27/09/08

Reinkarnasi dan Takdir Pertemuan

PENDAHULUAN
Di Tiongkok, tidak bakalan semua orang mempercayai reinkarnasi, akan tetapi nyaris setiap orang mempercayai takdir pertemuan. Jodoh, bagaikan mata rantai tak terhingga yang tidak nampak, yang menambat jiwa kita dengan orang yang berkaitan dengan kita. Diantaranya ada sanak saudara, kawan juga ada lawan. Ada orang bilang cinta adalah jodoh sedangkan benci juga jodoh; berjumpa adalah jodoh dan berpisahpun masih termasuk jodoh. Berapa banyak suka duka perjumpaan dan perpisahan di dalam dunia manusia, ditutupi dengan entengnya oleh satu aksara Yuan / jodoh. Maka sesungguhnya bagaimanakah terjadinya Yuan?
Kisah pada cover edisi ke 17 tentang reinkarnasi dan takdir pertemuan menunjukkan, konsep tentang takdir pertemuan berasal dari teori reinkarnasi. Hendak mengupas tuntas Yuan, maka pertama-tama harus dijernihkan dengan reinkarnasi. Pemikiran tentang reinkarnasi sebetulnya adalah bagian penting dari budaya tradisional Tiongkok, di dalam perkembangan ribuan tahun sejarah sudah merasuk dengan mendalam ke tulang sumsum orang Tionghoa. Orang-orang pernah percaya, rezeki dan musibah pada kehidupan kali ini berasal dari hasil perbuatan baik dan buruk, balas budi dan kianat dari kehidupan-kematian berkali-kali pada masa yang telah lampau.
Hendak melihat dengan jernih segala sebab jodoh, maka haruslah mencurahkan focus kita kepada kehidupan masa lampau, bahkan masa lampau agung. Tiongkok masa kini, kebudayaan tradisional mulai dicurigai, kemudian bahkan mengalami musibah dimusnahkan. Reinkarnasi dan pemikiran tradisional dll selama beberapa puluh tahun ini dianggap sebagai tahayul dan dikritik habis-habisan…….sedangkan di dunia barat pada waktu bersamaan, semangat menyelidiki dan etos belajar yang kidmat berhadapan dengan kondisi keilmuan yang serba bebas, sehingga reset terhadap reinkarnasi meski tiada latar belakang kebudayaan toh tetap menjadi sangat marak. Kini orang barat selain telah mengenal reinkarnasi, perlahan-lahan mulai memahami jodoh/Yuan」. Kisah tentang reinkarnasi dari barat maupun timur zaman kuno dan zaman kini banyak bermunculan, kisah-kisah dibawah ini dari kelompok manusia yang terjadi pada era berbeda, suku bangsa berbeda dan kepercayaan berbeda.
Reinkarnasi dan Takdir Pertemuan dari edisi cover story < New Epoch Weekly> kali ini terdiri dari 7 buah artikel maupun cerita sbb.:



PIKNIK REINKARNASI MELANGKAHI ZAMAN DAN BANGSA
PENGARANG: Wang Han Ting dan Li Qian Ceng

Di Tiongkok, tidak semua orang bisa mempercayai reinkarnasi, akan tetapi nyaris setiap orang mempercayai takdir pertemuan. Jodoh, bagaikan mata rantai tak terhingga yang tak kelihatan, yang menambat jiwa kita dengan orang yang berkaitan dengan kita. Diantaranya ada sanak saudara, kawan juga lawan.
Ada orang bilang cinta adalah jodoh sedangkan benci juga jodoh; berjumpa adalah jodoh dan berpisahpun masih termasuk jodoh. Berapa banyak suka duka perjumpaan dan perpisahan di dalam dunia manusia, ditutupi dengan entengnya oleh satu aksara Yuan / jodoh. Maka sesungguhnya bagaimanakah terjadinya Yuan? Sesungguhnya, pemikiran takdir pertemuan berasal dari prinsip reinkarnasi. Hendak menjelaskan Yuan, pertama-tama harus jelas dahulu tentang reinkarnasi.

Pemikiran tentang reinkarnasi sebetulnya adalah bagian penting dari budaya tradisional Tiongkok, di dalam perkembangan ribuan tahun sejarah sudah merasuk dengan mendalam ke tulang sumsum orang Tionghoa.
Orang-orang pernah percaya, rezeki dan musibah pada kehidupan kali ini berasal dari hasil perbuatan baik dan buruk, balas budi dan kianat kehidupan-kematian berkali-kali pada masa lampau. Hendak melihat dengan jernih segala sebab jodoh, maka haruslah mencurahkan focus kita kepada kehidupan masa lampau, bahkan masa lampau agung.
Tiongkok masa kini, kebudayaan tradisional mulai dicurigai, kemudian bahkan mengalami musibah dimusnahkan. Reinkarnasi dan pemikiran tradisional dll selama beberapa puluh tahun ini dianggap sebagai tahayul dan dikritik habis…….sedangkan di dunia barat pada waktu bersamaan, semangat menyelidiki dan etos belajar yang kidmat berhadapan dengan kondisi keilmuan yang serba bebas, sehingga reset terhadap reinkarnasi meski tiada latar belakang kebudayaan toh tetap menjadi sangat marak. Kini orang barat selain telah mengenal reinkarnasi, perlahan-lahan mulai memahami jodoh/Yuan
Kisah tentang reinkarnasi dari barat maupun timur zaman kuno dan zaman kini banyak bermunculan, kisah-kisah dibawah ini dari kelompok manusia yang terjadi pada era berbeda, suku bangsa berbeda dan kepercayaan berbeda, maka dari itu hikmah apakah yang dapat kita peroleh?

MENGENAI REINKARNASI, UMAT MANUSIA TELAH MENGALAMI PROSES DARI MULANYA PERCAYA,
MENJADI TIDAK PERCAYA, KEMUDIAN BERSIKAP TERBUKA

Mengenai reinkarnasi, umat manusia telah mengalami proses dari percaya menjadi tidak percaya, kemudian beralih ke sikap keterbukaan.
Tidak peduli bangsa apapun di dunia, di dalam sejarahnya semuanya pernah mempercayai reinkarnasi. Kini banyak orang sudah tidak percaya lagi, diantaranya terdapat factor agama, misalnya di dunia barat; ada juga dikarenakan oleh ilmu pengetahuan, ini di berbagai daerah di dunia sangatlah lumrah; Sebagian lagi dikarenakan factor politis, misalnya di daratan Tiongkok, dalam kurun waktu cukup lama teori reinkarnasi dianggap sebagai tahayul dan diganyang; Tentu saja, ada banyak orang masih selalu percaya eksistensi reinkarnasi. Namun demikian tak peduli percaya maupun tidak, kisah mengenai reinkarnasi terus bermunculan, report tanggapan juga tak kunjung berhenti.
Bergulirnya waktu bergulir hingga hari ini, segala pelarangan nampaknya mulai goyang bergerak. Dogma agama juga sudah melonggar, keterbatasan iptek juga mulai diperhatikan orang, sedangkan politik selamanya tidak mampu secara total membelenggu sifat alami umat manusia untuk mengejar ketidaktahuan dan misteri. Orang barat mulai mengesampingkan larangan agama dan ketidak-berdayaan agama, dengan terbuka mendiskusikan reinkarnasi; Meskipun di daratan Tiongkok, teori reinkarnasi juga dengan gaya nada rendah sekali lagi telah memasuki wilayah penalaran masyarakat, report yang berkaitan dengan hal tersebut juga mulai bermunculan.
Misalnya, pada tahun 2002 majalah “Femina timur東方女性” telah memuat sebuah cerita, mengisahkan seorang anak lelaki bernama Tang Jiangshan semenjak berusia 3 tahun sudah tanpa henti mengisahkan kehidupan masa lalu dirinya sendiri, bahkan juga berbicara, walau tanpa pernah belajar, dialek kampong halaman kehidupan masa lalunya. Kemudian keluarganya tiada mampu lagi menolak kehendak anak, maka mengajaknya berkunjung ke rumah “Kehidupan Masa Lalu”nya. Anak tersebut tidak saja mengenali keluarga “masa lampau”nya, situasi dan sejarah yang dilukiskannya persis sama dan telah mengguncang kedua keluarga dan para tetangganya. Tiada yang terjadi kebetulan, pada tahun 2006 “Harian Sun” dari Inggris telah memuat berita tentang seorang anak bernama Mac Auly, yang semenjak berumur 6 tahun menceritakan keluarga kehidupan lampaunya. Kemudian orang tuanya membawanya ke lokasi tersebut, dan telah membuktikan perkataan sang anak bukanlah bohong belaka. (Kisah detailnya lihat artikel di belakang).
Takdir pertemuan yang seringkali disebut orang Tionghoa, sebetulnya berasal dari konsepsi reinkarnasi. Seiring dengan kemerosotan faham dogmatisme agama di barat dan maraknya kemajemukan budaya masyarakat, orang barat pun telah memulai lagi perkenalan dengan reinkarnasi.

MURAL DARI MICHEL ANGELO MELUKISKAN ORANG BAIK NAIK KE SORGA, ORANG JAHAT MASUK NERAKA. KONSEPSI REINKARNASI BARAT DAN TIMUR

