kecuali itu, terdapat bank-bank saham-gabungan,

122 | Frederick Engels
yang predominan di daratan (Eropa) dan di Amerika, dan baru saja mulai
menyerap bank-bank swasta aristokratik di Inggris, tetapi secara relatif
masih belum berarti en masse. Saham-saham kereta-api masih lemah
jika dibandingkan dengan keadaan sekarang. Masih terdapat sedikit
sekali lembaga yang secara langsung produktif dalam bentuk perusahaan
perseroan – dan, seperti bank-bank, kebanyakan dari kesemuanya itu di
negeri-negeri yang lebih miskin: Jerman, Austria, Amerika, dsb.
‘Minister’s eye’ masih merupakan takhyul yang tak-tertaklukkan.
Pada waktu itu, burtsa saham masih sebuah tempat di mana para kapitalis
saling merampas modal masing-masing yang terakumulasi, dan yang
secara langsung menyangkut kaum buruh hanya sebagai suatu bukti baru
akan efek demoralisasi umum dari perekonomian kapitalis dan sebagai
suatu penegasan mengenai doktrin Calvinias bahwa nasib (alias
kesempatan) menentukan, bahkan dalam kehidupan ini, berkah dan
kutukan, kekayaan, yaitu kenikmatan dan kekuasaan, dan kemiskinnan,
yaitu serba-kekurangan dan perhambaan.
3. Kini sudah lain sekali. Sejak krisis tahun 1866, akumulasi telah
berlangsung dengan kecepatan yang semakin meningkat, sehingga tiada
negeri industrial, paling tidak di Inggris, di mana ekspansi produksi
dapat menyertai akumulasi itu, atau akumulasi dari sang kapitalis indi-
vidual dapat sepenuhnya dimanfaatkan dalam perluasan bisnisnya sendiri;
industri katun Inggris sudah sejak 1845; penipuan-penipuan kereta api.
Tetapi dengan akumulasi ini jumlah para pemungut bunga (rentiers),
orang-orang yang sudah muak dengan ketegangan teratur di dalam bisnis
dan karenanya hanya ingin menyennangkan diri atau mengikuti suatu
pengejaran lunak sebagai direktur atau gubernur perusahaan-perusahaan,
juga bertambah jumlahnya. Dan, ketiga, agar memfasilitasi investasi
dasri massa yang mengambang disekelilingnya sebagai modal uang,
bentuk-bentuk legal baru dari perusahaan-perusahaan penanggung
terbatas didirikan di mana saja yang belum ada, dan tanggungan para
pemegang saham, yang sedianya tidak terbatas, juga +/- (lebih atau
kurang) dikurangi (perusahaan-perusahaan saham gabungan di Jerman,
1890. Pendaftaran 40%).

Tentang Das Kapital Marx | 123
4. Setelah itu, perubahan berangsur dari industri menjadi perseroan-
perseroan. Cabang demi cabang mengalami nasib ini. Mula-mula besi,
di mana pabrik-pabrik raksasa kini diperlukan (Sebelum itu, tambang-
tambang, di mana yang belum diorganisasi atas saham-saham).
Kemudian industri kimia, demikian juga pabrik-pabrik mesin. Di daratan
(Eropa) industri tekstil: di Inggris, hanya di beberapa wilayah di
Lancashire (Pabrik Pemintalan Oldham, Pabrik perajutan Burnley, dsb.,
koperasi-koperasi penjahit, tetapi ini hanya suatu tahap permulaan yang
akan jatuh lagi ke dalam tangan para majikan di krisis berikutnya),
pembuatan bir (pabrik-pabrik Amerika beberapa tahun yang lalu menjual
pada modal Inggris, Guinness, Bass, Allsopp). Kemudian trust-trust,
yang menciptakan perusahaan-perusahaan raksasa di bawah manajemen
bersama (seperti United Alkali). Firma individual yang biasa semakin
merupakan hanya suatu tahap permulaan untuk membawa bisnis itu ke
titik di mana ia cukup besar untuk didirikan.
Demikian pula dalam perdagangan: Leafs, Parsons, Morleys, Morrison,
Dillon – semuanya didirikan. Yang sama pula kini dalam hal toko-toko
eceran dan tidak hanya di bawah payung koperasi à la toko-toko.
Seperti itu pula bank-bank dan lembaga-lembaga kredit lainnya, bahkan
di Inggris. Sejumlah besar sekali bank-bank baru, semua sahamnya tiada
dibatasi. Bahkan bank-bank lama seperti Glyn, dsb. diubah, dengan tujuh
pemegang saham swasta, menjadi perseroan-perseroan terbatas.
5. Yang sama di bidang agrikultura. Bank-bank yang luar-biasa
diperluas, khususnya di Jerman dengan segala macam nama birokratiok,
semakin banyak lagi pemegang hipotek-hipotek; dengan saham-saham
mereka menjadi kepemilikan tanah terbesar yang sesungguhnya
ditransfer ke bursa saham dan ini bahkan lebih nyata lagi ketika
perusahaan-perusahaan pertanian jatuh ke tangan para kreditor. Di sini
revolusi agrikultur dalam kultuivasi padang rumput sangat mengesankan;
jika itu berlanjut, waktunya dapat diramalkan manakala tanah Inggris
dan Pwerancis akan jatuh juga ke tangan bursa saham.
6. Kini semua investasi asing dalam bentuk saham-saham. Untuk