Pemikiran reinkarnasi sesungguhnya adalah bagian terpenting dari kebudayaan tradisional Tiongkok, di dalam perkembangan sejarah selama ribuan tahun telah merasuk sampai ke tulang sumsum orang Tionghoa. Contohnya takdir pertemuan yang seringkali disebut oleh orang Tionghoa, sesungguhnya berasal dari konsepsi reinkarnasi.
Membicarakan reinkarnasi, mungkin banyak orang lantas mengkaitkannya dengan teori 6 jalur reinkarnasi dari dalam agama Buddha, dikatakan jiwa sejati manusia — roh, bisa reinkarnasi diantara: Langit, di atas bumi dan di bawah bumi, 3 ruang berbeda yang memiliki materi berbeda dan kumpulan jiwa berbeda. Sebenarnya tidak hanya aliran Buddha, budaya aliran Dao juga membahas tentang reinkarnasi. Anda semua kemungkinan pernah mendengar cerita mengenai “Tongkat besi diasah menjadi jarum”, Salah satu tokohnya – kaisar agung Zhen Wu 真武大帝, tokoh aliran Dao, konon justru di dalam reinkarnasinya telah berkultivasi beberapa abad, pada setiap masa dikarenakan selisih pikiran sekejapnya telah menggerakkan sisi hati manusianya dan akumulasi Gong-nya langsung terbuang musnah, dengan terpaksa reinkarnasi lagi dan berkultivasi ulang. Sedangkan justru perihal “Tongkat besi diasah menjadi jarum” telah terjadi pada malam terakir, masa kehidupan terakir sebelum mencapai kesempurnaannya.
Di dalam karya sastra klasikpun, konsepsi reinkarnasi juga sangat umum, misalnya Hong Lou Meng / Impian Mezanin Merah/ 紅樓夢 pada pembukaannya sudah menyebutkan bahwa Jia Baoyu pada kehidupan lampaunya adalah sebuah batu 7 warna, sedangkan Lin Daiyu adalah rumput dewata mutiara merah-tua, oleh karena membalas kebaikan embun maka telah membentuk jodoh kehidupan masa kini dengan Jia Baoyu.
Cerita tentang reinkarnasi di masyarakat Tiongkok lebih banyak lagi, sebagian ada yang dicatat di kitab sejarah (kuno). Misalnya di dalam “Kitab Jin. Bersambung-Jilid ke 4” terdapat sepotong cerita tentang pakar sastra dan militer: Yang Gu 羊祜yang dicatat bahwa pada kehidupan lampaunya adalah putra tetangganya yang bermarga Li. Pada saat Yang Gu berumur 5 tahun, suatu hari, ia tiba-tiba minta ibu-asinya mencari giwang emas mainannya, si ibu-asi berkata: “Kamu selamanya tidak mempunyai mainan seperti itu. ” Maka Yang Gu menyuruhnya mencari di dalam pepohonan Arbei pada rumah tetangga bermarga Li, ternyata telah menemukan giwang emas dimaksud. Tuan rumah tersebut sangat terkejut dan bertanya: “Ini adalah benda lama yang dihilangkan anak saya yang sudah meninggal, bagaimana kamu bisa mendapatkannya?” Maka ibu-asi menjelaskan dengan detail, si tuan rumah tiada hentinya menyesalinya. Kala itu orang-orang merasa takjub dengan pekara ini, beranggapan bahwa badan masa lampau Yang Gu adalah anak yang meniggal dari marga Li.
Budaya barat di dalam sejarah sangat dipengaruhi secara mendalam oleh filsafat Yunani kuno dan belakangan oleh agama Kristen, pemikiran arus utama pada zaman modern lantas beralih ke budaya iptek dari rasionalisme. Ditinjau dari permukaan, agama Kristen dari barat hanya mengakui surga dan neraka, tidak mengajarkan reinkarnasi, sesungguhnya di dalam masa awal agama Kristen juga pernah diajarkan mengenai reinkarnasi. Misalkan pada abad ke 3, sang penginjil bernama: Origen yang sangat berpengaruh di dalam sejarah agama Kristen adalah aktivis pengkhotbah reinkarnasi. Namun suatu hari pada bulan Mei tahun 553 di dalam sidang majelis gereja, kaisar pada waktu itu yakni: Byzantium ke 1 dengan situasi dimana Sri Paus belum hadir, mengobarkan hujatan terhadap Origen, telah mengobarkan api penentangan reinkarnasi selama hampir 1500 tahun, juga telah membuka lembaran sejarah yang dikemudian hari banyak pengikut Kristen tidak lagi mempercayai reinkarnasi. Tentu saja terhadap sejarah tersebut, sampai dengan sekarang masih terjadi perbedaan pendapat.
Sedangkan sebelum agama Kristen eksis, di barat senantiasa terdapat tradisi percaya kepada reinkarnasi. Ahli filsafat kuno Yunani Pythagoras berpendapat jiwa bereinkarnasi secara berurutan dengan materi yang berbeda, melalui persyaratan ketat di dalam konsepsi, sampai dengan pada akirnya memperoleh pemurnian, sehingga akirnya terlepas dari reinkarnasi. Selain itu filsuf pelopor lainnya yakni: Plato berpendapat, jiwa tidak bisa lenyap begitu saja seperti tubuh, melainkan dikekang oleh badan pada proses reinkarnasi, dengan demikian telah melupakan pengetahuan sejati kehidupan masa lampaunya; hanyalah melalui kesadaran, baru bisa membuka memory yang sesungguhnya.
Meskipun di dalam sejarah selalu terdapat ahli debat mengingatkan kembali para tokoh masyarakat mengenai teori reinkarnasi, tetapi hingga abad ybl sebelum tahun enam puluhan, dari kalangan orang barat yang percaya dan mempunyai atensi terhadap teori reinkarnasi secara lambat laun terus berkurang. Setelah abad ke 20, seiring dengan kemunduran dogmatisme agama barat dan semakin majemuknya kebudayaan masyarakat, orang barat juga mulai mengenali ulang reinkarnasi, penelitian ilmiah dan report yang berkaitan sesudah tahun 60an terus bermunculan. Orang barat modern yang mempercayai realita reinkarnasi ini jumlahnya terus meningkat. Menurut beberapa kali hasil jajak pendapat, sedikitnya terdapat ¼ dari orang barat dengan kadar bervariasi mempercayai reinkarnasi. Akirnya reinkarnasi bukan lagi monopoli kebudayaan timur, juga sudah menjadi milik kebudayaan barat.
Barangkali adalah suatu kebetulan saja, dikala kalangan intelektual barat mulai tertarik dengan reinkarnasi, Tiongkok yang justru tanah humus reinkarnasinya paling tebal mulai mencampakkan yang dituduhnya „Tahyul“ yang „Anti ilmu pengetahuan“ ke tempat sampah sejarah.

Teori reinkarnasi barat dan timur semuanya mempercayai sebelum seseorang yang mati hingga saatnya dilahirkan kembali terdapat suatu tempat jujugan, dalam penelitian reinkarnasi kontemporer dari barat menyebutnya sebagai Masa Pertengahan Yin.

PERMULAAN PENELITIAN REINKARNASI DI BARAT

Kisah Mc Auli, anak lelaki Inggris dan Tang Jiangshan anak lelaki Tiongkok, di wilayah lain seluruh duniapun ada kejadian serupa itu, maka dari itu boleh dikatakan teori reinkarnasi bukannya kusus milik bangsa atau agama tertentu. Akan tetapi, bukannya setiap masyarakat akan dengan serius melangsungkan penelitian terhadap hal tersebut. Misalkan saja di sebagian wilayah Asia Selatan, reinkarnasi adalah pengetahuan umum, tiada orang yang akan menyelidikinya; sedangkan di daratan Tiongkok, tiada ruang dan waktu yang cukup bebas untuk melakukan suatu reset. Sebagai perbandingan, sikap ilmiah yang serius dari orang barat dan atmosphere ilmiah bebas mereka malah telah menciptakan suatu peluang bagi reset reinkarnasi.
Dibahas secara konservatif, penelitian sistematik orang barat terhadap reinkarnasi bisa dilacak ke tahun 1882, saat pendirian Society for Psychical Research, yang salah satu sasaran utamanya ialah menyelidiki dan mengungkap atau mengkisahkan secara dokumenter fenomena yang menunjukkan orang sesudah mati masih eksis jiwanya. Sejak tahun 1882 s/d tahun 1930an, para peneliti dari society tersebut di Perancis dan Italia telah menemukan contoh kasus beberapa kisah pribadi tentang memori kehidupan masa lampaunya, beberapa diantaranya telah mengalami pembuktian penelitian secara jangka panjang, memiliki daya keterandalan yang sangat kuat. Berdasarkan memory pribadi tentang pengalaman pada kehidupan masa lampau semacam ini dan setelah melalui metode penyelidikan dan pembuktian, disebutlah “Metode tradisional”.
Metode penelitian yang lainnya berkaitan dengan penggunaan hypnotherapy. Salah satu peneliti fenomena ganjil paling tersohor di Perancis: Col. Albert de Rochas, pertama kali secara sistematis menggunakan hypnotherapy membawa obyek penelitian ke dalam memori kehidupan masa lampau mereka dan menemukan bahwa si obyek tersebut walau tiada tertarik sedikitpun dengan reinkarnasi, mereka tetap saja dapat mengingat pengalaman kehidupan masa lampaunya. Begitulah ia menyimpulkan penemuan pribadinya di dalam artikel yang ditulisnya pada tahun 1905.
Tahun 1956, “The Search for Bridey Murphy”, hasil karya terkenal dari Morey Bernstein telah terbit. Buku tersebut melalui sang penulis sendiri yang mengikuti suatu kasus hypnotis, menggabungkan konsepsi reinkarnasi dan hypnotherapy menjadi satu, telah mengumandangkan terompet pioneer bagi reset ilmiah untuk reinkarnasi modern barat, juga telah membangun sebuah panggung lapang bagi climax reset reinkarnasi yang kelak bakal tiba.
Semenjak tahun 50 an pada abad yang lalu, hasil karya reset mengenai reinkarnasi dari barat sudah menumpuk sangat banyak. Entah sudah diatur atau memang kebetulan, sewaktu kalangan ilmuwan barat mulai tergugah ketertarikannya dengan reinkarnasi, Tiongkok dengan tanah humus budaya reinkarnasi paling tebal mulai mengkategorikannya sebagi “Tahayul” yang “Anti Iptek” dan telah membuangnya ke dalam tong sampah sejarah.

TOKOH SIMBOLIK RESET REINKARNASI

Membicarakan penelitian reinkarnasi, ada seorang peneliti yang tidak bisa tidak, musti kita sebut, ia adalah tokoh simbolik peneliti reinkarnasi yang menggunakan “metode tradisional” yakni: Ian Stevenson, pakar psychiater tersohor dari universitas Virginia – Amerika. Artikel yang ia publikasikan pada tahun 1960 (Bukti Memory Kehidupan Masa Lampau), dinobatkan sebagai prolog penelitian reinkarnasi barat modern. 40 tahun lebih sesudah tahun itu, ia berkeliling ke seluruh pelosok dunia, telah mengkoleksi 2600 lebih contoh kasus dan telah mempublikasikan 10 buah karya kusus serta beberapa puluh tesis ilmiah, banyak diantaranya oleh para peneliti dianggap sebagai “kitab suci” mereka, terutama adalah 2 karya buku, “Twenty Cases Suggestive of Reincarnation” dan “Children Who Remember Previous Lives”, yang telah banyak dimanfaatkan oleh peneliti generasi penerus.
“Twenty Cases Suggestive of Reincarnation” adalah karya Stevenson yang membuatnya menjadi tersohor. 20 contoh kasus reinkarnasi yang tercatat di dalam bukunya, adalah sebagian contoh kasus yang dikoleksi, di-edit dan telah dilakukan verifikasi tatkala ia pada tahun antara 1961 hingga 1965 dari India, Sri Langka, Brazil, Libanon hingga ke Alaska-Amerika. Di dalam buku tersebut ada satu contoh kasus dalam reinkarnasi yang sangat langka dan mengandung contoh yang memiliki nilai penelitian istimewa, professor Stevenson menyebutnya sebagai “exchange incarnation / Pertukaran Inkarnasi” dan ia sebetulnya adalah gejala “Arwah Yang Kembali Dengan Meminjam Jenazah” 「借屍還魂」yang pernah dicatat di dalam sejarah authentic Tiongkok.
Anak lelaki kecil asal India berumur 3 setengah tahun bernama …..mati karena cacar, belum sempat dikubur, pada malam harinya telah hidup kembali. Setelah lewat beberapa hari sudah mulai bisa berbicara lagi, sesudah beberapa minggu ternyata bisa dengan jelas mengekspresikan dirinya sendiri. Namun ia langsung menyebut dirinya bukan …., melainkan adalah putra dari Mr. X dari desa X yang berusia 22 tahun, serta menjelaskan dengan detail jalan cerita tentang kematiannya: Ia di dalam grup perkawinan dari satu desa ke desa lain telah memakan sebuah permen beracun pemberian seseorang yang meminjam uang darinya, menjadi pening dan terjatuh dari atas kereta kuda yang ditumpanginya dan kepalanya terbentur hingga mati. Selain itu ia menolak segala makanan dari rumah….., karena ia menyebut dirinya termasuk kelas Brahmana yang lebih tinggi kastanya. Jikalau bukan seorang perempuan Brahmana yang setiap hari berbaik hati membuatkan nasi untuknya, ia kemungkinan bisa sungguh-sungguh mati kelaparan. Kemudian kisahnya telah memperoleh pembuktian, anggota keluarga kehidupan masa lampaunya sering mengajaknya keluar bermain. Ia bermain dengan sukaria di “rumah lama”nya, tidak sudi balik ke rumah……. lagi, karena ia di situ mengalami kesepian dan kesendirian.
Karya utama Stevenson termasuk: “Reinkarnasi dan ilmu biologi – perjumpaan disini”, “Bahasa yang bisa sendiri tanpa dipelajari – penelitian baru terhadap kemampuan bahasa asing supra natural”, “Contoh kasus bentuk reinkarnasi (4 jilid)” dll. Meskipun Stevenson bukannya orang pertama dari barat yang melakukan penelitian reinkarnasi, tetapi ia dengan sikap yang serius, gaya yang teliti dan status/posisi keilmuan yang menonjol telah memperoleh penghargaan dari seluruh masyarakat yang tidak pernah ada sebelumnya bagi reset reinkarnasi.
Professor M. Netherton di dalam sebuah buku “Metode pengobatan kehidupan masa lampau” telah mengenalkan cara penelitian yang tidak berkaitan dengan ilmu hipnotis: Ia beranggapan penyakit sebagian besar orang berkaitan dengan kehidupan masa lampaunya.
Pennsylvania – Amerika, sekelompok perokok sedang menerima penyembuhan hipnotherapi di kelas berhenti merokok.

HYPNOTHERAPY DIPERGUNAKAN UNTUK PENELITIAN KEHIDUPAN MASA LAMPAU

Metode Hypnotic Regression secara resmi dipergunakan dengan luas untuk penelitian reinkarnasi dan dimulai pada tahun 1967 oleh Denys Kelsey dan istrinya Joan Grant, dalam buku mereka “Many Lifetimes” hasil karya mereka berdua. Pakar penyembuhan terkenal: Kelsey adalah anggota universitas kedokteran kerajaan Inggris, ia dengan istri yang memiliki kemampuan supra natural bekerja sama dengan erat, bersama-sama telah meletakkan fondasi penelitian reinkarnasi melalui penggunaan metode Hypnotic Regression. Past-life Therapy yang diterapkan belakangan hari, sudah meliputi Hypnotic Regression didalamnya yang mencakupi sebagian dari reinkarnasi, dan sebagian lainnya tidak berkaitan dengan hipnotis melainkan hanya menggunakan cara penyembuhan konsepsi reinkarnasi.
Di antara peneliti penggunaan ilmu hipnotis, juga perlu disebutkan professor Helen Wambach. Dia setiap kali tidak hanya menghipnotis satu orang saja, tapi berbarengan terhadap beberapa puluh orang yang sedang mengikuti workshopnya. Sehingga dari sejumlah besar materi yang terakumulasi disimpulkan rumusan-rumusan, dapat menampilkan bukti-bukti tertentu yang berkaitan dengan konsep reinkarnasi. Hasil karya penelitian kususnya: “Mengenang Masa Lalu – Bukti Dari Hipnotis” telah menunjukkan gejala reinkarnasi dari berbagai suku bangsa yang berlainan.
Selain itu juga ada Morris Netherton yang didalam bukunya berjudul: “Past Lives Therapy” telah mengenalkan satu macam metode penelitian yang tidak berkaitan dengan ilmu hipnotis: Ia menganggap penyakit dari kebanyakan orang ada kaitannya dengan kehidupan masa lampau mereka, di dalam therapy penyembuhannya ia menekankan penggunaan suku kata krusial yang sering muncul dari penuturan sendiri dari para pasien. Banyak dari pasiennya melalui sebab-akibat dari kehidupan masa lampau bisa mengatasi penyakit yang muncul pada kehidupan masa sekarang.
Selain dari pada itu Edith Fiore dalam kasus penyakit penelitiannya sendiri membedakan dengan detail contoh kasus “Jiwa/Mahluk yang menempel” yang berkaitan dengan reinkarnasi, dari situ telah mengembangkan suatu perangkat metode penyembuhan yang dengan teratur rapi mengatasi mahluk yang menempel. Terhadap penelitian reinkarnasi barat yang terjadi sebelum tahun 1985 D.Scott Rogo telah membuat ulasan komentar yang bersifat gabungan, dengan sikap yang tegas dan obyektif serta penyelidikan dengan menembus detail, telah menunjukkan sifat dasar pertikaian tertentu diantara peneliti dan para penentangnya; Profesor Joel Whitton sejak agak dini memperhatikan gejala kehidupan Masa Zhong Yun 中陰期 (= Masa sesudah mati sampai dengan sebelum kelahiran) dan pentingnya kemampuan berbahasa asing yang dikuasai tanpa melalui belajar, serta telah melakukan penelitian dalam 2 bidang tersebut; Gairah belajar Professor Roger J.Woolger sangat luas, terutama di dalam bidang psikologi dari Carl G. Jung yang memiliki landasan sangat tebal, penelitian terhadap reinkarnasi juga mempunyai cara berpikir satu perangkat theory dan praktek yang sama porsinya.
Fenomena konsep ruang yang berlapis, membuka jalur berpikir demi pemahaman gejala reinkarnasi.
Piknik Reinkarnasi dengan Melintasi Ruang-waktu
Penelitian reinkarnasi diatas meskipun di dalam bidang ilmu pengetahuan agak serius, akan tetapi pada dasarnya hanya terfokus pada pembabaran dan analisa terhadap fenomena reinkarnasi, sama sekali tidak mempunyai pendiskusian mengenai sifat realitas dari reinkarnasi. Terus terang saja, terhadap orang-orang yang pernah mengenyam pendidikan sekolah masa kini, konsepsi reinkarnasi itu tetap saja tidak dapat dipahami.
Masyarakat pada umumnya beranggapan, ilmu biologi modern telah memahami sangat banyak tentang terbentuknya sosok kehidupan dan proses pertumbuhannya: Sperma dan indung telur sesudah menyatu membentuk telur yang telah terbuahi, selanjutnya ia membelah, kemudian selnya berkembang biak, terpecah, membentuk janin, pada akirnya tumbuh menjadi sesosok tubuh. Dan setiap sosok bisa tumbuh besar, tua dan mati, itu adalah akir abadi dari jiwa sosok tubuh tersebut. Jikalau demikian, ajaran roh dan reinkarnasi di dalam ilmu biologi akan sangat sulit memperoleh pijakan.
Di satu pihak adalah ajaran reinkarnasi, dilain pihak adalah uraian ilmu biologi modern tentang proses perjalanan kehidupan, sesungguhnya adakah kemungkinannya menggabungkan keduanya?
Yang patut disyukuri ialah, pemahaman orang-orang terhadap alam semesta dan misteri kehidupan tidak bisa hanya mandeg pada pemahaman berdasarkan subyektivitas, banyak pandangan yang dari luar nampaknya adalah bertentangan, namun dari sudut pandang yang lebih makro justru terlihat menyatu. Terutama ialah fenomena konsepsi ruang berlapis ilmu fisika modern dan alam semesta berlapis, atau barangkali bisa membuka jalur pikiran demi dapatnya memahami sifat realitas gejala reinkarnasi.
Di dalam hal ini pertanyaan pertama adalah, tubuh manusia yang terdiri dari sel-sel yang terlihat oleh kita, apakah sudah merupakan keseluruhan dari jiwa manusia? Pertanyaan kedua ialah, bisakah kesadaran seorang manusia eksis sebagai materi di luar otak besar? Pertanyaan ketiga ialah, jikalau ruang-waktu yang lain adalah eksis, disitu seperti apa? Adakah kehidupannya? Tiga pertanyaan ini merupakan kunci masalah dari penjelasan substansial reinkarnasi, sedangkan yang disesalkan ialah, taraf perkembangan ilmu pengetahuan modern tidak mampu menyediakan kondisi experimen untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Akan tetapi, ilmu pengetahuan modern malah berpijak pada analisa kemungkinan yang disupply oleh logika. Beberapa tahun belakangan ini perkembangan teori astro-fisika cukup pesat, penelitian mengenai materi gelap dan energi gelap nyaris mengacaukan jalan pikir yang sudah terbentuk dari orang-orang, munculnya teori Quantum? dll membuat banyak hal tidak mungkin berubah menjadi mungkin. Tentang pemahaman alam semesta dan materi, sekarang terdapat satu point tak terbantahkan, yakni dunia materi yang kita lihat dengan kasat mata, termasuk hal yang bisa kita deteksi dengan rasa, dan materi yang bisa dideteksi hanya oleh alat pengukur, bukanlah materi keseluruhan dari dalam alam semesta. Justru sebaliknya, mereka hanyalah sebagian sangat kecil saja. Sebagian besar materi dan energi di dalam alam semesta yang tidak terlihat dan tidak teraba oleh kita, namun justru mempengaruhi kita, bahkan mengendalikan dunia kita.
Semuanya ini telah membuka lebar-lebar pikiran umat manusia, juga membuat semakin banyak orang memilih untuk bersikap terbuka terhadap hal/materi yang tidak dapat dibayangkan. Coba kita imajinasikan dengan berani, jikalau pada suatu hari, para ilmuwan menemukan tubuh manusia masih mempunyai bentuk eksistensi pada ruang lain, hal ini akan menimbulkan hantaman begitu besar terhadap ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran bahkan etika umat manusia. Pada saat itu, teka teki reinkarnasi akirnya barangkali akan terkuak.

MANUSIA ANEH DARI DUA MASA KEHIDUPAN PADA ZAMAN INI

Anak Lelaki Inggris yang Ingat Kehidupan Masa Lampaunya
Media Inggris “The Sun” pada tgl 8 September tahun yll telah memberitakan seorang anak lelaki yang bisa menceritakan kehidupan masa lampaunya.
8 September 2006 harian Inggris “The Sun” telah memuat di internet berita tentang seorang anak lelaki yang bisa mengingat masa lampaunya. Anak lelaki berusia 6 tahun yang bernama Cameron Macaulay, satu-satunya yang membedakan ia dengan anak lelaki sebayanya ialah ia selalu membicarakan bahwa ia mempunyai ibu dan keluarga serta menyukai menggambar rumahnya sendiri, sebuah rumah putih yang terletak di tepi pantai. Kesemuanya itu tidak lagi berkaitan dengan kehidupannya kini. Tempat yang diceritakannya, dia sendiri tidak pernah tahu, dan terletak di pulau Bara berjarak 160 mil dari kediamannya sekarang ini.
Menurut Norma, ibunya Cameron Macaulay sekarang, semenjak kecil Cameron sesudah mulai bisa bicara, ia sudah lantas mengkisahkan kehidupan masa kanak-kanaknya sewaktu berada di pulau Bara. Ia mengkisahkan orang tua masa lampaunya dan bagaimana ayahnya meninggal, juga kakak perempuan maupun kakak laki-lakinya. Ia juga bilang ibu yang ia sebut-sebut ialah ibu masa lampaunya. Ia percaya penuh bahwa ia memiliki kehidupan masa lampau, Cameron sangat kuatir keluarga masa lampaunya merindukannya. Ia berharap keluarganya di pulau Bara mengetahui bahwa ia kini baik-baik saja.
Cameron bahkan di penitipan anak juga tak hentinya menceritakan rumah masa lampaunya, mereka melakukan apa, bagaimana ia dari jendela kamar tidurnya menonton pendaratan pesawat…., ia mengomel rumahnya sekarang hanya mempunyai 1 kamar mandi, sedangkan rumahnya di pulau Bara mempunyai 3 buah. Ia menangis menginginkan ibu masa lampaunya, bilang bahwa ia merindukannya.
Oleh karena Cameron terus menerus memohon Norma membawanya ke pulau Bara, akirnya Norma memutuskan membawanya ke pulau tersebut, juga pakar psikiater universitas Virginia: doctor Jim Tucker ikut mengiringi perjalanan mereka, ia adalah seorang pakar penelitian reinkarnasi anak. Cameron sekeluarga pada bulan Februari 2006 pergi ke pulau Bara. Sewaktu pesawat itu benar-benar mendarat, segalanya persis dengan yang diceritakan oleh Cameron. Pihak penginapan memberitahu Norma, pernah ada bernama Robertson menempati rumah putih di tepi pantai. Maka serombongan orang menuju ke rumah tersebut, akan tetapi para orang dewasa tidak memberitahukan Cameron pergi kemana, mereka ingin menyaksikan apa yang akan terjadi.