124 | Frederick Engels
menyebut Inggris saja: perkereta-apian Amerika, Utara dan Selatan
(periksa daftar bursa saham), Goldberger, dsb.
7. Kemudian kolonisasi. Dewasa ini, ini semurninya suatu subsidiari
dari bursa saham, yang demi kepentingan-kepentingannya, kekuasaan-
kekuasaan Eropa beberapa tahun berselang membagi Afrika, dan Perancis
menaklukkan Tunis dan Tonkon. Afrika langsuyng menyewakan pada
perusahaan-perusahaan (Niger, Afrika Selatan, Afrika Barat-daya Jerman
dan Afrika Timur Jerman), dan Mashona dan Natal direbut oleh Rhodes
untuk bursa saham.

Lampiran
SISIPAN DALAM BAB XXVII,
CAPITAL
, BUKU III
13)
Sejak Marx menulis yang di muka itu, bentuk-bentuk baru dari
perusahaan-perusahaan industrial telah berkembang, sebagaimana yang
kita ketahui, mewakili derajat kedua dan ketiga perusahaan-perusahaan
perseroan. Kecepatan pertumbuhannya dari hari ke hari yang dengannya
opropdujksi dapat diperbesar di semua bidfang industri skala-besar
dewasa ini, ditimpangkan oleh kelambatan yang semakin besar yang
dengannya pasar untuk bertambahnya produk-produk ini memuai. Yang
dihasilkan oleh yang tersebut terdahulu dalam bulanan, nyaris tak
terserap oleh yang tersebut belakangan dalam tahunan. Tambahkan pada
ini kebijakan kepabean yang protektif, yang dengannya setiap negeri
industrial menutup diri terhadap semua lainnya, khususnya dari Inggris,
dan bahkan secara dibuat-buat meningkatkan kapasitas produksi
domestik. Hasilnya adalah suatu kelebihan-produksi umum yang
menahun, harga-harga yang ditekan, yang jatuh dan bahkan seluruh-
menghilangnya laba; singkatnya, kebebasan persaingan lama yang
dikoar-koarkan telah mencapai akhir tambatannya dan sendiri mesti
mengumumkan kebangkrutan dirinya yang nyata dan penuh skandal.
Dan di setiap negeri hal ini berlangsung lewat para industrialis besar
dari suatu cabang tertentu yang bergabung dalam sebuah kartel untuk
pengaturan produksi. Sebuah komite menetapkan kuantitas yang mesti
diproduksi oleh setiap lembaga/perusahaan dan merupakan otoritas
terakhir bagi pendiostribusian pesanan-pesanan yang masuk. Kadang-
kadang bahkan kartel-kartel internasional dibentuk, seperti antara
industri-industri besi Inggris dan Jerman. Tetapi, bahkan bentuk asosiasi
dalam produksi ini tidaklah mencukupi. Antagonisme kepentingan-
kepentingan antara perusahaan-perusahaan indivbidual terlalu sering
menerobosnya, memulihkan persaingan. Hal ini membawa beberapa
cabang, di mana skala produksi memperkenankannya, pada
pengkonsentrasian seluruh produksi cabang industri itu ke dalam satu
perseroan besar di bawah satu manajemen tunggal. Ini telah berulang-
kali dilakukan di Amerika; di Eropa contoh terbesar sejauh ini adalah
| 125 |

126 | Frederick Engels
United Alkali Trust, yang telah menjadikan semua produksi alkali
Inggris ke dalam tangan satu perusahaan bisnis tunggal. Para pemilik
sebelumnya yang berjumlah lebih dari tigapuluh pabrik individual telah
menerima saham-saham untuk nilai seluruh perusahaan mereka yang
diperhitungkan berjumlah sekitar 5 juta Poundsterling, yang mewakili
modal tetap dari trust itu. Manajemen teknis tetap dalam tangan sama
seperti sebelumnya, tetapi kontrol bisnis dikonsen-trasikan dalam tangan
manajemen umum. Modal mengambang yang berjumlah seluruhnya
kira-kira 1 juta P.Sterling, ditawarkan untuk pendaftaran pada publik.
Seluruh modalnya, oleh karenanya, adalah sebesar 6 juta Poundsterling.
Dengan demikian, di bidang ini, yang merupakan basis dari seluruh
industri kimia, persaingan telah digantikan oleh monopoli di Inggris,
dan jalan telah dibuka, secara sangat menguntungkan, bagi penghak-
milikan di masa depan oleh seluruh masyarakat, nasion itu.
Catatan Editorial:
Dimuat dalam No.12 dan No.13
Demokratisches Wochenblatt, 2
1
1)
dan 28 Maret 1868. – Ed.
Ditulis untuk
Rheinische Zeitung
dalam bulan Oktober 1867. Tetapi
2)
tidak diterbitkan. – Ed.
Ditulis untuk
Fortnightly Review
bulan Juni 1868, tetapi tidak
3)
diterbitkan. – Ed
Setiap kali nilai di sini dipakai tanpa kualifikasi, ia selalu berarti nilai
4)
dalam pertukaran.
Dalam
Capital
, nilai (Wert). – ed.
5)
Dalam tinjauan ini, semua kutiban dari Modal, Jilid I, diterjemahkan
6)
ke dalam bhs. Inggris oleh Engels. – Ed.
Kita mesti memperhatikan, di sini, bahwa nilai-lebih sama sekali tidak
7)
identik dengan laba.

Tentang Das Kapital Marx | 127
Aristokrat, -Ed.
8)
Untuk memuduahkan penerbitan di Inggris, teman Engels Moore
9)
membubuhkan tanda-tangannya pada tinjauan ini. – ed.
Di sini Naskah berhenti/terputus. – Ed.
10)
Dukun klenik dalam
L’Elisir d’Amore
, opera komik oleh Donizetti.
11)
–Ed.
Beberapa waktu kemudian, tuan terhormat yang terkenal melalui
12)
kemashurannya (memakai ungkapan Heine) juga merasa dirinya terpaksa
menjawab prakata saya pada Volume III – setelah itu diterbitkan dalam
bahasa Italia di dalam nomor pertama Rassegna pada tahun 1895.
Jawaban itu dimuat dalam RiformaSociale, 25 Februari 1895. Setelah
melimpahkan pujian secara berlebihan atas diri saya (dan oleh karenanya
juga berlipat menjijikan), ia menyatakan bahwa dirinya tidak pernah
bermaksud mencuri jasa Marx dengan konsepsi materialis tentang
sejarah itu untuk dirinya sendiri. Pada tahun 1885 –akal-akalannya– ia
sudah mengakui itu, secara sangat kebetulan sekali dalam sebuah
karangan dalam sebuah majalah. Tetapi sebaliknya ia diam-diamm
melewatkan hal itu dengan cara yang semakin keras-kepala justru di
saat-saat itu mesti di kemukakan, yaitu di dalam bukunya mengenai
hal-ikhwal itu, di mana Marx disebutkan untuk pertama kalinya di
halaman 129, dan itupun hanya dalam kaitannya dengan pemilikan tanah
kecil di Perancis. Dan kini dengan gagah berani ia menyatakan bahwa
Marx sama sekali bukanlah pencipta asli dari teori ini; kalau bukan
Aristoteles yang menyiratkannya, Harrington tanpa-ragu sudah
memproklamasikannya sejak tahun 1656 dan itu telah dikembangkan
oleh banyak sekali sejahrawan, ahli politik, ahli hukum dan ekonomi
lama sebelum Marx. Yang kesemuanya dapat dibaca dan edisi bahasa
Perancisnya buku Loria. Singkat kata, pelaku plagiat yang sempurna.
Setelah sayamembuatnya tidak muungkin lagi berkoar-koar dengan
plagiat-plagiat Marx, ia dengan beraninya berkeras bahwa Marx
menghias diri dengan kebanggaan-kebanggaan pinjaman, presis seperti
yang dilakukannya sendiri.