Pulau Bara dimana Cameron pernah tinggal
Cameron langsung mengenali rumah tersebut, iapun bersuka cita. Namun ketika mereka melewati pintu masuk, mimik gembiranya telah lenyap dari wajah Cameron, ia berubah sangat pendiam. Penyewa sebelumnya telah meninggal, tapi juru kunci mempersilakan mereka memasuki rumah tersebut. Di dalam rumah itu ternyata terdapat 3 buah kamar mandi, dan dari jendela kamar tidurnya bisa terlihat pemandangan laut. Di dalam ruang tersebut masih terdapat sudut-sudut tersembunyi yang kesemuanya diketahui oleh Cameron. Semenjak mereka kembali ke rumahnya di kota Glasgow, Cameron menjadi lebih pendiam. Norma mengatakan pergi ke pulau Bara adalah suatu hal terbaik yang telah mereka lakukan. Picnik kali ini telah membuat suasana hati Cameron menjadi lapang, ia tidak lagi mendambakan pulau Bara. Para orang dewasa pun memahami Cameron bukan sedang mengarang cerita, mereka telah mendapatkan jawaban yang mereka cari. Akan tetapi yang jelas, memori terhadap kehidupan masa lampau seiring dengan bertambahnya usia si empunya cerita akan semakin memudar. Kisah Cameron telah dibuatkan film dokumenter yang berjudul “Anak Lelaki Ini Pernah Hidup Di Masa Lampau”oleh TV 5 Inggris.
Kisah Tang Jiangshan dan Cameron memiliki banyak persamaannya. Cerita sejenis ini jikalau terjadi di wilayah mayoritas beragama Buddha seperti di Asia Selatan, oleh karena masyarakatnya pada umumnya mempercayai reinkarnasi, barangkali tidak akan menimbulkan gejolak; Tetapi di barat yang minim kebudayaan reinkarnasi, dan di Tiongkok yang tidak lagi mempercayai reinkarnasi, terhadap si penderita beserta keluarga mereka, sesudah mengalami kejadian ini, sikap mereka terhadap reinkarnasi, terhadap kehidupan dan pandangan tentang makna kehidupan akan mengalami perubahan yang bagaimanakah?

MANUSIA ANEH DARI DUA MASA KEHIDUPAN PADA ZAMAN INI
ANAK YANG MENCARI AYAH KEHIDUPAN MASA LAMPAUNYA

Edisi ke 7 tahun 2002 majalah “Femina Dunia Timur” dari propinsi Hai Nan – Tiongkok telah memuat sebuah kisah reinkarnasi yang mengharukan, mengkisahkan pengalaman dari Tang Jiangshan dari kecamatan Gan Cheng, kota Dong Fang di timur pulau/propinsi Hai Nan. Tang Jiangshan lahir pada tahun 1976, sewaktu berumur 3 tahun pada suatu hari ia tiba-tiba mengatakan kepada kedua orangtuanya: “Saya bukan anak kalian, pada kehidupan lampau nama saya adalah Chen Mingdao, ayah kehidupan lampauku bernama San Die. Rumah saya di Dan Zhou, dekat laut.” Omongan ini kalau didengar orang lain bagaikan omong kosong, perlu diketahui, Dan Zhou terletak di utara pulau Hai Nan, berjarak 160 km dari kota Dong Fang.
Selain itu Tang Jiangshan mengatakan bahwasanya dirinya dibunuh dengan menggunakan golok dan tombak di dalam aksi kekerasan pada masa revolusi kebudayaan, konon di bagian pinggangnya masih terdapat bekas luka bacok peninggalan kehidupan masa lalu. Yang membuat orang merasa takjub ialah Tang Jiangshan mampu berbicara dialek Dan Zhou dengan sangat fasih. Orang Dan Zhou berbicara bahasa Jun, berbeda sekali dengan dialek Hok Kiannya kota Dong Fang, seorang bocah berumur beberapa tahun bagaimana bisa?
Pada saat Tang Jiangshan berumur 6 tahun, mendesak keluarga membawanya mengunjungi kerabatnya pada kehidupan masa lampau. Keluarganya tidak mau, maka ia mogok makan, akirnya sang ayah menurutinya, dan di bawah pengarahannya berkendaraan menuju tempat dimaksud di desa Huang Yu, kecamatan Xin Ying – kota Dan Zhou. Tang Jiangshan langsung menuju ke hadapan pak tua Chen Zan Ying, menggunakan bahasa Dan Zhou dan memanggilnya “San Die”, mengatakan dirinya bernama Chen Mingdao, adalah putra Chen Zan Ying yang pada masa revolusi besar kebudayaan oleh karena bentrokan fisik sehingga dibinasakan orang. Sesudah meninggal terlahir kembali di kecamatan Gan Cheng – kota Dong Fang, kini datang mencari orang tua kehidupan masa lampaunya. Mendengar penuturan itu, Chen Zan Ying sejenak tertegun tak tahu bagaimana harus bersikap. Kemudian si anak kecil menunjukkan kamar tidur kehidupan masa lampaunya, dan menghitung satu persatu benda-benda pada kehidupan lampaunya. Menyaksikan semuanya ini dengan kenyataan pada masa lalu sama sekali tidak meleset, pak tua Chen Zan Ying saking terharunya berpelukan menangis dengan Tang Jiangshan dan memastikan ia memang adalah kelahiran kembali anaknya yang bernama Chen Mingdao.
Tang Jiangshan juga telah mengenali kedua kakak perempuan dan kedua adik perempuannya serta para sobat kampung lainnya, bahkan termasuk teman wanita pada kehidupan masa lampaunya: Xie Shuxiang. Semua kejadian ini telah membuat takluk kerabat dan tetangga Chen Mingdao. Sejak saat itu, “Manusia aneh dari 2 masa kehidupan”: Tang Jiangshan memiliki 2 rumah dan 2 pasang orang tua. Ia setiap tahun hilir mudik antara Dong Fang dan Dan Zhou. Si tua Chen Zan Ying beserta keluarga dan orang-orang desa pada menganggap Tang Jiangshan sebagai Chen Mingdao. Oleh karena Chen Zan Ying tidak memiliki putra lainnya, Tang Jiangshan berperan menjadi anaknya dan berbakti hingga tahun 1998 ketika Chen Zan Ying meninggal dunia.
Para petugas bagian editor dari majalah tersebut pada awalnya juga tidak percaya akan hal tersebut, namun melalui pemeriksaan berulang kali dan pembuktian lapangan, mau tak mau juga mengakui kebenaran tentang kejadian tersebut.
Maka bagaimana menjelaskan kejadian tersebut? Benarkah reinkarnasi sungguh-sungguh ada? Tentu saja, di daratan Tiongkok sedang musim pandangan yang unik, terhadap hal yang tidak dipercayai digebyah uyah sebagai Penipuan. Di dalam masyarakat Tiongkok masa kini dimana saling kepercayaan yang tulus telah hancur, mempunyai pandangan semacam itu tidaklah mengagetkan. Sedangkan di banyak wilayah lainnya di dunia, Trust masih saja sebagai dasar pengikat kelangsungan masyarakat. Terutama di barat, beberapa tahun belakangan ini cerita tentang reinkarnasi juga sering terdengar.
YUAN (JODOH)

Setiap orang mengharapkan kebahagiaan dalam percintaan, mendambakan pernikahan yang sempurna. Tetapi di dalam dunia yang bereinkarnasi, segalanya di dalam pengaturan sebab-akibat.
Kehidupan manusia singkat dan penuh derita, sedangkan di dalam kehidupan ada banyak pasang surut dan duka nestapa, semuanya ini sebetulnya demi apakah? Jikalau kita memiliki peluang membuka pembatas ruang-waktu antara hidup dan mati, bagaikan pemirsa yang menonton segala hal mengenai Dahulu – Saat ini – Kelak di dalam 10 penjuru dunia, keseluruhan sebab-akibat barangkali akan terpampang dengan gambling.
Di dalam kehidupan manusia bertemu dengan banyak orang, ada perjumpaan yang sekilas, sesudahnya dengan cepat terlupakan; sedangkan ada orang yang senantiasa berkaitan dengan diri kita, atau menjadi teman yang hambar bagaikan air tawar, atau menjadi pendamping yang kental. Ketika orang mengeluhkan perjumpaan dan perpisahan dalam kehidupan, kata-kata yang paling sering disebut ialah Takdir Pertemuan / Yuan Fen
”Takdir Pertemuan”, kata satu ini yang hanya kusus terdapat di dalam kebudayaan Tionghoa, mengandung kedalaman yang sulit dilukiskan dengan bahasa, di dalam kelompok bahasa lainnya malah sama sekali tidak ditemukan padanan yang memadai. Pemahaman orang Tionghoa terhadap jodoh / Yuan sudah jauh-jauh hari melampaui agama dan ilmu pengetahuan, ia mengalir di dalam rasa dan reflektif hati nurani. Maka dari itu apakah sebetulnya “Yuan Fen / takdir pertemuan” itu?
Hendak menjernihkan “Yuan Fen”, tentu tidak bisa terlepas dari reinkarnasi, tidak bisa terlepas dari sebab-akibat diantara kehidupan masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang.

ASAL USUL YUAN / JODOH

Dibicarakan secara sempit, Yuan terutama menunjukkan jodoh kekerabatan, misalnya suami-istri, orang tua-anak, saudara sekandung dll; dibicarakan secara lebih luas, Yuan telah mencakupi seluruh manusia dan peristiwa yang dijumpai di dalam perjalanan kehidupan.
Di dalam keseharian kita bisa menjumpai berbagai macam manusia, tak peduli diantara sahabat-handai taulan, diantara teman sekelas, diantara teman sekantor, diantara guru-murid, ada orang yang sangat bersahabat dengan kita, juga ada orang yang barangkali tidak terlalu baik dengan kita; Bisa jadi ia seseorang tak dikenal yang di dalam ketidak-sengajaan telah membantu kerunyaman anda; bisa jadi di suatu tempat uang kita ditipu orang. Semuanya ini, menggunakan mata bijak dari reinkarnasi, semuanya ada sebab-akibatnya.
Banyak orang mengira teori Yuan berasal dari agama Buddha, sebenarnya di tempat dimana terdapat reinkarnasi disitulah terdapat Yuan. Konsepsi reinkarnasi sudah jauh melampaui semua lingkup keagamaan, sudah menjadi kunci bagi jawaban akir dari makna kehidupan manusia dan balas budi serta dendam kesumat. Dewa syair Li Bai pernah mengatakan: “Manusia hidup bagai tamu yang lewat, manusia mati bagai orang yang pulang. Satu perjalanan singkat langit dan bumi, duka bersama berdebu abadi.” Kehidupan manusia singkat dan pendek dan di dalam kehidupan ada banyak pasang surut dan duka nestapa, semuanya ini sebetulnya demi apakah? Jikalau kita memiliki peluang membuka pembatas ruang-waktu antara hidup dan mati, bagaikan pemirsa yang menonton segala hal mengenai Dahulu – Saat ini – Kelak di dalam 10 penjuru dunia, keseluruhan sebab-akibat barangkali akan terpampang dengan gamblang.
Di barat tidak terdapat konsepsi Yuan / jodoh, namun orang barat sudah mulai mengenal reinkarnasi, sesungguhnya juga telah mulai mengenal Yuan / jodoh. Di bawah ini kami ajak menyimak penelitian reinkarnasi terhadap pembahasan Yuan dari barat modern.

YUAN / JODOH DI DALAM MATA PENELITI BARAT

Di dalam sekian banyak kepustakaan penelitian reinkarnasi, mengenai isi dari “Mengingat Kembali Kehidupan Masa Lampau” saking banyaknya susah dihitung. Di satu sisi, ini adalah metode penelitian reinkarnasi, yang lebih banyak ialah cara yang dipergunakan untuk penyembuhan pasien: Melalui sang pasien di dalam kondisi terhipnotis sekali lagi dibiarkan mengalami luka dan sakit pada kehidupan masa lampau dengan demikian untuk membaca sebab-akibat kehidupan masa lampau, penyakit membandel pada kehidupan masa kini kadang kala tidak diobati bisa sembuh sendiri.
Hipnotis bukannya tidur, kondisi ini sangat menyerupai “Samar-samar, diantaranya terlihat gambar; samara-samar, diantaranya terdapat benda” yang dikatakan didalam kitab “Dao De Jing / 道德經”, kehidupan masa lampau yang dialami oleh orang yang ditest sewaktu memasuki kondisi hening, logikanya berurutan, sama sekali bukan suatu hal yang bisa dicapai melalui suatu imajinasi. Di dalam sejumlah besar contoh kasus yang sudah dipublikasikan mengenai “Mengenang Kehidupan Masa Lampau”, gejala yang paling sering terlihat adalah seseorang yang di kehidupan lampau sebagai sahabat atau kerabat bahkan musuh, kadangkala juga muncul di kehidupan kali ini, memerankan berbagai macam lakon yang penting. Bisa dikatakan juga, jiwa terkadang terlahir kembali secara berkelompok, di dalam rentang waktu yang panjang melunasi budi-dendam masing-masing, inilah yang kita sebut sebagai jodoh / Yuan.
Abad ke 20 tahun 80 an, doctor Weiss, direktur fakultas psychology dari Sinai Medical Center – Miami mempunyai sebuah buku berjudul: “Cinta Sejati Singgah Selamanya”, diantaranya dikisahkan tentang sebuah contoh kasus mengenai “Pola Kejadian Zaman Kini” dari “Takdir Pertemuan”. Seorang lelaki dan seorang wanita yang selamanya belum pernah kenal mencari doctor Weiss melakukan therapy Mengenang, kedua orang masing-masingnya mengingat kehidupan bersama pada masa lampau yakni 2000 tahun yll di Jerusalem, ketika itu mereka adalah sepasang ayah dan anak, si ayah mengalami siksaan pasukan Roma dan mati di pelukan putrinya. Mereka berdua pernah bertemu satu kali di dalam klinik Weiss, namun karena etika profesi, Weiss tidak boleh saling membocorkan memori mereka. Akan tetapi setelah therapy mereka dinyatakan selesai, jemari takdir telah mengembangkan pengaturannya dengan gaib, kedua orang tersebut secara “kebetulan” bersamaan menumpang pesawat yang sama, kemudian saling berkenalan dan saling mencinta.

Pakar lainnya bernama doctor Newton bisa mengarahkan penerima test dalam terhipnotis memasuki kondisi hening kembali ke dunia antara sebelum terlahir kembali. Di dalam 10 tahun lebih penelitiannya berhasil mengumpulkan contoh kasus dalam jumlah besar yang pada tahun 1994 dan 2000 telah menerbitkan 2 buku masing-masing “Wisata dari jiwa” dan “Masa lalu dan Masa Mendatang dari Jiwa”. Newton menemukan sebuah fenomena paling penting dalam 2 kali proses terlahir kembali yakni jiwa (atau roh) masing-masing termasuk kelompok yang berbeda, tapi orang yang termasuk satu kelompok dalam masa dan masa kehidupan senantiasa berkaitan, saling memerankan berbagai macam lakon. Adalah kenapa orang bisa mendapati bahwa orang yang dalam lingkaran kelompoknya masing-masing diantaranya selalu saja terjadi beberapa perselisihan, kira-kira di dalam proses ini telah melunasi budi atau dendam dari kehidupan masa lampau. Yang patut disebutkan ialah para relawan dari Newton memiliki berbagai kepercayaan (termasuk yang berfaham atheis), tetapi penuturan mereka di bawah kondisi hening tentang dunia seberang kemiripannya sangat mengejutkan.
PERNIKAHAN ADALAH TAKDIR TUHAN
Jodoh yang terpenting di dalam dunia fana tentu saja adalah jodoh suami-isteri yang “Sekali menggandeng tangan si dia, selalu bersamanya sampai hari tua”, banyak orang kemungkinan pada mengira perjumpaannya dengan sang kekasih murni termasuk kebetulan. Sedangkan di dalam dunia reinkarnasi, dunia fana hanyalah sebuah panggung raksasa, detail sandiwaranya sudah diatur sedemikian cermatnya, segala perjumpaan yang nampaknya terlihat serba kebetulan semuanya adalah rekayasa yang cerdik dari naskah sandiwara.
Setiap orang pada mendambakan kebahagiaan dalam percintaan, menginginkan pernikahan yang indah dan sempurna. Sedangkan di dalam dunia reinkarnasi, segalanya sudah dalam pengaturan sebab akibat, adalah milik anda tidak bakal bisa ditolak, bukan milik anda juga tak bisa diminta; tak peduli bagi yang mengharap dapat menemukan cintanya maupun bagi yang berharap menjumpai orang yang sungguh-sungguh mencintai dirinya, di dalam dunia yang bereinkarnasi, cinta hanyalah metode membalas budi-kebaikan / En 「恩」 pada kehidupan masa kini untuk kehidupan masa lampau.
Orang barat menyatakannya dengan cinta / Ai 「愛」, sedangkan orang Tionghoa menyatakannya dengan En Ai 「恩愛 = cinta untuk membalas budi-kebaikan masa lalu」. Satu aksara En 「恩」sudah mengutarakan inti pokok dari cinta / Ai 「愛」, juga memberi muatan makna kepada aksara di belakangnya. En 「恩」di depan, Ai 「愛」di belakang, ada En dari kehidupan masa lampau, akan tersimpul jodoh pada kehidupan masa sekarang, barulah terbentuk pernikahan yang bahagia sempurna. Namun demikian jodoh / Yuan 「緣」 juga tidak semuanya berbahagia, seperti halnya ada budi tentu ada dendam, maka itu terdapat jodoh yang bajik dan jodoh yang buruk. Banyak pernikahan yang malang, dipandang secara lebih luas yakni kehidupan yang malang, dipandang dari dunia reinkarnasi, semuanya adalah ditentukan oleh sebab jodoh / Yin dan Yuan 因緣.

MENGURAI DENGAN BAJIK BUDI DAN DENDAM

Theori takdir pertemuan kadangkala bisa menimbulkan perdebatan tentang fatalisme. Sesungguhnya, meski pada dewasa ini dimana orang hanya mempercayai perjuangan individu, juga tidak banyak orang yang sungguh-sungguh percaya dirinya bisa lepas dari takdir. Falsafah perjuangan mendidik orang membalas gigi dengan gigi, al hasil membuat orang terjerumus tanpa ampun lagi ke dalam takdir yang semakin berbahaya dan mematikan.
Di dalam mata bijak reinkarnasi, takdir / Su Ming 「宿命」bukannya bersikap pasrah, juga bukannya semacam ketidak-berdayaan terhadap nasib. Orang yang mempercayai takdir, bisa bersikap sabar pada saat berhadapan dengan penderitaan, dan bersikap bersyukur dikala berhadapan dengan kemujuran. Dengan adanya takdir di dalam reinkarnasi, hukum Tuhan baru memperoleh keadilan; sedangkan takdir pertemuan, siapa takut dengan jodoh buruk, bukankah itu peluang untuk mengurai secara bajik budi-dendam?

CATATAN REINKARNASI DI DALAM KITAB SEJARAH KUNO

Pemikiran reinkarnasi dan sebab akibat menduduki posisi sentral di dalam kebudayaan tradisional Tiongkok, bahkan di dalam catatan sejarah yang bersikap hati-hati terhadap manusia aneh dan kejadian unikpun terdapat banyak catatan-catatan semacam itu seperti kisah-kisah dibawah ini:

CUI XIAN REINKARNASI DARI PENDETA TAO

Cui Xian berasal dari Bo Ping (Kabupaten Bo Ping, provinsi Shan Dong) – zaman dinasti Tang, nama lainnya: Zhong Yi. Di dalam “Kisah Bersambung - Kitab Tang-lama, Bab ke 140” tercatat bahwa masa kehidupan lampaunya adalah seorang kultivator Dao yang memiliki takdir pertemuan dengan ayahnya.
Pada masa Tang Xianzong <唐憲宗> pada tahun ke 2 Yuan He (807 M), Cui Xian mengikuti ujian negara dengan prestasi ranking, kemudian lama menjabat di bagian sejarah-kantor panglima besar di kota Shan Zhou dan sebagai pengamat di Shan Guo dll. Ia seorang pejabat jujur dan reputasinya baik.
Cui Xian memiliki taraf spiritualitas cukup tinggi, suka tinggal di hutan dan lembah, terkadang berkelana sendirian di pegunungan selatan, menjalani pertapaan berhari-hari di padepokan Dao dan agak bersikap kedewa-dewaan. Ia semenjak pagi hingga malam suka minum (arak) bersama tamu dan teman sejawat, setelah bermabuk-mabukan tertidur tidak kunjung bangun, akan tetapi setelah tengah malam tiba, ia bangun memeriksa satu persatu berkas kantor yang menumpuk, tapi prediksi dan keputusan yang dibuatnya sangat presisi, maka para pejabat di kala itu menganggapnya sebagai manusia ½ dewa.
Ia terutama unggul dalam bersyair dan bernyanyi, pada saat pemandangan cerah, bunga-bunga mengarah ke rembulan senja, ia suka berdeklamasi dengan ekspresif, pasti membuat pilu dan haru, ia sangat mahir dalam menghibur, membuat para tokoh terkagum-kagum. Kitab Tang-baru mengkoleksi keseluruhan 20 rol hasil karya sastranya.
Ayah Cui Xian bernama Cui Rui, di awal kariernya sebagai pejabat berjumpa dengan seorang yang mengaku berkultivasi Dao yang menyebut dirinya “Lu Lao”, berkata bahwa dirinya pernah bekerja pada tuan Li dari kuil Yun Ji semasa dinasti Sui, dapat meramalkan perihal masa lalu dan yang akan datang. Ketika itu di wilayah He Shuo melarang pelancong masuk, maka Cui Rui mengundangnya menginap di rumahnya sendiri.
Pada suatu hari, orang Dao tersebut hendak meninggalkan rumah Cui, sesaat sebelum kepergiannya berkata kepada Cui Rui: “Setelah saya mati, akan datang menjadi putramu.” Setelah berkata demikian, menunjuk sebuah tahi lalat di bawah mulutnya, sanggup menjadikan tahi lalat itu sebagai pertanda.
Kemudian Cui Xian terlahir, benar saja di bawah mulutnya terdapat sebuah tahi lalat hitam, yang bentuknya mirip sekali dengan “Lu Lao”, Cui Rui memastikan ia adalah reinkarnasi dari Lu Lao, maka itu menjadikan “Lu Lao” sebagai julukan Cui Xian.