128 | Frederick Engels
Dari serangan-serangan saya yang lain, Loria melayani yang, menurut
Loria, bahwa Marx tidak pernah berencana untuk menulis jilid kedua
dan bahkan sebuah jilid ketiga dari Capital. Dan kini Engels dengan
gaya menang melemparkan jilid-juilid dua dan tiga ke diriku ... bagus!
Dan aku demikian senangnya dengan jilid-jilid ini, yang darinya aku
mendapatkan begitu banyak kenikmatan intelektual, sehingga tidak
pernah suatu kemenangan begitu kukasihi seperti kekalahan hari ini—
kalau itu memang sebuah kekalahan.Tetapi apakah itu sesungguhnya?
Apakah memang benar bahwa Marx telah menulis, dengan maksud
menerbitkannya, campuran dari catatan-catatan yang tidak saling
berkaitan ini, yang telah dirangkum dengan rasa persahabatan yang saleh
oleh Engels? Dapatkah secara sungguh-sungguh diasumsikan bahwa
Marx ... memmpercayakan pemahkotaan karya dan sistemnya pada
halaman-halaman ini? Sungguh-sungguh dapat dipastikankah, bahwa
Marx akan menerbitkan bab mengenai tingkat laba rata-rata, di mana
pemecahanannya, yang sudah dijanjikan selama sekian banyak tahun,
direduksi menjadi mistifikasi yang paling muram, pada permainan kata-
kata yang paling vulgar itu? Sekurang-kurangnya terdapatlah alasan
untuk menyangsikannya ... Itu membuktiikan, menurutku, bahwa Marx,
setelah menerbitkan buku yang luar-biasa bagus (splendido) ini, tidak
berniat melengkapinya dengan suatu pelanjut, atau berkehendak agar
penyelesaian/pelengkapan karya raksasa itu dikerjakan oleh para
pewarisnya, di luar tanggung-jawab dirinya sendiri.
Maka tertulis di halaman 267, Heine tidak dapat berbicara lebih
mengecam tentang khalayak Jerman yang filistin itu daripada dengan
kata-kata: Sang pengarang akhirnya menjadi terbiasa dengan publiknya,
seakan-akan itu suatu makhluk yang bernalar. Bagaimanakah Loria yang
termashur itu mesti menganggap publiknya?
Pada akhirnya, segerobak pujian lain dicurahkan pada diriku yang
malang ini. Dalam hal ini Sganarelli kita menempatkan dirinya sendiri
sebanduing dengan Balaam, yang dibedakan oleh kenyataan bahwa ia
menunggangi seekor keledai yang lebih cerdas daripada majikannya.
Kali ini Balaam terbukti meninggalkan keledainya di kandangnya.

Tentang Das Kapital Marx | 129
Sisipan Engels bertepatan dengan penggambaran mengenai peranan
13)
perusahaan-perusahaan perseroan dan proses mengenai perluasannya
yang diberikan oleh Marx. – Ed.

INDEKS NAMA
A
AA
A
Archimedes (287-212 S.M.)
Arisdtotle (384-322 S.M.)
B
BB
B
B
Boisguillebert, Pierre(1646-1714)
Braun, Henrich (1854-1927)
CC
C
C
Cagliostro, Alexandro (1743-1795)
Calvin, Jean (1509-1564)
Condilac, Etienne Bonnet de (1715-1780)
D
DD
D
Destutt de Tracy, Antoine (1754-1836)
EE
E
E
Edward III (1312-1377)
Engels, Frederick (1820-1895)
F
FF
F
Fourier François Charles Marie (1772-1837)
| 130 |

Tentang Das Kapital Marx | 131
G
G
G
Gardner R.
H
H
Harrington, James (1611-1677)
Hegel, Georg-Friedrich-Wilhelm (1770-1831)
Heine, Heinrich (1797-1856)
Henry VII (1457-1509)
Heyd, Wilhelm (1823-1906)
K
Kisseleff, Pavel (1788-1872)
L
L
L
Lassalle, Ferdinand (1825-1864)
Loria, Achille (b. 1857)
Louis XIV (1638-1715)
Luther, Martin (1483-1546)
M
M
M
McCulloch, John Ramsay (17989-1864)
Marx, Karl (1818-1883)
Meisner, Otto (1850-1930)
Moore, Samuel (1830-1912)

132 | Frederick Engels
N
NN
N
N
Newman, Samuel-Philip
O
OO
O
Owen, Robert (1771-1858)
QQ
Q
Q
Quesnay, François (1694-1774)
RR
R
R
Rhodes, Cecil (1853-1902)
Ricardo, David (1772-1823)
SS
S
S
Saint-Simon, Clode Henri (1760-1825)
Schmidt, Conrad (1865-1932)
Senior, Massau William (1790-1864)
Steuart, James Denham (1712-1780)
Sombart, Werner (1863-1941)
T
TT
T
T
Thun, Alphons (1854-1885)
Tooke, Thomas (1774-1858)
Torrens, Robert (1780-1864)

Tentang Das Kapital Marx | 133
Turgot, Anne-Robert-Jacques (1727-1781)
U
Ure, Andrew (1778-1857)
V
Vauban, Sébastien (1633-1707)


0 komentar:

Template by: Abdul Munir
Website: 99computercity