LI SHU MENITIPKAN MIMPI

Li Shu adalah orang Qi Utara, menjabat di Lin Zhang. Di dalam “Kisah Bersambung Sejarah Utara 《北史列傳》” telah tercatat riwayatnya yang bereinkarnasi melalui mimpi.
Ketika (kerajaan) Wei <魏> berhasil menguasai Qi Utara / Bei Qi <北齊> dan menyelesaikan kitab Wei <魏書>, Li Shu dengan Lu Fei, Wang Song dll menganggap penuturan di dalam buku tidak adil sehingga menimbulkan perdebatan sengit. Oleh karena kasus tersebut, Li Shu ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara dan meninggal di dalam penjara. Sesudah Li Shu meninggal, istrinya yang bermarga Yuan menikah lagi dengan Zhao Qi.
Pada suatu tengah malam, nyonya Yuan bermimpi menjumpai Li Shu yang berkata kepadanya: “Berkah saya kecil, bakal terlahir menjadi putri keluarga Liu, besok pagi sudah akan terlahir. Keluarga Liu sangat miskin, dikuatirkan tidak mampu membesarkan saya, mengingat hubungan kasih sebagai suami istri masa lalu, oleh karena itu datang mengabari. Memohon kamu mau berupaya membesarkan saya sampai dewasa, keluarga Liu bertempat tinggal di selatan jalan perempatan Qi Di Fang, menuju timur memasuki area pemukiman kumuh itulah.” Nyonya Yuan terdiam dan tidak menjawab.
Li Shu berkata: “Kamu sepertinya takut dengan suamimu, maka itu tidak agar tidak menyulitkan dirimu.” Kemudian Zhao Qi juga bermimpi hal yang sama. Sesudah terbangun ia menanyai istrinya, cerita kedua orang tersebut persis sama.
Sepasang suami isteri tersebut setelah berunding, akirnya memutuskan membawa sejumlah uang, menuju rumah Liu untuk menjajaginya, benar saja seperti yang dikatakan di dalam mimpi. Mereka memohon kepada keluarga Liu agar diperbolehkan menggendong pulang putrinya untuk dibesarkan.
Setelah anak putri tersebut tumbuh dewasa, nyonya Yuanlah yang mengurusi pernikahannya.

KISAH MENARIK REINKARNASI: JENDRAL PATTON YANG PERCAYA REINKARNASI

Jendral Patton pada tahun 1945 (AFP)
Jenderal angkatan darat Amerika, Patton, adalah panglima terkenal dari pasukan sekutu ketika terjadi perang dunia kedua, terkenal akan keberanian dan kemahirannya bertempur. Ada orang yang mengatakan kehadiran Patton di dunia ini adalah demi berperang, sedangkan Patton sendiri barangkali lebih menyetujui pernyataan ini dibandingkan dengan orang lain.
Tatkala Patton berusia remaja menganggap dirinya kelak sudah pasti menjadi pahlawan perang. Konon ia sangat percaya reinkarnasi, ia beranggapan dirinya pada kehidupan masa lampau pernah mengabdi kepada jendral terkenal Hannibal dari Cartago, pernah pula sebagai prajurit Roma kuno, anak buahnya Napoleon, sebagai prajurit kavaleri dari jendral Kerajaan Roma Timur dll. Pendeknya, berbagai peran dalam pertempuran bersejarah sepertinya pernah ia jalani.
Apabila anda merasa bahwa hal-hal tersebut hanyalah bualan Patton, kisah di bawah ini barangkali akan mengkoreksinya. Ketika itu Patton memimpin pasukan di wilayah padang pasir Afrika utara berperang menghadapi tentara Jerman. Suatu kali, seorang perwira Perancis berkendara membawa Patton menuju garis depan memeriksa keadaan medan laga. Di tengah jalan, Patton tiba-tiba memintanya berbelok arah. Perwira Perancis sempat kebingungan, ia mengatakan medan perang bukan di arah tersebut. Sedangkan Patton ngotot bahwa itu adalah medan perang, namun bukan medan perang pada hari ini. Akhirnya di bawah arahan Patton mereka tiba pada medan perang kuno 2000 tahun yang lalu. Perwira Perancis menjadi heran bagaimana Patton mengetahui lokasi ini, Patton menjawab bahwa dirinya pernah mengikuti pasukan besar Roma ke tempat tersebut.
Family clan Patton mempunyai tradisi mahir berperang. Banyak anggota clan termasuk Patton menyatakan pernah secara jelas menyaksikan roh dari leluhur. Kemahiran Patton tentang perang, sebetulnya adalah berkat perlindungan dari leluhur, ataukah berasal dari pengalaman kehidupan masa lalunya? Jikalau Patton masih hidup tak tahu akan berargumentasi tingkat tinggi macam apa.

KISAH REINKARNASI LIANG WU DI (Kaisar Liang Wu)

Di dalam perkembangan sejarah Tiongkok yang begitu panjang yang berusia 5000 tahun, para penguasa, raja dan kaisar berjibun. Kecuali selain kasus pemusnahan Buddha oleh tiga Wu dan satu Zong di dalam sejarah, tidak ada penguasa yang tidak menghormati Buddha dan menjunjung tinggi Dao. Selain itu ada banyak raja dan kaisar telah menimbulkan efek besar bagi kejayaan agama Buddha dan Dao. Pada masa dinasti Utara dan Selatan, kaisar Liang Wu bernama: Xiao Yan(tahun 464 s/d 549) adalah salah satu diantaranya yang paling terkenal.
Xiao Yan adalah keturunan pejabat tinggi Xiao He dari dinasti Han, berkuasa selama 48 tahun, tutup usia pada 86 tahun, adalah kaisar terlama kedua sepanjang sejarah Tiongkok semenjak Qin Shi Huang, dibawah Qian Long dari dinasti Qing. Xiao Yan adalah kaisar berketrampilan sastra sekeligus kemiliteran yang cukup langka di dalam sejarah Tiongkok. Kitab Zi Zhi Tong Jian menyebutkan bahwa Liang Wu Di “Suka belajar dan trampil dalam banyak hal seperti: Bersastra, Yin dan Yang, memanah dari atas kuda berlari, seni suara, kaligraphi dan catur kuno.” Sedangkan bakat keahlian sastra dan bidang kemiliteran yang terbawa sejak lahir, pada saat ia berumur 7 atau 8 tahun telah menorehkan reputasi tinggi baginya.
Xiao Yan di dalam sejarah kejayaan agama Buddha, punya andil sangat besar. Ia sendiri selain rajin berkultivasi, juga bergairah dalam menyebarkan agama Buddha. Tentang biksu Tiongkok harus berpantangan (makan daging) dan bervegetarian adalah sesudah ia khusus menulis artikel “Sudah putus hubungan dengan arak dan daging”, dengan maksimal menganjurkan dan sepenuhnya mensosialisasikannya. Di atas kepala biksu ditandai dengan stempel pantangan (red.: ditandai dengan 9 titik, bekas dibakar dengan dupa), juga berawal dari Liang Wu Di. Ia demi penyelamatan istrinya yang telah masuk neraka telah menulis buku: “Pertobatan Keramat Raja Liang yang senantiasa tak bosan-bosan dibaca oleh kalangan penganut agama Buddha. Penganut agama Buddha dalam rangka penyelamatan arwah gentayangan dalam acara hari Yu Lan Pen juga berawal dari pengaruh kepionirannya. ………Konon orang berdosa di dalam neraka, berkat hasil karya Liang Wu Di dalam 2 hal yakni: Mengorganisir Pantang Makan Daging dan Buku Pertobatan tersebut telah terampuni segala dosanya, untuk itu di neraka pernah kosong sama sekali. Konon di dalam wilayah kekuasannya, di kala Dharma Buddha paling berjaya nyaris terdapat 50% rakyat yang pernah menjadi biksu/biksuni! Nama tahun yang pernah dipakai sewaktu ia memerintah juga sangat unik yakni: Tian Jian <天監>, Pu Tong <普通>, Da Tong <大通>, Zhong Da Tong <中大通>, Da Tong <大同>, Zhong Da Tong <中大同>, Tian Qing <天清>.
Xiao Yan – Liang Wu Di dari dinasti Nanchao telah mewariskan banyak anekdot; hasil koleksi dari buku sejarah, disini dikisahkan sebagian darinya, tentang ia dan rakyatnya yang bereinkarnasi dan makna terkandung di dalamnya adalah untuk diresapi dengan seksama bagi para pembaca budiman sbb:

Xiao Yan – Liang Wu Di dari masa dinasti Utara dan Selatan / Nan Bei Chao (464 – 549 M)

MENDENGAR SUTRA (Kitab Suci Agama Buddha) 3 TAHUN MEMPEROLEH TUBUH MANUSIA

Masa akir dinasti Jin Timur <東晉> (317 – 420 M), di dalam kuil Xing Guo – Tai An dari wilayah Ji Nan (Sebelum menjadi kuil 1000 Buddha sekarang), di atas sudut dinding sumur di depan ruang bertapa guru meditasi Da Tong <大通>, terdapat seekor cacing berleher putih yang rohnya bertuah. Guru meditasi tersebut sehari-harinya hanya melafal Saddharma Pundarika Sutra / Fa Hua Jing《法華經》sampai 3 tahun lamanya, cacing tersebut juga mendengarkan sutra selama 3 tahun. Akirnya pada suatu hari guru meditasi telah menyelesaikan masa pertapaannya, kebetulan terlihat di depan kamarnya rumput alang-alang sudah menjulang tinggi, ia menyuruh biksu cilik untuk membabatnya. Si biksu cilik tidak mengetahui di sudut dinding terdapat seekor cacing, tanpa disengaja telah memotongnya menjadi dua. Si biksu cilik berseru: Hari ini membunuh satu jiwa, berdosa, berdosa! Ia lantas menggali tanah untuk mengubur cacing tersebut. Tanpa disengaja telah membunuh juga termasuk dosa. Walau binatang kecil, juga adalah mahluk berjiwa.
Tubuh manusia sulit diperoleh. Cacing tersebut karena mendengarkan lafalan sutra dari orang yang berkultivasi, telah mengakumulasi jodoh Buddha untuk berkultivasi, telah bereinkarnasi dengan tubuh manusia yang tak ternilai. Ia bereinkarnasi dan terlahir di keluarga miskin bermarga Fan <范> di sekitar gunung Cu Lai (kini propinsi Jiang Su), baru tumbuh dewasa kedua orang tuanya meninggal dunia. Maka ia mengabdikan dirinya menjadi pembantu koki di dalam kuil Guang Hua, di barat daya gunung Cu Lai, ikut berkultivasi di bawah pengarahan guru spiritual Kong Gu, memperoleh nama Buddhis Pu Neng, ia jujur dan tak takut menderita, dengan rajin membantu para senior.
Pu Neng walau buta huruf, namun dapat menghafal Saddharma Pundarika Sutra bagaikan air mengalir, pada pagi dan malam hari begitu ada waktu luang berkultivasi membaca sutra, rajin dan gigih tiga puluh tahun lebih lamanya. Suatu hari mendengar guru meditasi Da Tong dari kuil Xing Guo moksha, telah meninggalkan dunia dengan begitu leluasa, maka ia berniat bereinkarnasi, menghadap dan berlutut di hadapan gurunya dan memohon: “Hamba di kuil beberapa tahun, selama ini mengabdi kepada sang Buddha, tidak berani serakah sedikitpun, juga tidak berani berboros materi. Hari ini hendak pamit kepada guru dan mengenang kembali, dengan welas asih guru, berikanlah tempat berpulang.” Gurunya berkata: “Bangunlah, saya mau bicara denganmu. Kamu juga mengikuti kultivasi, bagaimanapun masih belum menemukan pintunya.” Maka dari itu ia mewejangi Fan Dao. Gurunya berkata: “Dengan teguh mempertahankan ketenangan dan kemurnian, jangan membathin absurd, demi berpulang ke tempat yang baik. Bereinkarnasi, menempati posisi bangsawan dan raja, berkultivasi tiada henti, barulah menapaki dunia Sukhavati.” Maka Pu Neng moksha dan lenyap.

SEKALI LAGI MENJALANI BENCANA DEMI KETERIKATAN

Ujian yang penuh penderitaan telah berlalu, Fan Dao kali ini bereinkarnasi ke satu keluarga kaya yang mulia. Terlahir kembali di rumah pejabat tinggi bernama Huang Qi, 5 km di luar kota kabupaten Xu Yi. Suami istri tersebut seumur hidupnya banyak berbuat kebajikan, setelah berumur 40 tahun lebih berhasil memperoleh putra yang molek, wajar saja menyayanginya bagaikan permata pusaka. Akan tetapi anak tersebut begitu lahir menangis tiada henti, susupun tak mau minum, membuat hati kedua orang tuanya gelisah bagai terbakar. Ada orang memberi masukan: 10 km dari situ ada guru buddhis bernama Kong Gu yang mampu mengetahui masa lalu dan masa yang akan datang, anda coba datanglah memohon untuk melihat anak tersebut apa gerangan yang terjadi.
Sesudah berjumpa dengan sang guru dan menjelaskan permasalahannya, sang guru mengetahui, adalah yang bernama Fan Dao pada kehidupan kali ini ingin memperoleh pengarahan langsung dari sang guru. Maka itu si guru bergegas ke rumah pejabat Huang dan mengusap kepala anak tersebut, membisikkan beberapa kata di tepi telinga anak itu yang lantas tidak menangis lagi. Menyaksikan kejadian tersebut para hadirin merasa sangat terkejut, tuan Huang berkata dengan hormat kepada sang guru: “Menanti genap berusia 1 tahun akan saya antar kesini lagi untuk memperoleh nama buddhisnya.” Sesudah genap 1 tahun digendongnya anak tersebut menghadap guru Kong Gu dan menggondol nama buddhis Huang Furen. Menginjak usia 6 tahun, orang seluruh desa mengetahui anak yang cerdas tersebut adalah reinkarnasi Fan Dao dari kuil Guang Hua, kelak pasti akan hidup dengan mulia. Namun Huang Furen justru malah bertekad hendak berkultivasi.
Di dalam kota kabupaten itu terdapat pejabat tinggi Tong, yang putrinya seusia Furen, kedua keluarga tersebut telah sepakat mengikat pertunangan sejak mereka berusia balita. Sedangkan anak gadis cerdas tersebut juga menyukai membaca sutra Buddha, bertekad menjadi biksuni. Sewaktu berusia 15, 16 tahun kedua anak itu hanya bertekad meninggalkan rumah untuk berkultivasi dan tidak sudi menikah. Kedua pihak orang tua melihat perkembangan itu mana boleh terjadi, maka menyelesaikan pengurusan pernikahan kedua orang tersebut. Sesudah menikah kedua orang tersebut ternyata tidak melakukan hubungan suami isteri, keduanya menganggap rumah sebagai tempat menyembah Buddha, setiap hari berkultivasi membaca sutra dan bermeditasi.
Tak terasa 3 tahun telah berlalu, pada suatu hari kedua orang itu sedang memasuki kondisi hening (dalam bermeditasi). Huang Furen tiba-tiba melihat seorang cantik rupawan menghampirinya hendak merayu. Hatinya agak tergerak sedikit, maka membenahi ulang mata bathinnya, akan tetapi di dalam sekejap kebimbangan tersebut, sekonyong-konyong terdengar letusan dan terlihat dikelilingi api membara, seketika telah terbangun dan tersadar. Furen lantas menuturkan kepada isterinya tentang dirinya yang nyaris tergoda iblis. Sang isteri memiliki kesadaran yang lebih baik, mengatakan kepadanya: Paling baik kita pergi berkunjung ke guru Kong Gu.
Setelah menghadap sang guru, guru berkata: “Keterikatan nafsu birahi tergerak, menandakan sudah terkekang henti. Kamu bereinkarnasi lagi untuk membebaskan dirimu dari bidang lain, akirnya baru bisa mencapai kesempurnaan.” Perlu diketahui berkultivasi pada zaman dahulu betul-betul tidak mudah, hanya lantaran tergerak satu keterikatan saja, maka harus mengulangi penderitaan reinkarnasi lagi. Sang guru mengatakan lagi: “Suami berpulang, sang isteri perlu mengamalkan harta miliknya. Bersama-sama di kuil Tong Tai, bersuka ria di dunia Sukavati.” Bagaimanapun guru adalah guru, di dalam kehidupanmu bilamana bisa tergerak oleh suatu keterikatan dan menjumpai kesulitan apa, dia sudah jauh hari mengetahuinya, juga telah mengatur bagi anda setiap langkah dan setiap perjalanan dalam kehidupan.
Kedua orang berpamitan kepada sang guru dan pulang, sesampai di rumah berkata kepada ibu asuh dan dua orang pembantunya: “Kami hendak berpamitan kepada kalian, harus pergi bereinkarnasi.” Ibu asuhnya berkata dengan gugup: “Saya mengikuti kalian begitu lama, juga telah kultivasi bersama, mengapa tidak membawa saya pergi bersama-sama?” Furen berkata: “Dikuatirkan takdir pertemuan anda belum tiba.” Maka dari itu mereka lantas moksha bersama-sama. Sedangkan sekembalinya ibu asuh tersebut ke rumah, lalu juga telah moksha. Nampaknya orang yang berasal dari satu kelompok, bagaimanapun akan jalan berbarengan.

Tiongkok di dalam 5000 tahun perjalanan sejarahnya, ada banyak raja dan kaisar berjasa besar dalam mendorong kejayaan Buddhisme dan Taoisme.

KAWAN LAMA SALING BERKUMPUL DENGAN JIWA SELARAS

Walau miskin tapi teguh, walau kaya tapi tidak angkuh, maka berkah dan rejeki yang lebih besar tentu sudah menunggu. Bulan 5 tanggal 5 ketika Furen moksha, kebetulan adalah keluarga terpandang, nyonya Zhang istri dari Xiao Shunzi dari Lan Ling sedang menantikan kelahiran bayinya. Xiao Shunzi adalah kerabat dari raja Qi Gaodi. Nyonya Zhang pada malam harinya bermimpi berjumpa seseorang bersosok tinggi besar bertubuh emas dan berbusana aristokrat. Sekelompok orang berpakaian merah, bergerombol mengiringi kereta dan berhenti beristirahat sesampainya di depan aula keluarga Xiao. Orang berbadan emas itu, sendirian memasuki kamar nyonya Zhang dan memandang nyonya Zhang serta bersujud. Nyonya Zhang tertegun dan hendak bertanya, antara sadar dan tidak terbangunlah ia dari mimpinya dan terlahirlah seorang putra.
Anak tersebut semenjak lahir sudah bisa mengaum, berpenampilan besar unik, mata bak macan dan berwajah bagai naga, pada lehernya terdapat seberkas sinar bulat, tangan kanan seperti tertatoo mirip huruf Wu / Silat <武>. Dinamakan Xiao Yan. Sewaktu berusia 8 atau 9 tahun, aroma wangi eksotis di tubuhnya selalu semerbak. Pintar dan trampil, karangan dan tulisannya tiada yang menandingi. Juga ahli dalam kemiliteran, dapat melihat tembus musuh dan memenanginya, strateginya tanpa cela. Sewaktu Xiao Yan beranjak besar, berwawasan luas dan gemar belajar, pandai berstrategi, berkemampuan ganda: sastra dan silat, tokoh terkenal pada zamannya semua amat menghormatinya. Di atas ruang tempat tinggalnya sering terdapat kabut awan, orang yang menemuinya tak kuasa bersikap menghormat, orang yang lebih seniorpun tak berani sembarangan bergurau dengannya.
Kala itu ia bersama sahabatnya: Chen Yue, Xie Tiao, Wang Rong, Xiao Chen, Fan Yun, Ren Fang dan Lu disebut sebagai “delapan sahabat”, diantaranya Xiao Yan yang paling bernyali dan berwawasan. Huang Furen sewaktu terlahir kembali, ternyata ibu asinya bereinkarnasi menjadi Fan Yun, kedua dayangnya yang salah satu terlahir sebagai Chen Yue, satunya lagi bereinkarnasi menjadi Ren Fang, bersama dengan Xiao Yan menjabat di Jing Ling Wang Xi Fu, takdir pertemuan yang begitu besar, sewajarnya jiwa mereka bisa selaras. Kemudian Fan Yun dan Chen Yue menjabat di bawah Xiao Yan dan Ren Fang sebagai penasehat. Xiao Yan sesudah naik tahta, Chen Yue antara lain menulis karya: Song Shu 《宋書》dan Qi Ji 《齊紀》, sedangkan Xie Tiao menjadi penyair tersohor pada zamannya.

BERKAT PERLINDUNGAN GURU SPIRITUAL TERHINDAR DARI BENCANA BESAR

Raja Qi Ming / Qi Ming Di <齊明帝> bernama Xiao Luan hanya bertahta selama 5 tahun sudah mangkat, putranya yang tidak becus bernama: Bao Juan naik tahta, ia hanya mengenal berfoya-foya dan berperilaku cabul. Bao Juan memerintah tanpa konsep, namun amat kejam, setelah naik tahta telah membunuh banyak pejabat tinggi, bahkan pejabat berprestasipun juga sesukanya dibantai. Ketika itu Xiao Yan yang menjabat di Yong Zhou (kini Xiang Yang - propinsi Hu Bei) lambat laun beroposisi dengannya, secara diam-diam merekrut tentara dan membeli kuda, menumpuk pangan dan menyimpan rumput, membabat pepohonan bamboo dan dibenamkan ke dalam sungai guna dipersiapkan untuk pembuatan perahu. Bao Juan mendengar gerak gerik Xiao Yan maka mengutus Zheng Zhi pergi ke Yong Zhou menghabisi Xiao Yan.
Rencana tersebut mengagetkan guru spiritual Kong Gu dari kuil Guang Hua, maka menjumpai Xiao Yan lewat mimpi: Sang guru memegang satu rol buku surga yang didalamnya terselip sebilah pisau tajam serta disampaikan kepada Xiao Yan. Xiao Yan terbangun, merenungkan seorang biksu memberikan satu rol buku yang berselipkan pisau kepada dirinya, bukankah ada orang yang hendak membunuh saya?
Keesokan harinya ada yang melapor, istana mengutus Zheng Zhi menganugerahkan penambahan titel kebangsawanan. Xiao Yan mengerti dalam hati. Tidak menemui dahulu Zheng Zhi dan mengutus orang mengatur persiapan pesta di rumah pejabat Zheng Shao. Di dalam pesta Xiao Yan berkata kepada sang pembunuh-utusan: “Istana mengutus anda membunuh saya, pesta hari ini benar-benar peluang bagus untuk bertindak!” para hadirin pada bergelak ketawa, membuat Zheng Zhi serba salah tingkah. Xiao Yan berkata pula: “Istana mengutus tuan untuk membunuh saya, pasti ada instruksi tertulisnya.” Zheng Zhi mengelak: “Tidak ada hal itu.” Xiao Yan membentak: “Periksa untuk saya!” Dengan segera Zheng Zhi teringkus dan tergeledah satu bilah belati, juga instruksi rahasia untuk menghabisi Xiao Yan. Xiao Yan berkata: “Saya tidak menyalahi istana, kenapa mau membunuh saya?” Sesudah pesta usai Xiao Yan mendampingi killer tersebut melihat-lihat semua cadangan negara dan peralatan militer, membuat hati Zheng Zhi merinding dan putus asa serta menangis tersedu pulang kandang.

IMBALAN KARMA SELAMANYA TIDAK MELESET

Xiao Yan merencanakan berontak. Pejabat besar lainnya, membawa tentara menerobos istana pada tengah malam dan membunuh Bao Juan yang sedang bermabuk-mabukan dan tak hentinya berpesta pora walau negara sedang dalam kesulitan, kemudian mengirimkan kepalanya dan dipersembahkan kepada Xiao Yan. Pada hari Bao Juan dihabisi, seseorang bernama Hou Jing telah lahir.
Tahun ke 2 Tian Jian, pada suatu hari, Wu Di bertanya kepada guru spiritual Bao Zhi: “Adakah kesulitan bagi negara?” Bao Zhi menggunakan jarinya menunjuk tenggorokan / Hou <喉> dan lehernya / Jing <頸> (mengindikasikan Hou Jing <侯景>, arti berlainan tapi lafal sama)。Kemudian Hou Jing mengacau (dinasti) Liang, menyerang dan menduduki (kota raja) Jian Ye, Wu Di mati kelaparan pada saat terkepung. ……, keturunan dan clan Liang Wu Di nyaris seluruhnya dibunuh oleh Hou Jing. Opini pada waktu itu mengatakan Hou Jing adalah titisan dari Bao Juan. Wu Di menghabisi Bao Juan adalah takdir, akan tetapi tidak seharusnya membunuhi keturunannya yang tidak berdosa; alhasil Hou Jing memang tidak membunuh Wu Di, akan tetapi juga nyaris menumpas kelor clannya. Jala langit terbentang lebar-lebar, kelihatannya imbalan karma selamanya tidak pernah meleset.
Xiao Yan sesudah menaiki tahta, merubah nama negaranya menjadi Liang <梁>. Setiap orang memiliki jiwa Buddha, ia sepenuh hati berkultivasi Buddha, selain itu telah menjalankan pantangan-pantangan. Ia sangat suka mencari para arif bijaksana. Ketika itu terdapat seorang biksu bernama Ke Tou yang kultivasinya sangat gigih maju, Liang Wu Di amat mengaguminya. Pada suatu hari ia mengutus anak buah memanggil Ke Tou. Kala itu Wu Di bermain catur dengan Chen Yue yang sedang seru-serunya hendak bertempur habis-habisan, sehingga dilapori oleh utusan tersebut sebanyak 3 kali, ia sama sekali tidak mendengarnya, mulutnya hanya bergumam: “Pergi Bunuh.” Si utusan (salah) mengira harus membunuh Ke Tou, maka segera mendorongnya keluar dan membunuhnya. Sehabis bermain catur Wu Di berkata: “Suruh guru Ke Tou masuk.” Si utusan menjawab: “Sudah sesuai instruksi membunuhnya.” Wu Di sangat terkejut, baru mengerti terjadi kesalah-pahaman sewaktu perang catur: “Ia sebelum mati apakah ada berpesan sesuatu?” Si utusan menceritakan: “Ia berkata, saya tidak berdosa, pada kehidupan yang lampau sewaktu sebagai biksu cilik, memakai cangkul menebas rumput, tapi telah khilaf menghilangkan nyawa seekor cacing, Wu Di kala itu adalah si cacing itu, kehidupan kali ini harus membayar nyawa kepadanya.” Wu Di setelah mendengarnya menyesal dan bercucuran air mata, namun tiada berguna. Walaupun biksu Ke Tou hutang nyawa kepada Wu Di, namun Ke Tou pada kehidupan kali ini sudah menjadi seorang cultivator, dosa membunuh seorang cultivator besarnya tak terhingga.

AKHIRNYA BERSAMA-SAMA MENCAPAI TANAH BUDDHA

Oleh karena kejadian dengan Ke Tou, selama beberapa hari berturut-turut Wu Di merasa masgul. Chen Yue memahami perasaannya lantas mengutus orang untuk mencari kaum arif bijaksana ke segala penjuru. Terdengar konon 5 km di luar ibu kota terdapat bhiksu bijak berjuluk Dao Lin Zhi sedang berkultivasi, maka selekasnya menginformasikan kepada Liang Wu Di. Mendengar itu Wu Di sangat gembira, maka menggalang barisan panji bergenderang dan meniup terompet secara besar-besaran menjemput kakek Zhi digubuknya. Kakek Zhi sudah tahu sebelum kejadian, buktinya dikediamannya selesai dibenahi dan siap berangkat. Wu Di dengan Chen Yue tiba di gubuk tersebut dan Wu Di bertekuk lutut menyembah dan mengangkat kakek Zhi sebagai guru. Usai menjalankan ritual, kakek Zhi berkata: “Silakan duduk baginda, terimalah sembah sujud hamba.” Wu Di berkata: “Mana pernah ada guru menyembah murid?” Kakek zhi menjawab: “Juga tidak pernah melihat isteri melawan suami.” Hanya sepatah kata ini saja, setelah Wu Di mendengarnya, bagaikan mengangkat segentong air dingin menyiramkannya dari ubun-ubun, seluruh badan terasa kesemutan, hati entah kenapa seketika menjadi gamblang, lantas telah menyadari perihal Huang Furen dan nona Tong. Ternyata nona Tong tersebut terlahir di keluarga Zhi. Kedua orang itu tertawa serempak menandakan telah saling mengerti. Wu Di selanjutnya mengundang kakek Zhi bersama-sama kembali ke istana, kakek Zhi ditempatkan di suatu bangunan. Setiap hari sesudah pulang dinas Wu Di pergi ke kakek Zhi berdiskusi. Kakek Zhi berkata kepada Wu Di: “Saya di sini bagaimanapun merasa tidak bebas, hendak pamit dengan baginda, biarkan hamba tinggal di gubuk.” Wu Di berkata: “Berjarak 15 km dari sini, terdapat gunung Bangau Putih, lokasi yang paling tenang bersuasana kedewataan dan penuh misteri. Akan aku dirikan sebuah kuil, silakan Anda bertempat tinggal di sana.” Wu Di menempatkan pejabat dan menganggarkan banyak dana membangun kuil gunung tersebut, dengan arsitektur terindah, aula dan ruang meditasi ribuan buah, biksu ribuan orang. Dinamakan kuil Tong Tai, bermakna „Suami isteri bersama-sama menaiki tanah Buddha.“
Jendral berkianat Hou Jing dari Wei timur bergabung ke dinasti (negeri) Liang, tapi tak lama kemudian lagi-lagi memberontak menentang Liang. Pada waktu itu di wilayah Jiang Ling ada seorang penganut buddhis awam bernama Lu Fahe, pada saat Hou Jing mengerahkan bala tentara dan jendralnya menyerbu Jiang Ling, Lu Fahe dan 800 lebih muridnya telah mengalahkan pasukan Hou Jing; Ketika hendak membantu Wu Di menyerbu sarang Hou Jing, Wu Di kuatir ia malah mengacau, tidak mau mendengarnya dan Lu Fahe berkata kepada Wu Di: “Saya adalah seorang cultivator, bagaimana bisa menginginkan kedudukanmu? Hanya dikarenakan berjodoh dengan anda dan mengetahui anda sedang mengalami imbalan karma, maka baru berencana menolong anda. Oleh karena anda tidak mempercayai saya, maka diantara anda dan Hou Jing tentunya adalah karma tetap dan tak bisa dialihkan.”
Hou Jing berhasil menyerbu masuk (ibu kota) Jian Ye, dan mengangkat dirinya sendiri sebagai perdana menteri. Liang Wu Di yang pada saat kejadian tersebut sudah berusia 86 tahun terkepung di kota Tai. Suatu hari Wu Di bermimpi melihat Ke Tou tersenyum simpul menghampirinya, setelah tersadar ia berkata dengan kesalnya: “Wah, sungguh-sungguh membayar karma! Andaikan saja saya tidak keliru membunuh guru besar Ke Tou, pasti Buddha utama membiarkan saya hidup hingga lebih dari seratus tahun, si sepele Hou Jing mana ada artinya! Saya selain sudah berkultivasi Buddha, masih saja menggandrungi catur, bukankah ini paling meremehkan sang Buddha?”
Pada suatu hari mulutnya Wu Di terasa amat pahit, menyuruh abdi dalamnya mencarikan madu tapi tidak berhasil, mulutnya sudah tidak dapat digerakkan untuk bicara lagi, kemudian ……… mangkat di aula Wen De. Bersamaan dengan itu guru spiritual Dao Lin Zhi juga moksha di dalam kuil Tong Tai.


0 komentar:

Template by: Abdul Munir
Website: 99computercity